Nur Zen
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Implementation Of Electrocatalytic Reactor As Oxidation Unit For Residual Reagent Wastewater Of Testing Laboratory Aris Mukimin; Kukuh Aryo Wicaksono; Nur Zen; Agus Purwanto; Hanny Vistanti
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 9 No. 2 (2018)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2018.v9.no2.p11-20

Abstract

The remaining reagent from the sample analysis process become a significant source of hazardous waste of laboratory tasting activities. Methylene blue, phenol and oil are pollutants common in the remaining reagent waste. The electrocatalytic reactor is effective oxidation units for these organic pollutants. The reactor was made for a 50 L capacity with cylindrical metal oxide as the anode. The three anode which 6 cm in diameter and 50 cm in length were paired stainless cathode with the distance of 2.5 cm. The reactor was also equipped with a stirrer that is connected to the motor so that the mass transfer and oxidizing agents is more effective. The reactor application was carried out by feeding the remaining reagent waste into the electrocatalytic unit and giving DC potential 5 Volt. Each COD content for reagent waste of detergent: 2864 mg/L, phenol: 838 mg/L and oil: 708 mg/L. The reactor has reduced COD to 2157 mg/L (detergent), 399 mg/L (phenol) and 506 mg/L (oil) for 120 minutes. The high COD content in residual is caused by solvent (chloroform or hexane) that used at extraction step in determining the process of a sample. This compound is tough to oxidize into CO2 by OH radical or hypochlorite acid formed at the anode during the electrolysis process
Pengolahan Limbah Organik dengan Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) di Industri Kecap Bekti Marlena; Cholid Syahroni; Sartamtomo; Nur Zen
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 7 No. 2 (2016)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2016.v7.no2.p81-88

Abstract

Telah dilakukan penelitian pengolahan limbah industri kecap dengan menggunakan UASB. Dua reaktor UASB yang terbuat dari stainless steel dengan volume masing-masing 1,165 m3 disusun secara seri. Air limbah yang diolah merupakan buangan dari proses produksi kecap dengan nilai COD dari 2.709 sampai 21.684 mg/L. Uji coba dilakukan dengan kecepatan alir 2,9 m3/hari dan 0,7 m3/hari dengan waktu tinggal (Hydraulic Retention Time) masing-masing 19 jam dan 80 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada percobaan dengan waktu tinggal 19 jam dan kecepatan beban COD rata-rata 11.114 kg/hari, dapat menurunkan nilai COD hingga 70% dengan penurunan beban COD rata-rata adalah 2.842 kg/m3 hari. Percobaan dengan waktu tinggal 80 jam dengan kecepatan beban COD rata-rata adalah 2.837 kg/hari diperoleh hasil penurunan COD hingga 78% dan penurunan beban COD rata-rata adalah 1.335 kg/m3hari, sedangkan untuk kecepatan beban COD rata-rata 2.593 kg/hari diperoleh hasil berturut-turut 76% dan 1.298 kg/m3 hari. Jika dibandingkan dengan kinerja sistem anaerobik yang telah dimiliki oleh industri, maka reaktor UASB hasil penelitian memiliki keunggulan ditinjau dari waktu tinggal dan penurunan beban COD, meskipun persen penurunan COD masih lebih rendah.
Pengolahan Air Limbah Industri Bakery Menggunakan Sistem Stripper-Lumpur Aktif Rizal Awaludin Malik; Hanny Vistanty; Sartamtomo; Nanik Indah Setianingsih; Farida Crisnaningtyas; Nur Zen
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 7 No. 2 (2016)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2016.v7.no2.p89-98

Abstract

Air limbah industri bakery memiliki karakteristik kandungan organik, lemak, dan surfaktan yang tinggi. Keberadaan surfaktan pada air limbah dapat mengganggu proses degradasi kandungan organik dan lemak pada instalasi pengolahan air limbah khususnya pengolahan secara biologis/lumpur aktif. Studi ini membahas tentang performa integrasi system stripper-lumpur aktif yang diaplikasikan untuk mengolah air limbah industry bakery dalam skala full scale. Proses stripper dilakukan dengan menggunakan kolom yang diintegrasikan dengan bak aerasi pada kisaran HRT (waktu tinggal) 24 jam. Proses stripper memberikan efisiensi enurunan COD dan surfaktan tertinggi sebesar 96% dan 80%. Proses lumpur aktif digunakan untuk mengolah keluaran dari proses stripper dengan karakteristik lumpur aktif MLSS 4000-4500 mg/L, FM/ rasio 0,268, sludge age 11 hari dan HRT 24 jam, proses degradasi dengan lumpur aktif ini mampu memberikan efisiensi penurunan COD dan surfaktan sebesar 79% dan 88%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit IPAL dengan menggunakan sistem stripper-lumpur aktif memiliki efisiensi penurunan COD, TSS, dan BOD sebesar 98,9%, 87,9%, dan 96,4%, sehingga sistem ini merupakan teknologi yang tepat untuk diterapkan pada pengolahan limbah industri bakery.
Low Cost Particulate Sensor Sebagai Unit Kontrol untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Air Proses Wet Scrubber Januar Arif Fatkhurrahman; Ikha Rasti Julia Sari; Nur Zen
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 8 No. 1 (2017)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no1.p35-42

