Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Masyarakat Geopark Gunung Sewu Pacitan Dalam Perspektif Ekonomi, Tradisi Dan Budaya Erista Zulki Fahrudi; Dheny Wiratmoko
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 8, No 01 (2018)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.844 KB) | DOI: 10.25273/ajsp.v8i01.1485

Abstract

Geopark gunung sewu dengan suasana pedesaannya menyimpan banyak keindahan didalamnya termasuk salah satunya adalah pantai. Wilayah yang tidak hanya konservasi namun, juga keindahan dan kekayaan alamnya dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi masyarakat. Pacitan adalah salah satu didalamnya. Meskipun belum semua, sebagian destinasinya telah dikelola Pemda. Dengan adanya kepariwisataan pada wilayah gunung sewu Pacitan diharapkan perekonomian masyarakat bisa tumbuh dan mengangkat taraf kehidupan mereka. Dengan dua wilayah yaitu pesisir pantai dan pegunungan membuat masyarakat berkebudayaan berbada. Daerah pantai maju dengan pariwisata pantainya, sedang daerah yang tidak berada di garis pantai memanfaatkan kekayaan alam yang ada didalamnya. Pertanian menjadi lahan dan penghasilan utama bagi sebagian besar penduduk Pacitan. Apabila kesulitan mencari pekerjaan di sekitar, mereka merantau keluar baik ke kota maupun luar kota. Selain itu sebagai masyarakat tradisional menjaga dan melestarikan tradisi leluhur tetap dipegang teguh oleh masyarakat sekitar.
PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKATTERHADAP PROGRAM POSYANDU(Studi Kasus di Desa Madurejo, Prambanan, Sleman DIY) . Dheny Wiratmoko
Pelita - Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY Volume I, Nomor 2, Mei 2006
Publisher : Pelita - Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.991 KB)

Abstract

Penelitian ini, lebih mengutamakan pada masalah persepsi dan partisipasi, maka jenispenelitian dan strategi yang cocok dan relevan adalah penelitian kualitatif deskriptif.Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study). Karenapermasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan dalam proposal sebelum terjun kelapangan, maka jenis strategi penelitian ini secara lebih spesifik dapat disebut sebagaistudi kasus terpancang (embedded case study research). Studi kasus ini, didasarkanpada pencarian sumber yang signifikan yaitu melalui observasi langsung, wawancarasistemik, dan studi literatur.Pelaksanaan program Posyandu di Desa Madurejo Kecamatan Prambanan KabupatenSleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sudah dikelola oleh kader-kader Posyandudi masyarakat. Program Posyandu merupakan suatu program yang dilakukan darimasyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat melalui bimbingan Dinas Kesehatan.Pelaksanaan program tersebut, keberhasilannya dapat kita lihat dari persepsi danpartisipasi masyarakat terhadap program Posyandu. Makna persepsi dan partisipasiseseorang tidak mudah untuk diungkap secara lengkap dan rinci. Selain tergantung daribentuk dan proses interaksinya, persepsi dan partisipasi seseorang sangat tergantung padabanyak faktor yang membentuk pengalamannya dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi kondisi sosial, ekonomi, budaya, tradisi danyang lainnya. Semuanya itu membentuk karakteristik masyarakat, dalam kaitannya denganprogram Posyandu sebagai usaha pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat lewat program pengembangan kesehatan di masyarakat.Kata Kunci: Persepsi, Partisipasi dan Posyandu
Sosialisasi Wawasan Kebangsaan sebagai Wujud Integritas Generasi Muda Dheny Wiratmoko; Erista Zulki Fahrudi
Journal of Social Empowerment Vol. 2 No. 1 (2017): Journal of Social Empowerment
Publisher : LPPM STKIP PGRI Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.334 KB)

Abstract

Pemahaman tentang wawasan kebangsaan merupakan sarana dan bekal untuk membentuk kepribadian generasi muda yang berintegritas, sehingga diharapkan dapat berperan aktif untuk ikut memajukan negara ataupun daerahnya. Minimnya pemahaman tentang wawasan kebangsaan mengakibatkan munculnya berbagai konflik sosial yang banyak melibatkan generasi muda. Dalam upaya untuk mengantisipasi gejala-gejala permasalahan tersebut, maka perlu kiranya untuk diadakan program sosialisasi tentang wawasan kebangsaan dan integritas kepada generasi muda. Pada kegiatan sosialisasi ini, difokuskan pada materi tentang wawasan kebangsaan dan integritas, sehingga diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada generasi muda untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme kepada negara. Selain itu, juga diharapkan munculnya para pemuda sebagai pemimpin sosial masyarakat yang mempunyai integritas yang tinggi. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dalam bentuk kegiatan sosialisasi dengan maksud untuk memberikan pemahamana terkait dengan wawasan kebangsaan dan integritas generasi muda kepada negara. Target dari kegiatan ini adalah: 1) Mempersiapkan generasi muda menuju kepemimpinan yang jujur dan berkualitas; 2) Pembekalan pengetahuan untuk memaksimalkan berfikir cerdas pada generasi muda. Luaran dari kegiatan sosialisasi ini adalah artikel yang nantinya dapat diterbitkan dalam bentuk prosiding.
Utilization of the Song Terus Museum as a Learning Resource in Indonesia Kusumaningsih, Reni; Miftahuddin, Miftahuddin; Wiratmoko, Dheny
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Vol. 11 No. 2 (2024): September
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hsjpi.v11i2.84019

