Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search
Journal : Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian)

Strategi Peningkatan Kinerja Manajemen Rantai Pasokan Jeruk Siam di Kelompok Tani Gunung Mekar Kabupaten Gianyar Demo I Made Sucipta; I Wayan Widia; I Made Supartha Utama
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 4 No 2 (2016): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.81 KB)

Abstract

Jeruk siam (Citrus nobilis var. microcarpa) merupakan salah satu komoditas unggulan provinsi Bali. Namun demikian, fakta menunjukan bahwa sistem agribisnis jeruk siam saat ini belum memberikan kemakmuran kepada petani skala kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui struktur, mekanisme, dan kelembagaan rantai pasokan jeruk siam di Kelompok Tani Gunung Mekar Kabupaten Gianyar; dan (2) Mengetahui prioritas rekomendasi dalam rangka peningkatan kinerja sistem manajemen rantai pasokan jeruk siam. Penelitian ini terdiri dari dua tahap dan setiap tahap membutuhkan responden serta alat analisis yang berbeda-beda. Tahap pertama (mengetahui struktur, mekanisme, kelembagaan rantai pasokan) menggunakan analisis deskriptif kualitatif, dan tahap kedua (mengetahui prioritas rekomendasi) menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) sebagai alat analisisnya. Pengambilan sampel petani dilakukan secara purposive sampling dan sampel setelah petani ditentukan dengan metode bola salju (snowball sampling). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tiga pola distribusi jeruk siam dengan mekanisme rantai pasokan yang bersifat tradisional. Dalam rangka meningkatkan kinerja manajemen rantai pasokan jeruk siam, kriteria meningkatkan akses informasi, alternatif reliabilitas, dan indikator kinerja kualitas produk menjadi prioritas yang paling berperan penting. Siam citrus (Citrus nobilis var. microcarpa) is one of Bali's main commodities. However, the fact showed that agribusiness system of Siam citrus is not profitable enough for small scale farmers group. This research aimed to; (1) acknowledge the structure, mechanisms, and the systematic supply chain of Siam citrus in the Gunung Mekar Farmers Group of Gianyar Regency; and (2) know the priorities recommendations in order to increased supply chains performance of Siam citrus. This research study consisted of two stages, and each process required different respondents and analysis tools as well. The first stage (to know the structure, mechanisms, and systematic of the supply chain) is using the descriptive qualitative analysis, and the second stage (to know the recommendation priorities) is using the Analytical Hierarchy Process method (AHP) as the analysis tool. The sampling on farmer levels conducted purposively and the next sampling level determined by snowball sampling method. The research resulted three distribution patterns of Siam citrus with traditional supply chain mechanism basic. The improvement of performance supply chain management on Siam citrus, information accessibility improvement, alternative reliability, and performance indicator of product quality became the most important priority.
Pengukuran Kinerja Sistem Rantai Pasok Sayuran untuk Memenuhi Permintaan Hotel di Bali Qurratu Zahrah Trinilam; I Wayan Widia; I Made Supartha Utama
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 2 (2023): IN PRESS
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Permintaan pasokan sayuran yang ditetapkan oleh hotel memiliki standar tertentu berupa tepat kualitas, tepat waktu dan tepat kuantitas, sedangkan sayuran memiliki sifat dasar perishable yang kualitasnya masih bergantung pada iklim dan cuaca sehingga perlu dilakukan pengukuran kinerja sistem rantai pasokan sayuran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme kerja dan tingkat pencapaian kinerja sistem rantai pasokan sayuran dalam memenuhi permintaan hotel di Bali. Penelahaan mekanisme kerja menggunakan kerangka analisis Food Supply Chain Network (FSCN) dan pengukuran tingkat pencapaian kinerja mengacu pada model Supply Chain Operations Reference (SCOR). Objek penelitian ini adalah sistem rantai pasokan menggunakan lima jenis komoditi sayuran yang dipilih yaitu kubis, wortel, chaisim, brokoli, dan sawi putih dengan melibatkan petani di Bedugul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pencapaian kinerja sistem rantai pasok sayuran yang diteliti, yaitu Perfect Order Fulfillment (POF) kelima jenis sayuran memperoleh nilai rata-rata 98,2%, termasuk dalam kategori superior, Standard Fulfillment (SF) memperoleh nilai rata-rata 100%, termasuk dalam kategori superior, Flexibility sayuran memperoleh nilai rata-rata 1,2 hari yang tergolong superior, Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) memperoleh nilai rata-rata 0,7 hari yang tergolong superior, Lead Time (LT) memperoleh nilai rata-rata 0,67 hari termasuk dalam golongan superior. Cash to Cash Cycle Time (CTCCT) memperoleh nilai 13,80 hari. Tingkat pencapaian kinerja sistem rantai pasokan sayuran yang diteliti tergolong memiliki kinerja superior atau termasuk dalam katagori sangat baik. Abstract The vegetable demand supply set by the hotel has standards in the form of quality, on-time, and quantity. Meanwhile, vegetable commodities have a perishable nature whose quality still depends on climate and weather. It is necessary to measure the performance of the vegetable supply chain system. This study aimed to determine the working mechanism and the achievement level of supply chain performance to meet the demand for hotels in Bali. The analysis uses the Food Supply Chain Network (FSCN) framework. The measuring achievement level of performance refers to the Supply Chain Operations Reference (SCOR) method. The object of this study involved the farmers in Bedugul. The results showed that the measuring achievement level of vegetable supply chain performance was in the Perfect Order Fulfillment (POF) matrix of vegetables obtained an average value of 98.2%, considered in the superior category. The Standard Fulfillment (SF) matrix had an average score of 100% (considered in the super categories). Vegetable Flexibility Matrix obtained an average value of 1.2 days (considered superior). The Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) matrix had an average value of 0.7 days (considered superior). The Lead Time (LT) matrix also obtained an average value of 0.67 days (considered in the superior class). The Cash to Cash Cycle Time Matrix value of 13,80 days. The measuring achievement level of vegetable supply chain performance is in super performance or the best position
Pengaruh Pemberian Konsentrasi Cuka Apel dan Ketebalan Kemasan Plastik Polypropylene Berperforasi terhadap Mutu Sawi Hijau (Brassica Juncea L.) selama Penyimpanan Suhu Dingin Rachmad Dwi Putra; I Wayan Widia; Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p19

