Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

DAYA DUKUNG PONDASI TELAPAK DENGAN PLATE LOADING TEST PADA TANAH PASIR Krisantos Ria Bela; I Wayan Redana; Anissa Maria Hidayati
JURNAL SPEKTRAN Vol 6 No 2 (2018): Vol. 6, No. 2, Juli 2018
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.905 KB)

Abstract

ABSTRAK Plate Loading Test adalah salah satu pengujian yang dilakukan untuk mengukur kekuatan dan deformasi tanah, dan digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah serta penurunannya terutama untuk pondasi dangkal. Nilai daya dukung, penurunan, dan angka keamanan (FS) yang diperoleh dari Plate Loading Test untuk pondasi 10 cm x 10 cm adalah 14.50 kN/m2, penurunannya adalah 0.000037 m. Sedangkan pada pondasi 20 cm x 20 cm, nilai daya dukungnya adalah 29.95 kN/m2, penurunannya adalah 0.000149 m. Dengan beban kerja sesuai beban ijin Terzaghi dengan angka keamanan (FS) = 2, maka uji Plate Loading Test pada pondasi 10 cm x 10 cm memberikan angka keamanan lebih besar dari 2 yaitu (FS) = 2.30 dan pada pondasi 20 cm x 20 cm memberikan angka keamanan lebih besar dari 2 yaitu (FS) = 2.38. Untuk Persentase perbandingan antara Plate Loading Test dengan Metode Terzaghi pada pondasi 10 cm x 10 cm, nilai daya dukungnya adalah 56.52 % dan penurunannya adalah 63.49 %. Sedangkan pada pondasi 20 cm x 20 cm, Persentase perbandingan daya dukungnya adalah 57.90 % dan penurunannya adalah 63.74 %. Untuk Persentase perbandingan antara Plate Loading Test dengan Metode Meyerhof pada pondasi 10 cm x 10 cm, nilai daya dukungnya adalah 54.83 % dan penurunannya adalah 62.07 %. Sedangkan pada pondasi 20 cm x 20 cm, Persentase perbandingan daya dukungnya adalah 56.26 % dan penurunannya adalah 62.32 %. Untuk Persentase perbandingan antara Plate Loading Test dengan Plaxis 2D pada pondasi 10 cm x 10 cm, nilai daya dukungnya adalah 56.52 %, dan penurunannya adalah 59.46 %. Untuk pondasi 20 cm x 20 cm, Persentase perbandingan daya dukungnya adalah 57.90 % dan penurunannya adalah 61.74 %.
Analisis Penurunan Segera pada Pondasi Telapak Berdasarkan Nilai Daya Dukung Terzaghi, Mayerhof, Brinch Hansen, dan Vesic Egidius Kalogo; Krisantos Ria Bela; Paulus Sianto
JURNAL TEKNIK SIPIL ITP Vol 8, No 1 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL (JTS) ITP
Publisher : LP2M ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pondasi telapak merupakan pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung sebuah kolom serta meneruskan beban yang bekerja menuju ke tanah dasar. Apabila dalam mendesain suatu pondasi tidak mencapai tanah keras, maka akan terjadi penurunan. Untuk mengetahui penurunan yang terjadi pada pondasi telapak, maka harus dilakukan perhitungan daya dukung tanah terlebih dahulu. Adapun teori daya dukung tanah yang sering digunakan yaitu teori Terzaghi, Meyerhof, Brinch Hansen, dan Vesic. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai daya dukung kemudian dilakukan perhitungan penurunan segera yang terjadi pada pondasi telapak. Penelitian ini akan diselesaikan dengan cara melakukan pengujian sampel tanah di laboratorium. Adapun sampel tanah yang akan digunakan yaitu pada ruas Jalan Amabi Oebufu Kecamatan Oebobo Kota Kupang. Berdasarkan hasil perhitungan nilai daya dukung dan penurunan segera untuk pondasi telapak berukuran 2m × 2m pada titik A dengan jenis tanah adalah lempung kepasiran, Terzaghi memperoleh nilai daya dukung terkecil yaitu 129,77 kg/cm2 dengan penurunan segera yang terjadi adalah 0,6540 m. Untuk titik B, dengan jenis tanah adalah Limestone/tanah putih, nilai daya dukung terendah juga dimiliki oleh Terzaghi yaitu 758,95 kg/cm2 dengan penurunan segera yang terjadi adalah 1,4953 m. Untuk titik C dengan jenis tanah adalah lempung kepasiran, nilai daya dukung terendah dimiliki oleh Meyerhof yaitu 444,75 kg/cm2 dengan penurunan segera yang terjadi adalah 2,2412 m. Dan untuk titik D dengan jenis tanah adalah lempung kepasiran, nilai daya dukung terendah dimiliki oleh Terzaghi yaitu 283,14 kg/cm2 dengan penurunan segera yang terjadi adalah 1,4269 m. Untuk angka keamanan yang dipakai adalah (FS) = 2.Kata kunci: penurunan segera, pondasi telapak, daya dukung tanah
Analisis Penurunan Segera pada Pondasi Telapak Berdasarkan Nilai Daya Dukung Terzaghi, Mayerhof, Brinch Hansen, dan Vesic Egidius Kalogo; Krisantos Ria Bela; Paulus Sianto
Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Padang Vol 8 No 1 (2021): Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Padang
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.935 KB) | DOI: 10.21063/jts.2021.V801.03

