Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

THE MEANINGFULNESS OF LINGUISTIC EXPRESSIONS FROM THE TRUTH-CONDITIONAL THEORY OF MEANING (A METALINGUAL SYUDY) Joko . Kusmanto; Anni Holila Pulungan
LINGUISTIK TERAPAN Vol 19, No 3 (2022): .
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/lt.v19i3.42049

Abstract

Meaning is the essence of language. It has been one of the main concerns in the study of language since the age of Plato and Aristotle. There have been various theories of meaning but only a few explains ‘what one knows when s/he is said to know the meaning of linguistic expressions’. Truth-conditional theory of meaning is one of them – not to say the only theory of meaning – which explains ‘what one knows when s/he is said to know the meaning of linguistic expressions’. However, it has been little paid attention to by theorists working on linguistic meaning since the decline of the ideal language philosophy. It happens so because it is basically misunderstood, i.e. the misunderstanding between linguistic proposition and epistemic proposition in the correspondence theory of truth. This paper revives the significance of the truth-conditional theory of meaning in understanding what constitutes the meaning of linguistic expressions when one is said to know it.
Rekayasa Mesin Pencacah Daun Sawit untuk Meningkatkan Produksi Pupuk Kompos bagi Perajin Pupuk Kompos di Desa Tanjung Putus Nisfan Bahri; Bambang Sugiyanto; Joko Kusmanto
BERKAT: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : P3M Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luasnya lahan perkebunan kelapa sawit di daerah Langkat memberikan peluang bagi masyarakat untuk melakukan usaha pembuatan pupuk kompos dari bahan daun kelapa sawit. Salah satu warga masyarakat yang melakukan usaha tersebut adalah bapak Sujiman, selaku mitra PPTTG ini. Ternyata melimpahnya bahan baku untuk pembuatan kompos tersebut tidak serta merta dapat meningkatkan kualitas hidup perajinnya. Permasalahannya adalah karena perajin mencacah daun kelapa sawit tersebut secara manual menggunakan parang sehingga kuantitas yang dihasilkannya tidak banyak. Mitra hanya mampu menghasilkan kompos antara 100 – 150 kg per bulan. Sementara itu, permintaan pupuk kompos khususnya bagi pertanian sangat besar karena dipandang lebih murah dan aman bagi lingkungan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan rancang bangun mesin pencacah daun kelapa sawit. Dengan mesin pencacah tersebut mitra diharapkan dapat meningkatkan kuantitas produksinya hingga 300 kg pefr bulan untuk tahun pertama pelaksanaannya. Kuantitas dapat ditingkatkan seiring mitra meningkatkan kualitas pupuk komposnya di tahun-tahun berikutnya. Peningkatan produksi pupuk kompos tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup mitra dan lingkungannya.
Pengujian Kinerja Mesin Pencetak Keripik Tempe Sistem Pneumatik Bambang Sugiyanto; Abdi Hanra Sebayang; Joko Kusmanto
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jtpp.v5i1.7476

