Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search
Journal : Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian)

Pengaruh Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000:2005 Terhadap Kinerja Perusahaan Dewa Ayu Putu Meitha Candra Dewi; I Wayan Widia; I G. N.Apriadi Aviantara
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 5 No 1 (2017): maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.581 KB)

Abstract

Industri pangan yang beroperasi di pasar global harus memiliki sistem manajemen keamanan dan mutu pangan yang berstandar internasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan dalam penerapan sistem manajemen keamanan dan mutu pangan ISO 22000:2005 terhadap kinerja perusahaan PT. Aerofood ACS Denpasar. Penerapan sistem ISO 22000:2005 diukur atas dasar empat elemen kunci yaitu penerapan program persyaratan kelayakan dasar, prinsip HACCP, komunikasi interaktif dan penerapan sistem manajemen sumberdaya. Sedangkan kinerja perusahaan diukur dengan metode Balanced Scorecard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88,56% karyawan puas terhadap penerapan sistem ISO 22000:2005 dan 81,93% puas terhadap kinerja perusahaan. Penerapan sistem ISO 22000:2005 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dari keempat elemen kunci tersebut ditemukan bahwa penerapan program persyaratan kelayakan dasar berkontribusi paling tinggi terhadap peningkatan kinerja dalam hal keuangan, kepuasan pelanggan, proses bisnis internal dan kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sebelum penerapan sistem ISO 22000:2005, PT. Aerofood ACS Denpasar hanya melayani sebanyak 7 maskapai penerbangan, akan tetapi setelah sukses menerapkan sistem tersebut, terjadi peningkatan jumlah pelanggan yang drastis yaitu sebanyak 23 maskapai penerbangan. Food industries operating in the global market must have a safety management system and international quality standards of food. The aimed of this research was to determine the level of employee satisfaction in the implementation of safety management system and food quality ISO 22000: 2005 towards the performance of PT. Aerofood ACS Denpasar. The implementation of ISO 22000: 2005 was determined using the basic of four key elements, namely the prerequisite programs, HACCP principles, interactive of communication and implementation of resource management system. Meanwhile, the company's performance was determined by the method of Balanced Scorecard. The results showed that 88.56% of employees were satisfied by the implementation of ISO 22000: 2005 and 81.93% were satisfied by the performance of the company. The implementation of ISO 22000:2005 gives positive and significant effect towards company performance. Among the four key elements of the program that were used, it was found that the prerequisite program had the highest impact to improve the performances in terms of financial, customer satisfaction, internal business processes and performance from the perspective of learning and growth. Before PT. Aerofood ACS Denpasar implemented ISO 22000: 2005, it only had cooperation with 7 airlines, but after the success of ISO’s implementation, the number of customers has significantly increased to be 23 airlines.
Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan terhadap Karakteristik Ikan Tongkol Olahan yang Direndam Dalam Larutan Asap Cair Batang Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ) Luber Turnip; I Wayan Widia; Pande Ketut Diah Kencana
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 1 (2020): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1109.059 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i01.p20

