Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat Muhammad Alwi; I Dewa Ketut Yudha S; Lalu Dema Alkandia
Journal of Economics and Business Vol 3 No 2 (2017): Ekonobis, September 2017
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ekonobis.v3i2.10

Abstract

Tujuan penelitian untuk menganalisis efektivitas pemungutan pajak daerah, retribusi daerah dan Pendapatan Asli Daerah, mengalisis derajat kemandirian Keuangan daerah. Dan menganalisis derajat desentralisasi Keuangan daerah. Hasil penelitian menunjukkan efektifitas pendapatan asli daerah (PAD) dan pajak daerah dari tahun 2012 sampai tahun 2015 menujukkan rasio efektivitas pemungutan sangat efektif. Sedangkan efektifitas pemungutan retribusi daerah juga menunjukan kriteria tingkat efektifitasnya adalah sangat efektif pada tahun 2012 sampai tahun 2014 sedangkan pada tahun 2015 termasuk kriteria efektif. Kemampuan keuangan daerah pada periode tahun 2012-2015 termasuk dalam kriteria rendah. Berdasarkan pola hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah diketahui bahwapada tahun 2012 termasuk dalam Pola Hubungan Instruktif yang menunjukkan peranan pemerintah pusat lebih dominan dari pada kemandirian pemerintah daerah (Daerah yang tidak mampu melaksanakan otonomi daerah). Pada tahun 2013 sampai tahun 2015 pola hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah memperlihatkan pola Hubungan konsultatif yang berarti campur tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi daerah. Derajat desentrasi fiscal kota Mataram termasuk kriteria tingkat kemampuan keuangan daerah yang kurang dalam periode tahun 2012 – 2015, yang menunjukan bahwa keuangan daerah kota Mataram sangat tergantung pada sumber penerimaan dari pusat maupun pada tingkat provinsi
Analisis Kebutuhan Sarana Dan prasarana di Kecamatan Selong Sebagai Pusat Pertumbuhan Di Kabupaten Lombok Timur Muhammad Alwi; Ade Paranata; Putu Karismawan
Journal of Economics and Business Vol 5 No 1 (2019): Ekonobis, Maret 2019
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ekonobis.v5i1.25

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengalisis kondisipada saat ini (2016) danuntuk memproyeksikebutuhanprasarana pendidikan, dan kesehatandi Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur sampai tahun 2022. Data yang digunakan adalahdatasekunder yang bersifat kuantitatif berupa dataprasaranapendidikan dan kesehatan serta data jumlah penduduk KecamatanSelong dari tahun 2010 sampai tahun 2016. Metode analisis yang digunakan untuk memproyeksi jumlah penduduk adalah dengan metode trend dan untuk menganalisiskebutuhan mengembangan penyediaanprasaranafasilitas pendidikandankesehatan berdasarkan atas standar pedoman perencanaan lingkungan permukiman kota dari Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya Tahun 1979 dan Standar Nasional Indonesia. Hasil penelitian menunjukanKondisi prasarana fasilitas pendidikan berdasarkan jumlah penduduk tahun 2016;pada tingkat TK belum mencukupi dan penyebarannya tidak merata, sedangkan tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Tingkat Sekolah menengah Atas dan sederajat sudah mencukupi.Kondisi Prasaran Sekolah Taman Kanak-kanak pada tahun 2022 perlu penambahan 66 unit Gedung sekolah TK dan Sekolah dasar perlu penambahan 5 unit,Sekolah SMP dan Sederajat dan SMA dan sederajat tidak perlupenambahan.Fasilitas kesehatan pada tahun 2016 belum memadai, seperti puskesmas pembantu, rumah bersalin dan laboratorium, sedang rumah sakit, praktek dokter, apotik/toko obat dan fasilitas lainnya sudah mencukupi bahkan ada fasilitas kesehatan yang melebihi dari apa yang seharusnya seperti rumah sakit, praktek dokter dan apotik. Fasilitas kesehatan yang perlu ditambah agar dapat pelayan kesehatan masyarakat secara optimalpada tahun 2022 adalah puskesmat sebanyak 1 unit, posyandu sebanyak 14 unit, puskesmas pembantu 15 unit, laboratorium 3 unit, rumah bersalin 3 unit dan balai pengobatan 10 unit.
Respon UMKM Kecamatan Ampenan Kota Mataram Atas Diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Mengenai Pengenaan Tarif Pajak 1% Siti Fatimah; I Dewa Ketut Yudha S; Muhammad Alwi; Yusuf Hasbullah
Journal of Economics and Business Vol 5 No 2 (2019): Ekonobis, September 2019
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ekonobis.v5i2.33

