AbstractThis study aims to examine the effect of using digital storybooks in improving listening skills among elementary school students, with a focus on optimizing neurolinguistics within the context of the Merdeka Curriculum. The research employs a quantitative method with a quasi-experimental approach involving two groups. These groups consist of an experimental group using digital storybooks as a medium for listening practice, and a control group using conventional learning methods. Data were collected through listening skill tests, classroom observations, student perception questionnaires, and semi-structured interviews. The results show that the experimental group experienced a significant improvement in listening skills, with higher post-test scores compared to the control group. The digital storybooks, which combine visual, audio, and interactivity elements, successfully enhanced student engagement and comprehension of the material being listened to. Overall, this study supports the use of digital storybooks as an effective learning medium to improve elementary students' listening skills and reinforces the principles of the Merdeka Curriculum, which is based on fun and creative learning. Abstrak Penelitian ini menganalisis inovasi pembelajaran menyimak dengan buku dongeng digital dalam mengoptimalkan neurolinguistik siswa sekolah dasar dalam konteks Kurikulum Merdeka. Dengan menggunakan metode kuantitatif dan desain eksperimen semu, penelitian ini membandingkan kelompok eksperimen yang menggunakan buku dongeng digital dan kelompok kontrol yang menerapkan metode konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan signifikan dalam keterampilan menyimak, dengan skor post-test meningkat dari 68 menjadi 84 (t = 12.89, p = 0.0001), dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya naik dari 69 menjadi 74 (t = 2.51, p = 0.021). Secara neurolinguistik, buku dongeng digital yang menggabungkan elemen visual, audio, dan interaktivitas mampu merangsang berbagai area otak yang berperan dalam pemrosesan bahasa, seperti korteks auditori, korteks visual, dan area Broca serta Wernicke, sehingga meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses menyimak. Temuan ini menegaskan bahwa buku dongeng digital tidak hanya efektif dalam meningkatkan keterampilan menyimak tetapi juga berperan dalam mengoptimalkan pemrosesan bahasa siswa secara neurolinguistik. Oleh karena itu, buku dongeng digital dapat dijadikan media pembelajaran inovatif yang mendukung prinsip pembelajaran berbasis pengalaman dalam Kurikulum Merdeka.