Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DAN FASILITAS PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB) DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI DESA SEI TUAN KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2019 Lia Rosa Veronika Sinaga; Jasmen Manurung; Henny Arwina Bangun; Rosi Restu Nauli Siburian
Jurnal Akrab Juara Vol 5 No 4 (2020)
Publisher : Yayasan Akrab Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan karakteristik akseptor dan fasilitas pelayanan keluarga berencana (KB) dengan pemilihan metode kontrasepsi di Desa Sei Tuan Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode survey analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah PUS yang menjadi akseptor KB di Desa Sei Tuan sebanyak 74 PUS yang sekaligus akan menjadi sampel pada penelitian ini. Pengambilan data dengan cara membagikan kesioner, analisis hubungan dengan uji statistik Chi Square. Analisis statistik diperoleh pendidikan akseptor (p-value 0,034), pekerjaan (p-value 0,025), paritas (p-value 0,001) dan fasilitas pelayanan KB (p-value 0,014) memiliki hubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi, sedangkan umur akseptor (p-value 0,076) dan pendapatan (p-value 0,320) tidak memiliki hubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi. Disarankan bagi instansi kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dengan memberikan pelatihan kepada bidan desa dan menyediakan alat kontrasepsi untuk jangka panjang (Implant dan IUD) disetiap tempat pelayanan kontrasepsi, meningkatkan penyuluhan mengenai MKJP kepada PUS
PENELITIAN KUALITATIF UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBIASAAN MAKAN MASYARAKAT YANG BERKAITAN DENGAN HIPERTENSI ESENSIAL DI DESA TUALANG LAMA KECAMATAN DELENG POKHKISEN KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2018 Lia Rosa Veronica Sinaga; Seri Asnawati Munthe; Henny Arwina Bangun; Mustika Purnama Utami
Akrab Juara : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Vol 4 No 2 (2019): Mei
Publisher : Yayasan Azam Kemajuan Rantau Anak Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hypertension is closely related to human life pattern. Food is the main intake for health, but every person has different perception on what they eat. Difference in perception is highly influenced by cultural values and norms in a certain community. The objective of the research was to identify people’s eatingbehavior related to essential hypertension at Talang Lama Village, Deleng Pokhkisen Sub-district, Aceh Tenggara Regency. Bad eating behavior can cause hypertension. The reasons of informants for enjoying eating delicious food are as follows: it has good taste, it can arouse their appetite and satisfaction, the perception of consuming fatty food made of coconut milk will make the body oily, healthy, and fat, and it is an honor to serve guests with fatty food with beef. People’s eating behavior usually comes from parents. Hypertension patients can change their eating behavior to make them healthier, but some of them cannot change it and get relapse, and some of them say that they do not want to change it since they have already had hypertension. It is recommended that the health care providers prevent hypertension so that they do not have relapse and complication.
Edukasi Pola Makan Dan Diet Pada Lanjut Usia Dengan Hipertensi) Di Klinik Nusantara Kesehatan Barus, Darwita Juniati; Desy Lustiyani R; Henny Arwina Bangun; Febriyanti Lahagu