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pemahaman dari Wajib Pajak UMKM tehadap pemberlakuan peraturan pemerintah no 46 tahun 2013 mengenai tarif pajak 1 % dari peredaran bruto, dan menganalisis respon UMKM terhadap Peraturan pemerintah tahun 2013 dengan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif . Data diperoleh dari wancara langsung dengan mengisi kuiseuner oleh 25 responden pengusahaUMKM di Kecamatan Ampenan, selain itu juga diporeleh data kualitatif berupa informasi melalui Fokus Group Diccussion (FGD) . Metode yang digunakan dalam pemilihan responden adalah menggunakan metode purpose sampling yang dipadukan dengan dengan Snowball sampling yang disesuaikan kebutuhan dengan alasan mempunyai kharateristik yang sama diantarnya dalam hal peredaran bruto lebih kecil atau sama dengan Rp 4,8 Milyar. Di samping itu juga diperoleh dalam informasi pada Fokus Group discustion (FGD) pada waktu melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat sebanyak 21 peserta dari WP UMKM . Hasil penelitian menunjukan bahwa ; 1. Pada umumnya WP UMKM di Kecamatan Ampenan memahami peraturan pemerintah No 46 tahun 2013. 2. Respon Wajib pajakak UMKM terhada PP no 46 tahun 2013, ada positif dan ada yang negatif. Respon positif adalah terpenuhi asas kemudahan menghitung pajak dan respon negative adalah asas keadilan tidak terpenuhi karena WP UMKM merasa berat dalam penuhan kewajiban perpajakannya setiap bulan sehingga WP menjadi tidak patuh.
Tracer Studi Dan Relevansi Kurukulum Konsentrasi Hotel Dan Restoran Terhadap Pasar Tenaga Kerja Alumni D3 Pariwisata Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Mataram Hadi Mahmudi; Satarudin; Muhammad Alwi
Journal of Economics and Business Vol 6 No 1 (2020): Ekonobis, Maret 2020
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ekonobis.v6i1.37

