I Putu Gde Surya Adhitya
Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia

LANSIA KURANG AKTIF MEMILIKI RISIKO JATUH LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN LANSIA AKTIF DI DENPASAR BARA Ida Ayu Made Pradnyanini; I Putu Gde Surya Adhitya; I Made Muliarta
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 7 No 1 (2019): Majalah Imiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.819 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2019.v07.i01.p01

Abstract

Lansia mengalami penurunan fungsi musculoskeletal akibat proses penuaan. Penurunan fungsi muskuloskeletal menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya meningkatnya risiko jatuh. Risiko jatuh meningkat diakibatkan oleh penurunan aktivitas fisik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan risiko jatuh pada lansia di Denpasar Barat. Penelitian ini menggunakan teknik analitik cross sectional yang dilakukan pada bulan Maret tahun 2018. Pengambilan sampel dilakukan secara Consecutive Sampling. Jumlah sampel 41 orang (38 perempuan, 3 laki-laki) dengan usia 60-80 tahun. Variabel independen ialah aktivitas fisik yang diukur menggunakan kuisioner General Practice Physical Activity Questionnaire. Variabel dependen adalah risiko jatuh diukur menggunakan Berg Balance Scale. Uji hipotesis yang digunakan ialah Chi Square Test yang mendapatkan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) dan Spearman’s Rho didapatkan korelasi positif kuat (r=0,608). Kesimpulannya adalah terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik terhadap risiko jatuh pada lansia di Denpasar Barat. Semakin kurang aktivitas fisik lansia maka semakin tinggi risiko jatuh yang dimilikinya. Kata kunci : Aktivitas Fisik, Risiko Jatuh, Lanjut Usia
THE RESPON PENINGKATAN TEKANAN DARAH TERHADAP PEMBERIAN PELATIHAN PASSIVE RANGE OF MOTION TIGA PULUH MENIT PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDA WANA SERAYA DENPASAR I Putu Gde Surya Adhitya; Ari Wibawa; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 1 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.913 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2015.v03.i01.p03

Abstract

Passive Range Of Motion (PROM) is given to elderly to prevent complications that occur in the long immobilization conditions. The aimed of this study is there any improvement response of blood pressure after giving PROM for thirty minutes and how much is the improvement. This research is an experimental study with the method of one-group pretest-posttest design, with 10 peoples sample, the elderly (> 60 years), without having a chronic illness. Elderly who difable don’t be included in this study. The sampling technique used is the saturated sampling. This study was conducted over three days, each day was measured before treatment and after treatment to see the response of blood pressure increase caused by PROM thirty minutes of training in the elderly. Data were analyzed using SPSS computer software that is shapiro wilk test to test of normality distribution and paired t-test or the wilcoxon signed rank test. The result of wilcoxon sign rank test on the first day, systolic p = 0.005 (p <0.05) and diastolic p = 0.005 (p <0.05) seen here there is a significant difference. The results of paired t-test test to see the difference in the response of blood pressure in systole and diastole second day and third day, on the second day systolic p = 0.005 (p <0.05); diastole p = 0.012 (p <0.05); on the third day systole p = 0.0001 (p <0.05); and on the third day of diastole p = 0.015 (p <0.05), it seemed that there were significant differences in systolic and diastolic blood pressure in the second and third days. The conclusion of this study is the response of blood pressure after PROM exercise is 5 – 8 mm Hg for systolic, and 3 – 4 mm Hg for diastolic.
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PERUT TERHADAP FOOT HYPERPRONATION PADA PEREMPUAN DEWASADI DESA BATUAN, SUKAWATI, GIANYAR Ni Kadek Utari Warmadewi; I Putu Gde Surya Adhitya; I Putu Adiartha Griadhi
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 7 No 3 (2019): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.144 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2019.v07.i03.p10

Abstract

Penyesuaian berat badan secara terus menerus merupakan salah satu faktor yang dicurigai dapat menyebabkan foot hyperpronation. Penyesuaian tersebut dikaitkan dengan indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi dan lingkar perut yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara IMT dan lingkar perut terhadap foot hyperpronation pada perempuan dewasa di Desa Batuan, Sukawati, Gianyar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik potong lintang dengan teknik purposive sampling pada 135 perempuan dewasa yang dilakukan pada bulan Maret 2018. Variabel IMT diklasifikasikan menurut WHO Asia Pacific, lingkar perut diukur dengan midline dan foot hyperpronation diukur dengan goniometer. Hasil analisis chi square dan spearman’s rho mengenai hubungan kedua variabel menunjukkan nilai p>0,05, sehingga dapat diartikan tidak ada hubungan yang bermakna antara IMT dan lingkar perut terhadap foot hyperpronation. Namun hasil lain menunjukkan pengaruh aktivitas fisik pada overweight dan obese berhubungan signifikan terhadap foot hyperpronation dengan nilai p<0,05. Kata kunci: IMT, lingkar perut, foot hyperpronation
HUBUNGAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA DI DESA SERAI, KINTAMANI Puji Agustine Sri Rahayu; I Putu Gde Surya Adhitya; Ida Ayu Dewi Wiryanthini
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 7 No 1 (2019): Majalah Imiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.618 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2019.v07.i01.p04

Abstract

Fleksibilitas otot ialah kemampuan jaringan otot untuk memanjang semaksimal mungkin dengan lingkup gerak sendi yang normal. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara fleksibilitas otot hamstring terhadap keseimbangan dinamis pada lansia. Penelitian ini ialah penelitian analitik cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Jumlah sampel ialah berjumlah 108 orang. Sampel pada penelitian ini sebanyak 108 orang (50 laki-laki, 58 perempuan) usia 60-75 tahun. Variabel independen yang diukur adalah fleksibilitas otot hamstring dengan Sit and Reach Test, sedangkan variabel dependen yang diukur adalah keseimbangan dinamis dengan Time Up And Go Test. Uji hipotesis yang digunakan ialah Chi Square Test untuk menganalisis signifikansi hubungan antara antara fleksibilitas otot hamstring terhadap keseimbangan dinamis. Pada perhitungan analisis, output data diketahui nilai p ialah 0,025 atau p < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fleksibilitas otot hamstring terhadap keseimbangan dinamis pada lansia di desa Serai Kintamani. Kata Kunci: Fleksibilitas Otot Hamstring, Keseimbangan Dinamis, Lansia
HUBUNGAN POSTUR KERJA SAAT MENJAHIT DENGAN TERJADINYA MYOFASCIAL PAIN SYNDROME OTOT UPPER TRAPEZIUS PADA PENJAHIT DI KECAK GARMEN A.A. Istri Ayesa Febrinia Adyasputri; I Putu Gde Surya Adhitya; I Putu Adiartha Griadhi
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 7 No 3 (2019): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.525 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2019.v07.i03.p03

Abstract

Penjahit merupakan salah satu pekerjaan yang banyak ditekuni oleh masyarakat Bali. Namun, penjahit jarang memperhatikan postur kerja saat menjahit. Hal ini dapat dapat menyebabkan myofascial pain syndrome otot upper trapezius jika dilakukan dalam jangka waktu lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan postur kerja saat menjahit dengan terjadinya myofascial pain syndrome otot upper trapezius pada penjahit di Kecak Garmen. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross- sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 70 orang. Data dianalisis menggunakan Chi-Square Test dan memiliki hubungan signifikansi dengan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada hubungan yang signifikan postur kerja saat menjahit dengan terjadinya myofascial pain syndrome otot upper trapezius pada penjahit di Kecak Garmen. Kata Kunci : Postur Kerja, Penjahit, Myofascial Pain Syndrome, Upper Trapezius