Abstract

Pondasi telapak merupakan pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung sebuah kolom serta meneruskan beban yang bekerja menuju ke tanah dasar. Apabila dalam mendesain suatu pondasi tidak mencapai tanah keras, maka akan terjadi penurunan. Untuk mengetahui penurunan yang terjadi pada pondasi telapak, maka harus dilakukan perhitungan daya dukung tanah terlebih dahulu. Adapun teori daya dukung tanah yang sering digunakan yaitu teori Terzaghi, Meyerhof, Brinch Hansen, dan Vesic. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai daya dukung kemudian dilakukan perhitungan penurunan segera yang terjadi pada pondasi telapak. Penelitian ini akan diselesaikan dengan cara melakukan pengujian sampel tanah di laboratorium. Adapun sampel tanah yang akan digunakan yaitu pada ruas Jalan Amabi Oebufu Kecamatan Oebobo Kota Kupang. Berdasarkan hasil perhitungan nilai daya dukung dan penurunan segera untuk pondasi telapak berukuran 2m × 2m pada titik A dengan jenis tanah adalah lempung kepasiran, Terzaghi memperoleh nilai daya dukung terkecil yaitu 129,77 kg/cm2 dengan penurunan segera yang terjadi adalah 0,6540 m. Untuk titik B, dengan jenis tanah adalah Limestone/tanah putih, nilai daya dukung terendah juga dimiliki oleh Terzaghi yaitu 758,95 kg/cm2 dengan penurunan segera yang terjadi adalah 1,4953 m. Untuk titik C dengan jenis tanah adalah lempung kepasiran, nilai daya dukung terendah dimiliki oleh Meyerhof yaitu 444,75 kg/cm2 dengan penurunan segera yang terjadi adalah 2,2412 m. Dan untuk titik D dengan jenis tanah adalah lempung kepasiran, nilai daya dukung terendah dimiliki oleh Terzaghi yaitu 283,14 kg/cm2 dengan penurunan segera yang terjadi adalah 1,4269 m. Untuk angka keamanan yang dipakai adalah (FS) = 2.
Pelatihan Tukang GMIT Jemaat Eklesia, Desa Daurendale, Landuleko, Klasis Rote Timur Krisantos Ria Bela; Sri Santi L. M. F. Seran; Gregorius Paus Usboko; Mauritius I. R. Naikofi; Budhi Benyamin Lily; Jeremias Gelu Plewang
Local Engineering Vol. 1 No. 1 (2023): June
Publisher : CV. Gio Architect

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59810/lejlace.v1i1.28

Abstract

The Eklesia Mokdale Church located in East Rote Village suffered significant damage during the Seroja tropical cyclone. This church is the result of self-help which was also built independently by the people in the village. Even though quite a lot of men who live their work as builders, it turns out that there are still many who do not understand the concepts and steps for making buildings that are structurally strong, against earthquakes and strong winds. With this training, it is hoped that the community will understand and be able to build structurally strong buildings against earthquakes and strong winds.
Analysis of Lateral Force and Base Shear Due to Earthquake Loads Based on Yield Point Spectra Goldelfridus Alfredo Abani; Krisantos Ria Bela; Krisantus Satrio Wibowo Pedo
Journal of Civil Engineering and Planning (JCEP) Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Sarjana Teknik Sipil Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jcep.v5i1.9105

