Claim Missing Document
Check
Articles

Uji Proliferasi dan Ekspresi P53 Ekstrak Etanol Minyak Buah Merah terhadap Sel Kanker Serviks SiHa INDRAYANI, AGUNG WIWIEK; WAHYUNIARI, IDA AYU IKA; ARTINI, GUSTI AYU
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 4 (2012): Oct - Dec 2012
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.115 KB)

Abstract

Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) secara empiris telah digunakan untuk pengobatan kanker. Buah merah mengandung ß-carotene dan ?-tocopherol, yang merupakan sumber antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiproliferasi dan ekspresi tumor suppressor gene p53 ekstrak etanol minyak buah merah (EEMBM) pada sel kanker serviks SiHa.Uji proliferasi dan uji ekspresi p53 dilakukan secara in vitro. Uji proliferasi menggunakan enam variasi dosis EEMBM dan dievaluasi dengan metode tryphan blue staining setelah inkubasi selama 24, 48, dan 72 jam. Uji ekspresi tumor supresor gene p53 menggunakan tiga variasi dosis EEMBM dan dievaluasi dengan metode imunohsitokimia setelah inkubasi selama 24 jam.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase penghambatan proliferasi sel kanker servikss SiHa oleh EEMBM pada dosis tertinggi (0,125 ?g/mL) setelah inkubasi selama 24, 48, dan 72 jam berturut-turut adalah 97,97%; 100,0%; dan 100,0%. Bila dibandingkan dengan kontrol positif (doksorubisin), persentase penghambatan sel kanker pada dosis tertinggi setelah inkubasi 24, 48, dan 72 jam berturut-turut adalah 85,31%; 94,43%; dan 99,82%. Terdapat perbedaan bermakna pada persentase penghambatan proliferasi sel kanker serviks SiHa antar kelompok uji pada masing-masing waktu inkubasi (p<0,001). EEMBM juga meningkatkan ekspresi tumor suppressor gene p53 pada dosis 0,06250; 0,03125; dan 0,01562 ?g/mL berturut-turut sebesar 43,69%; 61,99%; dan 18,14%. Bila dibandingkan dengan kontrol positif, ekspresi p53 pada tiga variasi dosis (3,75; 1,875; 0,9375 ?g/mL) berturut-turut sebesar 42,63%; 41,88%; dan 35,94%. Terdapat perbedaan bermakna pada ekspresi p53 antar-kelompok uji (p<0,001).Kesimpulannya, ekstrak etanol minyak buah merah memiliki efek antiproliferasi dan dapat meningkatkan ekspresi tumor suppressor gene p53 pada sel kanker serviks SiHa in vitro.Kata kunci: Ekstrak etanol minyak buah merah, efek antiproliferasi, ekspresi tumor suppressor gene p53, sel kanker serviks SiHa 
AQUEOUS EXTRACT OF BALINESE PURPLE SWEET POTATO (IPOMOEA BATATAS L.) PREVENTS OXIDATIVE STRESS AND DECREASES BLOOD INTERLEUKIN-1 IN HYPERCHOLESTEROLEMIC RABBITS Jawi, I M.; Indrayani, A. Wiwiek; Sutirta-Yasa, I W. P.
BALI MEDICAL JOURNAL Vol 4 No 1 (2015)
Publisher : BALI MEDICAL JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.107 KB)

Abstract

Background: Hypercholesterolemia can cause oxidative stress, endothelial dysfunction and atherosclerosis. Anthocyanin can prevent oxidative stress, it will decrease the inflammation by decreasing the pro inflammatory cytokine in animal models. Purple sweet potato in Bali has been proven of having high anthocyanins content. The aim of these study was to prove the ability of aqueous extract of Balinese purple sweet potato (Ipomoea batatas L.) in decreasing the blood interleukin-1 level in hypercholesterolemic rabbits. Methods: Subjects of this study were 18 male adult rabbits divided into 3 groups with randomized post test only control group design. Group 1 rabbits were given standard diet as a control group. Group 2 rabbits were given high cholesterol diet. Group 3 rabbits were given aqueous extract of Balinese purple sweet potato 4 ml/Kg.BW/day and high cholesterol diet. After 60 days of treatment, the blood level of total cholesterol, MDA and interleukin- 1 were measured as post test examination. The data were analysed by using anova. Results: The results showed significant increases of blood total cholesterol, MDA, and interleukin-1 in group 2 (p
EFFICACY AND SAFETY OF DULOXETINE IN THE TREATMENT OF CHEMOTHERAPY INDUCED PERIPHERAL NEUROPATHY: A SYSTEMATIC REVIEW AND META-ANALYSIS Widyadharma, I Putu Eka; Vania Rau, Chiquita Putri; Pinzon, Rizaldy Taslim; Y, Yudiyanta; Indrayani, Agung Wiwiek; Purwata, Thomas Eko; Nugraha, Boya
MNJ (Malang Neurology Journal) Vol. 7 No. 1 (2021): January
Publisher : PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia Cabang Malang) - Indonesian Neurological Association Branch of Malang cooperated with Neurology Residency Program, Faculty of Medicine Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.mnj.2021.007.01.10

