Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pemanfaatan Sampah Organik Dengan Pembuatan Komposter Simatupang, Endah Wulanjani; Rahmwati, Nishfia; Haidar, M. Za’im; Sudaryanto, Sigid
Masyarakat Berdaya dan Inovasi Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/mayadani.v5i1.180

Abstract

Sampah merupakan sumber dari permasalahan yang tidak terpisahkan dari kondisi alam yang semakin menurun. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik. Sampah dari tempat umum yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan serta mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Kompos merupakan pupuk organik yang terbuat dari limbah padat, seperti daun kering, daun hijau, sisa sayuran, limbah rumah tangga dan kotoran hewan yang telah melalui proses pengomposan dengan cara penguraian atau pembusukan dengan memanfaatkan mikroorganisme hidup seperti bakteri, fungi, dan sejenisnya. Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan mengompos, diantaranya mengurangi jejak karbon dari kendaraan pengangkut sampah, menutrisi tanah dan makhluk didalamnya, mengurangi resiko bencana alam, menjaga kualitas air dan tanah, hingga menghasilkan tanaman yang lebih subur. Terdapat berbagai jenis komposter, tumpuk, drum, gerabah, worm bin, biopori. Jenis-jenis komposter dibedakan dari tempat pembuatannya, jenis pengurainya, dan jenis sampah organik yang akan diuraikan. Dalam pemanfaatan sampah organik, pelatihan komposter telah berjalan sesuai rencana dan mendapatkan respon yang positif dari masyarakat. Sehingga, masyarakat mau mencoba untuk melakukan di setiap rumah masing-masing untuk mengurangi sampah rumah tangga dan juga dapat menjaga lingkungan sekitar.
PENGKAYAAN MATERI BAGI KADER JUMANTIK YANG TERGABUNG DALAM TANGGAP BOCAH [TABO] DI KECAMATAN SLEMAN Prasetyawati, Naris Dyah; Sudaryanto, Sigid; Muslikah, Muslikah; Widyantoro, Wahyu
Jurnal Terapan Abdimas Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.939 KB) | DOI: 10.25273/jta.v3i1.2169

Abstract

Di Indonesia demam berdarah merupakan penyakit menular yang belum bisa diberntas. Kasus demam berdarah di kecamatan sleman pada tahun 2015 mencapai 28 kasus. Diperlukan peran aktif masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD. Salah satu peran aktif dalam pencegahan DBD ini melalui edukasi anak-anak. Melalui kegiatan Tanggap Bocah (TABO) diharapkan mampu meberikan edukasi pencegahan penyakit DBD. Tujuan dari kegiatan ini adalah membentuk kader kesehatan cilik melalui TABO di Wilayah Kerja Puskesmas Sleman. Kegiatan ini menggunakan metode dengan diskusi, tanya jawab, dan  simulasi. Media pembelajaran ini menggunakan permainan anak dengan memasukan materi kesehatan lingkungan khususnya gerakan 3 M plus. Hasil kegiatan ini mampu mengajak dan meningkatkan kepedulian anak-anak terhadap program pengendalian DBD yaitu mampu melakukan pemantauan jentik di lingkungan rumah.Kegiatan ini dinilai sangat efektif sehingga memerlukan peningkatan pola pelatihan baik dari segi materi maupun komponen lainnya sehingga dapat terus sejalan mengikuti perkembangan informasi.
Desinfeksi Ruangan (Rumah dan Sekolah) Menggunakan Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn) di Wilayah Kerja Puskesmas Sleman Prasetyawati, Naris Dyah; Sudaryanto, Sigid; Mulyaningsih, Tri; Muslikah, Muslikah
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2024): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Februari 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v3i2.1187

