Ansori Hidayah, Ansori
Unknown Affiliation

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa di SMP Hidayah, Ansori; Aulia, Irsanti
EDU-MAT Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unlam Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pembelajaran matematika menurut Permendiknas Nomor 22 (Depdiknas, 2006) salah satunya adalah agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah. Sejalan dengan itu menurut NCTM (2000) menyatakan bahwa salah satu standar matematika sekolah adalah pemecahan masalah. Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) adalah salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran MMP dengan tujuan untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran MMP dan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran MMP. Metode penelitian adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Banjarmasin tahun pelajaran 2014/2015 dan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, observasi dan tes. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik statistika deskriptif yaitu rata-rata dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model MMP di  kelas VIII SMP Negeri 26 Banjarmasin berada pada kategori baik pada aspek siswa memperhatikan guru membahas PR, memberikan apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran; siswa mengamati LKK; siswa antusias dalam kegiatan menanya dan menggali informasi; siswa mendiskusikan jawaban dengan kelompoknya masing-masing; serta siswa membuat rangkuman. Sedangkan untuk aspek siswa menjawab soal yang diberikan guru dan siswa mengerjakan soal latihan secara mandiri berada pada kategori sangat baik. Kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran MMP di  kelas VIII SMP Negeri 26 Banjarmasin berada pada kategori baik untuk langkah memahami masalah, merencanakan penyelesaian, dan melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali. Kata kunci: Model pembelajaran MMP, kemampuan pemecahan masalah.
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII Ansori, Hidayah; Wiwandari, Lusyiana
EDU-MAT Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unlam Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

