Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Kajian Linguistik dan Sastra

Struktur dan Fungsi Kunaung Pralogis Kerinci Sri Ulina; Maizar Karim; Liza Septa Wilyanti
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.431 KB) | DOI: 10.22437/kalistra.v1i2.20305

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur dan fungsi Kunaung Kerinci. Struktur tersebut meliputi unsur-unsur tema, alur, l atar, tokoh dan penokohan serta amanat. Fungsi cerita yang dianalisis adalah fungsi teks bagi hal layak pembaca. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, data berupa kata-kata, kalimat dan paragraf dalam cerita Beranak Beruk, Putri Rebung Bersuamikan Ular, Belalai Raja, Ikan Mas dan Ikan Raya, Dallidau dan Batu Patah yang bersumber dari kumpulan cerita rakyat Kunaung Kerinci. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik studi pustaka. Teknik analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, memilih, memangkas dan membuang kata-kata, kalimat maupun paragraf yang tidak berkaitan dengan data yang akan dianalisis. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu struktur yang terdiri dari tema, alur, latar, tokoh dan penokohan serta amanat sedangkan fungsi yang terdapat di dalam cerita yaitu terdiri dari fungsi fungsi pendidikan, fungsi alat pengesahan dan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan, fungsi sistem proyeksi perasaan terpendam masyarakat dan fungsi hiburan. Sedangkan, unsur pralogis sendiri terdapat pada enam cerita rakyat yang berjudul Beranak Beruk, Putrri Rebung Bersuamikan Ular, Belalai Raja, Ikan Mas dan Ikan Raya, Batu Patah dan Dallidau.
Kode Hermeneutik, Kode Proaretik, dan Kode Budaya dalam Transliterasi Manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi Asmi Ayu Ning Alim; Maizar Karim; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 3 (2023): Januari 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v1i3.23276

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tiga kode yaitu kode hermeneutik, kode proaretik, dan kode budaya dalam transliterasi manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teori semiotika perspektif Roland Barthes. Data dalam penelitian ini berupa, kata, kalima, dan paragraf dalam transliterasi manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi. Sumber data yang digunakan adalah manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi yang telah disalin oleh Ngebi Sutho Dilagi Priyayi Rajo Sari, dan ditransliterasikah oleh Maizar Karim Program Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung 2002. Hasil penelitian ini diperoleh sebanyak 40 data dalam transliterasi manuskrip KRRJ yang terdiri dari 10 data kode hermeneutik, 17 data kode proaretik, dan 13 data kode budaya. ini menunjukkan bahwa dalam transliterasi manuskrip KRRJ terdapat kode (1) hermenenutik berupa teka-teki bentuk penundaan jawaban, bentuk jawaban sepenuhnya, dan bentuk pengacauan, (2) kode proaretik dengan serangkaian aksi dan akibat dari aksi, dan (3) kode budaya berupa aktivitas atau kegiatan tradisi, wujud budaya tata kelakuan atau norma sosial, dan wujud budaya bebrbentuk artefak atau peninggalan berupa benda hasil karya manusia. Kesimpulan Kode hermeneutik dalam transliterasi KRRJ terdiri dari bentuk teka-teki penundaan jawaban, jawaban seutuhnya, dan pengacauan. Kode proaretik terdiri dari serangkaian aksi para Raja yang pernah memimpin Jambi dan akibat dari aksinya. Sedangkan kode budaya terdiri dari wujud budaya yang sudah tidak diimplementasikan lagi dan budaya yang masih ada dan digunakan hingga saat ini. Abstract This study aims to describe three codes, namely the hermeneutic code, proaretic code, and cultural code in the transliteration of the Jambi Raja-Raja manuscript. The method used in this research is descriptive qualitative with the semiotic theory of Roland Barthes perspective. The data in this study are in the form of words, sentences, and paragraphs in the transliteration of the Jambi Kings Story manuscript. The data source used is the manuscript of the Story of the Kings of Jambi which has been copied by Ngebi Sutho Dilagi Priyayi Rajo Sari, and transliterated by Maizar Karim Postgraduate Program, Padjadjaran University, Bandung 2002. The results of this study obtained 40 data in the transliteration of the KRRJ manuscript consisting of 10 hermeneutic code data, 17 proaretic code data, and 13 cultural code data. This shows that in the transliteration of the KRRJ manuscript there are (1) hermeneutic codes in the form of puzzles in the form of delayed answers, complete answers, and confusion forms, (2) proaretic codes with a series of actions and consequences of actions, and (3) cultural codes in the form of activities. or traditional activities, cultural forms of behavior or social norms, and cultural forms in the form of artifacts or relics in the form of objects made by humans. Conclusion The hermeneutic code in the transliteration of the KRRJ consists of puzzles of delayed answers, complete answers, and confusion. The proaretic code consists of a series of actions of the Kings who once led Jambi and the consequences of their actions. While the cultural code consists of cultural forms that are no longer implemented and cultures that still exist and are used today.
Struktur dan Interpretasi Makna Simbolik dalam Cerita Rakyat Kunaung oleh Iskandar Zakaria Reska Wati; Maizar Karim; Liza Septa Wilyanti
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i1.23290

