Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Value Chain Analysis and Strategies for the Development of Ginger Farming in Semarang Regency Avi Budi Setiawan; Ririn Nur Fadillah
Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No 2 (2021): JEP 2021
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jep.v22i2.9452

Abstract

Ginger is a biopharmaceutical commodity which has a high economic value. However, a long ginger trading system makes the position of farmers as the producer have low bargaining power. The purpose of this research was to analyze the value chain and develop strategies for increasing ginger commodities in Semarang Regency. The method used in this research was quantitative descriptive using primary data with the number of respondents as many as 98 ginger farmers, 2 collectors, 2 wholesalers, 2 retailers and 6 key persons. The variables in this research included value chains, marketing margins, cultivation, post-harvest, marketing, institutions and policies. The analysis tools used were Value Chain Analysis and Analytic Hierarchy Process (AHP). The results showed that (1) Ginger farming in Semarang Regency was profitable with an average production or r/c ratio of 5,1. (2) There were three patterns of ginger trading in Semarang Regency, and their selection depended on the amount of production, transportation, facilities and capabilities owned by farmers. (3) The most prioritized criteria in the strategy of developing ginger farming in Semarang Regency covered marketing, cultivation, policy, harvesting and institutional aspects. Regarding these findings, suggestions or recommendations are given as follows: (1) carrying out harvesting process such as ginger powder independently. (2) forming ginger farmer groups to shorten the marketing chain of ginger, and increase the income of ginger farmers. (3) performing innovative digital marketing strategies.
STRATEGI ADAPTASI DALAM IMPLEMENTASI PMK NOMOR: 203/PMK.05/2020 TAHUN 2020 GUNA MENDUKUNG AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA PENELITIAN Ariyani Widyastuti; Avi Budi Setiawan; Sumiyati Sumiyati
Profita : Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan Vol 14, No 3 (2021)
Publisher : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Mercu Buana, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan dalam Peraturan Menteri Keuangan No: 23/PMK.05/2020 membawa berbagai konsekuensi teknis bagi proses pertanggungjawaban keuangan dana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Peneliti selama ini memang sering mengeluhkan proses penyusunan laporan keuangan yang membuat kerja penelitian menjadi terhambat. Di sisi lain peneliti juga harus bekerja optimal dalam membuat penelitian yang baik dan menghasilkan luaran sesuai target. Akan tetapi, dana Negara yang dialokasikan harus dipertanggungjawabkan. Penelitian ini menggunakan data primer dengan teknik accidental sampling. Alat analisis yang dipakai adalah Analytical Hierarchy Process untuk menyusun prioritas strategi adaptasi dalam implementasi PMK tersebut. Tujuannya agar peneliti lebih siap dalam penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan hasil analisis AHP maka didapatkan kriteria pada strategi adaptasi peneliti terhadap implementasi PMK Nomor: 203/PMK.05/2020 Tahun 2020 yang menjadi prioritas utama yaitu kelembagaan. Kemudian disusul oleh kriteria pendampingan dan sistem informasi. Sedangkan pada alternatif, maka upaya yang dapat dilakukan sebagai strategi adaptasi peneliti terhadap implementasi PMK Nomor: 203/PMK.05/2020 Tahun 2020 yang pertama adalah memberikan sosialisasi awal dan berkala kepada reviewer dan peneliti, pengabdi. Kedua yaitu menyediakan layanan asistensi kepada peneliti dan pengabdi dengan mengacu pada standar layanan Unnes. Ketiga yaitu penyusunan template dokumen yg harus disiapkan oleh peneliti, pengabdi guna pencairan dana penelitian pada laman SIPP dan seterusnya berdasarkan urutan prioritas yang terakhir
TREE PLANTING TO ENCOURAGE ECOTOURISM CONCEPT IN KOPENG VILLAGE: PKM PENANAMAN POHON UNTUK MENDORONG KONSEP EKOWISATA DI DESA KOPENG Avi Budi Setiawan; Karsinah; Wisudani Rachmaningtyas
Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Development Vol. 1 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Developme
Publisher : Yayasan Education and Social Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53067/ijecsed.v1i1.1

Abstract

Kopeng Village is one of the Vocational Villages in the Getasan Subdistrict. The problems faced by Kopeng Village include the reduction of water catchment areas due to the transfer of land functions into settlements. This is because the tourism sector began to develop and encouraged high physical development such as homestays, housing, and supporting infrastructure. Agricultural activities also tend to change the hue of nature. Many trees that are located in the fields must be cut down not to block the sunlight. As a result, rainwater also cannot be absorbed into the ground but flows to the surface. Also, Kopeng is vulnerable to landslides. This is because the village's location is in the highlands, and the amount of critical land scattered. Also, the critical land is not covered with plant vegetation, so it is prone to landslides in the rainy season. Many critical lands are located very close to residential areas and are instead used as agricultural land. This condition is undoubtedly dangerous for the safety of residents. Moreover, Kopeng village becomes one of the tourist villages, so disaster mitigation should always take precedence. A lot of vacant lands are also untapped. Whereas if used, adding coverage of green areas is also beneficial for the community's welfare through the results of the tree. Therefore, the greening movement in Kopeng village needs to be one of the urgent programs to be carried out immediately. So that later indirectly will support the existing role as a vocational village and tourist village. The planted plant is a type of annual perennial, considering the fruit commodity is not so good when planted in the highlands. Other than that, the perennial has a solid rooting system and the ability to instigate oxygen. Some commodities that can be planted include fir, red shoots, Dutch teak, and acacia. The selection of perennials is expected to produce wood in the next few years and supply oxygen to strengthen kopeng village as an ecotourism area
KAJIAN AKSESIBILITAS UMKM DAN IKM TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN DI KOTA SEMARANG Nurjannah Rahayu Kistanti; Margunani Margunani; Avi Budi Setiawan
Jurnal Riptek Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.525 KB) | DOI: 10.35475/riptek.v13i2.60

