Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

PELATIHAN BUDIDAYA IKAN DAN SAYURAN SEKALIGUS DENGAN METODE AKUAPONIK KEPADA SISWA-SISWI SMK KANISIUS 1 PAKEM Andrean Emaputra; Joko Susetyo; Agus Hindarto Wibowo; Mardoneus Ristri Winarno; Irwan Heriyanto; Irfan Mustofa
Abdimas Galuh Vol 5, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v5i1.10123

Abstract

Aquaponik adalah budidaya ikan dan sayuran sekaligus. Aquaponik dapat diterapkan dengan media aquarium atau kolam. Metode tersebut telah diperkenalkan kepada masyarakat luas di Indonesia. Metode tersebut juga diperkenalkan kepada siswa-siswi SMK Kanisius 1 Pakem. Para siswa tersebut memerlukan pengetahuan informal lain seperti pelatihan kewirausahaan disamping pendidikan formal otomotif yang telah mereka miliki dari sekolah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan bekal kewirausahaan melalui budidaya ikan dan sayuran, sekaligus yang memanfaatkan aquarium atau kolam. Kegiatan ini dilaksanakan secara tatap muka langsung pada hari Rabu, tanggal 18 Agustus 2022, pukul 09.00 – 12.00 WIB di Aula SMK Kanisius 1 Pakem. Kegiatan pelatihan diawali dengan pembukaan acara oleh kepala sekolah, perkenalan pembicara dari tim dosen IST AKPRIND, penyampaian materi oleh tim dosen tersebut, proses tanya jawab, pelaksanaan kuis online interaktif melalui hp para siswa masing-masing, dan pemberian hadiah kepada para 10 pemenang. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 28 siswa. Untuk mengetahui signifikansi dari kegiatan ini bagi peningkatan pengetahuan para siswa, tim dosen membuat kuesioner. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan ini mampu meningkatkan pengetahuan para siswa dalam hal istilah aquaponik, manfaat aquaponik, dan langkah-langkah membuat aquaponik. Oleh karena itu, pelatihan ini mampu meningkatkan pengetahuan para siswa dalam budidaya ikan dan sayuran sekaligus dengan metode aquaponik.
PREVALENSI KELUHAN SUBYEKTIF ATAU KELELAHAN KARENA SIKAP KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS PADA PENGRAJIN PERAK Joko Susetyo; Titin Isna Oes; Suyasning Hastiko Indonesiani
Jurnal Teknologi Vol 1 No 2 (2008): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses produksi industri kecil kerajinan perak dikerjakan secara konvensional dan akan lancar apabila didukung oleh sumber daya manusia sebagai pengrajin yang berkualitas. Hal ini ditentukan oleh beberapa kriteria antara lain kesehatan dan kebugaran para pengrajin, organisasi dan sistem kerja termasuk waktu istirahat, sikap kerja yang alamiah, lingkungan kerja yang baik.. Penelitian ini bertujuan secara umum untuk mengetahui aktivitas kerja pengrajin perak wanita industri kecil kerajinan perak di Desa Singapadu Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Secara khusus mengetahui seberapa jauh pengaruh sikap kerja yang tidak ergonomis terhadap kelelahan pengrajin perak wanita, sedangkan hasil/temuan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai kajian ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya dan secara khusus dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi para pengrajin dan pemilik usaha untuk memahami lebih dalam tentang respon fisiologis terhadap sikap kerja yang tidak ergonomis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelelahan yang dinilai dengan keluhan subyektif yang terjadi pada pengrajin perak wanita dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : a. Pelemahan kegiatan dengan presentasi yang tinggi pada lelah seluruh tubuh (66,7%); kaki berat (40%); mata berair (60%) dan mau berbaring (66,7%) b. Pelemahan motivasi dengan presentasi tinggi pada tak dapat konsentrasi (66,8%) c. Kelelahan fisik , dengan presntasi tinggi pada kekakuan di bahu ( 66,7%); merasa nyeri di belakang kepala (46,7%) ; spasme kelopak mata (56,7%) dan nyeri di punggung (66,7%). Penyebab dari keluhan subyektif ini adalah sikap kerja yang kurang alamiah dan intensitas lingkungan kerja yang kurang memadai. Keluhan subyektif tadi karena adanya baik kelelahan umum maupun kelelahan lokal.
APLIKASI GOAL CHASING SEBAGAI METODE PERBAIKAN PENJADUALAN PRODUK UNTUK MENENTUKAN JUMLAH PRODUK DAN MENGURANGI PEMBOROSAN WAKTU PROSES Joko Susetyo