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui kesesuaian kurikulum pada konsetrasi Hotel dan Restaurant Program Studi D3 Pariwisata terhadap kebutuhan keahlian pada pasar tenaga kerja di bidang pariwisata dan mengetahui mata kuliah apakah pada Konsentrasi Hotel dan Restaurant D3 pariwisata diperlukan penyesuaian dengan kebutuhan keahlian pada pasar tenaga kerja di bidang pariwisata. Tekhnik analisis yang digunakan adalah analisis deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Output yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan akan pasar tenaga kerja yang akan meningkatkan permintaan tenaga kerja alumni konsentrasi Hotel dan Restoran D3 pariwisata FEB Unram. Hasil penelitian memberikan gambaran tentang tanggapan pengguna alumni dan relevansi kurikulum Program D III Pariwisata Konsentrasi Hotel dan Restoran Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram sesuai dengan kelompok matakuliah adalah sebagai berikut: Pihak pengguna mengatakan bahwa kemampuan alumni secara umum masih dibawah standar rata-rata kompetensinya. Pihak mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mengatakan relevansi kurikulum berdasarkan kelompok matakuliah terhadap pasar tenaga kerja yaitu: Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan Keahlian (MKK) mempunya relevansi yang cukup terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja, Kelompok mata kuliah keahlian berkarya (MKB) mempunyai relevansi kurang terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja, Kelompok matakuliah perilaku berkarya (MPB) mempunyai relevansi kurang terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja, Kelompok matakuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) mempunyai relevansi kurang terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja. Berdasarkan hasil pembahasan dapat diberikan solusi sebagai berikut: Berkaitan dengan keahlian berdasarkan bidang ilmu atau kompetensi utama dilakukan rekontruksi kurikulum dan peningkatan kualitas proses belajar mengajar, terutama sarana dan prasarana laboratoriumnya dilengkaapi. Berkaitan dengan keahlian berdasarkan integritas, komunikasi dan kerjasama tim mahasiswa perlu ditingkatkan soft skillnya dengan cara mahasiswa didorong untuk mengikuti kegiatan exktra kurikuler yang diminati.
Analisis Sektor Ekonomi Ungggulan Saat Ini Dan Di Masa Depan Dalam Upaya Pengurangi Jumlah Kemiskinan Di Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat Muhammad Alwi; Putu Karismawan; I Dewa Ketut Yudha S
Journal of Economics and Business Vol 7 No 1 (2021): Ekonobis, Maret 2021
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ekonobis.v7i1.69

Abstract

Tujuan penelitian ini pertama, mengindentifikasi sektor-sektor ekonomi yang merupakan sektor unggulan saat ini dan masa depan yang dapat dikembangkan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin; kedua, menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah penduduk miskin, dan memetakan kemiskinan di ke 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Metode anailisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SLQ – DLQ, regresi Sederhana dan tabulasi distribusi frekwensi dengan menggunakan data PDRB Kabupaten Lombok Utara, jumlah penduduk miskin dan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan hasil perhitungan SLQ digabungkan DLQ diketahui bahwa terdapat 6 sektor ekonomi unggulan pada saat sekarang dan beberapa tahun kedepana, yaitu 1).Pengadaan listrik dan gas, 2). Pengadaan air, pemgolahan sampah limbah, dan daur ulang, 3). Kontruksi, 4). Informasi dan komunikasi, 5). Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, 6.) Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial. Berdasarkan analisis regresi sederhana di dapat bahwa pertumbuhan ekonomi dan perkembangan jumlah penduduk miskin menunjukkan huhubungan yang berlawanan arah, artinya jika pertumbuhan ekonomi meningkat maka jumlah penduduk miskin menurun. Peta Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Lombok Utara menunjukan bahwa jumlah penduduk miskin yang terbanyak adalah di Kecamatan Tanjung dengan jumlah 2594 orang yang tersebar pada 7 Desa dan Desa yang terbanyak penduduk miskin terdapat di Desa Sokong sejumlah 932 orang dan Desa Sigar Penjalin sejumlah 925 orang penduduk miskin.
Kecamatan Tanjung Sebagai Pusat Pertumbuhan Dan Jumlah Penduduk Miskin Yang Tertinggi Di Kabupaten Lombok Utara Muhammad Alwi; Putu Karismawan; I Dewa Ketut Yudha S; Iwan Harsono
Journal of Economics and Business Vol 8 No 1 (2022): Ekonobis, Maret 2022
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ekonobis.v8i1.91