: Pengembangan kemampuan berpikir kreatif perlu dilakukan untuk menghadapi kehidupan di era modern dengan segala tuntutannya. Berpikir kreatif adalah proses atau kegiatan mendapatkan ide baru atau menghubungkan pengetahuan yang sudah dimiliki untuk mendapatkan pemahaman baru. Salah satu cara untuk mendorong kemampuan berpikir kreatif siswa adalah dengan pengajuan dan pemecahan masalah matematika. Menurut Rusman (2012:232) model pembelajaran yang  menjadikan permasalahan sebagai starting point adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A MTs Noor Aini Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan populasi seluruh siswa kelas VIII A MTs Noor Aini Banjarmasin. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, lembar observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari di kelas VIII A MTs Noor Aini Banjarmasin tahun pelajaran 2013-2014. Kata kunci : Model pembelajaran berbasis masalah, kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar.
Pengaruh Model Pembelajaran Missori Mathematics Project terhadap Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah Wulandari, Tatik; Ansori, Hidayah
EDU-MAT Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unlam Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya keinginan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran matematika. Model pembelajaran Missori Mathematics Project (MMP)merupakan suatu program yang didesain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa. Karakteristik model MMP adalah lembar tugas proyek yangsalah satunya dimaksudkan untuk keterampilan dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, diterapkan model MMP yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah segi empat dengan menggunakan modelMMP dan model langsung, serta mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaranMMP terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah segi empat kelas VII. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas VII. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling  yang dilanjutkan dengan random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan dokumentasi. Teknik analisis data menggnakan statistik deskriptif dan inferensial yang analisisnya dilakukan dengan software statistik. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan  pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model MMP dan model langsung berada pada kategori baik. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan model MMP tidak berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah segi empat. Kata kunci : model pembelajaran MMP, model pembelajaran langsung, pemecahan masalah
Pengaruh Metode Improve terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Konsep Bangun Ruang di Kelas VIII SMP Hidayah, Ansori; Lisdawati, Sri
EDU-MAT Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unlam Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Matematika merupakan cabang ilmu eksak yang berperan penting untuk cabang ilmu lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Siswa seringkali merasa kurang memiliki minat yang tinggi bila menjumpai masalah-masalah matematika yang sulit dan bahkan cenderung untuk menghindarinya. Hal ini berdampak pada rendahnya minat siswa untuk mempelajari matematika, kemudian juga berakibat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Oleh karena itu hendaknya guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik belajar matematika. Salah satu metode tersebut adalah metode IMPROVE (Introducing New Concepts, Metacognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulties, Obtaining mastery, Verification, Enrichment). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan metode IMPROVE dan metode ekspositori dan mengetahui pengaruh metode IMPROVE terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Banjarmasin tahun pelajaran 2013-2014. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling yang bertujuan untuk mengambil dua kelas sebagai kelas penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan metode IMPROVE berada pada kualifikasi baik sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang menggunakan metode ekspositori berada pada kualifikasi cukup baik. Terdapat pengaruh metode IMPROVE terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Banjarmasin tahun pelajaran 2013-2014. kata kunci :             metode IMPROVE, metode ekspositori, kemampuan pemecahan masalah. 
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Kelas VIII SMP Ansori, Hidayah; Sari, Eka Maya
EDU-MAT Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unlam Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kemampuan yang ingin dicapai pada pembelajaran matematika adalah kemampuan komunikasi matematis. Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru matematika kelas VIII B di SMP Negeri 29 Banjarmasin terlihat bahwa  kemampuan komunikasi matematis siswa masih tergolong rendah, sehingga di perlukannya suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu dengan model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis  siswa  kelas VIII B di SMP Negeri 29 Banjarmasin setelah diterapkan model pembelajaran contextual teaching and learning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini  dilakukan dalam dua siklus. Satu siklus terdiri dari 3 kali kegiatan belajar mengajar dan 1 kali evaluasi akhir pada tiap siklusnya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa meningkat dari rata-rata siklus 1 ke siklus 2, ini berarti model pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis. 
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI ALALAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Ansori, Hidayah; Sutresna, W. Banu Oka
EDU-MAT Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unlam Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Siswa dalam pembelajaran matematika masih berpusat pada hasil, soal-soal yang disajikan mengenai ingatan atau hapalan, siswa tidak dituntut untuk mene-mukan jawaban atau cara berbeda yang lain dalam menyelesaikan masalah. Kuriku-lum 2013 revisi 2017 menuntut kemampuan tingkat tinggi dengan istilah HOTS sehingga kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan dalam proses pembelajaran matematika. Cara berpikir yang berbeda berdasarkan jenis kelamin kemungkinan kemampuan berpikir kreatifnya juga terdapat perbedaan. Oleh karena itu, dilaksa-nakan penelitian kemampauan berpikir kreatif berdasarkan jenis kelamin pada kon-sep aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri Kecamatan Alalak tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini bertujuan untuk (1) memperoleh deskripsi kemampuan berpikir kreatif siswa laki-laki pada konsep aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri Alalak tahun pelajaran 2016/2017 (2) memperoleh deskripsi kemampuan berpikir kreatif siswa perempuan pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri Alalak tahun pelajaran 2016/2017 (3) mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa laki-laki dan siswa perempuan pada konsep aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri Alalak tahun pelajaran 2016/2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Alalak. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan tek-nik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes. Teknik analisis data menggunakan rata-rata, persentase, dan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan berpikir kreatif siswa laki-laki termasuk dalam kategori sangat kurang. Indikator kelancaran, keaslian dan keluwesan dikategorikan sangat kurang, indikator terperinci dikategorikan kurang, (2) kemampuan berpikir kreatif siswa perempuan termasuk dalam kategori sangat kurang. Indikator kelancaran, keaslian dan keluwesan dikategorikan sangat kurang, indikator terperinci dikategorikan ku-rang, (3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kemampuan berpikir kreatif siswa laki-laki dengan skor kemampuan berpikir kreatif perempuan.Kata kunci: berpikir kreatif, jenis kelamin, aritmatika sosial
Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Ansori, Hidayah; Amalia, Rezqy
EDU-MAT Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unlam Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan hasil diskusi dengan guru matematika kelas VII SMP Anggrek Banjarmasin serta hasil pengamatan yang dilakukan pada saat Praktik Pengalaman Lapangan, diperoleh informasi bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematika. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran quantum teaching dalam pembelajaran matematika yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang diperoleh dari hasil diskusi dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Anggrek Banjarmasin dan hasil pengamatan saat mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran Quantum Teaching dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Quasy Experimental Design”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive random sampling yang bertujuan untuk mengambil dua kelas dari empat kelas. Setelah dilakukan uji beda terhadap hasil UTS matematika kelas VII, dua kelas yang dipilih adalah kelas VII A dan VII B. Penentuan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan secara acak, terpilih kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII A sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pembelajaran Quantum Teaching memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis, (2) pembelajarn konvensional memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis, (3) terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan pembelajaran Quantum Teaching dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS PADA MATERI APLIKASI TURUNAN FUNGSI KELAS XI MIPA SMAN 5 BANJARMASIN Rasmita, Rasmita; Ansori, Hidayah; Suryaningsih, Yuni
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v8i2.9854

