Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA)

EVALUASI TIGA METODE IDENTIFIKASI BAKTERI STAPHYLOCOCCUS SCIURI DARI PINDANG TONGKOL (EUTHYNNUS AFFINIS) Purwaningtyas Kusumaningsih; I Gede Mustika
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 3 (2020): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.546 KB)

Abstract

ABSTRAKMetode identifikasi merupakan salah satu tombak utama dalam penegakan diagnosis. Beberapa metode telah dikembangkan untuk meningkatkan sensitifitas dan kemampuan spesifikasinya dalam mengidentifikasi mikroorganisme. Kombinasi beberapa metode digunakan bertujuan untuk meminimalisir kesalahan dalam proses identifikasi. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap tiga metode identifikasi bakteri yaitu pewarnaan gram, uji biokimia dan uji molekuler. Tujuan dari penelitian lanjutan ini untuk melihat kemampuan ketiga metode tersebut dalam mengidentifikasi bakteri Staphylococcus sciuri dari sampel Pindang tongkol (Euthynnus affinis). Hasil penelitian ini diperoleh bahwa ketiga metode dapat saling mendukung ketepatan identifikasi bakteri Staphylococcus. Identifikasi pewarnaan gram dapat membedakan bakteri cocci golongan Staphylococcus dengan Streptococcus, tetapi belum mampu menentukan golongan virulensi bakteri. Uji biokimia dengan kit StaphaurexTM menunjukkan sensitif dalam membedakan antara Coagulase-negative Staphylococcus (CoNS) dan Coagulase-positive Staphylococcus (CoPS), secara general dan tingkat virulensi. Uji molekuler memberikan hasil yang spesifik identitas sampel sebagai Staphylococcus sciuri. Ketiga metode pewarnaan dan uji biokimia mampu mengidentifikasi bakteri Staphylococcus sp. dan uji molekular diketahui mampu mengidentifikasi Staphylococcus sciuri. Bakteri S. sciuri dapat ditemukan dalam feses ikan, merupakan flora normal di permukaan kulit, mampu menyebabkan penyakit zoonosis dan merupakan indikator kecemaran lingkungan.Kata kunci: Diagnosis, identifikasi bakteri, Staphylococcus sp.
PENAMBAHAN KITOSAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU ABON PINDANG TONGKOL (EUTHYNNUS AFFINIS) [The Addition of Chitosan and Shelf Life to The Quality of Mackerel Tuna (Euthynnus affinis) Brine Floss] Ni Made Ria Sanistya Kusuma; Luh Eka Rahayu Ambarawati; Chrissanti Banimema; Purwaningtyas Kusumaningsih
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 2 (2019): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.217 KB)

