Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Membaca Bacaan Matematika Bagi Mahasiswa English Learners Elli Kusumawati
Edumatica : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 02 (2014): Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Program Studi Pendidikan Matemarika PMIPA FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.681 KB) | DOI: 10.22437/edumatica.v4i02.2069

Abstract

Memahami hubungan antara bahasa dan belajar matematika adalah hal yang sangat penting untuk mahasiswa English Learners (bilingual) dimana mahasiswa tersebut menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam belajar di kelas yang mana bahasa tersebut bukanlah second language di negaranya melainkan foreign language. Pemahaman tentang konsep matematika dalam bacaan harus dimulai dari mengenali dan memahami kosakata atau istilah yang digunakan. Artikel ini menggambarkan pemahaman kosakata dalam bacaan matematika berbahasa inggris (Aljabar) pada mahasiswa mata kuliah Kolokium Prodi Pendidikan Matematika Unlam. Kata Kunci : Membaca, Bacaan matematika,
KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMPN 26 BANJARMASIN Dewi Rara Ayu Rani; Iskandar Zulkarnain; Elli Kusumawati
JURMADIKTA Vol 1 No 1 (2021): JURMADIKTA
Publisher : Pendidikan Matematika FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.101 KB) | DOI: 10.20527/jurmadikta.v1i1.733

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan model pembelajaran langsung, serta mengetahui apakah terdapat perbedaaan kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan yang menggunakan model pembelajaran langsung di kelas VIII SMPN 26 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dan sampel penelitian terdiri atas 2 kelas: kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan jumlah sebanyak 81 siswa. Berdasarkan uji t diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang belajar dengan model pembelaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi daripada siswa yang belajar tidak model tersebut, serta terdapat perbedaan yang signifikan.
PENERAPAN BLENDED LEARNING DENGAN COURSESITE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X-TKJ 1 SMKN 1 PELAIHARI Rahman Nul Hakim; Harja Santana Purba; Elli Kusumawati
JURMADIKTA Vol 1 No 2 (2021): JURMADIKTA
Publisher : Pendidikan Matematika FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.79 KB) | DOI: 10.20527/jurmadikta.v1i2.803

Abstract

Inovasi pembelajaran dewasa ini adalah pembelajaran menggunakan internet. Pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran online dan tatap muka disebut blended learning. e-learning yang digunakan adalah coursesite. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses pembelajaran, hasil belajar, serta tanggapan siswa setelah penerapan bended learning. Metode penelitian yaitu deskriptif, subjek dalam penelitian ini siswa kelas X-TKJ 1 SMK Negeri 1 Pelaihari berjumlah 30 siswa, dan objeknya adalah hasil belajar. Instrumen penelitian yaitu tes, angket, dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan proses pembelajaran dalam klasifikasi baik, rata-rata hasil belajar siswa dalam klasifikasi baik, dan tanggapan siswa terhadap penerapan blended learning sebanyak 30% siswa sangat setuju, 30% siswa setuju, dan sisanya ragu-ragu
ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA PGSD DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI DITINJAU DARI PRIOR KNOWLEDGE Subanji, Subanji; Kusumawati, Elli; Wardhani, Indah Setyo
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v11i2.17141

Abstract

Penelitian ini mengkaji kesalahan mahasiswa dalam memecahkan masalah geometri melalui penelusuran prior knowledge. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus tipe instrumental melibatkan 185 mahasiswa PGSD Universitas Trunojoyo Madura. Subjek menyelesaikan instrumen pelacak prior knowledge dan dilanjutkan pemecahan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 71 (38,37%) gagal menyelesaikan masalah segitiga dan 124 (67,02%) subjek gagal menyelesaikan masalah jajar genjang. Kesalahan menyelesaikan masalah tersebut dikarenakan kesalahan memahami prior knowledge. Kesalahan pemecahan masalah dapat dikelompokkan menjadi empat bentuk yaitu: (1) kesalahan representasi; (2) kesalahan menggambar garis tinggi, (3) kesalahan dalam menggunakan teorema phytagoras, dan (4) kesalahan memahami konteks berbeda. Sebaran kesalahan prior knowledge: 87,75% kesalahan memahami aksioma, definisi dan representasi dalam geometri sebesar; dan 26,49% kesalahan representasi gambar.   Kata kunci: Prior Knowladge, Pemecahan Masalah, Geometri Abstract: This study examines students' mistakes in solving geometric problems through searching prior knowledge. This research is an instrumental type case study involving 185 PGSD students at Trunojoyo University, Madura. The subject completed the prior knowledge tracking instrument and continued problem solving. The results showed that 71 (38.37%) failed to solve the triangle problem and 124 (67.02%) subjects failed to solve the parallelogram problem. Errors in solving these problems are due to errors in understanding prior knowledge. Problem solving errors can be grouped into four forms, namely: (1) misrepresentation; (2) mistakes in drawing heights, (3) mistakes in using the Pythagorean theorem, and (4) mistakes in understanding different contexts. Prior knowledge error distribution: 87.75% error in understanding the axioms, definitions and representations in geometry by; and 26.49% image representation error. Keywords: Prior Knowladge, Problem Solving, Geometry.
LEARNING MATHEMATICS IN THE INCLUSIVE CLASSROOM: SLOW LEARNER STUDENTS'S DIALOGUE IN A DISCUSSION Kusumawati, Elli; Purwanto, Purwanto; As'ari, Abdur Rahman; Irawati, Santi
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 13, No 4 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v13i4.10469