Abstract

Background: One of the adverse effects of chemotherapy in the neurological field is chemotherapy-induced peripheral neuropathy (CIPN), it was an adverse effect caused by many chemotherapeutic regimens and a major cause of continuous pain in patients who survived cancer. When the symptoms get worse, survivor’s quality of life is declining and they are often having problems with mental health, insomnia, cognitive functioning, fatigue, physical functioning, and pain. So far the choice of therapy for CIPN is still limited. Now, there was no drug approved to treat pain due to CIPN. Duloxetine are a SNRI (serotonin norepinephrine reuptake inhibitor), which it’s useful in CIPN are highly supported by evidence.Methods: We conducted a systemactic-computer based literature search on January 4, 2019 in PubMed database for article published between 2013 and 2018. We searched for a literature related with used a duloxetine for management of chemotherapy induced peripheral neuropathy.Results: From the 4 studies that included in this review, the total participants are 478 patients with neuropathic pain and already get a chemotherapy regiment. From the meta-analysis showed one study had no effect, two studies had small effect, and one study had medium effect.Conclusion: Duloxetine is a great option for the treatment of CIPN in especially reducing neuropathic pain.  
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA SECARA MANDIRI PADA MAHASISWA KEDOKTERAN DAN NON KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA I Gusti Ayu Artini; Agung Wiwiek Indrayani
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 3 No 2 (2016): Desember (2016)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.913 KB)

Abstract

Salah satu bentuk irasionalitas penggunaan antibiotika adalah penggunaan antibiotika secara mandiri, tanpa resep dokter.Proporsi penggunaan antibiotika secara mandiri pada mahasiswa kedokteran lebih tinggi dibandingkan mahasiswa non kedokteran di beberapa negara.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji proporsi dan pola penggunaan antibiotika secara mandiri pada mahasiswa serta faktor-faktor yang mempengaruhi.Penelitian ini menggunakan rancangan analitik cross sectional. Pengambilan sampel diambil dengan teknikmultistage cluster sampling.Analisis hasil menggunakan uji chi square. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 81 orang dari 120 mahasiswa kedokteran (67,5%) pernah menggunakan antibiotika secara mandiri (tanpa resep dokter) sedangkan pada mahasiswa non kedokteran sebanyak 23 orang dari 120 mahasiswa (19,2%) (p<0,000).Dapat disimpulkan bahwa proporsi penggunaan antibiotika secara mandiri pada mahasiswa kedokteran lebih tinggi dibandingkan mahasiswa non kedokteran.
POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA NESS.) DAN KUNYIT (CURCUMA LONGA LINN.) SERTA KOMBINASINYA TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI IN VITRO Luh Putu Happy Sandha; Agung Wiwiek Indrayani; Ni Made Adi Tarini
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 10(2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.463 KB)

Abstract

Penggunaan tanaman tradisional sebagai obat telah banyak dikembangkan sebagai solusi pada kasus resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antimikroba dari ekstrak sambiloto, kunyit serta kombinasinya terhadap pertumbuhan bakteri gram negatif Esherichia coli. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni yang dilakukan secara in-vitro. Ekstrak sampel kunyit dan sambiloto diperoleh dari proses ekstraksi menggunakan methanol 95%. Aktivitas antimikroba dinilai dari diameter zona hambat yang terbentuk pada bakteri E. coli dengan metode difusi cakram. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa kombinasi ekstrak sambiloto dan kunyit memiliki potensi antimikroba yang bermakna terhadap bakteri E. coli dengan zona hambat sebesar 27,33 mm (p=0,002) pada konsentrasi 15 µg/ml. Ekstrak kunyit tunggal memiliki potensi antimikroba terhadap E. coli pada konsentrasi 15 µg/ml dengan zona hambat 28,67 mm (p=0,004). Ekstrak sambiloto tunggal tidak memiliki potensi antimikroba untuk E. coli. Simpulan penelitian ini yaitu penggunaan kunyit sebagai antimikroba tunggal memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan kombinasi ekstrak, sehingga tidak perlu dikombinasi dengan sambiloto.    
KARAKTERISTIK PASIEN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) PADA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN PERIODE JANUARI – JUNI TAHUN 2012 Made Edwin Sridana; Agung Wiwiek Indrayani
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 12(2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.685 KB)