Abstract

ABSTRAKPindang merupakan salah satu produk pengolahan ikan untuk memperpanjang umur simpan dengan penambahan garam sebagai pengawet. Umur simpan pindang hanya bertahan 3 hari di suhu ruang, karena kandungan air dan mengandung protein tinggi menyebabkan pindang sangat baik bagi pertumbuhan bakteri. Beberapa bakteri dapat bersifat patogen yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia apabila mengkonsumsinya. Abon sebagai salah satu teknologi pangan yang diupayakan dapat meningkatkan umur simpan pindang lebih dari 3 hari. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah total bakteri (TPC) yang ditemukan di abon pindang tongkol yang telah disimpan selama 14 hari terhitung dari hari pertama pembuatan. Bahan uji yang dipakai dalam penelitian ini abon yang diolah dari pindang tongkol yang ditambahkan kitosan 500 mg sebagai anti bakteri. Metode yang digunakan adalah penelitian observasi deskriptif, data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif. Variabel yang diamati meliputi jumlah total bakteri (TPC) pada sampel abon penyimpanan 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan nilai TPC sampel 1.5 x 109 tidak memenuhi standar kesehatan olahan pindang SNI 2717:2017. Penggunaan 500 mg kitosan pada 1 kg pindang tongkol (Euthynnus affinis) menjadi abon belum mencukupi dalam menurunkan pertumbuhan bakteri.Kata kunci: Jumlah total bakteri (TPC), kitosan, abon pindang.ABSTRACTMackerel tuna brine is one of fish product to give long shelf life more than 3 days by adding salt as preservative also used as antibacterial. Because of mackerel tuna brine consist of water and have high protein, makes bacteria can growth well. The bacteria could be pathogen and can cause diseases to human. Floss as a food technology processing to make mackerel tuna brine have long shelf life. The aim of this research is to determine the effect of chitosan addition into mackerel tuna brine floss on shelf life observed from first day processing until the fourth teen days after. The material used in this research is mackerel tuna brine floss added 500 mg of chitosan as antibacterial. This research used descriptive observe method, and the data will analyzed in descriptive analyzed. The variables that observed is total plate account (TPC) on mackerel tuna brine floss on fourth teen days saving. The result of this study is the total microbes on forth teen days saving showed 1.5 x 109, and it doesn’t qualify on SNI 2717:2017. The addition of 500 mg of chitosan showed has not given the best result on reducing bacteria growth in mackerel tuna brine floss.Keywords: Total plate account (TPC), chitosan, mackerel tuna brine floss
EVALUASI KONSTRUKSI DNA DA+LAM VEKTOR PLASMID BERKAITAN DENGAN EKSPRESI PROTEIN REKOMBINAN ROPHTRY-1 (ROP1) TOXOPLASMA GONDII PADA ESCHERICIA COLI Purwaningtyas Kusumaningsih
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 1 (2018): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1339.22 KB)

Abstract

ABSTRAKEvaluasi terhadap konstruksi DNA pada vector plasmid yang membawa gen rophtry-1 Toxoplasma gondii dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kegagalan ekspresi protein rekombinan Rophtry-1 (ROP1). Gen rophtry-1 yang mengkode protein ROP1, dipotong dari plasmid rekombinan pGEMT/R1 menggunakan enzim restriksi EcoRI dan diligasi ke plasmid pET32a(+) untuk diekspresikan. Plasmid ditransformasi ke dalam bakteri Eschericia coli (BL21). Plasmid rekombinan dianalisis dengan metode polymerase chain reaction (PCR) untuk menentukan klon positif. Analisis sekuensing DNA dilakukan untuk mengetahui proses ekspresi gen didalam plasmid. Hasil amplifikasi DNA dengan PCR diperoleh fragmen DNA sebesar yang diperkirakan yaitu 1.51 kbp dan 2.10 kbp. Fragmen gen penyandi protein ROP1 berhasil di subklon pada pET32a(+) pada E. coli BL21, tetapi tidak dapat diekpresikan karena terjadi pergeseran pembacaan kodon, sehingga menghasilkan dua premature stop kodon (TGA) sebelum memasuki start kodon (ATG) gen penyandi protein ROP1.Kata kunci: cloning, ekspresi gen, frame shift Evaluation on the DNAABSTRACTconstruction on plasmid vector contains Toxoplasma gondii rophtry-1 gene was to determine the factors causing failure on Rophtry-1 (ROP1) recombinant protein expression. The rophtry-1 gene encoding the ROP1 protein was cleavage from the pGEMT/R1 recombinant plasmid using the EcoRI restriction enzyme and ligation to the pET32a(+) plasmid to expressed. Plasmids are transformed into Escherichia coli (BL21). Recombinant plasmids were analyzed by polymerase chain reaction (PCR) method to determine positive clones. DNA sequencing analysis was carried out to determine the gene expression process in the plasmid. The results of DNA amplification by PCR obtained DNA fragments as of the expected size i. e. 1.51 kbp and 2.10 kbp. The gene fragment encoding rophtry-1 protein was successfully subcloned on pET32a (+) in E. coli BL21, but could not be expressed because there was a shift in the codon reading, resulting in two premature stop codons (TGA) before entering the start codon (ATG) of the ROP1 protein coding gene.Keywords: cloning, gene expression, frame shift