Abstract

Abstrak Sawi hijau merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mudah mengalami penurunan kualitas mutu yang diakibatkan berlangsungnya proses respirasi dan transpirasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian cuka apel dan ketebalan kemasan plastik PP berperforasi terhadap mutu sawi hijau selama penyimpanan suhu dingin untuk mendapatkan perlakuan terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor: konsentrasi cuka apel (3%, 6%, dan 9%) dan ketebalan kemasan plastik PP berperforasi (0,02 mm dan 0,04 mm). Lubang peforasi yang digunakan sebanyak 8 lubang berdiameter 5 mm serta ukuran plastik 20 x 45 cm. Pada penelitian ini sawi hijau disimpan selama 12 hari dengan suhu 6±2oC dan perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi susut bobot, total padatan terlarut, color difference, tekstur, dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian cuka apel, ketebalan kemasan plastik PP dan interaksi keduanya berpengaruh signifikan terhadap mutu sawi hijau selama penyimpanan suhu dingin pada hari ke-12, namun pada interaksi keduanya pada parameter total padatan terlarut tidak berpengaruh signifikan pada hari ke-12. Perlakuan terbaik didapat dari perlakuan konsentrasi cuka apel 6% dan ketebalan kemasan plastik PP 0,04 mm dengan nilai susut bobot 5,20%, tekstur 3,76 N, total padatan terlarut 7,33 %Brix, color difference 40,05 ?E, dan uji organoleptik kesegaran mutu visual dengan skor 4,22. Abstract Caisim is one of the horticultural plants that easily experience quality degradation due to the ongoing process of respiration and transpiration. Purpose of this study is to determine the effect of apple cider vinegar and the thickness of perforated PP plastic packaging on the quality of caisim during cold storage to get the best treatment. This study used a completely randomized design with two factors: the concentration of apple cider vinegar (3%, 6%, and 9%) and the thickness of the perforated PP plastic packaging (0.02 mm and 0.04 mm). The perforation holes used were 8 holes with a diameter of 5 mm and a plastic size of 20 x 45 cm. In this study, caisim were stored for 12 days at a temperature of 6±2oC and the treatment was repeated 3 times. Parameters observed included weight loss, total dissolved solids, color difference, texture, and organoleptic. The results showed that the use of apple cider vinegar, thickness of PP plastic packaging, and their interaction had a significant effect on the quality of caisim during cold storage on the 12th day, but the interaction of both on the total dissolved solids parameter had no significant effect on the 12th day. The best treatment was obtained from the concentration of 6% apple cider vinegar and 0.04 mm thickness of PP plastic packaging with a weight loss value of 5.20%, texture 3.76 N, total dissolved solids 7.33 %Brix, color difference 40.05 ?E, and organoleptic test of visual quality freshness with a score of 4.22.
Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Tepung terhadap Karakteristik Kimia Pasta Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) Yayang Sartika Nevianto Tanjung; I Wayan Widia; Mentari Kinasih
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p23