Jurnal Teknologi Vol 2 No 1 (2009): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses perakitan merupakan salah satu kegiatan yang ada pada perusahaan dimana dalam proses perakitan ini sering kali terjadi penumpukan komponen yang akan menghambat kegiatan proses produksi, selain itu juga akan terjadi pemborosan akibat banyaknya komponen yang menunggu untuk dirakit. Untuk menghindari hal tersebut diperlukan penjadualan produksi untuk mengurutkan produk mana yang akan dirakit terlebih dahulu dan berapa jumlah kebutuhan komponennya. Untuk membuat jadual urut dan menentukan kebutuhan komponen dengan metode goal chasing dilakukan dengan : pertama menentukan jumlah produk, kedua menentukan waktu siklus dan rata-rata waktu siklus, ketiga penyusunan jadual urut dengan menentukan jarak minimum, keempat menentukan deviasi sediaan. Untuk mengurangi pemborosan dilakuakan dengan perbaikan metode kerja. Metode goal chasing menghasilkan jadual urutan produk yang lebih baik karena didapat perbandingan deviasi sediaan sebelum perbaikan dengan setelah perbaikan adalah 270,654 : 24,811 ini berarti hasil perhitungan menggunakan metode goal chasing lebih baik karena deviasi sediaannya lebih kecil. Dengan menekan pemborosan waktu maka akan meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan yaitu : Pada produk Mistra Chair terjadi pemborosan dalam 11 hari sebesar 58,153 menit/unit dan setelah adanya pengurangan pemborosan maka perusahan dapat memproduksi dalam waktu 11 hari dari 14 unit menjadi 16 unit. Pada produk Patio terjadi pemborosan dalam 8 hari sebesar 40,77 menit/unit dan setelah adanya pengurangan pemborosan maka perusahan dapat memproduksi dalam waktu 8 hari dari 10 unit menjadi 11 unit. Pada produk Laigh Chair terjadi pemborosan dalam 9 hari sebesar 46,485 menit/unit dan setelah adanya pengurangan pemborosan maka perusahan dapat memproduksi dalam waktu 9 hari dari 10 unit menjadi 11 unit. Pada produk Sartika terjadi pemborosan dalam 8 hari sebesar 42,27 menit dan setelah adanya pengurangan pemborosan maka perusahan dapat memproduksi dalam waktu 8 hari dari 8 unit menjadi 9 unit.
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY DAN ALGORITMA BLOCPLAN UNTUK MEMINIMASI ONGKOS MATERIAL HANDLING Joko Susetyo; Risma Adelina Simanjuntak; João Magno Ramos
Jurnal Teknologi Vol 3 No 1 (2010): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tata letak fasilitas pabrik memiliki dampak yang cukup significant terhadap performansi perusahaan seperti ongkos material handling, work-in process inventory, lead times, produktivitas, dan performansi pengantaran. Desain fasilitas pabrik yang baik adalah yang mampu meningkatkan keefektifan dan keefisienan melalui penurunan perpindahan jarak material, dan ongkos material handling. Dalam penelitian ini perancangan ulang tata letak fasiltas mesin pada perusahaan logam yang memproduksi berbagai macam produk logam. Berdasarkan permasalahan yang ada, perancangan dilakukan dengan mengunakan group teknologi yaitu mengelompokkan produk yang memiliki kesamaan desain atau kesamaan karakteristik manufaktur atau gabungan dari keduanya. Hasil pengelompokan ini berupa formasi mesin yang membentuk cell-cell. Metode penyusunan mesin didalam cell ini menggunakan metode rank order clustering (ROC). Sedangkan untuk menghitung jarak material handling dan ongkos material handling menggunakan metode algoritma bolcplan yaitu menghitung jarak rectilinear dan jarak euclidean. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa relayout yang dirancang lebih baik dari layout. Relayout memiliki jarak rectilinear perpindahan material yang lebih kecil, selisihnya 116 m atau penurunan jaraknya sebesar 13,36% dari kondisi awal. Begitu juga dengan penurunan ongkos material handling berdasarkan jarak rectilinear adalah Rp 18.900/hari atau penurunan ongkos ongkos material handling sebesar 16%.
APLIKASI SIX SIGMA DMAIC DAN KAIZEN SEBAGAI METODE PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK Joko Susetyo; Winarni Winarni; Catur Hartanto
Jurnal Teknologi Vol 4 No 1 (2011): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan proses berdasarkan produk cacat yang ada dengan pendekatan six sigma yang kemudian dilakukan pengendalian dengan menganalisis penyebab kecacatan menggunakan Seven Tools serta mengupayakan perbaikan berkesinambungan dengan alat implementasi kaizen berupa Kaizen Five-Step Plan, 5W dan 1H, dan Five-M Checklis. Setelah dilakukan pengolahan data didapat nilai DPMO sebesar 4509,384 yang dapat diartikan bahwa dari satu juta kesempatan akan terdapat 4509,384 kemungkinan produk yang dihasilkan mengalami kecacatan. Perusahaan berada pada tingkat 4,11-sigma dengan CTQ (Critical To Quality) yang paling banyak menimbulkan cacat yaitu Dek sebesar 20,76% dari total cacat 22517. Dari hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa penyebab utama kecacatan adalah faktor manusia, dan berdasarkan alat-alat impelementasi kaizen maka kebijakan utama yang harus dijalankan oleh pihak perusahaan yaitu pengawasan atau kontrol yang lebih ketat di segala bidang,