Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Gonad maturity and gonadal somatic index of blue swimming crab Portunus pelagicus harvested from Spermonde Archipelago, South Sulawesi, Indonesia Muh. Saleh Nurdin; Fauziah Azmi; Teuku Fadlon Haser
Aceh Journal of Animal Science Vol 6, No 1 (2021): February 2021
Publisher : Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/ajas.6.1.19187

Abstract

Reproductive biology is one of the biological aspects that needed to formulate responsible management of blue swimming crab (BSC). The crab is one of the commercial fisheries commodities in South Sulawesi, Indonesia. Presently no information on the reproductive biology of this crab from Spermonde Archipelago, Sout Sulawesi. Therefore, the study aimed to analyze and compare gonad maturity stage(GMS)andgonadalsomaticindex(GSI)oftheBSCcaughtonthreeecosystemsnamelycoralreef,seagrass,andmangrovein Salemo Island, Spermonde Archipelago. GMS and GSI were analyzed descriptively for five months from March to July 2015. Results indicate there was a difference in GMS of the BSC caught in mangroves, seagrass, and coral reef. Generally, mangrove was dominated by immature BSC with GMS I and GMS II, while the BSC caught in the seagrass and coral reef BSC were dominantly mature and spawn GMS III, IV, and V. GSI BSC caught in mangrove ecosystem are smaller than GSI BSC caught in seagrass and coral reef ecosystems. Seagrass and coral reef ecosystems suitable for development no-take zone of the BSC.
KINERJA PERTUMBUHAN DAN RESPONS FISIOLOGIS BENIH IKAN TAMBRA, Tor tambroides PADA SUHU PEMELIHARAAN BERBEDA Muhammad Haritza Laitte; Teuku Fadlon Haser; Jaya Jaya; Muh Saleh Nurdin; Fauziah Azmi; Deni Radona; Tri Heru Prihadi; Andi Masriah; Darsiani Darsiani
Jurnal Riset Akuakultur Vol 16, No 4 (2021): (Desember, 2021)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.38 KB) | DOI: 10.15578/jra.16.4.2021.211-219

Abstract

Variasi suhu air memengaruhi pertumbuhan dan fisiologi organisme ektotermal secara langsung, termasuk ikan. Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh suhu air pemeliharaan terhadap performa pertumbuhan dan respons fisiologis benih Tor tambroides. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), terdiri atas empat perlakuan suhu berbeda (24°C, 26°C, 28°C, dan 30°C) dan tiga ulangan. Benih Tor tambroides (panjang total 4,18 ± 0,32 cm; bobot tubuh 0,66 ± 0,03 g) sebanyak 15 ekor dipelihara per akuarium (dimensi 40 cm x 40 cm x 40 cm; volume air 40 L) dilengkapi dengan sistem aerasi dilengkapi dengan heater. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu air pemeliharaan berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kinerja pertumbuhan (pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik, sintasan) dan respons fisiologi (kadar hemoglobin) benih Tor tambroides. Perlakuan dengan suhu 28°C pada benih Tor tambroides menghasilkan bobot tubuh mutlak (1,01 ± 0,30 g) dan laju pertumbuhan spesifik bobot tertinggi (3,18 ± 0,14% hari-1), sintasan (99,37 ± 1,25%), dan rasio konversi pakan (FCR) terendah (0,94 ± 0,04). Kadar hemoglobin dan hematokrit tertinggi pada suhu pemeliharaan 30°C. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa suhu air pada 28°C merupakan suhu efisien untuk pemeliharaan benih Tor tambroides.Water temperature directly affects the growth and physiology of ectothermic organisms, including fish. Hence, the experiment was conducted to study the effect of temperature variation on growth performance and physiological response of Tor tambroides juveniles. This study used a completely randomized design (CRD) with four temperature treatments (24°C, 26°C, 28°C, and 30°C) arranged in triplicates. There were 15 Tor tambroides juveniles (total length 4.18 ± 0.32 cm; body weight 0.66 ± 0.03 g) reared in each aquarium (dimensions 40 cm x 40 cm x 40 cm; water volume 40 L) equipped with an aeration system and a heater. The results showed that different rearing water temperatures had a significant effect (P<0.05) on the growth performance (absolute growth, specific growth rate, and survival rate) and the physiological response (hemoglobin value) of the Tor tambroides fingerlings. Tor tambroides fingerlings reared with temperature setting at 28°C showed the highest absolute body weight (1.01 ± 0.30 g) and highest specific growth rate of weight (3.18 ± 0.14% day-1), survival rate (99.37 ± 1.25%), and the lowest FCR (0.94 ± 0.04). The highest hemoglobin and hematocrit levels of the juveniles were found at 30°C. The study showed that the water temperature at 28°C was effective for rearing Tor tambroides fingerlings.
Identifikasi Penyebab Kegagalan Panen Petani Tambak: Inventory, Dan Implikasi Biosecurity Perikanan Kota Langsa Fauziah Azmi; Teuku Muhammad Faisal; Aldi Suransyah; Sorbakti Sinaga; Amir Firli
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.514 KB)