Abstract

Earthquakes pose a significant challenge in structural engineering, as they expose buildings to strong lateral forces that can cause severe damage or even collapse. One important aspect of this analysis is to determine the lateral forces and base shear acting on the structure. The purpose of this study is to obtain the values of lateral forces and base shear in structures using the yield point spectra method. The yield point spectra is a graph that relates the yield shear strength coefficient (Cy) and the displacement at yield (Δy) with a certain ductility, Aschheim and Black (2000). The calculation results show that the base level shear determined using the yield point spectrum is smaller Viβ = 1599.93 kN compared to the base level shear obtained using SNI 1726-2019 which is greater Vi = 1656.57 kN. The level shear value at the top level with the equation suggested by Chao et al. (2007) and the Building Seismic Safety Council (2009) is higher by Fi,β = 640.56 kN, compared to the level shear value determined using SNI 1726-2019, smaller Fi = 444.75 kN according to the level shear value based on the shear ratio. It can be concluded that the smaller the base shear and upper level shear in the building structure, the smaller the risk of damage or collapse of the structure due to earthquakes.
Analisis Kinerja Batu Bulat Quarry Takari Sebagai Agregat Kasar Pada Campuran Aspal Beton (HRS-WC Dan AC-WC) Ditinjau Dari Karakteristik Marshall BELA, KRISANTOS RIA; Sianto, Paulus
Jurnal Teknik Sipil Unaya Vol 10, No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/jtsu.v10i2.5418

Abstract

Perkerasan jalan adalah bagian krusial dari infrastruktur transportasi, mempengaruhi efisiensi, keamanan, dan biaya pemeliharaan jalan. Penelitian ini memfokuskan pada analisis kinerja Batu Bulat Quarry Takari sebagai pengganti agregat kasar pada campuran aspal beton HRS-WC dan AC-WC dengan menggunakan karakteristik Marshall sebagai parameter utama. Sampel material diambil dari Quarry Takari dan diuji di Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil pengujian menunjukkan bahwa campuran HRS-WC dan AC-WC tidak memenuhi standar Spesifikasi Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2 untuk beberapa parameter Marshall seperti VMA, VFA, stabilitas, dan flow. Dengan demikian, kadar aspal optimum (KAO) tidak dapat ditentukan untuk kedua campuran. Penelitian ini mengindikasikan bahwa penggunaan batu bulat sebagai pengganti agregat kasar perlu dievaluasi lebih lanjut untuk menemukan alternatif yang memenuhi spesifikasi yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja campuran aspal beton.
PENILAIAN KONDISI JALAN MENGGUNAKAN METODE SDI (SURFACE DISTRESS INDEX) PADA RUAS JALAN MATANI RAYA KABUPATEN KUPANG BELA, KRISANTOS RIA
JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL SURYAKANCANA Vol 7, No 1 (2024): JURNAL MOMEN VOL.07 NO.01. 2024
Publisher : Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmts.v7i1.3564

Abstract

Penilaian kondisi jalan merupakan langkah penting dalam menjaga kualitas jalan dan keselamatan pengguna jalan. Metode Surface Distress Index (SDI) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penilaian kondisi jalan. Data dikumpulkan melalui survei lapangan yang mencakup pengukuran kondisi permukaan perkerasan, retak-retak, kerusakan lainnya, kondisi saluran samping, dan lain-lain. Fokus penelitian ini adalah Jalan Matani Raya, Desa Penfui Timur, Kabupaten Kupang, NTT. Terutama pada Dusun 4 dengan panjang jalan sekitar ± 3,67 km, dimulai dari STA 00+000 hingga STA 03+670. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, didapatkan nilai SDI pada Segmen 1 dan Segmen 3 berada pada rentang 0 < 50. Ini menunjukkan bahwa kondisi jalan baik (B). Pada Segmen 2, nilai SDI sebesar 105, berada pada rentang 100-150, yang menunjukkan kondisi jalan rusak ringan (RR). Sedangkan pada Segmen 4, nilai SDI sebesar 325, melebihi 150, yang mengindikasikan kondisi jalan rusak berat (RB). Berdasarkan penilaian tersebut, penanganan yang dianjurkan untuk Segmen 1 dan 3 adalah pemeliharaan rutin. Untuk Segmen 2, dianjurkan pemeliharaan berkala, sementara untuk Segmen 4, diperlukan peningkatan atau rekonstruksi jalan.Kata Kunci: Penilaian Kondisi Jalan, SDI, Jenis Penanganan
PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KOMPOSIT PADA RUAS JALAN KANITI DESA PENFUI TIMUR KABUPATEN KUPANG Lourdes, Atrianus; Pedo, Krisantus Satrio Wibowo; Bela, Krisantos Ria
Eternitas: Jurnal Teknik Sipil Vol 3 No 1 (2023): ETERNITAS JURNAL TEKNIK SIPIL UNWIRA
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Widya Mandira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30822/eternitas.v3i1.3177