Abstract

Tuna has a high protein and water content, and has solid meat. But tuna is also very easy to damage. The cause of damage fish is a high water content which can cause microorganisms to multiply easily. Fumigation with liquid smoke is safer and more practical than conventional fumigation, because liquid smoke contains phenol, carbonyl and organic acids which are useful for providing a distinctive taste and as preservatives in fish. The liquid smoke comes from stem of tabah bamboo (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz). The purpose of this study was to determine the effect of temperature and heating time on the characteristics of processed tuna which soaked in liquid smoke stem of tabah bamboo and to find out the temperature and heating time of the best organoleptic characteristics of processed tuna which soaked in a solution of liquid smoke stem of tabah bamboo. The method used is Factorial Completely Randomized Design with two factors. The first factor is the treatment of heating temperature which consists of three levels, and the second factor is the treatment of heating time which consists of three levels. Each treatment was repeated twice. The best combination of treatments is the heating temperature of 100?C, heating for 4 hours produce pH 5.5, water content 58.06%, ash content 1.69%, protein content 18.29%, hedonic color test 3.94, aroma test hedonic 4.28, hedonic texture test 4.72, hedonic taste test 4.5, texture scoring test 4.83, and the overall acceptance scoring test is 4.39. Keywoard : smoked tuna, liquid smoke, tabah bamboo.
IDENTIFIKASI HARAPAN PELANGGAN TERHADAP MUTU PELAYANAN DAN MUTU PROSES PRODUKSI OLAHAN IKAN DI CV. MINA UTAMA Dian Asgar Paradisa; I Wayan Widia; I. G. N. Apriadi Aviantara
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 2 No 2 (2014): Agustus
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.301 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi (1) signifikansi kualitas layanan dan (2) faktor kualitas ikan olahan produksi, sesuai dengan harapan pelanggan di perusahaan CV. Mina Utama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan tertinggi terhadap faktor kualitas pelayanan ditunjukkan oleh variabel empati dan tingkat kepentingan tertinggi terhadap faktor-faktor yang ditunjukkan oleh variabel jaminan kualitas pelayanan, sedangkan faktor kualitas aspek aspek produksi diolah variabel bahan baku menunjukkan bahwa dari segi tingkat kepuasan juga dari segi tingkat minat memiliki tingkat tertinggi. Hasil analisis faktor konfirmatori menunjukkan bahwa, lima variabel signifikan yang mempengaruhi kualitas layanan yaitu, variabel tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy, dengan variabel reliability faktor terbesar dalam kepuasan dan dalam hal variabel tingkat minat variabel responsiveness memiliki faktor terbesar, hasil analisis faktor konfirmatori berikutnya menunjukkan bahwa, lima variabel signifikan mempengaruhi kualitas proses produksi yaitu, variabel bahan baku, sarana produksi, produksi, pengemasan, dan deskripsi produk, dengan variabel bahan baku memiliki faktor terbesar dalam kepuasan dan dalam hal tingkat variabel tertarik kemasan faktor terbesar. The research aimed to identify (1) the significant of quality service and (2) the quality factor of the production processing fish, in according to the expectations of customers in the company CV. Mina Utama. The method used in the research, was a survey. Results of this research showed that the highest level of satisfaction towards quality service factors indicated by the variable of empathy and the highest level of importance to the factors indicated by the variable of quality service assurance, while the quality factor the aspects of the production processed variable raw materials showed that in terms of the level satisfaction as well in terms of level interest has the highest level. The results were of confirmatory factor analysis showed that, five significant variables affecting the quality service that was, the variable tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy, with variable reliability biggest factor in satisfaction and in terms of the interested rate variable responsiveness has the largest factor, the next results of confirmatory factor analysis showed that, five significant variables affecting the quality of the production processing that was, the variable raw materials, means of production, production, packaging, and product descriptions, with variable raw material has the largest factor in satisfaction and in terms of the level variable interested packaging biggest factor.
Perancangan Alat Distribusi Ikan Segar Menggunakan Media Pendingin Ice Pack untuk Pedagang Ikan Keliling Nyoman Dhira Prayasa; I Wayan Widia; I Made Anom S. Wijaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 7 No 2 (2019): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.535 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2019.v07.i02.p01