Abstract

Teknologi wetscrubber sebagai pengendali cemaran udara terutama partikulat telah banyak digunakan pada berbagai peralatan proses di industri. Umumnya, kondisi wetscrubber pada industri kecil dan menengah tidak dilengkapi dengan unit kontrol air proses, sehingga terjadi in-efisiensi penggunaan air proses yang berakibat pada cemaran air yang dibuang ke badan lingkungan. Dirancang sebuah kegiatan penelitian dengan mengacu pada; modifikasi mekanisme penyerapan cemaran partikulat emisi, dengan mereview data analisis cemaran partikulat di industri pada pengendalian partikulat tanpa kontrol penggunaan air proses; penerapan kontrol proses berbasis mikrokontroller pada operasional penggunaan air proses digunakan untuk mengetahui kinerja penghematan air proses sebagai spray water. Beban partikulat divariasi sebagai tiga tingkatan beban partikulat dan digunakan sebagai penentu efisiensi pengikatan terhadap beban partikulat. Hasil ujicoba peralatan dengan perangkat kontrol yang dilakukan dalam dua variasi formulasi proses yaitu 100-300-600 dan 200-400-600, meskipun tidak menunjukkan perbedaan nyata efisiensi antar kedua formulasi tersebut mampu meningkatkan efisiensi penghematan air proses rata - rata sebesar 59,8% dengan kata lain, mampu mengurangi cemaran ke badan lingkungan sebesar 32,3 liter/jam. Simulasi pembebanan partikulat dilakukan dengan wetscrubber dengan sampel partikel berdiameter < 2,5 µm dan laju partikulat 1 m/detik.
VERIFIKASI LOW COST PARTICULATE SENSOR SEBAGAI SENSOR PARTIKULAT PADA MODIFIKASI TEKNOLOGI WET SCRUBBER Januar Arif Fatkhurrahman; Ikha Rasti Julia Sari; Nur Zen
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 7 No. 1 (2016)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2016.v7.no1.p31-38

Abstract

Penentuan konsentrasi partikulat pada teknologi wetscrubber umumnya menggunakan prinsip light scattering. Kesamaan prinsip kerja dengan low cost particulate sensor membuka peluang pemanfaatan low cost particulate sensor sebagai unit pengukur konsentrasi partikulat dalam modifikasi proses teknologi wetscrubber. Low cost particulate sensor yang digunakan adalah SHARP GP2Y1010 dikorelasikan dengan Sensydine Nephelometer sebagai referensi. Laju partikulat yang melalui kedua peralatan tersebut disimulasikan dari hasil pembakaran obat nyamuk, dengan periode pengambilan data selama 6-7 jam. Data hasil pembacaan SHARP GP2Y1010 dianalisis secara least square fitting dan dikorelasi linier terhadap Sensydine Nephelometer dengan hasil R2 cukup tinggi mencapai 0,88 dan pola pembacaan partikulat yang identik secara grafik.
Evaluating the Performance of Three Chambers Microbial Salinity Cell (MSC) Subjected to Different Substrate Concentrations to Accomplish Simultaneous Organic and Salt Removal in the Wastewater Rustiana Yuliasni; Nur Zen; Nanik Indah Setianingsih
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 11 No. 1 (2020)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2020.v11.no1.p19-26

Abstract

This study aimed to identify the effect of substrate concentration on the performance of A Three chambers Microbial Salinity Cell (a three chambers MSC). In this study, 3 three chambers MSC was made of plexy glass with total volume of 200 ml. Alumunium wrapped with with platinum on vulcan carbon cloth were used as electrodes,with each working area 63 cm2. The results showed that a Three chambers Microbial Salinity Cell was able to generate electricity and at the same time removed salinity. The degree of electricity deneration and salinity removal were influenced by initial substrate concentration in the anode chamber. The higher substrate concentration, the better performance of MSC. The best performance of MSC achieved when COD was 2034 mg/L, resulted in maximum voltage of 0. 44 V, and maximum current density of 0.29 mA/m2. With % CE was 5.4%. The maximum conductivity increase in salinity chamber was from 11.2 µS/cm to 1027 µS/cm (salinity 0.57% ppt)
DOAS Calibration Technique for SO2 Emission Measurement Based on H2SO4 and Na2SO3 Reaction Januar Arif Fatkhurrahman; Ikha Rasti Julia Sari; Yose Andriani; Moh Syarif Romadhon; Nur Zen; Adi Prasetio; Ali Murtopo Simbolon
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 11 No. 1 (2020)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2020.v11.no1.p36-45

Abstract

The coal used as a primary fuel in an Indonesian power plant produces sulfur dioxide emission from its burning process. Several testing and monitoring methods developed, from laboratory analysis, CEMs based instrument, and absorption spectroscopy method developed for this purpose. Differential Optical Absorption Spectroscopy (DOAS) method based on Lambert-Beer law used as emission quantification. DOAS instrumentation developed in this research to measure sulfur dioxide as one of the emission parameters. Sulfur dioxide generated from the reaction between the sulfuric acid and dilute sodium sulfite. CCD spectrometer used to measure sulfur dioxide spectrum intensity at 260 to 350 nm absorption cross-section. There is a high correlation between sulfur dioxide gas produced by that reaction to spectrum intensity, with coefficient determination (r2) 0.9783, 0.9822, 0.9866, 0.9928 or coefficient correlation (r) 0.989, 0.991, 0.993, and 0.996 from lowest range concentration to highest range concentration. Precision analysis from gas calibration standard using Horwitz ratio indicates instrument setup precise enough with 0.504 Horwitz ratio, according to its acceptable range. The suspended particulate matter may interfere with UV penetration into CCD detector in emission simulation test using gasoline generator exhaust that causes 2.5 times deviation error between typical 800 ppm concentrated sulfur dioxide from chemical reaction and gasoline generator exhaust.