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada Materi aplikasi turunan dengan menggunakan model pembelajaran CORE, (2) hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada Materi aplikasi turunan dengan menggunakan model pembelajaran langsung, dan (3) pengaruh model pembelajaran CORE terhadap hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi aplikasi turunan fungsi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan populasinya adalah seluruh siswa kelas XI MIPA SMAN 5 Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, sehingga diambil dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data berupa dokumentasi dan tes. Teknik analisisnya menggunakan statistika deskriptif maupun inferensial. Hasil penelitian menujukkan bahwa (1) hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi aplikasi turunan fungsi kelas XI MIPA SMAN 5 Banjarmasin tahun pelajaran 2017/2018 dengan menerapkan model pembelajaran CORE termasuk kriteria baik, (2) hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi aplikasi turunan fungsi  kelas XI MIPA SMAN 5 Banjarmasin tahun pelajaran 2017/2018 dengan menerapkan model pembelajaran langsung termasuk kriteria kurang, dan (3) model pembelajaran CORE berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi aplikasi turunan fungsi kelas XI MIPA SMAN 5 Banjarmasin tahun pelajaran 2017/2018. Kata kunci: model pembelajaran CORE, hasil belajar, HOTS Abstract: This study aimed to determine (1) student learning outcomes in solving HOTS questions on the derivative function application material using the CORE learning model, (2) student learning outcomes in solving HOTS questions on the derivative function application material using direct learning models, and (3) the effect of CORE learning model towards student learning outcomes in solving HOTS questions on the derivative function application material. This study used a quasi-experimental method with the population of all students in eleventh grade of MIPA SMAN 5 Banjarmasin. The sampling technique was purposive sampling, so that two classes were taken as the experimental class and the control class. The techniques used for data collection were documentation and tests. The analysis technique uses descriptive and inferential statistics. The results of the study show that (1) student learning outcomes in solving HOTS questions on the derivative function application material of eleventh grade MIPA SMAN 5 Banjarmasin in the academic year 2017/2018 by applying the CORE learning model including good criteria, (2) student learning outcomes in solving HOTS questions on the derivative function application material from eleventh grade MIPA SMAN 5 Banjarmasin academic year 2017/2018 by applying the direct learning model including deficient criteria, and (3) the CORE learning model has an effect on student learning outcomes in solving HOTS questions on the derivative function application material from eleventh grade MIPA SMAN 5 Banjarmasin academic year 2017/2018. Keywords: CORE learning model, learning outcomes, HOTS
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH BARISAN DAN DERET BERDASARKAN ASPEK INFERENCE Kautsar, Farah Aprila; Ansori, Hidayah; Suryaningsih, Yuni
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 12, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v12i1.17230