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 5 No. 2 (2024): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara global angka kehidupan lansia di dunia akan terus meningkat dimana proporsinya diperkirakan meningkat menjadi 22% pada tahun 2050 (WHO, 2018). Untuk Indonesia sendiri berdasarkan data tahun 2015 menduduki urutan ke 9 dengan jumlah 8,2% dan diperkirakan akan mencapai 13,2% pada tahun 2030. Hasil sensus penduduk tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia meningkat menjadi 25.901.900 (9,78%) di tahun 2020 dari 7,59% pada tahun 2010. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada tahun 2020 Indonesia berada dalam masa transisi menuju era penuaan populasi (Ageing population) yaitu ketika presentase penduduk usia 60 tahun ke atas mencapai lebih dari 10% (BPS, 2020). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan dari 25,8 % di tahun 2013 menjadi 34,1 % di tahun 2018. Untuk mengatasi penyakit hipertensi ini perlu diberikan pemahaman kesehatan kepada lansia dan masyarakat tentang pola makan dan diet sehat hipertensi. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada Masyarakat, melalui upaya pemberdayaan upaya kesehatan secara mandiri dengan rutin mengukur tekanan darah dan peningkatan pengetahuan/edukasi tentang pola makan dan diet sehat yang dapat dilakukan secara tepat guna oleh penyandang hipertensi hususnya dan masyarakat pada umumnya. Kesimpulan perubahan perilaku lansia terhadap pola hidup sehat dalam mengontrol tekanan darah dipengaruhi oleh pengetahuan dan juga dukungan dari keluarga serta tim kesehatan yang bergerak dimasyarakat.
Kegiatan Sosialisasi Tentang HIV AIDS di SMP Madya Utama Medan Barus, Darwita Juniati; Henny Arwina Bangun; Desy L Rajagukguk
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 6 No. 1 (2025): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di dunia. Pada tahun 2023, ada 55 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV yang meliputi 36 juta perempuan dan 6,2 juta anak berusia < 15 tahun (InfoDATIN, 2023). Data dari Ditjen PP dan PL Kemenkes RI (2023) melaporkan bahwa hingga saat ini HIV/AIDS sudah menyebar di 386 kabupaten/kota di seluruh provinsi Indonesia dan kota Medan masuk sebagai 17 besar kasus HIV terbanyak . Penyakit menular HIV/AIDS di Indonesia masih menjadi perhatian serius, terutama karena tingkat penyebarannya yang tinggi. Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Sumatera Utara ( metrotvnews.com) mengatakan bahwa sebanyak 297 pengidap HIV/AIDS berstatus pelajar dan mahasiswa dengan faktor penyebab utamanya adalah pergaulan bebas dan penggunaan narkoba suntik (Vicka, 2021). Untuk mengatasi masalah tersebut, KPA melakukan upaya pencegahan dan pengurangan kasus HIV/AIDS melalui sosialisasi ke seluruh sekolah –sekolah di kota Medan. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) berupa Penyuluhan HIV/AIDS Di Kalangan Remaja siswa/i Sekolah Menegah Pertama ini berlangsung pada tanggal 4 Desember 2024 selama lebih kurang 1 jam secara langsung Jumlah peserta atau sasaran penyuluhan sebanyak 31 orang pelajar SMP Madya Utama Medan. Metode penyampaian informasi dilakukan melalui ceramah dan diskusi, dengan memfokuskan sasaran kepada remaja. Kegiatan dimulai dengan apersepsi untuk membangun pemahaman awal, diikuti oleh sesi edukasi tentang penyakit HIV/AIDS, dan diakhiri dengan sesi tanya jawab untuk memastikan pemahaman yang lebih mendalam. Hasil kegiatan edukasi menunjukkan bahwa penyampaian materi berjalan lancar, dan terlihat adanya partisipasi aktif dari remaja yang memperhatikan materi edukasi dengan seksama. Dalam sesi tanya jawab, beberapa responden dapat menjawab pertanyaan dengan baik, menunjukkan pemahaman yang baik terkait penyebab penularan dan cara penyebaran HIV/AIDS. Evaluasi kegiatan ini menunjukkan adanya kerjasama yang positif dari remaja, serta keberhasilan dalam meningkatkan pengetahuan mereka terkait HIV/AIDS.
EDUKASI TENTANG HIV AIDS PADA ANAK REMAJA DI SEKOLAH SMA NEGERI 17 MEDAN Barus, Darwita Juniwati; Henny Arwina Bangun; Sadestina Sembiring; Wilna Zaenab
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 6 No. 2 (2025): JURNAL ABDIMAS MUTIARA (IN PRESS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jam.v6i2.6186