Abstract

Polusi udara dalam ruangan menjadi focus perhatian untuk dilakukan pengendalian dan pemulihannya. Hal ini penting karena banyak waktu yang digunakan oleh individu beraktivitas berada di dalam ruangan, baik di sekolah, perkantoran, Gedung pertemuan dan rumah. Metode pemulihan atau pembersihan kualitas udara dalam ruangan dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah desinfeksi menggunakan prinsip pengkabutan. Penggunaan desinfektan berbahan alami dapat memaksimalkan kontak dengan mikroorganisme dan meminimalkan dampak terhadap lingkungan. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman yang baik serta mengenalkan produk desinfektan alami berupa ekstrak daun sirih hijau (piper betle linn) yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan desinfektan. Berdasarkan hasil kegiatan dilakukan Evaluasi berupa uji penerimaan produk. Sasaran kegiatan menyatakan bahwa aroma desinfektan alami dan target cenderung menyukainya. Selain itu target juga menyatakan bersedia untuk dilakukan desinfeksi Kembali menggunakan bahan tersebut. Produk ini dalam tahapan uji coba awal dapat direkomendasikan untuk digunakan akan tetapi dalam jangka Panjang masih harus menjalani berbagai tahapan uji.
Sosialisasi Pengukuran Kebisingan Menggunakan Aplikasi Berbasis Android di Industri Wilayah Kerja Puskesmas Sleman Sudaryanto, Sigid; Prasetyawati, Naris Dyah; Mulyaningsih, Tri; Muslikah, Muslikah
JGEN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024): JGEN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Desember 2024
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jgen.v2i2.447

Abstract

Penurunan kualitas lingkungan terjadi secara terus menerus. Lingkungan bersih dan nyaman sulit untuk dirasakan di beberapa daerah di dunia. Berbagai macam polusi yang hadir menambah buruk situasi dan kondisi tersebut. Polusi udara merupakan salah satu jenis pencemaran yang penting untuk diperhatikan. Indonesia saat ini menempati urutan ke 9 dari 106 negara dengan kualitas udara terburuk. Salah satu jenis polusi udara adalah kebisingan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan (sosialisasi) dan melakukan uji coba produk yang telah dihasilkan secara luas, yaitu aplikasi pemantau kebisingan berbasis android. Keunggulan aplikasi ini adalah mudah digunakan, akurat lebih efektif dibandingkan system pengukuran konvensional serta memiliki rekaman data yang dapat dibuka kembali jika dibutuhkan. Hasil dari pengabdian ini yaitu aplikasi dapat diterima oleh industri untuk digunakan sebagai tambahan pilihan terhadap cara pengukuran kebisingan lingkungan. Dengan menggunakan aplikasi ini petugas dapat memantau tingkat kebisingan yang dihasilkan setiap saat dan mendokumentasikan hasilnya dalam data yang telah tersimpan. Penggunaan aplikasi dinilai cukup mudah dan lengkap dalam fiture yang dimilikinya. Aplikasi ini terus mengalami pengembangan terutama dalam hal kalibrasi eksternal yang perlu dilakukan untuk menambahkan keyakinan tentang tingkat validitas dan reliabilitas aplikasi.
Penggunaan Metode Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control (HIRARC) dalam Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Terhadap Proses Produksi di Industri Tekstil Aulia Wardini, Agnisa Shafa; Prasetyawati, Naris Dyah; Sudaryanto, Sigid
Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman (JKMM) Vol.6 No.2 (2024) : Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman (JKMM)
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jkmm.v6i2.16466

Abstract

Potensi bahaya pada area produksi akan berisiko terjadi kecelakaan kerja dan PAK sehingga berdampak pada tingkat produktivitas pekerja. Faktanya terdapat kejadian kecelakaan kerja di area produksi. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan yang dapat dilakukan mengukur tingkat keberhasilan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan mengkategorikan hazard salah satunya dengan menggunakan metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) sebagai rangkaian proses identifikasi bahaya yang terjadi dalam aktivitas rutin maupun non rutin di perusahaan yang diharapkan dapat dilakukan usaha untuk pencegahan, pengurangan terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan, dan menghindari serta minimalisir risiko. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan metode Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) dalam mengidentifikasi bahaya dan menganalisis risiko K3 dengan metode HIRARC terhadap proses produksi di Industri tekstil. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan mengidentifikasi hubungan dari suatu variabel terhadap variabel lain. Subjek penelitian ini adalah pekerja di area produksi Industri tekstil. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat potensi bahaya yaitu bahaya keselamatan kerja (safety hazard) akibat operasi mesin shuttle dan bahaya kesehatan kerja (health hazard) yaitu gangguan kebisingan dan pernafasan. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan mengenai penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) terhadap kejadian kecelakaan kerja.
Penerapan Standard Sanitation Operational Procedure (SSOP) di Industri Susu CV ‘X’ Tahun 2023 : Studi Kasus Wuriandari, Atha; Kasjono, Heru Subaris; Sudaryanto, Sigid
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 4, No 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v4i2.1038

