Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENANGGULANGAN KEKERINGAN DAN KEKURANGAN AIR BERSIH DI JAWA TIMUR *) Achmad Husein
CAKRAWALA Vol 1, No 1: Desember 2006
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5676.384 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v1i1.64

Abstract

Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui kondisi air, sebaran batuan sebagai pengontrol keterdapatan air tersebut dan cara mengatasi krisis air bersih di wilayah Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara garis besar batuan penyusun wilayah Kabupaten Tulungagung dapat dibagi dua. Yang pertama menempati daerah di sebelah utara yang merupakan jalur gunung api kwarter, terdiri dari batuan vulkanik hasil erupsi dari Gunung api Wilis, Gunung api Lawu dan sebagian lagi berasal dari erupsi Gunung api Kelud. Daerah yang tersusun oleh batuan vulkanik kwarter ternyata banyak mengandung air, sehingga daerah tersebut merupakan daerah yang sangat subur. Yang kedua menempati daerah di bagian selatan yang merupakan jalur Pegunungan Selatan, terdiri dari dominan batu gamping/batu kapur, breksi gunung api bawah laut dan sebagian kecil berupa lava. Di daerah yang tersusun oleh dominan batu gamping ternyata sulit didapatkan air, karena sifat fisik batu gamping di wilayah studi banyak dijumpai rekahan (diaklas). Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi langsung meresap kedalam lapisan tanah dan hanya sebagian kecil saja yang mengalir diatas permukaan tanah. Kecamatan Pucanglaban dalam hal ini termasuk daerah yang berada di jalur Pegunungan Selatan, sehingga di daerah ini sulit didapatkan air bersih. Kekeringan dan kekurangan air bersih dapat diatasi dengan penanggulangan kekeringan dan kekurangan air bersih, yaitu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber air atau dengan bantuan sumur bor bila debit pada bagian sumber-sumber air terlalu kecil.
PENGARUH EKSTRAK DAUN LEGUNDI (Vitex trifolia Linn) TERHADAP KEMATIAN LARVA Aedes albopictus Nia Sari Nastiti; Achmad Husein; Yamtana Yamtana
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 7 Nomor 2 Desember 2011
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.819 KB) | DOI: 10.22435/blb.v7i2.1329

Abstract

Pengendalian Aedes albopictus penting dilakukan karena merupakan salah satu vektor penyakit yang mampu membawa dan menularkan virus Chikungunya. Di antara cara pengendalian yang perlu dikembangkan adalah pengendalian secara hayati, karena aman bagi manusia dan organisme lain serta ramah lingkungan. Pengendalian hayati yang dapat digunakan adalah daun Legundi (Vitex trifolia linn). Vitex trifolia linn telah diketahui mengandung bahan aktif alkaloid, saponin, flafonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun Vitex trifolia linn terhadap kematianlarva Aedes albopictus. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment, menggunakan Post Test OnlyControl Group Design. Obyekpenelitian ini adalah 750 ekor larva Aedes albopictus instar IV yang berasal dari hasil penangkaran di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah. Ekstrak etanol daun Vitex trifolia linn dibuat dari daun Legundi segar yang didestilasi dengan suhu 100oC sampai pekat. Setiap kelompok media (gelas) penelitian diisi 100 ml air sumur, dan ekstrak etanol daun Vitex trifolia linn dengan konsentrasi 2,5 %, 5 %, 7,5 %, 10 %, 12,5 % dan 0 % (kontrol). Selanjutnya pada setiap media dimasukkan 25 ekor larva Aedes albopictus, penghitungan kematian larva dilakukan setiap jam ke 1, 2, 4, dan 24. Replikasi dilakukan sebanyak 5 kali. Hasil uji statistik dengan Oneway Anova diperoleh p=0,000, sehingga (p<0,05) artinya ada perbedaan yang bermakna, yaitu ekstrak daun Vitex trifolia linn dapat mematikan larva Aedes albopictus. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan ekstrak daun Vitex trifolia linn dengan konsentrasi 12,5 % paling efektif terhadap kematian larva Aedes albopictus.
Penetuan Lokasi Sumur Bor Berdasarkan Analisa Nilai Ratio Chlorida Bicarbonat Untuk Mengatasi Krisis Air Bersih Di Kabupaten Sampang Husein, Achmad
CAKRAWALA Vol 8, No 1: Desember 2013
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2473.111 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v8i1.217

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengatasi krisi air bersih melalui pendekatan metode penentuan lokasi sumur bor Air Bawah Tanah (ABT) berdasarkan analisa terhadap nilai ratio chloride bicarbonate. Solusi mengatasi kesulitan air bersih tersebut di atas adalah melalui bantuan pembangunan sumur bor ABT, menjaga kondisi hutan tetap utuh dan melakukan normalisasi kapasitas daya tamping Sungai Kemuning secara periodic setiap tahun.
Pengaruh Posisi Catchment Area Terhadap Tingkat Pencemaran air tanah Di Wilayah Pantai Utara Dan Selatan Kabupaten Sampang Husein, Achmad
CAKRAWALA Vol 8, No 1: Juni 2014
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2771.018 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v8i1.208