Abstract

Gempa tahun 2018 disusul Pandemi Covid-19 menjadi starting point untuk meneliti koondisi sarana pendidikan, kesehatan dan tingkat kemiskinan di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan analisis data BPS dan proyeksi jumlah penduduk Kecamatan tanjung sampai Tahun 2025, kondisinya sebagai berikut: sekolah TK 17 unit, seharusnya 37 sekolah TK; SD sebanyak 34 unit, seharusnya 30 unit jadi ada kelebihan sekolah SD negeri sebanyak 3 unit. .Sekolah SMP/MTS sebanyak 13 unit, seharusnya 11 unit dengan demikian SMP negeri masih kurang 5 Unit; SMA/SMAK/MA sebanyak 9 unit, seharusnya 10 unit sekolah, jadi masih kurang 1 unit. Sarana kesehatan relatif kurang dibandingkan jumlah penduduk Kecamatan Tanjung sebanyak 220.412 jiwa tahun 2019 dimana balai pengobatan seharusnya ada 5 unit, puskemas pembantu seharusnya ada 82 unit, praktek dokter hanya ada 8 unit seharusnya 10 unit serta sarana labolatorium tidak ada seharusnya ada 1 unit. Sarana rumah sakit jika dilihat dari jumlah penduduk dan dari posisi Kecamatan Tanjung sebagai ibu kota kecamatan maka belum memenuhi untuk 1 unit rumah sakit, harusnya 3 rumah sakit Type C atau 1 rumah sakit Type C dan 1 rumah sakit Type B. Berdasarkan analisa data kualitatif bahwa tingkat kemiskinan di Kecamatan Tanjung relatif tingg. Faktor – faktor penyebab tingginya kemiskinan di Kecamatan Tanjung adalah masih banyaknya angkatan kerja yang menganggur, rendahnya tingkat pendidikan angkatan kerja, kurang keterampilan yang dimiliki angkatan kerja, kesulitan mendapat pekerjaan disebabkan lapangan kerja sempit, dan kurang modal untuk dapat mengembangkan keterampilan yang dimiliki sebagian angkatan kerja.
Identifikasi Interaksi Ekonomi Sektoral Antara Kota Mataram Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi dengan Kabupaten yang Ada di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat Muhammad Alwi; Putu Karismawan; Ade Paranata
Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/e-jep.v2i1.16

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sektor: Unggulan, prospektif, andalan dan sektor tertinggal pada setiap Kabupaten dan kota di Pulau Lombok. Tujuan lainnya adalah Kabupaten yang mana mempunyai interaksi yang kuat dengan Kota Mataram sebagai pusat pertumbuhan. Metode analisis yang digunakan adalah metode sintesis analisis SLQ dan DLQ dan meode Gravitasi. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data PDRB, Jumlah Penduduk setiap Kabupaten dan Kota di Pulau Lombok serta jarak setiap Kabuputen dengan Kota Mataram. Hasil penelitian menunjukan bahwa; Kota Mataram unggul hampir di semua sektor sekunder dan tersier, yaitu ada sebanyak 12 sektor unggulan, satu sector andalan dan dua sektor prospektif.Kabupaten Lombok Utara (KLU) sebagai Kabupaten termuda menunjukkan progresifitas yang menonjol, dengan delapan sektor unggulan, satu sektor andalan dan delapan sektor prospektif.Ada beberapa sektor unggulan di setiap Kabupaten/Kota yang sama, seperti sektor 6 (sektor Konstruksi) terklasifikasi sebagai sektor unggulan di empat kabupaten, kecuali Lombok Tengah. Ini dapat dijadikan indikasi adanya keterkaitan antar sektor dan antar wilayah yang saling memperkuat pengembangan sektor tersebut di setiap wilayah. Kota Mataram sebagai pusat pertumbuhan, dalam pengembangan sektor konstruksi disangga oleh Kabupaten lain, dalam hal penyediaan bahan galian, sementara untuk keperluan bahan-bahan konstruksi hasil industri, seperti semen, besi, dll, disediakan oleh Kota Mataram Selanjutnya interaksi yang kuat dengan kota Mataram sebagai pusat pertumbuhan ekonomi adalah selama tahun 2013 – 2014 adalah Kabupaten Lombok Barat dimana Kabupaten mempunyai jarak yang terdekat dengan kota mataram yang ditunjang oleh jumlah penduduk yang dan tingkat pendapatan perkapita yang yang tinggi . Pada tahun 2016-2017 posisi interaksi ekonomi yang terkuat beralih ke Kabupaten Lombok Tengah yang ditunjang oleh lancarnya tramsportasi dari Mataram ke Bandara Internasional Lombok (BIL), di samping itu PDRP/Kapita telah meningkat tajam sampai lebih 3 x lipat dari tahun 2013. Sedangkan interaksi ekonomi yang terendah adalah sejak tahun 2013 – 2017 adalah Kabupaten Lombok Utara (KLU). Hal ini sebabkan karena Kabupaten ini merupakan Kabupaten yang termudah di Pulau Lombok dengan tingkat pendapatan perkapita dan jumlah penduduk yang rendah.
Analisis Potensi Ekonomi Pada Setiap Kecamatan Dalam Pengembangan Pembangunan Ekonomi di Kabupaten Lombok Utara Putu Karismawan; Muhammad Alwi; Baiq Ismiwati
Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/e-jep.v2i2.31