Abstract

Setiap orang yang melakukan kegiatan produksi pangan untuk diperjualbelikan bertanggung jawab menyelenggarakan sistem jaminan mutu sesuai dengan jenis pangan yang diproduksi. Keamanan pangan menjadi hal yang sangat penting karena berkaitan dengan penyakit akibat pangan. Saat ini, masalah keamanan pangan dapat menjadi masalah internasional karena produksi pangan telah diperjualbelikan dan didistribusikan secara global. Penerapan SSOP (Standard Sanitation Operational Procedure) di pabrik pengolahan pangan penting dilakukan guna menjamin sanitasi dan higiene perusahaan yang akan mempengaruhi hasil produksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan SSOP di Industri Susu CV ‘X’. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dengan pengisisan checklist. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar checklist SSOP. Hasil penelitian diketahui bahwa secara keseluruhan adalah 69,05%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan SSOP di Industri Susu CV ‘X’ masih harus diperbaiki untuk memenuhi persyaratan standar SSOP menurut Food and Drug Administration (FDA) (1995). Nilai penerapan tertinggi terdapat pada aspek kesehatan karyawan sebesar 82,5 % dan nilai penerapan terendah pada penerapan aspek kebersihan permukaan yang kontak dengan produk sebesar 50%.Everyone who produces food for trade is responsible for organizing a quality assurance system according to the type of food they produce. Food safety is very important because of its association with food-borne diseases, where food safety problems in a region can become an international problem considering that currently food production has become an industry that is traded and distributed globally. The implementation of SSOP (Standard Sanitation Operating Procedure) in food processing plants is important to ensure the sanitation and hygiene of a company, which will later affect products. The purpose of this study is to determine the application of standard sanitation operational procedure (SSOP) in the CV ‘X’ dairy industry. This type of research is a case study with a descriptive approach. Data collection techniques use observation methods by filling in checklists. The instruments used in this study were the SSOP checklist sheets. The results of the study are known to be overall 69.05%. This shows that the application of SSOP in the CV ‘X’ dairy industry still needs to be improved to meet SSOP standard requirements, according to the Food and Drug Administration (FDA) (1995). The highest application value was found in the employee health aspect of 82.5% and the lowest application value in the application of the hygiene aspect of surfaces in contact with the product by 50%.
Effect of Green Betle Leaf Extract (Piper betle L.) on Indoor Microbiological Quality Nugraheni, Ratih Mutiara; Sudaryanto, Sigid; Prasetyawati, Naris Dyah; Mulyaningsih, Tri
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 18 No. 3 (2024)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v18i3.4566

Abstract

The microbiological quality of indoor air is still a signifikans concern because it causes mortality and morbidity. This study aims to analyze the effect of green betel leaf extract (Piper betle L.) on reducing the bactherial in the air. Quasi-research using the One Group Pretest Posttest design, conducted in March-May 2024. Betle leaves were extracted using the maceration method using 96% Ethanol solvent, then diluted with distilled water to obtain a concentration of 15%. Three volume variations (0.5 ml, 1.0 ml, and 1.5 ml) were put into a humidifier and applied to a nine-square-meter bedroom for three hours, with six replication. Sampling was carried out before and after the experiment. All data (N= 48) were analyzed using the One Way ANOVA and Tukey tests at CL 95%. The study results found a decrease in colonies in the treatment with a volume of 1.0 ml and 1.5 ml: 39.3% (from 36.2 to 22.3 CFU /m3) and 17.6% (from 49.2 to 37.0 CFU /m3). The treatment with a volume of 0.5 ml did not show a decrease. The statistical analysis showed a significant effect of betle leaf extract on reducing the bacteria in the air (P= 0.020). The study results have proven that green betle leaf extract can be used as a disinfectant to reduce the bacteria in the air. However, safe use must be applied by paying attention to the air humidity level.
A Effect of Lemongrass Extract Dosage on Airborne Germ Reduction in Dormitory Rooms Eko Nur Astuti, Sisilia; Sudaryanto, Sigid; Yamtana, Yamtana
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan Vol 22 No 1 (2025): Jurnal Kesehatan Lingkungan Volume 22 No. 1, Januari 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jkl.v22i1.946

