Aris Mukimin
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengembangan Metode Analisis Parameter Minyak dan Lemak Pada Contoh Uji Air Setyani Hardiani Sunardi; Aris Mukimin
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 5 No. 1 (2014)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2014.v5.no1.p1-6

Abstract

Minyak dan lemak merupakan parameter yang konsentrasi maksimumnya dipersyaratkan untuk air limbah industri dan air permukaan. Analisis infra merah dan gravimetri adalah dua metode standar yang hingga saat ini digunakan. Kelemahan metode-metode tersebut yaitu penggunaan pelarut CCl4(metode IR) dan daerah konsentrasi analisis yang besar (metode gravimetri) sehingga penting dilakukan penelitian penggunaan pelarut lain dan penurunan limit deteksi, khususnya metode gravimetri. Pelarut C2Cl4 dan S316 digunakan sebagai pelarut ekstraksi pada metode IR karena tergolong pelarut yang masih direkomendasikan untuk penggunaannya. Variasi volume sampel dan tahapan ekstraksi dengan n-heksan sebagai pelarut dilakukan untuk pengembangan metode gravimetri sehingga mampu menurunkan limit deteksi di bawah 10 mg/L. Jenis minyak yang digunakan sebagai sampel yaitu minyak nabati dan minyak mineral. Pada pembacaan absorbansi pelarut C2Cl4 dan S316 menunjukkan level respon yang sangat tinggi yaitu 18 mg/L (C2Cl4) dan 15 mg/L (S316) sehingga tidak bisa digunakan untuk analisis minyak dengan metode infra merah. Pada metode gravimetri diperoleh persen recovery 92,28% (sampel minyak nabati) dan 99,25% (sampel minyak mineral) dengan konsentrasi analit sebesar 0,9 mg/L dan 0,88 mg/L. Nilai persen recovery tersebut diperoleh pada volume sampel 2000 mL dan teknik ekstraksi 4 tahap dengan limit deteksi 0,5639 mg/L dan 0,4736 mg/L sehingga pengembangan metode gravimetri ini layak digunakan untuk analisis sampel air limbah dan air permukaan.
Implementation Of Electrocatalytic Reactor As Oxidation Unit For Residual Reagent Wastewater Of Testing Laboratory Aris Mukimin; Kukuh Aryo Wicaksono; Nur Zen; Agus Purwanto; Hanny Vistanti
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 9 No. 2 (2018)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2018.v9.no2.p11-20

Abstract

The remaining reagent from the sample analysis process become a significant source of hazardous waste of laboratory tasting activities. Methylene blue, phenol and oil are pollutants common in the remaining reagent waste. The electrocatalytic reactor is effective oxidation units for these organic pollutants. The reactor was made for a 50 L capacity with cylindrical metal oxide as the anode. The three anode which 6 cm in diameter and 50 cm in length were paired stainless cathode with the distance of 2.5 cm. The reactor was also equipped with a stirrer that is connected to the motor so that the mass transfer and oxidizing agents is more effective. The reactor application was carried out by feeding the remaining reagent waste into the electrocatalytic unit and giving DC potential 5 Volt. Each COD content for reagent waste of detergent: 2864 mg/L, phenol: 838 mg/L and oil: 708 mg/L. The reactor has reduced COD to 2157 mg/L (detergent), 399 mg/L (phenol) and 506 mg/L (oil) for 120 minutes. The high COD content in residual is caused by solvent (chloroform or hexane) that used at extraction step in determining the process of a sample. This compound is tough to oxidize into CO2 by OH radical or hypochlorite acid formed at the anode during the electrolysis process
Integrasi Teknologi Koagulasi-Flokulasi dengan Filter Silika-Karbon Aktif Up Flow Sebagai Unit Pengolah Air Limbah Industri Karpet Aris Mukimin; Agus Purwanto; Cholid Syahroni; Misbachul Moenir; Rame; Agung Budiarto
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 8 No. 1 (2017)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no1.p13-22