Abstract

The involvement of students with special needs is demonstrated by dialogue in study groups in mathematics learning in inclusive classes. Therefore, the teacher must consider forming groups to create this dialogue. Based on the results of observations, the obstacles that occur in the involvement of students with special needs in the group discussion process, according to respondents, are that not all group members understand ABK students, the speed of ABK students in absorbing information is slower, and the lack of communication between ABK and non-ABK friends. This article aims to: 1) describe the dialogue that occurs between ABK students Slow Learner with the teacher at the beginning and end of learning activities, as well as dialogue with colleagues in study groups in core activities; 2) know the characteristics of study groups that help ABK students Slow Learner understand the material in class. The research subject was a class VII ABK Slow Learner student at SMPN 14 Banjarmasin. Research findings show that ABK demonstrates verbal dialogue in class and group discussions. ABK students tend to pay attention to their friends' answers and repeat them. Apart from dialogue in verbal form, ABK students show gestures to show their involvement in the discussion. In forming groups, the teacher considers colleagues who have been sitting close to ABK as group friends for ABK. The choice of gender in group formation is also a consideration for the teacher. Study groups of male and female students allow ABK to interact more actively. The involvement of students with special needs is demonstrated by dialogue in study groups in mathematics learning in inclusive classes. Therefore, the teacher must consider forming groups to create this dialogue. Based on the results of observations, the obstacles that occur in the involvement of students with special needs in the group discussion process, according to respondents, are that not all group members understand ABK students, the speed of ABK students in absorbing information is slower, and the lack of communication between ABK and non-ABK friends. This article aims to: 1) describe the dialogue that occurs between ABK students Slow Learner with the teacher at the beginning and end of learning activities, as well as dialogue with colleagues in study groups in core activities; 2) know the characteristics of study groups that help ABK students Slow Learner understand the material in class. The research subject was a class VII ABK Slow Learner student at SMPN 14 Banjarmasin. Research findings show that ABK demonstrates verbal dialogue in class and group discussions. ABK students tend to pay attention to their friends' answers and repeat them. Apart from dialogue in verbal form, ABK students show gestures to show their involvement in the discussion. In forming groups, the teacher considers colleagues who have been sitting close to ABK as group friends for ABK. The choice of gender in group formation is also a consideration for the teacher. Study groups of male and female students allow ABK to interact more actively.
PENGEMBANGAN TES FORMATIF MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BERBASIS ETNOMATEMATIKA PASAR TERAPUNG Damayanti, Alfina; Pasani, Chairil Faif; Kusumawati, Elli
JURMADIKTA Vol 5 No 1 (2025): JURMADIKTA
Publisher : Pendidikan Matematika FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jurmadikta.v5i1.2966

Abstract

Salah satu upaya untuk dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran matematika siswa adalah dengan tes formatif. Materi sistem persamaan linear dua variabel dapat dikaitkan dengan etnomatematika pasar terapung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjabarkan proses dan menghasilkan tes formatif untuk siswa kelas VIII SMP yang valid dan reliabel. Metodologi penelitian yang digunakan adalah Research and Development mengikuti alur ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Analisis data ditinjau dari kriteria valid, reliabel, indeks tingkat kesukaran, dan indeks daya pembeda. Tes formatif dievaluasi oleh dua validator diperoleh skor validitas logis sebesar 3,67 yang termasuk dalam kategori valid. Sedangkan, analisis validitas empiris butir soal didapatkan 10 butir soal valid dan 5 butir soal tidak valid. Hasil analisis reliabilitas memperoleh nilai koefisien 0,858 yang termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi. Tes formatif memiliki tingkat kesukaran sedang dengan rata-rata indeks kesukaran 0,68 dan daya pembeda baik dengan rata-rata indeks daya pembeda 0,47. Hasil akhir penelitian diperoleh 10 butir soal pilihan ganda yang valid dan reliabel.
PENGEMBANGAN SOAL BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILLS UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII SMP PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR Arumanisa, Fina; Ansori, Hidayah; Kusumawati, Elli
JURMADIKTA Vol 5 No 1 (2025): JURMADIKTA
Publisher : Pendidikan Matematika FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jurmadikta.v5i1.3017

Abstract

Pengembangan yang dilaksanakan ialah pengembangan soal uraian berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang mengukur kompetensi berpikir kritis peserta didik Sekolah Menengah Pertama pada materi bangun ruang sisi datar. Tujuan dari pengembangan ini untuk menghasilkan soal-soal berbasis HOTS yang valid, praktis, serta reliabel dan bisa dipergunakan sebagai alat untuk mengukur kompetensi berpikir kritis peserta didik. Pengembangan ini menggunakan model Formatif Reseach menurut Tessmer dengan teknik analisis data berupa analisis kualitatif berupa saran perbaikan dari validator dan kuantitatif berupa hasil penilaian dari validator yang bertujuan untuk menganalisis validitas soal. Subjek uji coba pada studi ini ialah siswa kelas VIII B di SMPN 21 Banjarmasin yang berjumlah 31 siswa, dan objek pada penelitian ini ialah soal-soal uraian berbasis HOTS. Validitas soal dalam pengembangan ini diambil dari hasil validitas oleh dua orang dosen ahli dan satu orang guru matematika dengan memperoleh skor 3,45 yang berada pada kategori valid. Angket respon siswa memiliki hasil penilaian dengan skor 4,67 yang berada pada kategori praktis. Uji validitas empiris berdasarkan nilai hasil pengerjaan siswa memiliki koefisien reliabel tinggi dengan skor 0,765. Hasil dari pengembangan ini berupa 12 soal uraian berbasis HOTS yang bisa dipergunakan untuk mengukur kompetensi berpikir kritis peserta didik yang valid, praktis dan reliabel.