Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

TAHAPAN PEMBENTUKAN RESILIENSI DIRI IBU TUNGGAL PASCA KEMATIAN SUAMI: LITERATURE REVIEW Putri, Ni Putu Putri Diptasari Parwata; Tience Debora Valentina
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol. 11 No. 01 (2024): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JKKP.111.02

Abstract

Abstrak Fenomena Ibu tunggal kerap kali terjadi di beberapa dekade terakhir ini. Ibu tunggal merupakan seorang wanita yang memikul tanggung jawab besar dan mengharuskannya untuk memberi nafkah pada keluarga dengan bekerja, membimbing, mengasuh, dan membesarkan anak. Pencapaian resiliensi bagi Ibu tunggal merupakan hal yang sulit, karena Ibu tunggal dihadapi dengan kondisi kehidupan yang penuh tekanan sehingga menciptakan kondisi baru bagi Ibu tunggal. Untuk menjadi individu yang resilien, dapat dilalui dengan berperilaku dan kognitif, seperti menghargai kehidupan serta berinteraksi. Ibu tunggal dapat dikatakan memiliki resiliensi ketika berhasil dan mampu melalui kondisi buruk dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Berdasarkan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses tahapan resiliensi diri pada Ibu tunggal pasca kematian suami. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review atau narrative review. Kajian Literature menggunakan 10 dari 30 artikel yang telah ditemukan yang menggunakan penelitian kualitatif dengan berbagai metode sampling dan responden Ibu tunggal pasca kematian suami. Hasil penelitian literature yang telah dilakukan, ditemukan bahwa Ibu tunggal melewati beberapa tahapan untuk mencapai resiliensi, tahapan tersebut yaitu Berserah (succumbing), Bertahan (survival), Pemulihan (recovery), dan Berkembang (thriving). Adapun faktor yang menyongkong pencapaian resiliensi Ibu tunggal yaitu faktor dukungan sosial. Dengan memiliki resiliensi yang baik, Ibu tunggal akan dapat mengatasi masa-masa sulit, menjadikan pengalaman sebagai motivasi kedepannya, serta percaya bahwa setiap individu memiliki karakter uniknya sendiri.   Abstract The phenomenon of single mothers has become increasingly common in recent decades. A single mother is a woman who bears significant responsibilities, requiring her to provide for her family by working, guiding, nurturing, and raising her children. Achieving resilience for a single mother is challenging, as they face a life full of pressures that create new conditions for them. To become a resilient individual, one can engage in behavioral and cognitive practices, such as valuing life and interacting with others. A single mother is considered resilient when she successfully overcomes adverse conditions and leads a better life. Based on these issues, this study aims to analyze the process of self-resilience stages in single mothers following the death of their husbands. The approach used in this research is a literature review or narrative review. The literature study used 10 out of 30 articles found, employing qualitative research with various sampling methods and respondents being single mothers after the death of their husbands. The literature findings indicate that single mothers go through several stages to achieve resilience, which include Succumbing, Survival, Recovery, and Thriving. A supporting factor for achieving resilience in single mothers is social support. With good resilience, single mothers can overcome difficult times, use experiences as motivation for the future, and believe that each individual has their own unique character.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi pada Penyandang Disabilitas Fisik:: Literature Review I Made Narendra Nanta Wisesa; Tience Debora Valentina
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 4 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i4.1442

Abstract

Resiliensi erat kaitannya dengan penyandang disabilitas fisik karena penyandang disabilitas fisik mengalami kesulitan dalam beraktivitas, sering mendapat diskriminasi dari lingkungan sekitar sehingga penyandang disabilitas fisik lebih memilih untuk menarik diri. Penyandang disabilitas fisik cenderung mengalami gejala depresi dibandingkan dengan individu normal. Melihat permasalahan tersebut, muncul pertanyaan hal apa yang mempengaruhi resiliensi pada penyandang disabilitas fisik sehingga tulisan ini dibuat bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi resiliensi pada penyandang disabilitas fisik. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Artikel yang digunakan dalam penulisan kajian literatur berasal dari ScienceDirect dan Google Scholar dengan kriteria inklusi (1) memaparkan artikel berbahasa Indonesia atau Inggris, (2) dipublikasikan pada tahun 2017 - 2022, (3) membahas tentang faktor - faktor yang mempengaruhi resiliensi penyandang disabilitas fisik, (4) membahas tentang resiliensi disabilitas fisik bawaan  dan/atau non bawaan, dan (5) dapat diunduh sehingga ditemukan hasil yaitu terdapat empat faktor internal yang berpengaruh yaitu regulasi emosi, self-efficacy, coping skills, dan fleksibilitas kognitif dan dua faktor eksternal yang berpengaruh yaitu dukungan orangtua dan dukungan teman sebaya. Resiliensi pada penyandang disabilitas fisik tidak ditentukan dari satu faktor saja melainkan banyak faktor yang dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal. Diharapkan individu penyandang disabilitas fisik dapat memperhatikan faktor internal dan eksternal dalam membantu mencapai resiliensi.
Kajian sistematis tentang perspektif perempuan Bali berkasta terhadap pernikahan nyerod: Antara tradisi dan modernisasi Wagiswari, I Gusti Ayu Suryaning; Valentina, Tience Debora
Jurnal Psikologi Ulayat Vol 12 No 1 (2025)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu1079