Abstract

Penyakit merupakan faktor utama penyebab kegagalan panen yang menghantui masyarakat petani tambak diakibatkan kerugian yang diderita. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme terpadu dalam pengelolaan penyakit ikan di suatu kawasan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab kegagalan panen, terutama penyakit yang pernah menjangkiti ikan budidaya di daerah tersebut untuk menyediakan informasi awal yang bisa digunakan untuk pengambilan tindakan dan kebijakan oleh pihak terkait dalam hal ini pemerintah, serta memberikan arah penelitian yang jelas pada akademisi agar memperkuat penelitian terkait penyakit ikan yang berjangkit didaerahnya. Oleh karena itu, tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk menyelidiki sejarah penyakit ikan yang pernah merebak dikalangan petani tambak Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegagalan panen didominasi oleh penyakit ikan, termasuk penyakit karantina seperti white spot syndrome virus pada udang, diikuti oleh bencana alam seperti pasang purnama. Selain itu, hasil wawancara dengan petani tambak juga menunjukkan masih rendahnya tingkat kesdaran masyarakat terhadap mekanisme biosecurity perikanan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai informasi awal penegakan prosedur biosecurity Kota Langsa sekaligus sebagaimasukan dalam menyusun strategi penguatan sektor perikanan.
Evaluasi Sosialisasi Mengenai Teknik Budidaya Kerang Darah Dengan Keramba Jaring Tancap Di Desa Telaga Tujoh, Aceh Rizky Orlando Sitepu; Riza Rasuldi; Agus Tarmizi Syam; Muhammad Rizki Meizanu; Fauziah Azmi
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.937 KB)

Abstract

Pada tahun 2011, jumlah masyarakat miskin yang tersebar di 10.639 desa nelayan yang terletak di wilayah pesisir berjumlah 14,7 juta jiwa. Gampong Telaga Tujoh berpusat pada sektor perikanan yakni perikanan tangkap yang meliputi mata rantai kegiatan penangkapan, pengolahan dan penjualan, juga kegiatan budi daya. Kegiatan sosialisasi masyarakat biasanya dilakukan hanya sebatas pelatihan dan pemberian materi kepada masyarakat. maka akan dilakukannya pengukuran minat masyarakat untuk mengadopsi budidaya Kerang Darah tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyuluhan yang dilakukan tidak mengubah persepsi dan keinginan masyarakat mengenai budidaya Anadara granosa. Masukan yang diberikan kepada para penyuluh adalah agar mengubah teknik penyampaian informasi, ketika melakukan sosialisi atau pelatihan terutama kepada masyarakat desa. Penelitian ini memberikan penyadaran bahwa setiap kegiatan sosialisasi yang dilakukan hendaklah dievaluasi baik metode penyampaian maupun demonstrasi yang ditunjukkan kepada masyarakat, supaya setiap sosialisasi membuahkan perbaikan demi perbaikan agar informasi yang disampaikan, dana dan waktu yang dihabiskan tidak terbuang percuma.
Analisis tingkat kesesuaian lahan hutan mangrove Kota Langsa untuk pengembangan kepiting mangrove dengan metode silvofishery Teuku Fadlon Haser; Muhammad Saleh Nurdin; Fauziah Azmi
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.877 KB)