Abstract

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang membantu seseorang untuk menentukan suatu kesimpulan. Salah satu aspek dari berpikir kritis adalah aspek inference dengan indikator mempertanyakan fakta, membuat alternatif, dan menarik kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menyelesaikan masalah barisan dan deret berdasarkan aspek inference. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari dua peserta didik yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive. Instrumen penelitian terdiri dari dua soal tes tertulis dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik dengan kemampuan matematika tinggi memenuhi ketiga indikator pada dua soal yang diberikan. Peserta didik dengan kemampuan matematika rendah memenuhi indikator mempertanyakan fakta pada dua soal yang diberikan; dan memenuhi indikator membuat alternatif dan indikator menarik kesimpulan hanya pada satu dari dua soal yang diberikan. Kata kunci: berpikir kritis, barisan dan deret, aspek inference Abstract: Critical thinking is one of the skills that helps someone come to a conclusion. One aspect of critical thinking is inference, with indicators of querying evidence, conjecturing alternatives, and drawing conclusions. This study aims to describe students’ critical thinking skills in solving sequence and series problems based on inference. This study used a descriptive-qualitative approach and involved two students as subjects selected using purposive techniques. The instruments were two written test problems and interview guidelines. The results found that students with high mathematical abilities fulfilled indicator abilities fulfilled the indicators of querying evidence, conjecturing alternatives, and drawing conclusions for the two problems that were given. Students with low mathematical abilities fulfilled the indicators of querying evidence for two problems that were given; meanwhile for conjecturing alternatives and concluding, one problem were not fulfilled. Keywords: critical thinking, series and sequences, inference aspect
ANALISIS BERPIKIR KRITIS SISWA BERKATEGORI TINGGI MENGGUNAKAN WATSON-GLASER CRITICAL THINKING APPRAISAL DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Gunawan, Putri Andini; Ansori, Hidayah; Budiarti, Indah
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v11i2.16133

Abstract

Kemampuan berpikir kritis matematis merupakan kemampuan yang mengarahkan seseorang untuk mengambil keputusan terhadap kesimpulan yang tepat. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemampuan seseorang. Pengukuran tingkat kemampuan berpikir kritis matematis dapat dilakukan menggunakan instrumen tes Watson-Glaser Critical Thinking Appraisal (WGCTA). Materi yang digunakan dalam mengukur kemampuan ini adalah persamaan dan fungsi kuadrat. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IX berkategori tinggi menggunakan Watson-Glaser Critical Thinking Appraisal (WGCTA) ditinjau dari jenis kelamin. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan jenis deskriptif. Subjek penelitian ini terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan yang memenuhi kategori tinggi pada nilai akademik matematika. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: (1) kemampuan berpikir kritis matematis siswa laki-laki berkategori tinggi mencapai kategori TBK 0 atau tidak kritis, (2) kemampuan berpikir kritis matematis siswa perempuan berkategori tinggi mencapai kategori TBK 1 atau kurang kritis, dan (3) kemampuan berpikir kritis matematis siswa laki-laki berkategori tinggi sedikit lebih rendah dibandingkan dengan siswa perempuan berkategori tinggi. Kata kunci: Berpikir kritis, persamaan dan fungsi kuadrat, WGCTA, jenis kelamin Abstract: Mathematical critical thinking skills is skills that directs someone make decisions to the right conclusions. Gender is one of the factors that can distinguish someone's level skills. Measuring the level of mathematical critical thinking skills can be done by using the Watson-Glaser Critical Thinking Appraisal (WGCTA) test instrument. One of the lessons that can be used to measure these skills is quadratic equations and functions. The purpose of this research is to describe the mathematical critical thinking skills of IX-grade students by using Watson-Glaser Critical Thinking Appraisal (WGCTA) in terms of gender. This research used a qualitative approach with the descriptive type of research. The subjects of this research consisted of male and female students who met the high category in mathematics academic scores. The data collecting techniques used were tests, interviews, and documentation. The data analysis techniques carried out were data reduction, data presentation, and conclusion. The results of the research show that: (1) the critical thinking skills of male students reach TBK category of 0 or not critical, (2) the critical thinking skills of female students reach TBK category 1 or less critical, and (3) the critical thinking skills of male students are slightly lower than female students. Keywords: Critical thinking, quadratic equations and functions, WGCTA, gender