Abstract

Telah dilaksanakan penelitian terkait perancangan dan pembuatan alat distribusi ikan segar menggunakan media pendingin ice pack untuk pedagang ikan keliling. Penelitian dilaksakana bertujuan untuk merancang dan membuat alat distribusi ikan segar yang dapat mempertahankan suhu ikan segar selama transportasi dan penjualan. Penelitian ini terdiri dari dari beberapa tahapan diantaranya identifikasi kebutuhan, perancangan fungsional, perancangan structural dan uji kinerja. Alat distribusi ikan segar yang dibuat tersusun atas ruang penyimpanan ikan, media pendingin ice pack, dan dudukan ruang penyimpanan. Sedangkan untuk pengujian kinerja terdiri dari capaian suhu ruang penyimpanan ikan dalam kondisi kosong, capaian lama waktu alat distribusi ikan dalam mempertahankan suhu rendah ikan, pengukuran nilai Coefficient of Performance (COP), dan penilaian mutu ikan sebelum dan sesudah transportasi dan penjualan dengan uji organoleptik. Hasil pengujian kinerja menunjukkan bahwa capaian suhu terendah ruang penyimpanan ikan adalah -12.30C dengan lama pendinginan hingga batas atas 50C adalah 14.3 jam. Alat distribusi ikan segar yang dibuat dapat mempertahankan suhu rendah ikan dengan batas atas 50C selama 32,03 jam, dengan nilai COP sebesar 0.67. Berdasarkan uji mutu ikan didapatkan bahwa nilai mutu ikan yang dijual sebelum, setelah transportasi dan setelah penyimpanan adalah 8.0, 7.4, dan 6.2. Research on fresh fish distribution tool using ice pack as cooling media for small-scale fresh fish retailer was conducted. The research aimed to design fresh fish distribution system for small-scale fresh fish retailer which can maintain the quality of fresh fish during transportation. This research was carried out through several stages, i.e. identification of needs, functional design, structural design and performance test. Fresh fish distribution tool using ice pack as cooling media for fresh fish small-scale retailer consisted fish storage room, fish storage room cover, ice pack, rack and fish storage stand. Performance test was carried out by observing the room temperature of fish storage room in unloaded condition and fish temperature during 4 hours transportation, determining the coefficient of performance (COP) value and observing the fish quality during transportation with organoleptic test. The result showed that the room temperature of fish storage room in unloaded condition could reach -12.30C after 24 minutes operation and maintain temperature with 50C upper limit for 14,3 hours, the distribution tool using ice pack as cooling media could maintain the fish temperature with 50C upper limit for 32.03 hours and organoleptic quality values before transportation, after transportation and after 12 hour storage were 8.0, 7.4, and 6.2. Values of COP was 0.67. This result has fulfilled the requirement of fish quality standard according to national standardization institution.
Rancang Bangun Sistem Pemantau Dan Pengendali Iklim Mikro Greenhouse Berbasis Android I Gusti Ayu Nadya Prasita Pasimpangan; I Wayan Widia; I Made Anom S. Wijaya; I Putu Gede Budisanjaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i01.p05