Abstract

Pesisir timur Aceh merupakan kawasan hutang mangrove terluas di propinsi tersebut. Namun tingkat penebangan liar yang tinggi, ditambah dengan alih fungsi lahan untuk kepentingan perekonomian menjadi ancaman yang serius di kawasan tersebut. Silvofishery antara hutan mangrove dan kepiting bakau dapat dijadikan salah satu alternatif penyelesaian permasalahan karena mengedepankan pentingnya kualitas lingkungan hutan mangrove sekaligus dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan hutan mangrove di Kota Langsa yang terletak di pesisir timur Aceh untuk kepentingan silvofishery kepiting bakau. Penelitian dilakukan selama tiga bulan dari Bulan Juli sampai September 2018 dengan melakukan analisis terhadap kualitas air, tingkat kesuburan tanah (substrat), ketersediaan pakan dan kerapatan hutan mangrove. Dari hasi penelitian diketahui bahwa lingkaran luar hutan mangrove Kuala Langsa dan Ujung Perling merupakan area yang masih sangat baik untuk digunakan sebagai media silvofishery kepiting bakau.
Hubungan Panjang Dan Berat Serta Faktor Kondisi Kerang Bulu, Anadara antiquata Di Ujung Perling, Kota Langsa Aceh Sorbakti Sinaga; Fauziah Azmi; Suri Purnama Febri; Siti Komariyah; Teuku Fadlon Haser
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.7 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan kerang Anadara antiquata yang berasal dari Ujung Perling, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada pola pertumbuhan tersebut. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan mulai dari Bulan Mei sampai Bulan Oktober 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan kerang bulu di Ujung Perling mengikuti model allometri negatif dengan nilai parameter b yang lebih kecil daripada populasi Anadara antiquata di daerah lain. Disamping itu, faktor kondisi kedua kerang baik jantan maupun betina yang lebih besar dari satu mengindikasikan bahwa daerah perairan Ujung Perling masih merupakan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan Anadara antiquata
A MARINE PROTECTED AREA DESIGN TO PROTECT THE BLUE SWIMMING CRAB POPULATION IN SALEMO ISLAND, SPERMONDE ARCHIPELAGO Muh Saleh Nurdin; Fauziah Azmi; Teuku Fadlon Haser
Indonesian Fisheries Research Journal Vol 28, No 1 (2022): (June) 2022
Publisher : Research Center for Fisheries

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ifrj.28.1.2022.41-51

Abstract

Blue swimming crab fishery in Salemo Island, Spermonde Archipelago, indicates overfishing. To ensure the sustainability of the blue swimming crab fishery, conservation effort through fishing prohibition needs to enforce. This research aimed to design a reservation area to protect the blue swimming crab resources. The study was conducted from May to July 2015. Creating a reserved area requires information on female berried crabs and larval abundance as the basic assumption that places containing the two information are the spawning ground. Information on female berried crabs in Salemo Island is readily available in the literature, while information on larval abundance must be obtained through this study before designing the reservation. Larvae of the blue swimming crabs were sampled using larval nets. Sampling was performed in three habitats: seagrass beds, coral reefs, and mangroves (estuaries). Differences between habitat’s larval abundance were analyzed using a Student T-test, while the reservation area was designed using Marxan Software. Total larvae captured during samplings were 236 individuals. Larvae were abundant in seagrass beds and coral reefs, making the two habitats suitable for the reserved area. The “no-take zone” area obtained from the analysis protects the biological parameters, less conflict with human activities, and provides minimum cost, which is fulfilled by Scenario 3.
Spawning and Reproductive Potential of Blue Swimming Crab (Portunus pelagicus) at Spermonde Archipelago, Indonesia Muh Saleh Nurdin; Amanda Pricella Putri; Dewi Yanuarita Satari; Riris Yuli Valentine; Fauziah Azmi; Teuku Fadlon Haser
Jurnal Biodjati Vol 7, No 2 (2022): November
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v7i2.19893

Abstract

The problem in the management of blue swimming crab (BSC) fisheries is a decrease in stock that overlaps with an increase in fishing activities. This study aimed to analyze the ratio of spawning potential (SPR), reproductive potential, and reproductive productivity of BSCs taken from the Spermonde Islands. Spawning potential was analyzed using SPR, while reproductive potential analysis used the relative proportion of data between female, berried female and the average fecundity of each class size. The results showed that the BSC in Spermonde were growth overfishing and recruitment overfishing. The SPR of the BSC was estimated to be 7%, below the biological reference point. The highest reproductive potential index of berried females occurred in the group with a carapace width of 111-120 mm which contributed 36.84% of the total egg production. The value of reproductive productivity was 1.35 indicating a productive population. Current legislation allows the capture of BSCs with carapace sizes larger than 100 mm. Based on the data of this study, this size limit has the potential to eliminate 65.92% of the total egg production in the Spermonde Islands. To ensure the sustainability of BSCs in the Spermonde Islands, it is necessary to limit size by capturing BSCs >120 mm to protect the berried female and increase total egg production.
PEMANFAATAN LIMBAH BIOFLOK IKAN LELE SEBAGAI PUPUK CAIR SAYURAN ORGANIK DI DESA SEULALAH BARU KOTA LANGSA Cut Mulyani; Teuku Fadlon Haser; Arisna Fauzia; Iswahyudi Iswahyudi; Fauziah Azmi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i4.10867