Abstract

Latek, kapur dan air merupakan bahan utama dalam proses produksi industri karpet. Komposisi dari ketiga bahan tersebut secara berurutan 30%, 50% dan 20% sehingga karakteristik air limbahnya dominan mengandung COD dan TDS. Integrasi koagulasi-flokuasi dengan filter silika-karbon aktif menjadi pilihan yang tepat sebagai unit pengolah polutan tersebut. Unit koagulasi dibuat dalam bentuk tabung silinder dengan kapasitas 2,5 m3, adapun filter silika-karbon aktif ditempatkan dalam dua tabung vertikal dengan kapasitas masing-masing 50 L . Proses koagulasi-fllokulasi dilakukan dengan sistem bacth menggunakan tawas dan anion yang dilanjutkan dengan sedimentasi dan aerasi. Filter vertikal silika-karbon aktif dioperasikan dengan sistem alir kontinyu secara up flow sebagai tahap akhir dari unit pengolahan. Reduksi COD dan DHL telah mampu mencapai 92% dan 74% dengan dosis tawas 1,96 Kg, kapur 0,857 Kg dan anion 1 g untuk volume limbah 2,45 m3 serta laju alir 6 L/menit di filter silika-karbon aktif.
PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI KARTON BOX DENGAN METODE INTEGRASI UPFLOW ANAEROBIC SLUDGE BED REACTOR (UASB) DAN ELEKTROKOAGULASI-FLOTASI Hanny Vistanty; Aris Mukimin; Novarina Irnaning Handayani
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 6 No. 1 (2015)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2015.v6.no1.p1-8

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi kinerja teknologi integrasi Upflow Anaerobic Sludge Bed Reactor (UASB) dengan elektrokoagulasi-flotasi (ECF) sebagai unit pengolah air limbah industri karton box dalam berbagai kondisi operasi. Sebelum diaplikasikan, unit UASB diawali dengan proses aklimatisasi selama 7 hari menggunakan dua jenis substrat, yaitu gula dan pati. Operasional UASB secara kontinyu dilakukan pada berbagai OLR dan HRT konstan (24 jam). Air limbah terproses UASB kemudian dielektroflotasi menggunakan anoda alumunium (Al) dan besi (Fe). Optimalisasi proses ECF dikaji pada berbagai variabel pH dan waktu elektrolisis. Proses UASB dengan susbtrat pati menunjukkan efektivitas aklimatasi yang tinggi dibanding subtrat gula. Kondisi steady-state akan tercapai setelah 6 hari operasional dengan efisiensi penurunan COD 91% dan OLR 25 kg COD/m3 hari. Aplikasi UASB secara kontinyu telah mampu menurunkan COD 94% dengan waktu tinggal 24 jam. Proses ECF mampu menurunkan COD air limbah terolah UASB sekitar 70-81%. Kondisi optimum penurunan COD tercapai pada pH 7,5 untuk anoda Al dan pH 6 atau 9 untuk anoda Fe. Penambahan waktu elektrolisis di atas 10 menit sangat mempengaruhi efektivitas penurunan COD untuk anoda Fe sedangkan anoda Al tidak terjadi penurunan yang signifikan. Jumlah sludge yang dihasilkan oleh proses ECFsebanyak 4 kg/m3 untuk anoda Al dan 5 kg/m3 untuk anoda Fe. Biaya kebutuhan energi berkisar antara 4,5 hingga 18 kWh/m3dan konsumsi elektroda sebanyak 0,17 kg Al/m3 atau 0,515 kg Fe/m3. Integrasi UASB dan ECF berpotensi untuk diaplikasikan sebagai sistem pengolahan air limbah industri karton box yang efektif.
Performance of a Full-Scale Anaerobic Digestion on Bakery Wastewater Treatment : Effect of Modified Distribution System Hanny Vistanti; Rizal Awaludin Malik; Aris Mukimin
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 11 No. 1 (2020)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2020.v11.no1.p12-18

Abstract

The effectiveness of a full-scale anaerobic digestion pretreatment was evaluated and the effect of wastewater distribution system was determined on the performance of bakery wastewater (BW) treatment. The BW was fed to 3 series of anaerobic compartments as the main degradation process. The distribution system of first compartment was modified and circulated to enhance contact and efficiency. While the effluent of last compartment was partly returned to the first compartment as an external circulation and the other part was further processed in activated sludge under aerobic conditions. The overall system was able to remove chemical oxygen demand (COD), total suspended solids (TSS), and biochemical oxygen demand (BOD) up to 97.7%, 99.7%, and 99.6%, respectively, at maximum organic loading rate of 6.3 kg COD/m3day. High removal of pollutants indicated that modified distribution of circulation is advantageous to the BW treatment