Abstract

Dengan berkembangnya teknologi pada bidang pertanian, semakin banyak penggunaan teknologi otomatisasi yang digunakan pada bidang pertanian, khususnya yang diterapkan pada greenhouse. Salah satunya adalah pemantau dan pengendalian iklim mikro dengan menggunakan sensor. Pemantauan dan pengendalian iklim mikro penting dilakukan untuk menjaga lingkungan tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Iklim mikro yang dipantau diantaranya adalah suhu, kelembaban udara, dan intensitas cahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem pemantau dan pengendali iklim mikro pada greenhouse secara otomatis melalui android. Pada penelitian ini dibangun sistem pemantau dan pengendali iklim mikro yang dioperasikan melalui telephone android menggunakan aplikasi blynk, dan dihubungkan dengan internet melalui modul wifi. Arduino mega 2560 digunakan pada penelitian ini sebagai mikrokontroler yang terhubung dengan sensor DHT22 dan sensor BH1750 yang digunakan untuk mengukur iklim mikro secara otomatis, ESP8266 sebagai penghubung jaringan internet antara arduino dan android, serta relay untuk mengendalikan fan exhaust, LED grow light, dan pompa misting sebagai alat kendali. Pada sistem ini dilengkapi input setting point sehingga pengguna bisa mengatur masing-masing iklim mikro sesuai dengan kebutuhan tanaman dan mengendalikan alat kendali secara otomatis. Hasil dari penelitian ini adalah sistem pemantau dan kendali pada aplikasi blynk pada telepon android yang telah dirancang dan dihubungkan dengan board arduino yang dipasang pada greenhouse. Sistem yang dibangun berhasil memantau iklim mikro pada greenhouse dan ditampilkan pada menu aplikasi dan setting point yang diatur oleh pengguna berhasil mengatur sistem kendali iklim mikro secara otomatis yang berada pada greenhouse. As the growth of development technology in agriculture, more automation technologies are used especially those applied to greenhouses. One of the uses of technology is automatic mircroclimate monitoring and controlling using sensor. Microclimate monitoring and controlling is important to maintain the plant’s environment so that it can grow optimally. The mircroclimates that were monitored and control LED included temperature, humidity, and light intensity. The purpose of this research is to build an android based automatic microclimate monitoring and controlling system in the greenhouse. In this research, a microclimate monitoring and controlling system was built which is operated via an android using blynk application and connected to the internet via wifi module. Arduino Mega 2560 is used in this study as a microcontroller connected to DHT22 sensor and BH1750 sensor that are used to measure the mircroclimate automatically, ESP8266 as the wifi modul to link arduino and android via internet, as well as relay to control fan exhaust, LED grow light, and misting pumps as output control. This system is equipped with an input setting point so user can adjust each microclimate according to the plant needs and control the output device automatically. The result of this research is a monitoring and controlling system using blynk application on an android that has been designed and connected to the arduino board instal LED in the greenhouse. The system succesfully monitors the microclimate which displayed on the application and controls the microclimate automatically using output device with the input of setting point.
Model Perencanaan Produksi untuk Memenuhi Permintaan Pasar dan Pengendalian Persediaan Produk Jadi pada Perusahaan Penghasil Minuman Ringan Ni Made Darmayanti; I Wayan Widia; I. B. Putu Gunadnya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 4 No 2 (2016): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.341 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola historis penjualan masing-masing varian produk, indeks special event yang berpengaruh terhadap permintaan dan model peramalan (forecasting) yang paling sesuai digunakan sebagai dasar perencanaan produksi produk Coca-Cola 200 ml, Sprite 295 ml di PT. CCBI Balinusa. Dari penelitian tersebut diperoleh pola penjualan bulanan pada masing-masing produk tahun 2015 mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Data penjualan tertinggi produk Coca-Cola 200 ml terjadi pada bulan September dan Sprite 295 ml terjadi pada bulan Desember. Sedangkan data penjualan terendah pada produk Coca-Cola 200 ml dan Sprite 295 ml terjadi pada bulan Juli. Indeks special event tertinggi untuk produk CocaCola 200 ml yaitu pada Natal dan tahun baru (I=2,43), terendah yaitu Idul Adha (I=1,42) dan Sprite 295 ml tertinggi pada Natal dan tahun baru (I=2,17), terendah pada Waisak (I=1,47). Model peramalan terbaik untuk produk Coca-Cola 200 ml adalah eksponential smoothing eventbased (ESEB) dengan ?=0,3 dan untuk produk Sprite 295 ml adalah eksponential smoothingevent based (ESEB) dengan ?=0,1. This research aims to determine the historical pattern of sales of each product variant, the index of special events that influence the demand and forecasting models are most appropriate to use as the basis for planning the production of Coca-Cola 200 ml and Sprite 295 ml in PT. CCBI Balinusa. From these studies obtained pattern on the monthly sales of each product in 2015 fluctuated from time to time. The highest sales of Coca-Cola 200 ml occurred in September, and Sprite 295 ml occurred in December. While the lowest sales data on Coca-Cola 200 ml and Sprite 295 ml occurred in July. Index top special event for Coca-Cola 200 ml is on Christmas and New Year (I=2.43), the lowest was Idul Adha (I=1.42) and Sprite 295 ml highest at Christmas and New Year (I=2.17), the lowest in the Waisak (I=1.47). The best forecasting model for Coca-Cola 200 ml is an exponential smoothing event based (ESEB) with ? = 0.3 and for Sprite 295 ml is an exponential smoothing event based with ? = 0.1.
Penerapan Metode Six Sigma untuk Menurunkan Jumlah Defect pada Produksi Fillet Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer bloch) Putu Ayu Aripradnyani; I Wayan Widia; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 1 (2021): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i01.p04