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui preferensi UMKM dan IKM Kota Semarang terhadap aksesibilitas pembiayaan lembaga keuangan, untuk mengetahui besaran penyaluran pembiayaan UMKM IKM, untuk mengidentifikasi faktor yang menjadi penyebab rendahnya aksesibilitas, dan untuk memberikan strategi peningkatan kemampuan UMKM dan IKM terhadap aksesibilitas lembaga keuangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan responden pelaku usaha UMKM dan IKM (berjumlah 100 responden) serta perwakilan lembaga keuangan, dan OJK. Analisis yang digunakan adalah mixed method dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan 66% pelaku UMKM IKM mengalami kesulitan dalam mencari pinjaman modal di lembaga keuangan. Penyaluran Kredit Usaha rakyat (KUR) di Kota Semarang dengan nilai akad Rp. 621.959.783.457. Mayoritas pelaku UMKM IKM di Kota Semarang meminjam di Lembaga keuangan bank dibandingkan Lembaga keuangan non bank. Jumlah dana yang disalurkan oleh Lembaga keuangan kepada UMKM di Kota Semarang sebesar Rp 22.774.663.687.032, sedangkan Lembaga keuangan non bank Rp 104.836.360.801. Untuk kredit WIBAWA yang disalurkan Rp 3.024.000.000. Faktor penyebab rendahnya tingkat aksesibilitas usaha kecil mikro terhadap kredit adalah tingginya tingkat suku bunga, aspek legalitas, tidak memiliki tambahan agunan, pengusaha tidak mengetahui prosedur pengajuan kredit, dan rendahnya kemampuan dalam pembukuan yang profesional. Adapun strategi yang digunakan adalah mengkombinasikan hasil SWOT yaitu Pelatihan dan Pendampingan UMKM dan IKM dalam pembuatan laporan keuangan, sosialisasi dan pendampingan untuk membuat IUMK dan NPWP, Pengenalan UMKM kepada sumber pembiayaan (Bank dan Non Bank), memberi pelatihan perhitungan kredit yang tepat dan sesuai berdasarkan kebutuhan pengembangan UMKM dan IKM.
ANALISIS KETERKAITAN DAN MULTIPLIER OUTPUT SEKTOR JASA KESENIAN, HIBURAN, DAN REKREASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA (STUDI EMPIRIS PADA SEKTOR INDUSTRI SEPAKBOLA) Nurdin Halid; Zaenuri Zaenuri; Walid Walid; Avi Budi Setiawan; Muhammad Feriady
Equilibria Pendidikan : Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Vol 5, No 2 (2020): November 2020
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/ep.v5i2.7593

Abstract

Cabang olahraga sepakbola sangatlah diminati di Indonesia. Dengan minat yang besar dari masyarakat tentu diharapkan cabang olahraga ini akan membawa kontribusi besar dalam perekonomian. Namun, pada kenyataannya kontribusi yang diberikan masih kecil walaupun sektor yang menaungi cabang olahraga ini tumbuh paling cepat beberapa tahun terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi dengan sektor perekonomian lain dan multiplier output sektor tersebut. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Input-Output pada Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010. Hasil analisis menunjukan bahwa keterkaitan sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi dengan sektor perekonomian lain masih rendah. Keterkaitan ke depan sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi masih rendah disebabkan karena output yang dihasilkan oleh sektor ini lebih banyak didistribusikan untuk memenuhi permintaan akhir. Sedangkan untuk keterkaitan ke belakang sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi lebih banyak berasal dari sektor itu sendiri sehingga memiliki kaitan ke belakang yang rendah. Untuk multiplier output sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi masih rendah sehingga perubahan permintaan akhir di sektor ini tidak terlalu bedampak besar pada perubahan output perekonomian secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, untuk meningkatkan kontribusi sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi tidak hanya berfokus pada sektor tersebut. Namun, juga harus mengembangkan sektor-sektor lain yang memiliki kaitan erat dan peka terhadap perubahan yang terjadi pada sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi sehingga akan lebih berdampak pada perekonomian Indonesia. Kata Kunci: Keterkaitan, Multiplier Output, Sepakbola, Industri Olahraga