Abstract

Abstract This study aims to describe the structure and interpretation of Symbolic meaning. The structure is a story building element including: elements of theme, plot, setting, characters, and characterizations, as well as the mandate. Interpreting the symbolic meaning in the story is expected to increase knowledge. This research uses descriptive qualitative research method. The data are in the form of words, sentences, and paragraphs in the story of Belalai Raja, Beranak Beruk story, and the story of Nek Demang Nunggit in Kunaung by Iskandar Zakaria 1981. The data collection technique used in this research is literature study technique. The data analysis technique is done by classifying the data related to the structure and interpreting the symbolic meaning. Then describe the structure and symbolic meaning and finally draw conclusions from the data that has been describe. The results obtained in this study are the structure of the theme, plot, setting, characters and characterizations, as well as mandate. The three stories contain different themes. The story of the king’s trunk contains the theme of injustice, the story of giving birth to a monkey bears the theme of patience and gratitude and the story of Nek Demang Nunggit contains the theme of a gamble ending in disaster. All three stories use a forward plot. The setting used includes the setting of place, time, and atmosphere. Characters in the story are grouped into main characters, protagonists, antagonists, developing, and additional. The story of the king’s trunk contains a mandate that is to be a fair and wise leader, the story of the berak bears contains a mandate that is to accept the test patiently and not give up. The story of Nek Demang Nunggit contains a mandate that is not to bet anything in a prohibited game such as fighting cocks. The symbols contained in the story of the king’s trunk are the elephant symbol which means wisdom, the story of Beranak Beruk has a ring symbol which means magical power and the Nek Demang Nunggit story has a rooster symbol which means strength. The three stories can be concluded to have a complete structure. The three stories contain interpretations of life views and character values that provide good values. Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur dan interpretasi makna simbolik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik studi pustaka. Teknik analisis data dilakukan dengan mengklasifikasikan data terkait struktur dan menginterpretasikan makna simbolik. Kemudian mendeskripsikan struktur dan makna simbolik dan yang terakhir menarik kesimpulan dari data-data yang telah dideskripsikan. Hasil penelitian yaitu ketiga cerita mengandung tema yang berbeda. Cerita Belalai Raja mengandung tema ketidakadilan, cerita Beranak Beruk mengandung tema kesabaran dan rasa syukur dan cerita Nek Demang Nunggit mengandung tema pertaruhan berakhir malapetaka. Ketiga cerita menggunakan alur maju. Latar yang digunakan meliputi latar tempat, waktu, dan suasana. Tokoh dalam ketiga cerita dikelompokan atas tokoh utama, protagonis, antagonis, berkembang, dan tambahan. Cerita Belalai Raja mengandung amanat yaitu jadilah seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Cerita Beranak Beruk mengandung amanat yaitu menerima ujian dengan sabar dan tidak berputus asa. Cerita Nek Demang Nunggit mengandung amanat yaitu jangan mempertaruhkan sesuatu dalam permainan yang dilarang seperti mengadu ayam. Adapun simbol yang terdapat dalam cerita Belalai Raja yaitu simbol gajah yang bermakna kebijaksanaan, cerita Beranak Beruk terdapat simbol cincin yang bermakna kekuatan magis dan cerita Nek Demang Nunggit terdapat simbol ayam jago yang bermakna kekuatan. Mengandung interpretasi pandangan hidup dan nilai karakter yang memberikan nilai kebaikan.
Karakter Tokoh dalam Kumpulan Cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi Karya Seno Gumira Ajidarma Wahyu Cristopan; Maizar Karim; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i1.23291