Abstract

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Bali merupakan salah satu daerah tujuan para traveler dari seluruh dunia, rentan terhadap penyebaran dan penularan IMS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien IMS berdasarkan jenis penyakit, jenis kelamin, dan kelompok resiko yang paling sering terjadi pada pasien bagian IMS Puskesmas II Denpasar Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional study. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang didiagnosis mengidap IMS di Puskesmas II Denpasar Selatan pada bulan Januari-Juni tahun 2012 dengan jumlah sebanyak 601 orang yang diperoleh secara total sampling. Data sekunder yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik dengan menggunakan software statistik. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa IMS yang paling sering terjadi adalah servisitis dengan jumlah 200 kasus (33,3%), diikuti oleh gonore sebanyak 14 kasus (2,3%), serta sifilis dan urethritis masing-masing sebanyak 10 kasus (1,7%). Populasi terbanyak pada kelompok usia 25 hingga 49 tahun sebanyak 423 kasus (70,4%), dimana pasien perempuan sebanyak 561 kasus (93,3%) ditemukan lebih banyak daripada pasien laki-laki sejumlah 40 kasus (6,7%). Didapati pula faktor resiko terbanyak wanita penjaja seks 379 kasus (63%), waria 11 kasus (1,8%) dan pelanggan penjaja seks 4 kasus (0,1%). Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pasien IMS yang ditemukan adalah servisitis sebagai jenis IMS terbanyak, dimana IMS paling sering terjadi pada subjek wanita, dengan kelompok usia 25-49, dan dengan faktor resiko sebagai wanita penjaja seks.
UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK DAUN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) SECARA IN VITRO Nyoman Ririn Chandrika Sari; Putu Wisnu Arya Wardana; Agung Wiwiek Indrayani
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 4(2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.236 KB)

Abstract

Resistensi Staphylococcus aureus dan MRSA terhadap antibiotika spektrum luas mendorong berbagai penelitian untuk menemukan senyawa aktif yang sensitif dan efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penghambatan ekstrak daun putri malu (Mimosa pudica) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan MRSA.Penelitian terhadap aktivitas antimikrobial ekstrak daun putri malu dilakukan dengan metode agar difusi cakram dengan menggunakan metode Kirby-Bauer.Suspensi bakteri disesuaikan dengan standar kekeruhan Mc Farland 0.5. Biakan bakteri dalam cawan petri masing-masing diberikan 6 perlakuan, yaitu kontrol positif (amoxicillin atau vancomycin), kontrol negatif (alkohol), serta ekstrak daun putri malu dengan konsentrasi 25 mcg/ml, 50 mcg/ml, 75 mcg/ml dan 100 mcg/ml. Pertumbuhan Staphylococcus aureus dihambat secara signifikan oleh ekstrak daun putri malu, dengan efek inhibisi pada semua konsentrasi secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan kontrol positif (p<0.05). Zona inhibisi Staphylococcus aureus pada konsentrasi 25 mcg/ml adalah 28.86 mm dan telah memenuhi kriteria sebagai antimikrobial sensitif berdasarkan Clinical and Laboratory Standard Institute (CLSI). Inhibisi pertumbuhan MRSA secara signifikan terjadi pada semua konsentrasi ekstrak daun putri malu dibandingkan dengan kontrol negatif (p=0.00). Zona inhibisi terbesar ditemukan pada konsentrasi 100 mcg/ml dengan diameter sebesar 14.16 mm dan memiliki efek antimikrobial sebanding dengan vancomycin dalam menghambat pertumbuhan MRSA (p=0.186). Hasil uji agar difusi cakram menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam ekstrak daun putri malu memiliki aktivitas antimikrobial yang tinggi terhadap Staphylococcus aureus dan MRSA secara in vitro.
POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness.) DAN KUNYIT (Curcuma longa Linn.) SERTA KOMBINASINYA TERHADAP BAKTERI Escherichia coli IN VITRO Luh Putu Happy Sandha; Agung Wiwiek Indrayani; Ni Made Adi Tarini
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 3 (2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.911 KB)