Abstract

Abstrak Semua jenis ikan pada dasarnya dapat diolah menjadi pasta ikan, akan tetapi belum tentu memiliki kualitas pasta yang terbaik. Penambahan bahan tambahan berupa tepung sangat diperlukan untuk meningkatkan tekstur, rendemen, daya ikat air, stabilitas saat disimpan beku, dan mengurangi berat susut akibat pemasakan pada pembuatan produk pasta ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi penambahan tepung terhadap kimia pasta ikan mujair (Oreochromis mossambicus). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 2 faktorial, dimana faktor I adalah jenis tepung yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu tepung terigu, maizena, tapioka, dan faktor II adalah konsentrasi tepung yang terdiri dari 4 taraf, yaitu 5%, 10%, 15%, dan 20%. Adapun parameter pengamatan terhadap sifat kimia pasta ikan mujair meliputi kadar air, derajat keasaman (pH), kadar protein, dan expressible moisture content (EMC). Data hasil pengamatan diolah menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan Kruskal-wallis, dan kemudian di uji lanjut Duncan bila terdapat pengaruh yang nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan jenis dan konsentrasi penambahan tepung berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter pengamatan dengan kombinasi perlakuan yang terbaik adalah jenis tepung maizena dengan penambahan konsentrasi sebesar 10% dengan nilai kadar air 73,62%, kadar protein 16,82%; derajat keasaman (pH) sebesar 6,97; dan expressible moisture content (EMC) sebesar 27,70%. Abstract All types of fish can be processed into fish paste, but not necessarily the quality of pasta. The additional ingredients in the form of flour are needed to improve texture, yield, water holding capacity, stability when stored frozen, and reduce weight loss due to cooking in the manufacture of fish paste products. The aim of this study was to determine the effect of the type and concentration of flour addition on the chemistry of tilapia fish paste (Oreochromis mossambicus). This study used a 2-factorial completely-randomized design (CRD), where factor I was the type of flour consisting of 3 treatment levels, namely wheat flour, cornstarch, and tapioca, and factor II was flour concentration (5%, 10 %, 15%, and 20%). The parameters for observing the chemical properties of tilapia fish paste include water content, acidity (pH), protein content, and expressible moisture content (EMC). Observational data were processed using variance (ANOVA) and Kruskal-Wallis, and then Duncan further tested if there was a significant effect. The results showed that the interaction of treatment type and concentration of flour addition had a significant effect on all observation parameters. The best treatment combination is cornstarch with an additional concentration of 10% with a water content value of 73.62%, the protein content of 16.82%; a degree of acidity (pH) of 6.97; and expressible moisture content (EMC) of 27.70%.
Pengaruh Cara Mematikan dan Lama Waktu Post-Mortem terhadap Mutu Kesegaran Filet Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) Oliver Owen; I Wayan Widia; Mentari Kinasih
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 2 (2023): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i02.p07

Abstract

Abstrak Filet ikan mujair merupakan salah satu bahan pangan sumber protein yang sangat diperlukan untuk pemenuhan gizi. Mutu kesegaran ikan filet ditentukan oleh beberapa hal, antara lain kualitas bahan baku dan cara mematikan ikan yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cara mematikan dan lama waktu post-mortem terhadap mutu kesegaran filet ikan mujair (Oreochromis mossambicus). Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial-RAL (rancangan acak lengkap) dengan 2 faktor, yaitu cara mematikan ikan dan lama waktu post-mortem. Cara mematikan ikan memiliki 3 taraf perlakuan, yaitu mati menggelepar, suhu dingin, dan teknik ikejime. Sedangkan, lama waktu post-mortem memiliki 8 taraf perlakuan, yaitu; 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, dan 14 jam. Perlakuan diulang sebanyak 2 kali, sehingga didapat 24 kombinasi perlakuan dan 48 sampel percobaan. Parameter yang diamati adalah indeks rigor, organoleptik mutu kesegaran ikan, pH, kadar protein, dan organoleptik mutu kesegaran filet. Data hasil pengamatan diolah dengan analisis sidik ragam (ANOVA), uji Duncan, dan uji Kruskal-Wallis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cara mematikan dan lama waktu post-mortem berpengaruh nyata terhadap beberapa parameter mutu kesegaran filet ikan mujair. Kombinasi perlakuan terbaik adalah mematikan dengan teknik ikejime dengan lama waktu post-mortem 0 jam dengan karakteristik pH sebesar 6,94, kadar protein sebesar 26,65% dan skor organoleptik daging ikan sebesar 8,80, serta skor tekstur daging ikan sebesar 8,95. Abstract Tilapia fish filet is one of the protein-rich foods needed by the body. The freshness quality of the tilapia fish filet is affected by the quality of the raw materials and the method of killing the fish. This study aimed to determine the effect of the lethal technique and the length of post-mortem time on the freshness of tilapia fish (Oreochromis mossambicus) filets. This study used a factorial-CRD trial (Completely Randomized Design) for two factors. The first factor is how to kill the fish (floating death, cold temperature, and ikejime technique). The second factor was the length of post-mortem time (0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, and 14 hours). Each treatment was repeated by 2 times so that 48 samples were obtained from 24 treatment combinations. The observed parameters are the rigor index, organoleptic freshness, pH, and protein content. Observational data were processed by Analysis of Variance (ANOVA), Duncan test, and Kruskal-Wallis test. The results of this study indicate that the method of shutting down and the length of time post-mortem significantly affect several parameters of the freshness quality of tilapia fish fillets. The best combination of treatment is lethal with the ikejime technique with a post-mortem time of 0 hours which has a pH of 6.94, protein content of 26.65% and fish meat organoleptic score of 8.80, and fish meat texture score of 8.95.