PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .
Unknown Affiliation

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NI MADE YANI PRASTIWI .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; PROF. DR. I WAYAN SADIA, M.Pd .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis: (1) perbedaan pemahaman konsep siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran STM berbantuan multimedia,model pemelajaran STM tanpa multimedia, dan dengan pembelajaran langsung, (2) pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap pemahaman konsep siswa, (3) perbedaan pemahaman konsep siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran STM berbantuan multimedia, model pemelajaran STM tanpa multimedia, dan dengan pembelajaran langsung pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, (4) perbedaan pemahaman konsep siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran STM berbantuan multimedia, model pemelajaran STM tanpa multimedia, dan dengan pembelajaran langsung pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan non-equivalent pre-test post-test control group design. Sampel penelitian ini siswa kelas X MIPA semester I di SMA Negeri 1 Kuta Utara yang diambil dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian berupa tes pemahaman konsep dan kuisioner motivasi belajar. Analisis data menggunakan analisis statistic ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama terdapat perbedaan hasil pemahaman konsep siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran sains teknologi masyarakat berbantuan multimedia, dengan model pembelajaran sains teknologi masyarakat tanpa bantuan multimedia, dan dengan pembelajaran langsung (Fhit = 13,088 (p Ftab = 3,40). Kata Kunci : model pembelajaran sains teknologi masyarakat, multimedia, pemahaman konsep, motivasi belajar The aims of this study was to analyze: (1) the differences of concept understanding between students group who studied with science technology society model multimedia assisted, with science technology society without multimedia assisted, and direct instructional model, (2) the effect of interaction between learning model and learning motivation, (3) the differences of concept understanding between student’s group who studied with science technology society model multimedia assisted, science technology society without multimedia assisted, and direct instructional model for student with high learning motivation, (4) the differences of concepts understanding between student’s group who studied with science technology society model multimedia assisted, science technology society without multimedia assisted, and direct instructional model for student with low learning motivation The design of the study was quasi-experimental research design with non-equivalent pre-test post-test control group design. The sample of this research were students of X MIPA SMAN 1 Kuta Utara taken by simple random sampling technique. The instruments used test of understanding of concepts and the learning motivation questionnaire. Data analysis used two-ways ANOVA analysis. The result of the research shows the followings: First, there are differences between concepts understanding by using the science technology society multimedia assisted, using the science technology society without multimedia assisted, and direct instructional model (F= 13,088; p Ftab = 3,40). keyword : science technology society, multimedia, concept understanding, learning motivation
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING BERBANTUAN VIDEO EDUKASI TERHADAP KREATIVITAS DAN PENERAPAN KONSEP IPA SMP I GST AGUNG AYU NOVA DWI MARHAENI .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; PROF. DR. I WAYAN SADIA, M.Pd .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah megetahui pengaruh model pembelajaran Role Playing berbantuan video edukasi terhadap kreativitas dan penerapan konsep IPA. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 1 Tabanan tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 392 orang dan terbagi dalam 12 kelas, dari 12 kelas diambil 3 kelas sebagai sampel dengan teknik simple random sampling sehingga diperoleh 1 kelas eksperimen yang belajar dengan Model Pembelajaran Role playing berbantuan video edukasi (A1), 1 kelas eksperimen yang belajar dengan Model pembelajaran Role playing tanpa video edukasi (A2) dan 1 kelas kontrol yang belajar dengan Direct Instruction (A3). Pengumpulan data menggunakan Instrumen berupa tes kreativitas dan tes penerapan konsep IPA. Data dianalisis dengan menggunakan uji MANOVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama terdapat perbedaan yang signifikan kreativitas dan penerapan konsep antara kelompok A1, A2 dan A3 (p
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KINGDOM PLANTAE DENGAN SETTING INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PUTU NOVI KURNIAWATI .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; PROF. DR. PUTU BUDI ADNYANA, M.Si. .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul pembelajaran biologi dengan setting inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMA. Prosedur pengembangan modul pembelajaran menggunakan model 4D (define, design, develope, disseminate) Thiagarajan (1974), meliputi 4 tahap yaitu: tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap, pengembangan, dan tahap diseminasi. Dalam penelitian ini hanya dilakukan tiga tahapan yaitu tahap pendefinisian, perancangan, dan pengembangan, sedngakan tahap penyebaran tidak dilakukan dengan pertimbangan keterbatasan waktu. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar validasi modul pembelajaran, lembar observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran, angket respon guru dan siswa terhadap perangkat pembelajaran, dan tes keterampilan proses sains. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji efektivitas modul adalah statistik deskriptif dan uji t satu pihak (one sample t test). Hasil penelitian: (1) validitas modul 4,10 dengan kategori valid; (2) kepraktisan modul 4,29 dengan kategori sangat praktis; dan (3) efektivitas modul memiliki rata-rata keterampilan proses sains 83,98 dengan kategori efektif karena melampaui KKM dengan persentase 96,77%. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji t satu pihak diperoleh nilai t 7,554 > t tabel 2,042 yang menunjukkan bahwa Ha gagal ditolak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa modul pembelajaran memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.Kata Kunci : modul pembelajaran, inkuiri terbimbing, keterampilan proses sains This research aims to generate biology learning module in guided inquiry setting to improve student science process skill. This kind of research is research and development (R&D). Procedure of learning module development uses 4D Model according to Thiagarajan (1974), and divided into 4 stages i.e. 1) define; 2) design; 3) develope; 4) disseminate. This research only carried three stages, that is define, design, and develope, while the disseminate stage is not carried due to the limited of time. Data collecting instrument uses in this research that is learning module validation sheet, learning modul feasibility observation sheet, teacher response questionnaire, student response, and science process skill test. Data analysis methods used to analyze the effectivity of learning module is as follows, such as descriptive statistic and one sample t test. The research results obtain: (1) validity of learning module were develop based on validation by experts and practitioners obtain an average score of 4,10 which is valid; (2) learning module meets the practical criteria based on three results i.e. a) feasibility study; b) teacher response; and c) students response obtain 4,29 score which is very practical; (3) the module meets the criteria for effective learning based on the test results which is indicated by student achievement of science process skill. This is evident by average value of science process skill test are 83,98 which is fulfill the minimum score (78,00) by the percentage of 96,77%, and based on one sample t test obtained value 7,554 > 2,042 (t table). Based on the results concluded that learning module fulfill the criteria valid, practical, and effective way to increase student’s science process skill.keyword : learning module, guided inquiry, science process skill
PENGARUH PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SMP IDA BAGUS PUTU INDRA WIKANTARA .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; DR. I GST.AGUNG NYM.SETIAWAN, M.Si. .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang belajar dengan pembelajaran experiential dan siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung, (2) perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang belajar dengan pembelajaran experiential dan siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung, (3) perbedaan keterampilan proses sains antara siswa yang belajar dengan pembelajaran experiential dan siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung.Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan Pretest Posttest Non Equivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Blahbatuh tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari VIII A sampai VIII I, berjumlah 349 siswa, dengan sampel penelitian yang digunakan adalah 76 siswa, yang terdistribusi ke dalam dua kelas.Berdasarkan hasil random sampling terpilih kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan VII D sebagai kelas control. Data keterampilan proses sains dikumpul dengan tes keterampilan proses saina dan pemahaman konsep dengan tes pemahamn konsep. Data yang terkumpul kemudian dianalisi dengan analisis deskriptif dan uji hipotesis dengan uji MANOVA. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) terdapat perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains antara kelompok siswa yang belajar dengan pembelajaran experiential dan kelompok siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung pada mata pelajaran IPA; (2) terdapat perbedaan pemahaman konsep antara kelompok siswa yang belajar dengan pembelajaran experiential dan kelompok siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung pada mata pelajaran IPA; (3) terdapat perbedaan keterampilan proses sains antara kelompok siswa yang belajar dengan pembelajaran experiential dan kelompok siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung pada mata pelajaran IPA.Kata Kunci : Experiential, Pemahaman Konsep, Keterampilan Proses Sains This study aims to analyze: (1) differences in understanding the concept and skills of the science process between students learning with experiential learning and students learning by direct learning, (2) differences in concept understanding between students learning with experiential learning and students learning by learning (3) differences in the science process skills between students learning with experiential learning and students learning by direct learning. This research is a quasi-experimental study with the Pretest Posttest Non Equivalent Control Group Design design. The population in this study were students of class VIII SMP N 1 Blahbatuh academic year 2016/2017 consisting of VIII A to VIII I, amounted to 349 students, with sample research used is 76 students, which is distributed into two classes. Based on random sampling Elected class VIII C as experimental class and VII D as control class. The data of science process skills is collected by the process skill test of science and concept comprehension with conceptual comprehension test. The collected data was then analyzed by descriptive analysis and hypothesis test with MANOVA test. The results of this study indicate that: (1) there is a difference in understanding the concept and skills of the science process between groups of students who are learning with experiential learning and group of students learning by direct learning in science subjects; (2) there is a difference of conceptual understanding between groups of students who are learning with experiential learning and group of students who learn by direct learning on science subjects; (3) There is a difference in the science process skill between groups of learners with experiential learning and group of students learning by direct learning on science subjectskeyword : Learning, Conceptual Understanding, Science Process Skills