Abstract

Identifikasi potensi ekonomi pada setiap kecamatan di Kabupaten Lombok Utara sangat penting untuk dapat membuat perencanaan pembangunan yang tepat sehingga pengembangan pembangunan ekonomi dapat tumbuh dengan cepat. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui potensi sektor-sektor ekonomi pada setiap Kecamatan di Kabupaten Lombok Utara yang memenuhi tiga keriteri yaitu : sektor ekonomi yang merupakan sektor basis,sektor ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing ,sektor ekonomi yang maju dan tumbuh cepat dibandingkan sektor yang sama pada tingkat Kabupaten Lombok Utara. Data yang digunakan adalah data PDRB dan pertumbuhan ekonomi pada setiap sektor ekonomi yang ada pada setiap kecamatan di Kabupaten Lombok utara. Alat analisis data digunakan analisis Location Quotien, Sheft Share dan Analisis Tipology Klassen. Keriteria yang digunakan untuk mengetahui sektor dan sub sektor ekonomi potensial adalah jika sektor dan sub sektor ekonomi mempunyai nilai LQ> 1, sektor ekonomi maju dan cepat tumbuh, sektor ekonomi berkembang cepat, serta mempunyai keunggulan komparatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa sektor dan sub sektor ekonomi potensial untuk KecamatanGangga adalah sektor pertanian yang didukung oleh sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya serta sub sektor kehutanan. Sektor ekonomi potensial selanjutnya adalah sektor penggalian, sub sektor perdagangan , sub sektor sewa bangunan serta sub sektor sosial kemasyarakatan, untuk Kecamatan Pemenang,adalah subsektor perkebunan dan perikanan, air bersih, Bangunan, Hotel dan restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan & jasa perusahaan serta sektor Jasa-jasa, untuk Kecamatan Tanjung l adalah subsektor perkebunan , penggalian, Industri pengolahan, listrik & air bersih, Bangunan, Hotel, Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan & jasa perusahaan serta sektor Jasa-jasa baik jasa pemerintahan umummaupunjasa swasta, untuki Kecamatan Bayan adalah Sektor Pertanian, mencakup Sub sektorPerkebunan, Peternakan,Perikanan. Sektor bangunandan sub sektor tanaman bahan makanan dan sektor, UntukKecamatan Kayangan hanya dua sektor yaitu sektor Pertanian dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Sektor Pertanian adalah Sub Sektor Peternakan. Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran. Selanjutnya disarankan kepada pemerintah Kabupaten Lombok Utara dan pemerintah setiap Kecamatan dalam membuat kebijakan pembangunan hendaknya memprioritaskan sektor dan sub sektor ekonomi potensial dan pembangunan sektor industri hendaknya disesuaikan dengan potensi ekonomi masing-masing kecamatan agar tercapai percepatan pembanguna di daerah Kabupaten Lombok Utara.
MANAJEMEN USAHA DAN KOPERASI PADA UMKM DAN PENGRAJIN GERABAH DIDESA BANYUMULEK KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT Muhammad Alwi; I Dewa Gde Bisma; Iwan Kusuma Negara; Endang Astuti
Jurnal Abdimas Sangkabira Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Abdimas Sangkabira, Desember 2021
Publisher : Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdimassangkabira.v2i1.89