Abstract

ABSTRAK Setiap perusahaan seyogyanya berupaya memperkecil resiko kegagalan dalam berproduksi. Tingginya persentase produk defect dalam setiap siklus produksi selain berimplikasi terhadap menurunkan kepercayaan konsumen juga menaikkan biaya produksi sehingga berakibat menurunkan daya saing produk di pasar. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor kritis penyebab defect pada produk dan menemukan bentuk perbaikan kinerja dalam proses manajemen yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah produk defect pada proses produksi fillet ikan kakap putih kualitas ekspor pada salah satu perusahaan pengolahan ikan di Bali menggunakan metode six sigma. Penelitian ini mencakup lima tahapan implementasi six sigma yaitu DMAI (Define, Measure, Analyze, dan Improve) yang melibatkan pihak manajemen dan karyawan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terindentifikasi dua faktor kritis penyebab tertinggi dari enam kategori defect fillet ikan kakap putih. Karakteristik kinerja yang dicapai oleh perusahaan saat ini dicirikan oleh angka DPU (Defect per Unit) sebesar 0,09, DPO (Defect per Opportunities) sebesar 0.045, DPMO (Defect per Million Opportunities) sebesar 45,463 yang setara dengan kinerja pada level 3,125-Sigma sehinga tergolong dalam kategori tingkat kinerja rata-rata industri. Perusahaan berpotensi meraih peningkatan kinerja hinga pada level 4,000-Sigma sepanjang bersedia melakukan sejumlah perbaikan secara berkesinambungan dalam manangani baik terhadap pengawasan mutu bahan baku ikan maupun ketidaksempurnaan pemberiaan gas CO pada produk. Dengan penerapan metode six-sigma, maka faktor kritis penyebab defect tertinggi yang ditemukan yakni daging pecah/lembek dan berbau serta pemberian gas CO yang kurang merata sehingga bentuk perbaikan kinerja dalam proses manajemen yang direkomendasikan adalah menjalankan formulir checklist pada setiap proses produksi, memberikan pelatihan-pelatihan bagi karyawan dan melakukan pemeriksaan terhadap kemasan. ABSTRACT Every company should try to minimize the risk of failure in production. The high percentage of defective products in each production cycle has implications not only reducing consumer confidence but also increasing production costs, which results in lower product competitiveness in the market. The objective of this study was to identify the critical factors that cause defects in the product and find a form of performance improvement in the management process that can be done to reduce the number of defect products in the export quality white snapper fillet production process at a fish processing company in Bali using the six-sigma method. This research consisted of Six-Sigma implementation stages, namely DMAI (Define, Measure, Analyze, and Improve) which involved management and company employees. The results showed that two critical factors were identified as the highest cause of the six categories of white snapper fillet defects. The performance characteristics achieved by the company are currently characterized by a DPU (Defect per Unit) number of 0.09, DPO (Defect per Opportunities) of 0.045, DPMO (Defect per Million Opportunities) of 45.463 which is equivalent to performance at the 3,125-Sigma level so that belongs to the category of industry average performance level. The company has the potential to achieve an increase in performance up to the 4,000-Sigma level as long as it is willing to make a number of continuous improvements in handling both the quality control of fish raw materials and imperfections in the supply of CO gas in the product. With the application of the six-sigma method, the critical factors causing the highest defects were broken / mushy and smelly meat and uneven distribution of CO gas so that the recommended form of performance improvement in the management process was running a checklist form at each production process, providing training for employees and conducting an inspection of packaging.
Metode Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Untuk Meminimumkan Biaya Produksi Keripik Kentang (Studi Kasus di CV. Lima Roti Dua Ikan) Nadine Nasya Riesta; I Wayan Widia; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p05