Abstract

Tempe is a typical Indonesian food which is widely consumed by the public as a side dish to increase appetite, as well as as a snack that has its own flavor for its fans. Tempe artisans in Karanganyar Village, Secanggang District, Langkat Regency, North Sumatra Province, still maintain the method of making tempe chips by printing tempe one by one while it is still dough. typical. This is done because connoisseurs of tempe chips, especially their customers, state that tempe chips printed individually from the dough will have a distinctive taste The research was carried out by designing a tempe chip printing machine with a pneumatic system to control all mechanical movements of the machine and test the performance of the machine after the machine was built. The results of machine testing show that the machine can operate and the pneumatic system functions properly, the pneumatic pressure to move the dough scraper/leveler ranges from 0.9 to 1.0 bar, while the pneumatic pressure to open and close the dough pouring door above the mold ranges from 1.2 up to 1.5 bar, the operating capacity is up to 40 prints per hour or 400 sheets (plates) of tempe chips per hour.  
Rekayasa Mesin Pencacah Pakan untuk Peternak Kambing di Desa Sei Rotan Kabupaten Deli Serdang Bahri, Nisfan; Sugiyanto, Bambang; Kusmanto, Joko; Syahdewa, Budi Indra; Syafitri, Winda
BERKAT: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : P3M Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengadaan pakan merupakan komponen pentingan dalam beternak. Namun, pakan ternak yang dengan susah payah didisediakan tidak semuanya dimakan oleh ternak. Kurang lebih 15 – 20% pakan ternak tersebut terbuang menjadi sampah karena ternak tidak mau memakannya seperti ranting-ranting muda. Keadaan ini membuat biaya pengadaan pakan menjadi boros dan juga kuantitas serapan pakan oleh ternak juga menjadi rendah. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara mencacah pakan ternak yang telah tersedia. Dengan dicacah, ternak dapat memakan semua pakan ternak tanpa memilih-milihnya. Lebih dari itu, pakan ternak yang sudah dicacah dapat dengan mudah dicampur sekaligus dengan pakan tambahan seperti ampas tahu atau konsentrat. Di samping pengadaan rekayasa mesin pencacah pakan ternak, mitra juga dilatih dan didampingi dalam membuat manajemen biaya produksi. Mitra dilatih untuk mencatat biaya pengadaan pakan, perkembangan penggemukan, dan biaya jualnya. Dengan memahami dan mempraktikkan manajemen tersebut secara tertulis, mitra dapat mengetahui berapa biaya produksi yang dikeluarkan dan berapa keuntungan yang didapatkan. Pengetahuan dan praktik manajemen tersebut tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui dengan tepat berapa biaya produksi yang dikeluarkan dan berapa keuntungan yang didapat tetapi juga bermanfaat untuk perencanaan pengembangannya.
Mesin Pencacah Pakan untuk Penggemukan Sapi bagi Peternak Sapi di Desa Tanjung Rejo, Percut Sei Tuan, Deli Serdang Sugiyanto, Bambang; Bahri, Nisfan; Kusmanto, Joko; Syahdewa, Budi Indra
BERKAT: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): JUNI 2024
Publisher : P3M Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peternak sapi sering mengalami pemborosan dalam penyediaan pakan karena sebagian besar rerumputan yang disediakan tidak dimakan oleh sapi, mengakibatkan pemborosan pakan sebesar 10-15%. Untuk mengatasi masalah ini, dikembangkan mesin pencacah rumput hijau yang memungkinkan pencampuran yang lebih efektif dengan konsentrat dan bahan tambahan lainnya untuk meningkatkan kualitas pakan sapi. PPTTG ini mencakup perancangan, pembangunan mesin, serta pelatihan bagi peternak dalam pengoperasian dan pemeliharaan mesin. Hasilnya, semua pakan yang dihasilkan oleh mesin tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh sapi, mengurangi pemborosan pakan dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya. Selain itu, PPTTG ini juga berhasil meningkatkan keterampilan peternak dalam teknologi mesin, memfasilitasi transfer pengetahuan teknis dari pendidikan tinggi kepada masyarakat lokal. Dengan demikian, pengembangan mesin pencacah rumput hijau tidak hanya memberikan solusi praktis terhadap pemborosan pakan sapi, tetapi juga berdampak positif pada kemampuan dan pengetahuan teknis para peternak dalam pengelolaan ternak secara berkelanjutan.
ELT Materials Transformed: Exploring Outcome-Based Education Elements in High School EFL Textbooks Anni Holila Pulungan; Adib Jasni Kharisma; Joko Kusmanto; Pirman Ginting
English Language Teaching Educational Journal Vol. 7 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/eltej.v7i3.10978