Abstract

ABSTRAKBudidaya perikanan air tawar yang dilakukan pada budidaya intensif ataupun semi intensif sering menyisakan permasalahan terutama dalam hal pengelolaan limbah hasil budidaya tersebut. Limbah yang budidaya perikanan memiliki beberapa komponen penting yang sangat diperlukan oleh tanaman terutama tanaman hortikultura seperti sayuran. Pengabdian ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh kelompok masyarakat pembudidaya ikan lele terutama dalam mengolah limbah menjadi pupuk cair organik. Kegiatan pengabdian dilakukan pada kelompok petani budidaya ikan lele secara semi intensif di Desa Seulalah Baru, Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa yang berjumlah 40 orang peserta. Dalam pelaksanaan pengabdian tahapan yang dilakukan yaitu analisa situasi mitra, identifikasi masalah, penetuan tujuan, pendekatan sosial dan pelaksanaan kegiatan yang meliputi analisis jumlah dan kontinuitas limbah, penanaman tanaman sayuran, sistem pengambilan limbah, packing, penyimpanan dan metode penambahan zat tumbuh. Pelaksanaan pengabdian memperoleh hasil berupa pemahaman sebesar 95%:5% terhadap petani budidaya lele terutama dalam membudidaya ikan lele secara baik, dapat membuat pupuk cair secara mandiri, mengetahui model pemasaran pupuk cair organik, dan adanya suatu usaha baru yakni pupuk cair organic. Pengabdian yang dilakukan secara langsung kepada masyarakat terutama petani budidaya lele akan mengubah perilaku dan sistem budidaya dengan memanfaakan semua hasil budidaya menjadi produk yang bernilai jual. Kata kunci: desa seulalah baru; sayuran; inovasi; limbah budidaya; pengelolaan. ABSTRACTFreshwater aquaculture which is carried out in intensive or semi-intensive cultivation often leaves problems, especially in terms of managing the waste from the cultivation. Waste from aquaculture has several important components that are needed by plants, especially horticultural crops such as vegetables. This service aims to solve the problems faced by catfish cultivating community groups, especially in processing waste into organic liquid fertilizer. The service activity was carried out in a semi-intensive catfish farming farmer group in Seulalah Baru Village, Langsa Lama District, Langsa City, with a total of 40 participants. In carrying out the service the stages carried out are analysis of partner situations, problem identification, goal setting, social approach and implementation of activities which include analysis of the amount and continuity of waste, planting vegetable crops, waste collection systems, packing, storage and methods for adding growing substances. The implementation of the service obtained results in the form of an understanding of 95%:5% for catfish farming farmers, especially in cultivating catfish properly, being able to make liquid fertilizer independently, knowing the marketing model of organic liquid fertilizer, and the existence of a new business, namely organic liquid fertilizer. Service that is carried out directly to the community, especially catfish farming farmers, will change the behavior and cultivation system by utilizing all the results of cultivation into products that are of sale value. Keywords: seulalah baru village; vegetables, innovation; cultivation waste; management.
Socialization of the Natural Mangrove Crab Hatchery Technique in Baroh Village, Langsa Lama District, Aceh Siti Komariyah; Siti Balqies Indra; Fauziah Azmi
Eumpang Breuh : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2022): EUMPANG BREUH : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Some of the people of Baroh Village work as fish cultivators, including milkfish, shrimp and crabs. For crab seeds themselves, crab cultivators in Baroh Village still depend on catches from nature. The dependence of crab cultivators on seeds from nature is caused by ignorance in conducting crab hatcheries, both natural and semi-artificial. In addition, there has been no socialization provided by the local fisheries service regarding crab hatchery. So the team provided a solution by providing socialization of natural crab hatchery to crab cultivators. The socialization of the mangrove crab hatchery technique was attended by the wives of the cultivators. The participants were very enthusiastic about participating in each activity, this was shown by the questions from the participants. From the results of the socialization, there were several problems for cultivators to carry out hatchery activities, such as the availability of adequate equipment and the availability of natural food as food for crab larvae that are difficult to culture.