Abstract

This study aims to describe using the Song Terus Museum as a learning resource for history education students of STKIP PGRI Pacitan. This study is described using qualitative methods. The research location is at the Song Terus Pacitan Museum and STKIP PGRI Pacitan. The study subjects were lecturers of History Education, students of the History Education study program, and the person in charge of the Song Terus Pacitan Museum. Data sources come from primary data sources and secondary data sources. Data collection techniques and instruments used are observation, interviews, and documentation. In this study, researchers used modern data analysis techniques Miles and Huberman. The results of this study show that almost all collections of the Song Terus Museum can be used as learning resources. After all, the collections include cultural products from prehistoric to modern. In general, the use of the Song Terus Museum as a learning resource by conducting visits to make observations according to the tasks given, the effectiveness of learning before and after the use of the Song Terus Museum as a learning resource can be seen from the differences in the level of understanding, interest, and motivation of students towards history subject matter, and the obstacles faced by lecturers and students in utilizing the Song Terus Museum as a source of learning history is the place, because the distance between the campus and the museum is quite far.
Strategi Pendidik dalam Upaya Penanaman Pendidikan Karakter di SMP Negeri 3 Pacitan Dheny Wiratmoko; erista zulki fahrudi
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 8 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pendidikan
Publisher : LPPM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, melalui observasi dan wawancaramendalam. Observasi dan wawancara akan dilakuan dengan subyek dan lingkungansubyek sehingga dapat diketahui secara mendalam bentuk-bentuk pendidikan karakter,contoh-contoh karakter dan strategi pendidik dalam rangka menanamkan pendidikankarakter di sekolah. Penelitian dilakuan dalam 12 bulan yang dilakukan di SMP Negeri 3Pacitan Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan pada hakekatnyamemiliki dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar (smart),dan membantu mereka menjadi manusia yang baik (good). Menjadikan manusia cerdasdan pintar, boleh jadi mudah melakukannya, tetapi menjadikan manusia agar menjadiorang yang baik dan bijak, tampaknya jauh lebih sulit atau bahkan sangat sulit. Dengandemikian, sangat wajar apabila dikatakan bahwa problem moral merupakan persoalanakut atau penyakit kronis yang mengiringi kehidupan manusia kapan dan di mana pun.
Kontekstualisasi Pemikiran Filsafat Pendidikan Imam Al-Ghazali dan Muhammad Abduh Ahmad Muzakkil Anam; Moh Irsyad Fahmi MR; Dheny Wiratmoko; Noor Alwiyah; Syamsul Kurniawan
Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities Vol. 6 No. 01 (2025): Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities
Publisher : UIN Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/isnad.v6i01.11570

Abstract

Dewasa ini, dunia pendidikan di Indonesia mengalami anomali, dalam artian secara data menunjukkan adanya peningkatan warga negara yang terdidik, namun diikuti juga dengan peningkatan perilaku immoral yang tidak mencerminkan perilaku orang yang terdidik. Penelitian ini mencoba mengambil kembali pemikiran pendidikan dari dua tokoh intelektual Muslim yaitu imam al-Ghazali dan Muhammad Abduh. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pemikiran antara imam al-Ghazali dan Muhammad Abduh. Imam al-Ghazali menginginkan pendidikan tidak terlalu mengedepankan akal hingga melupakan tatanan dasar dalam agama. Sementara Muhammad Abduh, menginginkan pendidikan yang progresif, yang dinamis, dan berkemajuan. Dua corak pemikiran ini dapat dikontekstualisasika berdasarkan kecenderungan pendidikan yang ada saat ini. Untuk pemikiran imam al-Ghazali bisa diterapkan di lembaga pendidikan yang lebih umum, guna memastikan peserta didik tidak tercerabut dari nilai-nilai ketuhanan. Sementara Muhammad Abduh, dengan reformasi pendidikannya bisa diimplementasikan di lembaga-lembaga pendidikan yang kurang berkembang Kata Kunci: Kontekstualisasi Pendidikan; Imam al-Ghazali; Muhammad Abduh; Filsafat Pendidikan  
Positivism and Ibn Khaldun's thought: bridging objectivity and social dynamics MR, Moh Irsyad Fahmi; Anam, Ahmad Muzakkil; Wiratmoko, Dheny; Yaacob, Norazlan Hadi; Alwiyah, Noor
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hsjpi.v12i1.83847