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk pengaruh posisi catchment area terhadap tingkat pencemaran air tanah di daerah penelitian. Untuk memastikan berapa banyak jumlah sumur penduduk yang telah tercemar air laut diperlukan pendekatan melalui metode analisa terhadap beberapa sampel air sumur penduduk berdasarkan nilai ratio chlorida bicarbonat (RCB). Semakin banyak jumlah sumur penduduk yang terkontaminasi air laut (nilai RCB>0,5), maka semakin tinggi tingkat pencemaran air tanah oleh air laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sumur penduduk yang tercemar di wilayah Pantai Utara lebih sedikit dibandingkan dengan sumur penduduk yang tersemar di Pantai selatan Kabupaten Sampang. Solusi mengatasi pencemaran air tanah oleh air laut tersebut di atas adalah melalui bantuan sumur bor Air Bawah Tanah (ABT) dari Pemerintah Daerah setempat, menjaga kondisi hutan tetap utuh dan melakukan normalisasi kapasitas daya tampung Sungai Kemuning secara periodik setiap tahun.
KAJIAN PELESTARIAN SUMBER-SUMBER AIR UNTUK MENDUKUNG PASOKAN AIR BERSIH DI JAWA TIMUR Husein, Achmad
CAKRAWALA Vol 10, No 2: Desember 2016
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7019.159 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v10i2.43

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penurunan jumlah sumber-sumber air (ketersediaan imbuhan air tanah) akibat pengaruh penebangan hutan secara sembarangan, alih fungsi lahan dan peningkatan jumlah penduduk setiap tahun; bagaimana dampak penebangan hutan secara sembarangan, alih fungsi lahan dan peningkatan jumlah penduduk setiap tahun terhadap kebutuhan air bersih bagi penduduk; serta bagaimana pula solusi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten untuk menjaga agar debit ketersediaan imbuhan air tanah tetap stabil, sehingga kebutuhan air bersih bagi penduduk di daerah penelitian bisa terpenuhi. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian kasus, karena cakupan wilayah yang menjadi obyek penelitian sempit yaitu Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku Kabupaten Pacitan dan Kecamatan Slahung, Mlarak, Jenangan Kabupaten Ponorogo. Ditinjau dari sifat penelitiannya adalah lebih rinci, mendalam dan dilakukan secara intensif. Adapun teknik pengambilan sampel dengan cara dipilih tetapi yang bisa dianggap mewakili dari seluruh populasi sampel yang menjadi obyek penelitian (Purpossive Random sample). Solusi untuk mengatasi penurunan jumlah sumber-sumber air tanah atau ketersediaan imbuhan air tanah di wilayah daerah penelitian adalah melalui kegiatan penanaman pohon (reboisasi) pada kawasan hutan yang telah gundul dari Dinas Kehutanan dan bantuan sumur bor Air Bawah Tanah (ABT) dari Dinas Energi Sumberdaya Mineral Pemerintah Kabupaten Pacitan dan Ponorogo.
Analisis spasial penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kotagede Kota Yogyakarta Muniir, Mishbaahul; Amalia, Rizki; Husein, Achmad
Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 16 No. 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/sanitasi.v16i1.1402

Abstract

The incidence of DHF cases at the Kotagede Kemantren has always been the ten biggest disease in the last three years. The geographic information system is able to help analyze the condition of the area against DHF and find out the pattern of distribution of DHF cases. This can be used as a reference for determining further actions to be taken in handling DHF cases. This study aims to determine the development of the distribution of DHF cases every quarter in the Kotagede Kemantren area based on population density, larva-free numbers, and rainfall levels with a 2021 GIS-based map. The research method used in this study was a retrospective observational study with a spatial approach regarding the incidence of DHF in 2021 at the Kotagede Kemantren with overlay modeling on a geographic information system. The results showed that the hotspot analysis of the variables ABJ, population density, and rainfall had non-significant clusters, which means that all independent variables have the same risk of distribution with respect to the high or low incidence rate, which is the dependent variable. The conclusion of this study shows that the incidence of DHF in the Kotagede Kemantren has fluctuated in every quarter. Rainfall rate and larva-free rate are related to the Incidence Rate of DHF at the Kotagede Kemantren, while population density has a weak relationship to the incidence of DHF.   Abstrak: Kejadian kasus DBD di Kemantren Kotagede selalu menjadi sepuluh penyakit terbesar pada jangka waktu tiga tahun terakhir. Penggunaan sistem informasi geografis mampu membantu menganalisis kondisi wilayah terhadap penyakit DBD dan mengetahui pola sebaran kasus DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan sebaran kasus DBD setiap caturwulan di daerah Kemantren Kotagede berdasarkan kepadatan penduduk, angka bebas jentik, dan tingkat curah hujan dengan peta berbasis SIG tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional retrospektif dengan pendekatan spasial mengenai kejadian DBD pada tahun 2021 di Kemantren Kotagede dengan permodelan overlay pada sistem informasi geografis. Hasil penelitian menunjukkan hotspot analysis dari variabel ABJ, kepadatan penduduk, dan curah hujan memiliki klaster non-signifikan, yang artinya seluruh variabel bebas memiliki risiko persebaran yang sama terhadap tinggi rendahnya incidence rate yang menjadi variabel terikat. Kesimpulan dari penelitian ini menujukkan bahwa kejadian penyakit DBD di Kemantren Kotagede mengalami peningkatan yang fluktuatif pada setiap caturwulannya. Tingkat curah hujan dan angka bebas jentik berhubungan dengan Incidence Rate penyakit DBD pada Kemantren Kotagede, sedangkan kepadatan penduduk memiliki hubungan yang lemah terhadap kejadian penyakit DBD.