Abstract

Desa Banyumulek memiliki hasil kerajinan tangan yang sudah terkenal dan merupakan salah satu sentra industri kerajinan gerabah yang ada di pulau Lombok. Berbagai jenis kerajinan gerabah yang dibuat di desa ini seperti teko, tong sampah mewah, gentong besar, aneka guci, mangkuk buah, hiasan dinding dan sebagainya. Namun demikian masih lemah dalam manajemen usaha dan koperasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 Oktober 2021 di Aula Desa Banyumulek. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada UMKM dan pengrajin Gerabah tentang manajemen usaha dan koperasi. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah dengan ceramah dan Focus Group Discussion (FGD) dengan materi manajemen usaha dan koperasi. Hasil dari kegiatan ini adalah UMKM dan pengrajin gerabah sudah dapat mengetahui pentingnya pengetahuan manajemen usaha agar usaha dapat maju dan berkembang kembali. Namun demikian saat ini terjadi kemunduran produksi gerabah yang diakibatkan oleh menurunnya wisatawan yang berkunjung sampai sekarang dan tingginya harga gerabah yang belum mempunyai hak paten, hal ini terjadi karena ketidakamanan dan ketidaknyamananan para pengunjung baik domestik maupun wisatawan Manca Negara. Di samping juga ulah dari pada guide yang meminta 50% sampai dengan 60% insentip dari harga jual gerabah kepada pemilik artshop apabila membawa wisatawan belanja pada artshop mereka, akibatnya para pemilik artshop membeli gerabah kepada pengrajin dengan harga yang murah. Koperasi yang ada menjadi macet akibat ketidakjujuran para pengurus sehingga para pengrajin tidak berniat untuk menjadi anggota koperasi. Disarankan kepada UMKM dan Pengrajin gerabah agar dapat mengelola usaha mereka dengan baik dan masuk menjadi anggota koperasi. Pengurus Koperasi harus jujur dalam menjalankan usaha koperasi sehingga koperasi dapat berkembang dan maju.
PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BENDUNGAN MARENTE DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA MARENTE KECAMATAN ALAS KABUPATEN SUMBAWA Linda Agustina; Suprianto; Muhammad Alwi
Journal of Economics and Business Vol 8 No 2 (2022): Ekonobis, September 2022
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ekonobis.v9i2.117

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengembangan obyek wisata Bendungan Marente dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Marente Kecamatan Alas serta untuk mengetahui kendala dan upaya dalam mengatasi persoalan pengembangan obyek wisata Bendungan Marente. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara terbuka dan mendalam, observasi lapangan dan hasil dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian pengembangan obyek wisata Bendungan Marente dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Marente. Pengembangan di sektor kepariwisataan ditingkatkan dengan cara mengembangkan dan mendayaguna sumber-sumber serta potensi kepariwisataan yang ada di Desa Marente khususnya Bendungan Marente dengan dikembangkan destinasi wisata Bendungan Marente dapat memberikan dampak bagi masyarakat sekitar seperti meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas peluang tenaga usaha dan kerja, selain itu mendorong peningkatan dan pertumbuhan dibidang pembangunan sektor lain. Umumnya kendala yang dihadapi dalam pengembangan obyek wisata Bendungan Marente ini yaitu terkait dengan dana, sarana dan prasarana, teknologi yang kurang baik, kurangnya SDM yang kompeten, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pariwisata dan kebersihan lingkungan. Sehingga upaya yang dilakukan yaitu dengan mengajukan proposal pendanaan kepada pihak terkait, mengikuti pelatihan mengenai pengembangan pariwisata serta melaksanakan sosialisai terkait pentingnya pariwisata dan kebersihan lingkungan.