Abstract

Berbagai langkah dan upaya dilakukan untuk menurunkan angka kematian yang diakibatkan oleh penyakit HIV dan virus. Human Immunodeficiency Virus atau yang sering dikenal HIV merupakan salah satu jenis virus yang dapat menyerang ataupun menginfeksi pada sel darah putih yang dimana nantinya dapat menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun. Sedangkan Acguired Immune Deficiency Syndrome atau lebih dikenal AIDS merupakan salah satu penyakit yang menyerang kekebalan tubuh manusia secara menurun yang disebabkan infeksi pada virus HIVyang menjadi masalah utama kesehatan saat ini. Pada tahun 2023, ada 55 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV yang meliputi 36 juta perempuan dan 6,2 juta anak berusia < 15 tahun (InfoDATIN, 2023). Penyakit menular HIV/AIDS di Indonesia masih menjadi perhatian serius, terutama karena tingkat penyebarannya yang tinggi Kota Medan masuk sebagai 17 besar kasus HIV terbanyak . Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Sumatera Utara ( metrotvnews.com) mengatakan bahwa sebanyak 297 pengidap HIV/AIDS berstatus pelajar dan mahasiswa dengan faktor penyebab utamanya adalah pergaulan bebas dan penggunaan narkoba suntik (Vicka, 2021), Para remaja harus diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bahaya penyakit HIV/AIDS. Sekolah adalah tempat yang setiap hari dikunjungi oleh pelajar dalam waktu yang lama setiap harinya, sehingga sekolah merupakan wahana yang digunakan untuk menyampaikan informasi/edukasi tentang HIV/AIDS. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan remaja sekolah akan bahaya dari penyakit HIV/AIDS. Kegiatan ini juga membantu program pemerintah khususnya Komisi Penanggulangan AIDS dalam mensosialisasikan pencegahan dan pengurangan kasus HIV/AIDS melalui sosialisasi ke seluruh sekolah –sekolah di kota Medan. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berupa Penyuluhan HIV/AIDS Di Kalangan Remaja siswa/i Sekolah Menegah Atas ini berlangsung pada tanggal 20 Juni 2025 selama lebih kurang 2 jam 30 menit secara langsung. Jumlah peserta atau sasaran penyuluhan sebanyak 47 orang pelajar SMA Negeri 17 Medan. Metode penyampaian informasi dilakukan melalui ceramah dan diskusi, dengan memfokuskan sasaran kepada remaja. Kegiatan dimulai dengan membangun pemahaman awal, diikuti oleh sesi edukasi tentang penyebab penularan dan cara penyebaran HIV/AIDS. Hasil kegiatan edukasi menunjukkan bahwa penyampaian materi berjalan lancar, dan terlihat adanya partisipasi aktif dari remaja yang memperhatikan materi edukasi dengan seksama. Evaluasi kegiatan ini menunjukkan adanya kerjasama yang positif dari remaja, serta keberhasilan dalam meningkatkan pengetahuan mereka terkait HIV/AIDS.
An Analysis of the Quality of Posyandu Cadre Performance on the Level of Elderly Satisfaction in the Working Area of ​​the PON Village Health Center, Serdang Bedagai Regency in 2024 Meilani br Ginting, Devy; Mindo Tua Siagian; Henny Arwina Bangun; Donal Nababan; Jasmen Manurung
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/zyrmds66

Abstract

The performance of posyandu cadres reflects the results of the implementation of tasks and responsibilities carried out in health service activities for the elderly. Optimal performance plays an important role in creating satisfaction for the elderly as recipients of posyandu services. This satisfaction reflects the expectations and perceptions of the elderly regarding the quality of services provided by cadres during the activities. This study aims to evaluate the quality of posyandu cadre performance and its relationship to the level of satisfaction of the elderly in the work area of ​​the PON Village Health Center. This study used an associative design with a quantitative approach, involving 134 elderly respondents as samples. The instrument used in data collection was a structured questionnaire. The results of the analysis showed that the cadre performance variable consisted of two main factors, namely attitude and activity. Meanwhile, the elderly satisfaction variable was formed from three factors, namely reliability, empathy, and the suitability of expectations with reality. Statistical analysis showed a significant relationship between cadre performance and the level of satisfaction of the elderly, with a P value of 0.000 (p <0.05). Based on these findings, it is recommended that posyandu cadres continue to improve their productivity and quality of service. Cadres are also expected to actively participate in coaching programs from the Health Center and be more optimal in conveying information to the elderly during the implementation of integrated health post activities.
Factors Associated with Work Stress Risk Among Crew Members of the Kelud Ship at Belawan Port in 2025 Hendry, Baringin; Donal Nababan; Henny Arwina Bangun; Lukman Hakim; Jasmen Manurung
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/fajmb758

Abstract

Work stress is a state of tension that arises due to an imbalance between physical and psychological demands. Factors contributing to work stress include both job-related and individual factors. This study aims to analyze the factors associated with the risk of work stress among crew members of the Kelud Ship at Belawan Port in 2025. The study used a descriptive analytic design with a cross-sectional approach. The research was conducted from July 2024 to March 2025. The sampling technique used was accidental sampling, involving 50 crew members of the Kelud Ship at Belawan Port. The results showed significant relationships between age (p=0.035), physical work environment (p=0.001), workload (p=0.005), salary or wages (p=0.001), and interpersonal relationships (p=0.000) with the risk of work stress. The most dominant factor influencing work stress risk was workload. Therefore, it is recommended that the management of the Kelud Ship organize crew activities more efficiently, manage working and rest times appropriately to prevent fatigue, implement fair task rotations to avoid monotony, and maintain a balanced workload. Additionally, fostering open communication between the crew, captain, and management is essential to reduce misunderstandings and create a more harmonious working environment that promotes mutual support among crew members.
Factors Affecting the Quality of Life of the Elderly in the Working Area of Medan Denai Public Health Center in 2025 Siegal, Yosphine Sol; Taruli R Sinaga; Jasmen Manurung; Donal Nababan; Henny Arwina Bangun
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/z5dqds18

