Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : agriTECH

Penilaian Kinerja Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Model Hidrologi Elementer Kasus: Daerah Tangkapan Air Waduk Mrica Lukman Hidayat; Sahid Susanto; Putu Sudira; Rachmad Jayadi
agriTECH Vol 34, No 3 (2014)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.683 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9463

Abstract

Land conversionfromforest tocultivation ofvegetablecropsthat did notfollow the rules ofconservation practices, increased therate ofsedimententeringthe reservoirof Mrica. The reservoir which have been operated since 1989, will be full of sediment in 2021. Complexity of managing watershed areas still require an innovative approach to improve the hydrological situation, particularly to conserve water resources. The phenomenon of land use change and performance impacts caused, an event in nature that are necessary to determine the action that needs to be done in the future. Hydrologica lmodels is an extrapolation tool that can help understanding the phenomenon. This study aims at optimizing the performance-related watershed management, using a quantitative approach based on elementery hydrological models. This paper, using the method of literature review, was focused on revealing conception, as the approach in achieving the goal. The conception ofthe study wasthe assembly-serialsequence of hydrological models and watershed management-related quantitative assessment performance. The concept of the assembly will apply the role of hydrological models as a basis for quantitative assessment of performance-related watershed. The results of assembly, will provide an overview of the role of hydrological models, to produce information relating to the performance of output-based watershed management. Information obtained from such a role can be used as an alternative input in policy of water resources management and the basis for the development of specifi c hydrological models for Mrica reservoirs.ABSTRAK Alih fungsi lahan  dari hutan menjadi lahan budidaya tanaman sayuran yang belum sepenuhnya mengikuti kaidah konservasi semakin menambah laju sedimentasi yang masuk ke waduk Mrica. Waduk yang mulai beroperasi tahun 1989, akan dipenuhi sedimenpada tahun 2021. Kompleksitas pengelolaan kawasan DAS masih membutuhkan suatu inovasi pendekatan hidrologi untuk memperbaiki situasi,terutama untuk melestarikan sumberdaya air. Fenomena perubahan dan alih fungsi lahan dan dampak kinerja yang ditimbulkan,  merupakan kejadian di alam yang perlu dipahami untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan di waktu yang akan datang. Model hidrologi dipandang sebagai alat ekstrapolasi yang dapat membantu memahami fenomena tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan DAS, menggunakan pendekatan kuantitatif berbasis model hidrologi elementer. Tulisan ini, menggunakan metode kajian pustaka,difokuskan untuk mengungkapkan konsepsi penelitian,sebagai metode pendekatan dalam mencapai tujuan. Konsepsi penelitian yang dimaksud yaitu perakitan-rangkaian serial model hidrologi dan penilaian kuantitatif pengelolaan DAS terkait kinerjanya. Dalam konsep perakitan tersebut akan diaplikasikan model hidrologi sebagai basis penilaian kuantitatif  kinerja DAS. Hasil perakitan akan memberikan gambaran peran model hidrologi dalam menghasilkan informasi yang berkaitan dengan kinerja pengelolaan DAS berbasis output. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai alternatif masukan dalam  kebijakan pengelolaan DAS-Sumberdaya air dan menjadi dasar pengembangan model hidrologi spesifi k daerah tangkapan air waduk Mrica.
Prediksi Debit Sungai Bedog dan Gajahwong Dengan Model Arima sebagai Dasar Penentuan Pola Tanam Murtiningrum Murtiningrum; Sudjarwadi Sudjarwadi; Rachmad Jayadi; Putu Sudira
agriTECH Vol 36, No 4 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.032 KB) | DOI: 10.22146/agritech.10518