Abstract

Infusing outcome-based components such as advanced communication, productivity and accountability, critical thinking, creativity, collaboration, and flexibility and adaptability are deemed critical in a textbook. Conversely, the evidence revealed shortcomings in certain aspects of textbooks, as exemplified by the "Bahasa Inggris Kelas XII" textbook, which was deficient in advanced teamwork and communication skills. This research endeavor seeks to assess how the textbook incorporates outcome-based education. Utilizing data on the text unit order, the current study employed a descriptive qualitative research framework and acquired data through a Likert scale. The findings disclose that various aspects of outcome-based education are thoroughly addressed in this textbook. Nonetheless, the collaborative component and the intricate communication aspect are conspicuously absent as denoted in chapter 3 and chapter 4. A mere forty-seven percent of the content in the textbook "Bahasa Inggris Grade XII" has been assessed and meets the criteria of outcome-based education. This level of attainment, which falls below expectations, indicates a lack of complete adherence to the principles of outcomes-based education within the English textbook. As this ongoing research carries significant implications for those involved in developing and writing curricula. It is recommended that the textbook aligns with Spady's concept of Outcome-Based Education (OBE), addressing gaps such as the lack of emphasis on teamwork and complex communication aspects. To enhance the achievement of educational objectives, authors are advised to pinpoint areas for enhancement through collaboration with educators, students, and curriculum experts.
Mesin Pencetak Pelet bagi Peternak Udang di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Sugiyanto, Bambang; Kusmanto, Joko; Bahri, Nisfan; Syahdewa, Budi Indra; Siregar, Sarmedi Agus; Safitri, Winda
BERKAT: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 2 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : P3M Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Udang merupakan salah satu komoditas hasil perikanan yang memiliki prospek bagus untuk dikembangkan. Udang telah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Mitra pengabdian adalah peternak udang tradisional yang memanfaatkan lahan di sekitar rumah sebagai kolam tambak udang. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam hal pengabdian kepada masyarakat serta membantu mitra mencari solusi dalam menghadapi permasalahan terkait penghematan biaya pakan udang untuk mengembangkan usaha budidaya udang. Target khusus dari kegiatan PKM ini adalah terciptanya mitra yang secara mandiri mampu mengelola usaha budidaya udang dan membuat pakan organik sendiri. Metode dalam kegiatan PKM ini meliputi pendidikan, pelatihan pengoperasian mesin, pemberian mesin pencetak pelet, penyuluhan, serta program pendampingan. Pelaksanaan kegiatan diikuti oleh mitra dan beberapa peserta lain yang diharapkan dapat mengembangkan budidaya udang dengan memproduksi pakan udang (pelet) secara mandiri. Pakan ini dibuat dengan memanfaatkan limbah ikan dan bahan lain yang memiliki nilai nutrisi tinggi untuk pembesaran udang. Mesin pencetak pelet dapat beroperasi dengan baik, keterampilan mitra dalam mengoperasikan dan merawat mesin sudah memadai, dan mesin telah digunakan oleh mitra untuk mencukupi kebutuhan pakan udang.
Mesin Pencacah Daun Sawit sebagai Bahan Kompos bagi Petani Tradisional di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan Bahri, Nisfan; Kusmanto, Joko; Sugiyanto, Bambang; Khairani, Ade Irma
BERKAT: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 5 No 1 (2025): JUNI 2025
Publisher : P3M Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, memiliki potensi pertanian kelapa sawit yang besar, namun limbah daun sawit masih belum dimanfaatkan secara optimal dan sering dibakar. Program ini bertujuan mengatasi masalah tersebut melalui penyediaan mesin pencacah daun sawit serta pelatihan pembuatan kompos bagi petani, seperti Rajani yang belum memiliki keterampilan dan alat pendukung. Dengan pelatihan dan pendampingan, petani diajarkan metode pengomposan yang baik. Program ini juga membentuk unit pengolahan kompos berbasis kelompok tani dan memperkuat kelembagaan petani untuk menjaga keberlanjutan. Edukasi tentang manfaat kompos ditingkatkan guna mengubah pola pikir petani. Luaran yang diharapkan meliputi jasa pelatihan, sistem pengelolaan limbah efisien, kompos berkualitas, dan potensi paten teknologi. Program ini mendukung pertanian berkelanjutan, mengurangi biaya produksi dan dampak lingkungan, serta menjadikan Tanjung Rejo sebagai model pemanfaatan limbah pertanian.
Representation of Culture in English Textbook: A Content Investigation Pulungan, Anni Holila; Kusmanto, Joko; Mukmin, Mohammad Jamil bin
Linguists : Journal of Linguistics and Language Teaching Vol 10, No 2 (2024): December
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/ling.v10i2.5105

Abstract

Investigation of the usage of English language textbooks in educational institutions has been lacking, despite significant progress and changes on a global scale regarding the cultural dimension of learning English as a global language. This research thoroughly analyzes how culture is portrayed in English textbooks published by the Ministry of Education and Culture, specifically those under the title "Bahasa Inggris-Grade X." The study aims to investigate both the content and how cultural elements are presented within these English textbooks. The study critically examines the contents through descriptive analysis, employing observations and reviewing documents in data analysis. The study discovered that the English textbook contained various cultural categories and interpretations. Out of the total content, 64% related to the source culture, 9% to target culture, 13% to international culture, and 14% represented global culture. When examining the different dimensions of senses, it was encountered that pragmatics was the most dominant, making up 44%, followed by sociological senses at 25%, semantic senses at 19%, while aesthetics had the lowest representation at just 12%. Teachers are encouraged to integrate an English textbook that encompassing a more diverse range of cultural elements assisting learners in broadening their perspectives and emotions to involve them in communities influenced by various of cultural backgrounds actively.