Abstract

The aging process results in muscle weakness, physical decline, and various degenerative diseases. These factors significantly affect the quality of life of the elderly, as they reduce independence and force them to rely on others for assistance. This study aimed to analyze the factors affecting the quality of life of the elderly in the working area of the Medan Denai Public Health Center in 2025. A quantitative research approach with a descriptive correlational design was used. The research was conducted from July 2024 to January 2025 at the Medan Denai Health Center. The sample consisted of 143 elderly individuals selected through accidental sampling, specifically those who visited the health center for treatment or consultation. The results showed a significant relationship between quality of life and several variables: gender (p = 0.001), marital status (p = 0.000), income (p = 0.005), stress (p = 0.005), social interaction (p = 0.007), and family support (p = 0.001). The most dominant factor influencing the quality of life was family support. Therefore, it is recommended that the elderly receive sufficient support to remain active and independent in their daily activities. Social interaction with peers should be encouraged to prevent loneliness, which could lead to stress. Furthermore, providing educational support and involving retired or non-working elderly in light, non-competitive, and deadline-free tasks can enhance their sense of productivity and usefulness within the family. Health centers are encouraged to continue supporting the elderly and to conduct family education programs to promote independence and activity among elderly individuals in their daily routines
The Influence of the Health Belief Model on the Risk Factors of Dengue Fever Occurrence in the Working Area of Sei Suka Public Health Center, Batubara Regency 2025 Maharani, Usti; Donal Nababan; Henny Arwina Bangun; Jasmen Manurung
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/hgfmrf80

Abstract

In the prevention of dengue fever risk, the Health Belief Model can be a useful tool to understand how the public's perceptions and attitudes towards prevention efforts affect the risk of dengue fever occurrence. The objective of this study is to analyze the influence of the Health Belief Model on the risk factors for dengue fever occurrence in the working area of Sei Suka Public Health Center, Batubara Regency, in 2025. This research is descriptive-analytic with a cross-sectional study design. The research period will be from July 2024 to January 2025. The sample consists of 100 heads of households. Bivariate data analysis will use the Chi-square test, and multivariate analysis will employ logistic regression. The results of the bivariate analysis show a relationship between perceived susceptibility (p=0.010), perceived severity (p=0.001), perceived benefits (p=0.000), perceived barriers (p=0.001), and cues to action (p=0.000) with the risk of dengue fever occurrence in the working area of Sei Suka Public Health Center, Batubara Regency. The dominant factor affecting the risk of dengue fever in the working area of Sei Suka Public Health Center, Batubara Regency, is the cues to action factor, with a B value of 1.609 and a p-value of 0.000.
Factors Associated with Malaria Prevention Actions Based on the Health Belief Model in the Working Area of Pagurawan Health Center, Medang Deras District, Batubara Regency, 2025 Evalina, Ita; Frida Lina Tarigan; Mindo Tua Siagian; Donal Nababan; Henny Arwina Bangun
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/w1m4g308

Abstract

Malaria transmission occurs in tropical countries. Malaria cases continue to be a widespread global health issue in nearly all parts of the world. Malaria prevention can be achieved by changing public perceptions about the dangers of malaria infection through behavioral approaches, one of which is the Health Belief Model (HBM). The purpose of this study is to analyze factors associated with malaria prevention actions based on the Health Belief Model in the working area of the Pagurawan Health Center, Medang Deras District, Batubara Regency, in 2025. This research is descriptive-analytic with a cross-sectional study design. The study was conducted in the working area of the Pagurawan Health Center, Medang Deras District, Batubara Regency, from July 2024 to February 2025. The sample size was 100 respondents, selected through proportional sampling. The results of the study revealed significant relationships with perceived susceptibility (p value 0.000), perceived severity (p value 0.023), perceived benefits (p value 0.002), perceived barriers (p value 0.000), and cues to action (p value 0.000). The most dominant variable was cues to action with an Exp(B) of 14.285.