Abstract

This study critically examines two foundational approaches in social science: positivism and Ibn Khaldun's theoretical framework. Through comprehensive library research analyzing primary and secondary sources, we explore the ontological, epistemological, and axiological dimensions of both paradigms. Positivism, approaches social phenomena through rigid scientific methodologies, emphasizing empirical observation and quantitative measurement while pursuing objective, universal social laws. This perspective, while influential in modern social science development, often reduces complex social realities to measurable variables, neglecting subjective dimensions like values, culture, and historical contexts. In contrast, Ibn Khaldun's 14th-century framework, particularly his concept of asabiyyah (group solidarity), offers a more dynamic understanding of social phenomena by integrating empirical observation with philosophical reflection and historical context. This research demonstrates how Ibn Khaldun's approach acknowledges the multidimensional nature of social reality, including moral, spiritual, and cultural factors that remain influential in social development cycles. The comparative analysis reveals that while positivism provides methodological rigor, Ibn Khaldun's holistic perspective better captures the complexity and fluidity of social dynamics, making it particularly relevant for contemporary social analysis seeking to transcend mechanistic explanations. This study contributes to ongoing discourse about developing more integrative approaches in social science that balance empirical observation with contextual understanding.
SITUS GEOPARK GUNUNG SEWU GEO AREA PACITAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR ILMU-IMU SOSIAL Wiratmoko, Dheny
JIPSINDO Vol. 4 No. 2 (2017): JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.799 KB) | DOI: 10.21831/jipsindo.v4i2.17573

Abstract

Peranan Situs Geopark Gunung Sewu Geo Area Pacitan menjadi bagian yang tidak terpisahkan ketika kita mempelajari dan mengkaji ilmu-ilmu sosial. Dalam konsep pengembangan Geopark, berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan, pengembangan kebudayaan masyarakat, dan pengembangan ekonomi masyarakat.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,yang meliputi kegiatanobservasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Untuk mendapatkan validitas data, dilakukan dengan teknik trianggulasi, yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode.Dalam hal ini, teknik analisis datanya menggunakan model intaraktif, yang terdiri dari reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan, sehingga dapat diketahui secara mendalam pemanfaatan Situs Geopark Gunung Sewu Pacitan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Situs Geopark Gunung Sewu Geo Area Pacitan dapat digunakan sebagai sumber belajar ilmu-ilmu sosial. Dari beberapa situs yang diteliti memberikan informasi terkait dengan kajian kajian ilmu sosial. 
Local Wisdom and Civic Virtue: The Ceprotan Tradition as a Model for Internalizing Pancasila Values in Indonesia Wilis, Roro; Wiratmoko, Dheny; Padang, Bonita; Parhamah, Winda Pitriani; Kinanti, Ajeng Diah
Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter Vol. 9 No. 2 (2025): WASKITA: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter
Publisher : PUSAT MPK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.waskita.2025.009.02.4

Abstract

This study investigates the Ceprotan tradition in Sekar Village, Donorojo District, Pacitan Regency, and its connection to Pancasila values, focusing on how character values are internalized to foster spiritual obedience and social harmony. Using a qualitative ethnographic approach, data were collected through interviews with village and community leaders, tradition participants, and direct observation of religious practices. Findings show how the Ceprotan tradition embodies the five pillars of Pancasila through collective community practices. Divinity is expressed as a symbol of gratitude to God and protection from evil, reflected in the community’s reverence for ancestors. Humanity is marked by respect for equal rights and the preservation of legendary narratives that shape social order. Unity manifests through strong solidarity and social cohesion. Democracy emerges from the community’s ability to adapt and modify rituals by consensus, while social justice is evident in the equitable division of labor, regardless of socioeconomic status. The internalization of these values occurs through four interconnected stages: social experience, emotional engagement, cultural reflection, and the transmission of values across generations. This research makes a significant scholarly and practical contribution by providing a culturally grounded framework for integrating Pancasila values into character education and civic development. It demonstrates that indigenous traditions, such as Ceprotan, are not merely cultural artifacts but active vehicles for strengthening national identity, shaping value-based community practices, and guiding policymakers to embed local wisdom in educational curricula and social programs.