Abstract

Planting pattern in an irrigation system is affected by water availability in river which may fluctuate from time to time. The objective of this paper is to assess the discharge fluctuation characteristic of Bedog and Gajahwong Rivers measured respectively in Cokrobedog and Mrican Weirs. The historical discharge data of the two rivers was assessed to predict river discharges of subsequent year as a basis of planting pattern determination. The ARIMA model was employed to predict water avalability. Model test showed that ARIMA (1,1,0) and ARIMA (2,1,0) could accurately predict river discharge of the two rivers. Considering parsimony principle, the ARIMA (1,1,0) model was chosen as the most suitable model. Based on predicted discharge, the previous planting pattern can still be applied in the future.ABSTRAKPola tanam pada sistemirigasi dipengaruhi oleh ketersediaan air di sungai yang bervariasi dari waktu ke waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik fluktuasi debit Sungai Bedog dan Sungai Gajahwong yang masing-masing diukur di Bendung Cokrobedog dan Bendung Mrican. Data historis debit kedua sungai dianalisis untuk menentukan karakteristik dan memprediksi debit pada tahun berikutnya sebagai dasar penyusunan pola tanam. Model ARIMA dipergunakan untuk memprediksi ketersediaan air. Uji model menunjukkan bahwa ARIMA (1,1,0) and ARIMA (2,1,0) mampu memperkirakan debit kedua sungai. Dengan mempertimbangkan prinsip parsimony, maka model ARIMA (1,1,0) dipilih sebagai model yang paling sesuai. Berdadsarkan prediksi debit, pola tanam sebelumnya yaitu padi-padi-palawija masih dapat diberlakukan di masa yang akan datang. 
Validasi Model Hidrologi SWAT di Daerah Tangkapan Air Waduk Mrica Lukman Hidayat; Putu Sudira; Sahid Susanto; Rachmad Jayadi
agriTECH Vol 36, No 4 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (960.715 KB) | DOI: 10.22146/agritech.16772

Abstract

Land cover index production has exceeded 80 % of the total area of  the upstream catchment area of Mrica reservoirs, indicating the occurrence of land conversion. Elementary hydrological model, is predicted as an extrapolation tool that can help to understand the complexity of watershed management, including land conversion. Soil Water Assessment Tool (SWAT) is a physically based, deterministic, continuous, watershed-scale hydrologic models that was developed by the USDA Agricultural Research Service. SWAT was developed from numerous individual models within a period more than 30 years, and has been applied in several areas. The aim of this study was applying the SWAT on the upstream region of Mrica reservoirs. The method of the research was using the SWAT modeling procedure through a systems based on input output processes (IO). Output model was in the form of flow rate, validated by means of calibration and verification using statistical and graphical criteria on monthly scale. The results showed that their value of R2 = 0.61, NSE = 0.61, PBIAS = -0.61 % and MB = -0.25 for calibration, and R2 = 0.74, NSE = 0.73, PBIAS = -4.06 % and MB = -1.57for verification. The value of the statistical test showed that the model SWAT has good degree of precision and accuracy in watershed modeling. NSE values > 0.65 indicates that the SWAT model has an accuracy of very good degree. Several challenges in this watershed modelling are the availability and adequacy of data, the optimizationof parameters, time and computer resources. ABSTRAKIndeks Penutupan Lahan (IPL) produksi yang telah melebihi 80 % dari total luas kawasan Hulu Daerah Tangkapan Air (DTA) waduk Mrica, mengindikasikan telah terjadinya alih fungsi lahan. Model hidrologi elementer, dipandang sebagai alat ekstrapolasi yang dapat membantu untuk memahami kompleksitas pengelolaan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS), di antaranya alih fungsi lahan. Soil Water Assessment Tool (SWAT) adalah model hidrologi skala DAS berbasis fisik, deterministik, dan kontinyu yang dikembangkan oleh USDA (United States of Department of Agriculture) Agricultural Research Service. Model SWAT dikembangkan dari sejumlah model-model individu dalam periode lebih dari 30 tahun, dan telah diaplikasikan pada beragam wilayah, dalam rentang waktu yang cukup lebar. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan model SWAT pada kawasan hulu DTA waduk Mrica. Metode yang digunakan yaitu menjalankan prosedur pemodelan SWAT melalui pendekatan sistem yaitu proses Input Output (IO). Luaran model berupa debit aliran, yang kemudian divalidasi dengan cara kalibrasi dan verifikasi menggunakan kriteria statistik dan grafis pada skala bulanan. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai R2 = 0,61, NSE = 0,61, PBIAS = -0,61 % dan MB = -0,25 untuk kalibrasi, dan R2 = 0,74, NSE = 0,73, PBIAS = -4,6 % dan MB = -1,57 untuk verifikasi. Nilai uji statistik tersebut menunjukkan bahwa model SWAT mempunyai tingkat presisi dan akurasi yang baik dalam pemodelan DAS. Nilai NSE > 0,65 mengindikasikan bahwa model SWAT yang diaplikasikan mempunyai tingkat akurasi mencapai derajat sangat baik. Tantangan yang dihadapi dalam pemodelan DAS ini yaitu ketersediaan dan kecukupan data, optimasi parameter, waktu dan sumberdaya komputer.