Abstract

Abstract This study aims to describe the characters and their depictions in the collection of short stories Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi by Seno Gumira Ajidarma by using the characterizaation method of Albertine Minderop. This research is a qualitative descriptive research with the type of library research. Sources of data used are short stories in the collection of short stories Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi by Seno Gumira Aji Darma. Data collection was carried out using the characterization method of Albertine Minderop. The conclusion of this research is to show the character which is describe by direct method (telling) and indirect method (showing)  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter serta penggambarannya dalam kumpulan cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi Karya Seno Gumira Ajidarma dengan menggunakan metode karakterisasi Albertine Minderop. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan. Sumber data yang digunakan adalah cerpen-cerpen dalam kumpulan cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi karya Seno Gumira Ajidarma. Pengumpulan data dilakukan dengan pembacaan cermat dan pencatatan. Analisis data dilakukan dengan metode karakterisasi Albertine Minderop. Simpulan dari penelitian ini yaitu menunjukkan karakter tiap tokoh yang digambarkan dengan metode langsung (telling) dan metode tidak langsung (showing).
Kredo Puisi dan Mitos, Sebuah Ideologi Sastra Lisan dalam Karya Sutardji Calzoum Bachri Ahyatun Maghfiroh; Maizar Karim; Dwi Rahariyoso
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.24308

Abstract

Abstract This research aims to find out how the ideology of oral literature in the kredo puisi becomes a model for creating poetry which is mythicalized in Sutardji Calzoum Bachri's poetry. The method that will be used in this research is a qualitative research method. The research data is in the form of kredo puisi with the data source being the poetry anthology book O Amuk Kapak by Sutardji Calzoum Bachri. The data collection technique used is the documentation technique. The analysis technique used is narrative analysis technique. This research will describe kredo puisi in the Roland Barthes mythical marking system, the aesthetic genealogy of Sutardji's poetry, typography as a style of Sutardji's orality, and a comparison between mantra and Sutardji's mantra poetry. Sutardji's deviance in presenting myths in the creation of poetry through kredo puisi is based on three aspects, namely freeing words from being occupied by meaning, freeing words from being occupied by grammar, and returning words to mantras. These three aspects direct the ideological form of writing Sutardji's poetry to the ideological form of orality. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ideologi sastra lisan dalam kredo puisi menjadi model penciptaan puisi yang dimitoskan dalam karya Sutardji Calzoum Bachri. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian kualitatif. Data penelitian ini berupa kredo puisi dengan sumber data berupa buku antologi puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu teknik dokumentasi. Adapun teknik analisis yang digunakan, yaitu teknik analisis naratif. Penelitian ini akan menguraikan kredo puisi dalam sistem penandaan mitos Roland Barthes, genealogi estetika berpuisi Sutardji, tipografi sebagai corak kelisanan Sutardji, serta perbandingan antara mantra dengan puisi mantra Sutardji. Penyimpangan yang dilakukan Sutardji untuk menghadirkan mitos dalam penciptaan puisi melalui kredo puisi didasarkan pada tiga aspek, yaitu membebaskan kata dari jajahan makna, membebaskan kata dari jajahan gramatika, dan mengembalikan kata kepada mantra. Ketiga aspek tersebut yang mengarahkan bentuk ideologi menulis puisi Sutardji kepada bentuk ideologi oralitas (kelisanan)