Abstract

Air problems are problems that require special attention in human welfare and health. This condition can cause various risks of disease due to poor air quality. Observation results show that the condition of the men's bedrooms in the dormitory is very dirty, students rarely clean their rooms and some students smoke in the room. Initial test results showed that the room humidity was 73%, the room temperature was 31ᵒC and the air germ count was 1.500 colonies/m3. These various factors can influence the number of air germs, so the room needs to be disinfected. One natural ingredient that can be used as a disinfectant is lemongrass stems, because they contain flavonoids such as quercetin, alkaloids, saponins, tannins and polyphenols. The aim of this research was to determine the most effective dose of kitchen lemongrass extract as a natural disinfectant in reducing the number of room air germs. This type of research is Quasi Experimental with a Non Equivalent pretest-posttest Group approach. First, the room is checked for air germ numbers before (pre), then intervention is carried out with kitchen lemongrass extract disinfectant liquid and waited for 1 hour, and finally the air germ numbers are checked after (post). Based on the research results, it can be concluded that among the three disinfectant doses of kitchen lemongrass extract. The 5% dose is the most effective dose in reducing the number of airborne germs with a reduction percentage of 1.033.3 colonies/m3 (65.40%) and meets quality standards.
Differences in Lead Levels on Doors and Walls of Children's Homes: A Cross-sectional Study in Java, Indonesia Rubaya, Agus Kharmayana; Windarso, Sarjito Eko; Haryono, Haryono; Sudaryanto, Sigid; Mansyur, Muchtaruddin; Susanto, Tantut
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 23 No 3 (2025): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/infokes.Vol23.Iss3.2143

Abstract

Children are one of the most vulnerable groups to lead exposure. Exposure in children is primarily related to hand-to-mouth activities and environmental conditions. Studies on lead level in homes measurements, which are linked to blood lead levels in children, are still rare. The objective of the study was to identify lead levels on painted surfaces, consisting of doors and walls, in the homes of children aged 12-59 months who had high blood lead levels (≥ 20 μg/dl). The method was a cross- sectional study conducted in Java, Indonesia, comparing lead exposed and unexposed in areas with battery recycling activities to a demographically similar control area without such activities (Cinangneng-Bogor). The results showed among the 145 inspected homes in the exposed areas, 40 were measured on doors and 93 on walls; meanwhile among the 240 inspected homes in the unexposed areas, 35 were measured on doors and 36 on walls. In the exposed areas, the lead levels at the door ranged from 0.00 µg/cm2 – 891.36 µg/cm2 and it was not different (p = 0,671) from that in the unexposed areas, i.e. ranged from 0.00 µg/cm2 – 537.03 µg/cm2. Meanwhile, the lead levels at the walls in the exposed areas were measured ranged from 0.00 µg/cm2 – 279.21 µg/cm2 (median 0.65 µg/cm2), and it was significantly different (p <0.001) from that in the unexposed area, i.e. ranged from 0.00 µg/cm2 – 45.64 µg/cm2 (median 0.00 µg/cm2). The findings of lead exposure in the children’s homes lead to a strong recommendation to regulate the elimination of lead in the household paints, and to escalate community concern of domestic lead hazards.
Distribution of Motor Vehicle Volumes and Ambient Air Dust Levels in Hot Points of Yogyakarta City, Indonesia Ardianto, Heru; Dyah Prasetyawati, Naris; Sudaryanto, Sigid
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN Vol. 16 No. 1 (2024): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jkl.v16i1.2024.76-88

Abstract

Introduction: Yogyakarta City, Indonesia is a center for tourism, government, education, and the economy. In line with increasing mobility and transportation, this situation has a positive impact economically, but a negative impact in terms of air pollution due to vehicle emissions. Motorized vehicles contribute to air pollution reaching 66.34% of total pollution. PM2.5 is a critical parameter in the city of Yogyakarta. Methods: This research aims to determine the volume of motorized vehicle traffic and the distribution of dust levels in the ambient air of Yogyakarta City. Data collection used non-probability purposive sampling with the roadside method. Vehicle volume is mapped using hotspots and dust levels using interpolation. Results and Discussion: The average vehicle volume in the morning was 2,293.147 pcu/hour and in the afternoon it was 2,301.173 pcu/hour. The hotspot results showed that the volume of motorized vehicles in the morning category was very high at 2,921.600-5,655 pcu/hour and in the afternoon it was 3,678.800-4,558 pcu/hour. The average dust content in the morning is 0.10667 grams/m3 and in the afternoon it is 0.10240 grams/m3. The interpolation results showed that the distribution of dust levels in the very high category in the morning was 0.17000-0.20000 grams/m3 and in the afternoon it was 0.21000-0.26000 grams/m3. Conclusion: The highest average volume of vehicles occurs in the afternoon while the highest total dust content occurs in the morning.