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL DAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR NI KETUT TRIASTI .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; DR. I GST.AGUNG NYM.SETIAWAN, M.Si. .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perbedaan hasil belajar antara media audiovisual dengan media gambar. (2) pengaruh interaksi antara media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment dengan rancangan The Non-equivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Sapta Andika berjumlah 186 siswa, dengan sampel penelitian yang digunakan adalah 120 orang, yang terdistribusi kedalam empat kelas. Data motivasi dan hasil belajar dianalisis dalam dua tahap yaitu analisis deskriptif dan uji hipotesis dengan uji ANAVA. Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan signifikan antara siswa yang menggunakan media audiovisual dengan skor rata-rata 73,68 dengan siswa yang menggunakan media gambar menunjukkan skor rata-rata 67,34 terhadap hasil belajar IPA. (2) terdapat interaksi pengaruh antara penggunaan media audiovisual dan media gambar dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA diperoleh nilai statistic F = 8,409 dengan angka signifikansi 0,004. Angka signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. (3) terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dilihat secara keseluruhan kelompok siswa yang memiliki motivasi tinggi menunjukkan skor rata-rata 71,87 dengan kualifikasi baik dan kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah menunjukkan skor rata-rata 68,92 dengan kualifikasi cukup. Hasil uji scheffe disimpulkan bahwa media audiovisual efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi.Kata Kunci : media audiovisual, media gambar, motivasi belajar, hasil belajar. The aim of this study was to analyze: (1) the differences in learning achievement between the audiovisual and image media. (2) the influence of interaction between learning media with learning motivation toward learning achievement. This research is a quasi-experimental research with The Non-equivalent Pretest-Posttest Control Group Design. The population of this study were students of class VII SMP Sapta Andika. The total number of the students are 186 consisted of four classes namely. The sample used was 120 students, which is distributed into four classes. Motivation and learning achievement data were analyzed in two stages: descriptive analysis and hypothesis test with ANOVA test. The results of this study were (1) there was a significant difference between students who learned using audiovisual media (average score 73.68) with students who learned using the image media (average score 67.34) toward the learning achievement of science subject. (2) there was an interaction influence between the usage of audiovisual and image media with learning motivation toward science learning achievement which was obtained by statistic value F = 8,409 with significance number 0,004, it showed that the significance number is less than 0.05. (3) there was a significant difference between students who have high learning motivation with students who have low learning motivation. It could be seen from the whole group of students who have high motivation showed the average score of 71.87 with good qualification and groups of students who have low motivation showed the average score of 68.92 with sufficient qualifications. Based on Scheffe test result, it could be concluded that the audiovisual media effectively improve students’ learning achievement who have high learning motivation.keyword : audiovisual media, image media, learning motivation, learning achievement
PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI LINGKUNGAN BERSETTING GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NI NYOMAN SERMA ADI .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; PROF. DR. PUTU BUDI ADNYANA, M.Si. .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul biologi lingkungan bersetting Group Investigation (GI) yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA. Untuk menguji efektivitas modul menggunakan rancangan penelitian Pre-experimental dengan desain penelitian One-group pretest-posttest design. Pengembangan modul pembelajaran menggunakan model 4-D. Menurut Tiagarajan dkk (1974) unsur-unsur pengembangan model 4-D meliputi: 1) define; 2) design; 3) development; dan 4) disseminate. Dalam penelitian ini hanya dilakukan tiga tahapan yaitu define, design, dan development, sedangkan tahap disseminate tidak dilakukan karena keterbatasan waktu. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: 1) modul pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan validasi oleh ahli dan praktisi memperoleh skor rata-rata 3,4 yang termasuk kategori valid, 2) modul pembelajaran memenuhi kriteria praktis berdasarkan rata-rata hasil keterlaksanaan perangkat pembelajaran, skor rata-rata respon guru dan respon siswa 3,5 berada pada kategori sangat praktis, 3) modul pembelajaran memenuhi kriteria efektifitas berdasarkan hasil ujicoba, yang ditunjukkan oleh aktivitas siswa dan pencapaian kompetensi siswa dalam pembelajaran. Terlihat dari rata-rata nilai pretest 61,89 dan posttest 85,54, sehingga berdasarkan uji t diperoleh nilai t hitung (30,86) > t tabel (2,03), yang artinya modul biologi lingkungan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA. Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan modul pembelajaran biologi yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA.Kata Kunci : modul biologi lingkungan, group investigation, hasil belajar This research aims to produce environmental biology module set Group Investigation (GI) that meet the valid, practical, and effective criteria to improve student learning outcomes SMA. To test the effectiveness of modules using Pre-experimental research design with One-group pretest-posttest design. Development of learning module using 4-D model. According to Tiagarajan et al (1974) elements of the development of 4-D model include: 1) define; 2) design; 3) development; And 4) disseminate. In this study only done three stages of define, design, and development, while disseminate stage is not done because of time constraints. The results of the study were: 1) learning modules developed based on validation by experts and practitioners obtained an average score of 3.4 which included valid category, 2) the learning module fulfilled the practical criteria based on the average of learning device implementation result, Average teacher response and student response 3.5 are in very practical category; 3) the learning module meets the effectiveness criteria based on the result of the test, shown by the student activity and the achievement of student competence in the learning. Seen from the average pretest value of 61.89 and posttest 85.54, so that based on t test obtained t value (30,86)> t table (2.03), which means environmental biology module is effective to improve high school student learning outcomes . Based on the research findings, it can be concluded that the developed biology learning module meets the valid, practical and effective criteria to improve the high school student learning outcomes.keyword : Environmental biology module, group investigation, learning outcomes