Abstract

Pernikahan Nyerod masih ada dalam masyarakat Hindu di Bali, yaitu pernikahan yang terjadi ketika perempuan kasta tinggi menikahi lelaki dari kasta rendah. Studi ini meninjau literatur mengenai pernikahan nyerod dari perspektif perempuan, dengan menyoroti perbedaan antara tradisi dan modernisasi. Metode penelitian melibatkan tinjauan literatur artikel jurnal dari empat database seperti Google Cendekia, OpenAlex, Semantic Scholar, dan Crossref, dengan memilih 10 artikel menggunakan flowchart diagram PRISMA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara tradisional, perempuan dalam pernikahan nyerod menghadapi konsekuensi yang signifikan: aib keluarga, diharuskan menggunakan identitas baru mereka di setiap kesempatan, perjuangan psikologis, perubahan penggunaan bahasa dalam berkomunikasi dengan keluarga, dan sanksi berat lainnya. Sebaliknya, dari sudut pandang modern, pernikahan nyerod dilihat sebagai bentuk perlawanan oleh perempuan kasta tinggi terhadap pemilihan pasangan tradisional, yang didorong oleh prioritas kebutuhan ekonomi daripada menjaga fanatisme kasta.
REPRESENTATION OF INHERITANCE RIGHTS IN PATRIARCHAL CULTURE IN BALI BASED ON GENDER EQUALITY THEORY Dewi, Frisca Putriana; Valentina, Tience Debora
EGALITA Vol 20, No 1 (2025): June
Publisher : Pusat Studi Gender UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/egalita.v20i1.32337

Abstract

Abstract Gender equality is a concept of balance put forward to equalize the position between women and men. In implementing this concept, Balinese people experience challenges in realizing it, this is due to the influence of patriarchal culture. One aspect that is difficult to implement gender equality is inheritance rights in Bali, due to the concept of patriarchal culture that is intertwined with Hindu religious beliefs. The research method used in this research is a literature review with a narrative literature-overview article approach. This research aims to understand a more specific picture of how patriarchal culture influences inheritance rights and how the transformation that occurs to obtain gender equality can be pursued in a complex cultural context such as in Bali. The results of this study show that the patriarchal culture in Bali is influenced by Hinduism and adat, where men are the main heirs through a major inheritance system, while women often experience marginalization and subordination. The results of this study are expected to provide new insights and encourage changes in a more equitable inheritance system. Keywords: Patriarchal Culture; Inheritance Rights; Gender Equality; Balinese Society.Abstrak Kesetaraan gender merupakan suatu konsep keseimbangan yang dikemukakan untuk menyetarakan posisi antara perempuan dan laki-laki. Dalam penerapannya, masyarakat Bali menghadapi tantangan dalam mewujudkan konsep tersebut, yang disebabkan oleh pengaruh budaya patriarki. Salah satu aspek yang sulit diterapkan dalam konteks kesetaraan gender adalah hak waris di Bali, karena konsep budaya patriarki yang melekat erat dengan ajaran agama Hindu. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah tinjauan pustaka dengan pendekatan artikel naratif-literatur. Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran yang lebih spesifik mengenai bagaimana budaya patriarki memengaruhi hak waris serta bagaimana transformasi menuju kesetaraan gender dapat diupayakan dalam konteks budaya yang kompleks seperti di Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya patriarki di Bali dipengaruhi oleh ajaran Hindu dan adat istiadat, di mana laki-laki merupakan ahli waris utama melalui sistem waris utama, sementara perempuan kerap mengalami marginalisasi dan subordinasi. Temuan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru serta mendorong perubahan menuju sistem pewarisan yang lebih adil dan setara. Kata Kunci: Budaya Patriarki; Hak Waris; Kesetaraan Gender; Masyarakat Bali.
Intervensi Pada Individu yang Melakukan Self-Injury: Literature Review Susanto, Rachel Cittradewi; Valentina, Tience Debora
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 3 (2025): Desember
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Self-injury adalah perilaku menyakiti diri sendiri yang merupakan bentuk dari strategi penurunan emosi negatif. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan perilaku self-injury adalah dengan menerapkan intervensi-intervensi psikologi. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan bagaimana keefektifan dari intervensi dalam menurunkan perilaku self-injury. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur dengan teknik analisis data deskriptif. Berdasarkan hasil analisis terhadap studi literatur yang telah dilakukan, ditemukan 8 model intervensi yaitu REBT, DBT, Konseling pendekatan CBT, Self-Talk Therapy, Expressive Writing Therapy, Art Therapy, Teknik Dispute Cognitive, dan Empathic Love Therapy yang semuanya terbukti efektif dalam menurunkan perilaku self-injury.