Abstract

Penggunaan tanaman tradisional sebagai obat telah banyak dikembangkan sebagai solusi pada kasus resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antimikroba dari ekstrak sambiloto, kunyit serta kombinasinya terhadap pertumbuhan bakteri gram negatif Esherichia coli. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni yang dilakukan secara in-vitro. Ekstrak sampel kunyit dan sambiloto diperoleh dari proses ekstraksi menggunakan methanol 95%. Aktivitas antimikroba dinilai dari diameter zona hambat yang terbentuk pada bakteri E. coli dengan metode difusi cakram. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa kombinasi ekstrak sambiloto dan kunyit memiliki potensi antimikroba yang bermakna terhadap bakteri E. coli dengan zona hambat sebesar 27,33 mm (p=0,002) pada konsentrasi 15 µg/ml. Ekstrak kunyit tunggal memiliki potensi antimikroba terhadap E. coli pada konsentrasi 15 µg/ml dengan zona hambat 28,67 mm (p=0,004). Ekstrak sambiloto tunggal tidak memiliki potensi antimikroba untuk E. coli. Simpulan penelitian ini yaitu penggunaan kunyit sebagai antimikroba tunggal memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan kombinasi ekstrak, sehingga tidak perlu dikombinasi dengan sambiloto.    
PERBANDINGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PUSKESMAS I UBUD DAN PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN JANUARI – OKTOBER 2012 Ni Luh Guantari; Agung Wiwiek Indrayani; I Wayan Sumardika
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 6(2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.037 KB)

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit dengan kejadian yang cukup tinggi di lingkungan tropis, salah satunya di Indonesia. Menurut UNICEF tahun 2001, kejadian ISPA dipengaruhi faktor lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan pada tempat dengan karakteristik lingkungan yang berbeda yaitu di wilayah kerja Puskesmas I Ubud dan Puskesmas II Denpasar Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui pola distribusi ISPA di kedua puskesmas tersebut. Metode penelitian adalah deskriptif potong lintang dengan melihat jumlah insiden, perbandingan kasus berdasarkan jenis kelamin, umur dan distribusi tiap bulan. Hasil penelitian didapatkan insiden ISPA di Puskesmas II Denpasar Selatan cenderung lebih tinggi (21,9 %) dibandingkan dengan Puskesmas I Ubud (13,5 %). Distribusi tiap bulan berfluktuasi namun cenderung tinggi pada awal tahun. Kejadian ISPA relatif sama antara laki-laki dan perempuan.  Pneumonia hanya ditemukan pada usia kurang dari 5 tahun  dan kejadian pneumonia di Puskesmas II Denpasar Selatan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan Puskesmas I Ubud. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kejadian ISPA di Puskesmas II Denpasar Selatan (urban) cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan Puskesmas I Ubud (rural), dimana perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan letak geografis dan tingkat polusi.
PERBEDAAN KECEPATAN LARI 40 METER PADA ANAK LAKI-LAKI USIA 10-12 TAHUN DENGAN NORMAL FOOT DAN FLAT FOOT DI SEKOLAH DASAR NEGERI 8 DAUH PURI Ni Made Maya Risna Ayu; Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 1 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.138 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2020.v08.i01.p01