Abstract

Abstrak Meminimumkan biaya dilakukan untuk mencapai biaya pengadaan bahan baku yang rendah dan harga jual produk lebih kompetitif sehingga mampu mendapatkan keuntungan yang besar. Penelitian ini bertujuan menentukan metode perencanaan produksi dan pengendalian persediaan untuk meminimumkan biaya pengeluaran pada produksi keripik kentang. Data yang digunakan merupakan data jangka pendek yang akan di perhitungkan untuk tahun selanjutnya, yang diperoleh dari perusahaan yang memproduksi keripik kentang sejak tahun 2013 yaitu CV. Lima Roti Dua Ikan. Data yang dibutuhkan ialah data bulanan selama 3 tahun terakhir, periode Januari 2018 hingga Desember 2020. Metode perencanaan produksi yang dievaluasi berdasarkan dua jenis metode yaitu SMA dan ES sedangkan metode pengendalian persediaan yang dievaluasi berdasarkan dua jenis metode yaitu EOQ dan JIT. Hasil penelitian menunjukan metode yang tepat digunakan untuk perencanaan produksi ialah ES dengan koefisien pemulusan 0,1 yang menghasilkan nilai MAPE sebesar 0,43%. Metode yang ekonomis digunakan untuk pengendalian persediaan ialah EOQ yang memiliki selisih dengan data aktual perusahaan 35,71% pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp 19.198.507,29, selisih 31,69% pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp 20.104.228,21, dan selisih 28,91% pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp 18.591.797,07. Dengan hasil perhitungan biaya pengendalian persediaan menunjukkan bahwa EOQ merupakan metode yang paling ekonomis dibandingkan dengan sistem yang telah diterapkan oleh perusahaan dan dengan metode JIT. Metode perencanaan produksi berdasarkan peramalan permintaan yang memiliki nilai kesalahan paling kecil ialah ES dengan koefisien pemulusan 0,1 dan metode pengendalian persediaan yang memiliki biaya yang paling ekonomis ialah EOQ. Dikatakan paling ekonomis karena memiliki nilai biaya penghematan paling maksimal. Abstract Minimizing costs in order to achieve low procurement raw materials costs and more competitive product selling prices so obtain a high profit. This study aims to determine the method of production planning and inventory control for minimizing expenses for potato chips production. The data used are short-term data that will be calculated for the next year, were obtained from the company CV. Lima Roti Dua Ikan that produce potato chips since 2013. The required data is monthly data for the last 3 years, January 2018 to December 2020. Production planning method is evaluated based on two methods including SMA and ES, while inventory control method is evaluated based on two methods including EOQ and JIT. The results showed that a better method used for production planning is ES with a coefficient smoothing of 0.1 which results in MAPE value of 0.43%. An economical method used for inventory control is EOQ which has a difference from the company's actual data of 35.71% in 2018 amounting to Rp 19.198.507,29, of 31.69% in 2019 amounting to Rp 20.104.228,21 and of 28.91% in 2020 amounting to Rp 18.591.797,07. The results of the calculation of cost inventory control showed that EOQ is the most economical method compared to the system that has been implemented and to the JIT. Production planning method based on demand forecasting having the smallest value of error is ES with a coefficient smoothing of 0,1 and inventory control method that has the most economical value is EOQ. The most economical method is because it had the maximum savings.
Peningkatan Gelombang Elektromagnetik Menurunkan Laju Perkecambahan Padi Beras Merah Cenana Jatiluwih (Oryza Sativa Var Barac Cenana) Viqtor Arya Nugraha; I Made Anom S. Wijaya; I Wayan Widia
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 6 No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.041 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2018.v06.i02.p07