Abstract

The condition of road infrastructure in East Penfui Village is inadequate on several road segments because road improvements are not commensurate with village growth. One of the village infrastructure improvement plans is improvements to the Kaniti Road section (Kaniti Bridge). Composite pavement planning on this section needs to be done as an alternative to selecting the right type of pavement. This research method uses a calculation method based on the rigid pavement layer thickness planning guidelines Pd-T-14-2003 and calculates flexible pavement layer thickness using component analysis methods. The design results are Jointed Reinforced Concrete Pavement with a design age of 20 years without concrete shoulders, a concrete slab thickness of 22 cm, a slab width of 5.5 m, a slab connection length of 5 m, shrinkage joints, and spokes and concrete transverse and longitudinal reinforcement. The plate thickness is 22 cm and meets the requirements of the fatigue and erosion analysis results. The results of designing the thickness of the composite pavement layer with a design life of 20 years consist of subgrade, sub-base in the form of aggregate A 10 cm thick, LMC (Lean Mix-Concrete) 15 cm thick, a surface layer in the form of a concrete slab 22 cm thick, and HRS (Hot Rolled Sheet) asphlalt is 5 cm thick..
Analisis Nilai Durabilitas Lataston HRS-WC dan Laston AC-WC menggunakan Material Agregat Bulat pada Pemadatan Sedang Bela, Krisantos Ria
PUBLIKASI RISET ORIENTASI TEKNIK SIPIL (PROTEKSI) Vol 6 No 1 (2024): Vol. 6 No.1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/proteksi.v6n1.p30-38

Abstract

Durabilitas campuran aspal merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas infrastruktur jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai durabilitas dari campuran beraspal panas, baik Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) maupun Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC), menggunakan agregat bulat pada pemadatan sedang. Metode uji laboratorium dilakukan untuk menguji durabilitas dengan fokus pada parameter Indeks Kekuatan Sisa (IKS), Indeks Keawetan Pertama (IDP), dan Indeks Keawetan Kedua (IDK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan agregat bulat mengakibatkan penurunan nilai IKS pada kedua campuran, hanya nilai Indeks Kekuatan Sisa (IKS) 1 hari dengan variasi pencampuran batu bulat 0% dan 10% yang memenuhi syarat Spesifikasi Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2. Selain itu, campuran AC-WC menunjukkan variasi signifikan dalam IDP pada waktu perendaman 48 jam dengan penambahan batu bulat hingga 30%, nilai IDP yang dihasilkan melebihi 1%, menandakan bahwa campuran AC-WC pada kondisi tersebut tidak dapat dianggap durable. IDK menunjukkan kecenderungan penurunan nilai seiring bertambahnya waktu perendaman, menandakan peningkatan kehilangan kekuatan. Kesimpulannya, penggunaan agregat bulat dalam campuran beraspal panas mempengaruhi durabilitasnya, menekankan pentingnya pertimbangan matang dalam penggunaan material untuk meningkatkan kualitas infrastruktur jalan.
PENGGUNAAN SISTEM STRUKTUR RANGKA ATAP TIPE PELENGKUNG 3 SENDI Frederikus Dianpratama Ndouk; Mauritius IR Naikofi; Krisantos Ria Bela; Don Gaspar Noesaku da Costa
Jurnal Teknik Sipil Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jts.v17i2.3429

Abstract

So far, the system of the roof structure of residential and office buildings is dominated by conventional frame types. The use of a 3-joint arch structure system is only familiar to warehouse buildings and the like. The purpose of this study is to identify the feasibility of using type 3 joint arches on the roof of a residential building. The research scenario is focused on calculations using SNI 7973-2013, namely Design Specifications for Wooden Construction and Specific Static Structural Analysis Methods for 3 Joint Arch Structures based on the length of the truss span model, which is 9 m. The calculation result indicates that 1). The 3-joint curve type is worth using as it proves stable and safe 2). The distance between the truss of the roof truss affects the dimensions of the truss. The implication is that the construction of the roof of a residential house can use a 3-joint arch structure system while the basic material for modeling uses Code E20 wood material with Quality B, depending on the length of the span and the slope of the roof.