Abstract

Kemampuan lokomotor yang penting dimiliki oleh anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari adalah kecepatan lari. Kecepatan lari dipengaruhi oleh berbagai kondisi, salah satunya yaitu kondisi flat foot. Kondisi flat foot mengakibatkan terjadinya hiperpronasi forefoot yang akan mengurangi kecepatan lari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kecepatan lari 40 meter pada anak laki-laki usia 10-12 tahun dengan normal foot dan flat foot. Rancangan penelitian menggunakan cross sectional analitik dengan total sampel 48 orang dan dilakukan pada bulan Maret 2019. Penelitian dilakukan dengan memeriksa bentuk arkus pedis normal foot dan flat foot menggunakan Staheli Arch Index dan mengukur kecepatan lari menggunakan lintasan lari sepanjang 40 meter. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk Test dan uji hipotesis Independent T Test untuk mengetahui perbedaan nilai kecepatan lari pada kelompok normal foot dan flat foot. Hasil Independent T Test mendapatkan nilai p=0,003 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan kecepatan lari 40 meter yang signifikan pada kelompok normal foot dan flat foot. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai rerata kecepatan lari pada kelompok normal foot dan flat foot masing masing 8,18 ± 0,61 dan 8,87 ± 0,88. Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan kecepatan lari 40 meter pada anak laki-laki usia 10-12 tahun dengan normal foot dan flat foot, dimana kelompok normal foot memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok flat foot Kata Kunci: Flat Foot, Normal Foot, Kecepatan Lari 40 meter, Usia 10-12 Tahun, Staheli Arch Index
Co-Authors Adhitya, I Putu Gde Surya Adrian Wiryanata Gorintha Adrian Wiryanata Gorintha Agung Nova Mahendra Agus Eka Darwinata Agus Indra Yudhistira Diva Putra Agus Indra Yudhistira Diva Putra Aloysius Ivander Wirayudha Widjaja Aman, IGM Amaze Grace Davidz Morato Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma Anak Agung Gde Putra Wiraguna Anak Agung Gede Angga Puspa Negara Anak Agung Gede Eka Septian Utama Anak Agung Gede Eka Septian Utama Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi Andrea Ivena Anggi Amanda Triana Devy Ari Wibawa Ari Wibawa Aria Wibawa Ath-Thahirah, Aisyah Syahidah Bagus Komang Satriyasa Bagus Naibaho Desak Ketut Ernawati Dewa Ayu Putu Sri Ista Dewanti Dewi, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi, Luh Putu Widya Amritha Dewi, Ni Wayan Sucindra Dewi, Rani Nafisa Dhumaranang, Hyangayu Dedari Dyan Amalina Pratiwi Emily Devina Kartawijaya Faradilah Destyana Fiqhi Dhamiery Haniefah Effendi Gede Parta Kinandana Hafizh Marin I Dewa Gede Alit Kamayoga I Dewa Putu Sutjana I Gede Aswin Parisya Sasmana I Gede Krisna Arim Sadeva I Gede Wikania Wira Wiguna I Gede Wikania Wira Wiguna I Gusti Ayu Artini I Gusti Ayu Bulan Sistayani I Gusti Ayu Gita Widyaswari I Gusti Ayu Sitti Sadvika I Made Jawi I Made Krisna Dinata I Made Niko Winaya I Nengah Raka Swastika I Nengah Raka Swastika I Nyoman Adi Putra I Putu Eka Widyadharma I Putu Gde Surya Adhitya I Putu Gede Adiatmika I Putu Yudi Pramana Putra I Wayan Putu Sutirta Yasa I Wayan Sumardika I Wayan Weta Indratmo, Novea Irawan, Angeline Aprilia Isa Cahya Permadi Junior, Darren Kamayoga, I Dewa Gede Alit Komang Githa Pradnyamitha Dewi L. Ade Sintia Devi Luh Putu Happy Sandha Luh Putu Ratna Sundari Luh Putu Ratna Sundari Luh Putu Sudi Wahyuni Made Edwin Sridana Made Hendra Satria Nugraha Made Indira Dianti Sanjiwani Made Indira Dianti Sanjiwani Mardaningrat, Kadek Herdana Vildan Milhanah Milhanah Nanda Putra Wiguna Natasya Pramatya Putri Negara, Anak Agung Gede Angga Puspa Ni Kadek Dian Arisanti Ni Kadek Dian Arisanti Ni Ketut Risitani Ni Ketut Ristiani Ni Ketut Ristiani Ni Komang Ayu Juni Antari Ni Luh Guantari Ni Luh Nopi Andayani Ni Made Adi Tarini Ni Made Dwi Sandhiutami Ni Made Intansari Tri Buana Ni Made Maya Risna Ayu Ni Made Wira Tania Astarini Ni Nyoman Tri Eka Buanasari Ni Putu Sri Indrani Remitha Ni Putu Venaya Sidarthayani Ni Wayan Melyani Indahswari Ni Wayan Mutiara Warmasari Ni Wayan Sinta Devi Arini Ni Wayan Sri Wahyuni Sri Wahyuni Ni Wayan Sucindra Dewi Ni Wayan Tianing Ni Wayan Tianing Nila Wahyuni Nila Wahyuni Nugraha, Boya Nyoman Budhi Wirananda Setiawan Nyoman Budhi Wirananda Setiawan Nyoman Ririn Chandrika Sari Prasetyo, Arsya Hayyu Pratiwi, Kadek Prastiti Surya Putrawan, Ida Bagus Indra Shadnyana Putri Ayu Wulandari Putri, Gita Almira Putri, Kadek Wina Santhya Putu Aprilyanti Aristadewi Putu Ayu Bintang Anjali Putu Ayu Wulan Purnama Dewi Putu Savitri Priutami Putu Sutha Nurmawan Putu Wisnu Arya Wardana Riska Damayanti Sitompul Rizaldy Pinzon Sayu Aryantari Putri Thanaya Thomas Eko Purwata Tracey Odella Jiraldi Akemah Tresnayanthi, Kadek Ayu Sri Vania Rau, Chiquita Putri Vidya Rahmayunissa Swandi Putri Vingky Winda Astiti Vittala, Govinda Widyaswari, Ni Made Arindra Wimpie I Pangkahila Winanti, Kadek Dinda Ayu Sri Witri Okta Maruli Y, Yudiyanta Yundari, Yundari Zidni Sadati Maulana Aden