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemaparan medan elektromagnetik terhadap padi varietas lokal serta mengetahui medan elektromagnetik dan waktu perendaman yang tepat sehingga menghasilkan perkecambahan padi varietas lokal yang terbaik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor yang pertama yaitu kuat medan elektromagnetik dari 0 mT, 2 mT, 3 mT dan 4 mT, sedangkan faktor kedua yaitu lama perendaman terdiri dari 48, 64,dan 96 jam. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji duncan apabila perlakuan berpengaruh nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kuat paparan elektromagnetik dengan tegangan tertentu mengakibatkan adanya penurunan terhadap persentase perkecambahan benih padi, sedangkan untuk perlakuan perendaman, semakin lama perendaman benih menghasilkan peningkatan persentase perkecambahan padi. Perkecambahan padi terbaik dihasilkan pada pemaparan medan elektromagnetik tegangan 2 mT dengan lama perendaman 96 jam. This study aims to find out the modeling of electromagnetic fields against local rice varieties and to determine the electromagnetic field and the proper immersion time to produce the best rice germination. The experimental experiment used is a factorial circuit consisting of two factors. The first factor is the strength of the electromagnetic field of 0 mT, 2 mT, 3 mT and 4 mT, while the second factor is the duration of immersion consisting of 48, 64, and 96 hours. The data obtained were analyzed by verbal examination, then continued with duncan test if treatment had real effect. The results showed that the stronger electromagnetic exposure with certain voltage resulted in a decrease in the percentage of seed germination of local varieties of rice while for the immersion treatment, the longer the seed immersion resulted in increased percentage of germination of local varieties of rice. The best germination was produced at exposure of 2 mT voltage electromagnetic field with 96 hours of immersion time for red rice varieties.
Pengaruh Suhu Gelatinisasi dan Durasi Pengadukan terhadap Karakteristik Film Kemasan Cerdas Bioplastik Anna Sukma Muthia; Ni Luh Yulianti; I Wayan Widia
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p17

Abstract

Abstrak Karakteristik kemasan dapat dipengaruhi oleh suhu gelatinisasi dan durasi pengadukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu gelatinisasi dan durasi pengadukan terhadap karakteristik film kemasan cerdas bioplastik serta memperoleh perlakuan yang menghasilkan karakteristik kemasan paling baik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor pertama perlakuan yaitu, suhu gelatinisasi (T) yang terdiri dari 3 level suhu: 75 , 80 2 , dan 85 2 dan faktor kedua yaitu, durasi pengadukan (D) yang terdiri dari 3 level: 5, 10 dan 15 menit dengan dua kali pengulangan sehingga menghasilkan 18 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dan apabila perlakuan berpengaruh terhadap parameter yang diamati maka akan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu gelatinisasi dan durasi pengadukan pada pembuatan kemasan cerdas bioplastik berpengaruh terhadap nilai kuat tarik, pemanjangan, elastisitas, ketahanan air, ketebalan dan perubahan warna film kemasan cerdas. Perlakuan suhu gelatinisasi 80oC dan durasi pengadukan selama 5 menit merupakan perlakuan yang menghasilkan kemasan cerdas dengan karakteristik terbaik yaitu nilai kuat tarik sebesar 14,10 MPa, pemanjangan sebesar 3,73%, elastisitas sebesar 397,75 MPa, ketahanan air sebesar 96,58%, dan ketebalan sebesar 0,40 mm dan menunjukkan perubahan warna yang responsif. Abstract Packaging characteristics can be affected by gelatinization temperature and stirring duration. This research was conducted to obtain gelatinization temperature and stirring duration effect to bioplastic smart packaging film characteristics and to obtain a combination of gelatinization temperature and stirring duration that can produce the best packaging characteristic. The experimental design used was a Randomized Block Design (RBD) with the first-factor treatment is gelatinization temperature (T) which consisted of 3 levels: 75oC, 80oC, and 85oC. The second factor is stirring duration (D) which consisted of 3 levels: 5, 10 dan 15 minutes, with two repetitions to produce 18 experimental units. The data obtained were analyzed by using Analysis of variance (ANOVA) and if the treatment affected the observed parameters, the test was continued with Duncan's test. Gelatinization temperature treatment and stirring duration in the making of starch and bioplastic smart packaging affect the value of tensile strength, elongation, elasticity, water resistance, thickness, and color change of smart packaging films. The gelatinization temperature treatment of 80oC and the stirring duration of 5 minutes resulted in smart packaging with the characteristics of tensile strength of 14.10 MPa, elongation 3.73%, elasticity 397.75 MPa, water resistance 96.58%, and thickness 0.40 mm and show responsive color changes.