Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Uji Efektivitas Antijamur Kitosan Cangkang Kepiting Bakau (Scylla sp) Terhadap Pertumbuhan Epidermophyton floccosum dan Candida albicans Baharuddin, Suherman
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 2, No 2 (2021): JULI
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v2i2.4886

Abstract

ABSTRAKKitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang misalnya dalam bidang pangan, mikrobiologi, pertanian farmasi, dan sebagainya. Kitosan memiliki sifat antimikroba, karena dapat menghambat bakteri patogen dan mikroorganisme pembusuk, termasuk jamur, bakteri gram-positif, bakteri gram negatif. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui efektivitas antijamur kitosan cangkang kepiting bakau (Scylla sp) terhadap pertumbuhan E. floccosum dan C. albicans serta menentukan konsentrasi yang paling efektif. Metode isolasi yang digunakan meliputi deproteinasi, de­mineralisasi, depigmentasi, dan deasetilasi 3 tahap. Uji efektivitas antijamur dilakukan dengan metode difusi cakram (Tes Kirby-Bauer) menggunakan kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan hasil isolasi kitosan cangkang kepiting bakau melalui beberapa tahapan sebesar 46,3 g. Efektivitas antijamur kitosan cangkang kepiting bakau (Scylla sp) terhadap pertumbuhan E. floccosum dan C. albicans pada masa inkubasi 3 x 24 jam dan 4 x 24 jam menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kitosan, maka semakin besar pula zona hambat (efektivitas) yang didapatkan. Konsentrasi yang paling efektif berada pada kisaran konsentrasi 5% b/v (oneway ANOVA, α = 0,05), dimana pada penghambatan E. floccosum  sebesar 16,23±0,64 mm untuk 3 x 24 jam dan 17,56±0,75 mm untuk 4 x 24 jam. Sedangkan pada penghambatan C. albicans untuk 3 x 24 jam sebesar 13,56±0,49 mm dan 14,10±0,17 mm untuk 4 x 24 jam.Kata kunci : Efektivitas; Antijamur; Kitosan; Epidermophyton floccosum;Candida albicans.ABSTRACTChitosan and its derivatives have been widely used in various fields, for example in the fields of food, microbiology, agriculture, pharmacy, and so on. Chitosan has antimicrobial properties, because it can inhibit pathogenic bacteria and spoilage microorganisms, including fungi, gram-positive bacteria, and gram-negative bacteria. The purpose of this study was to determine the antifungal effectiveness of mangrove crab shell chitosan (Scylla sp) on the growth of E. floccosum and C. albicans and to determine the most effective concentration. The isolation methods used included deproteination, demineralization, depigmentation, and 3-step deacetylation. The antifungal effectiveness test was carried out by disc diffusion method (Kirby-Bauer test) using disc paper. The results showed that the results of the isolation of chitosan from mud crab shells through several stages were 46.3 g. The antifungal effectiveness of mangrove crab shell chitosan (Scylla sp) on the growth of E. floccosum and C. albicans at incubation periods of 3 x 24 hours and 4 x 24 hours showed that the higher the concentration of chitosan, the greater the zone of inhibition (effectiveness) obtained. The most effective concentration was in the concentration range of 5% w/v (oneway ANOVA, = 0.05), where the inhibition of E. floccosum was 16,23±0,64 mm for 3 x 24 hours and 17,56±0,75 mm for 4 x 24 hours. While the inhibition of C. albicans for 3 x 24 hours was 13,56 ± 0,49 mm and 14,10 ± 0,17 mm for 4 x 24 hoursKeywords : Effectiveness; Antifungal; Chitosan; Epidermophyton floccosum; Candida albicans.
Isolasi dan Uji Aktivitas Kitosan Cangkang Kerang Bulu (Anadara inflata) sebagai Antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis dan Escherichia coli Suherman Baharuddin; Dewi Isnaeni
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 3 No. 2 (2020): DECEMBER
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v3i2.3181

Abstract

Kitosan merupakan modifikasi kitin yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kandidat antimikroba karena mengandung enzim lisozim dan gugus aminopolisakarida yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik isolat kitosan dari cangkang kerang bulu (Anadara inflata) dan untuk menentukan aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus epidermidis dan Escherichia coli hasil isolat kultur pus. Metode isolasi yang digunakan meliputi deproteinasi, demineralisasi, depigmentasi, dan deasetilasi 3 tahap. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram (Tes Kirby-Bauer). Hasil penelitian menunjukkan rendemen isolat sebanyak 81,06%, berbentuk serpihan serbuk, berwarna putih keabu-abuan dan tidak berbau. Uji kelarutan menunjukkan kitosan larut dalam asam asetat. Kadar air dan kadar abu yang didapatkan masing-masing sebesar 4,70 dan 1,17%, serta dari pengujian dengan pelarut ninhidrin didapatkan perubahan warna dari kuning menjadi ungu setelah didiamkan. Aktivitas antibakteri kitosan terhadap S. epidermidis dan E. coli pada masa inkubasi 1 x 24 jam dan 2 x 24 jam menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kitosan, maka semakin besar pula zona hambat (aktivitas) yang dihasilkan. Konsentrasi yang paling aktif yaitu pada 7% b/v (oneway ANOVA, α = 0,05).
Uji Efektivitas Antijamur Kitosan Cangkang Kepiting Bakau (Scylla sp) Terhadap Pertumbuhan Epidermophyton floccosum dan Candida albicans Suherman Baharuddin
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 2, No 2 (2021): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v2i2.5492

Abstract

ABSTRAKKitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang misalnya dalam bidang pangan, mikrobiologi, pertanian farmasi, dan sebagainya. Kitosan memiliki sifat antimikroba, karena dapat menghambat bakteri patogen dan mikroorganisme pembusuk, termasuk jamur, bakteri gram-positif, bakteri gram negatif. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui efektivitas antijamur kitosan cangkang kepiting bakau (Scylla sp) terhadap pertumbuhan E. floccosum dan C. albicans serta menentukan konsentrasi yang paling efektif. Metode isolasi yang digunakan meliputi deproteinasi, de­mineralisasi, depigmentasi, dan deasetilasi 3 tahap. Uji efektivitas antijamur dilakukan dengan metode difusi cakram (Tes Kirby-Bauer) menggunakan kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan hasil isolasi kitosan cangkang kepiting bakau melalui beberapa tahapan sebesar 46,3 g. Efektivitas antijamur kitosan cangkang kepiting bakau (Scylla sp) terhadap pertumbuhan E. floccosum dan C. albicans pada masa inkubasi 3 x 24 jam dan 4 x 24 jam menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kitosan, maka semakin besar pula zona hambat (efektivitas) yang didapatkan. Konsentrasi yang paling efektif berada pada kisaran konsentrasi 5% b/v (oneway ANOVA, α = 0,05), dimana pada penghambatan E. floccosum  sebesar 16,23±0,64 mm untuk 3 x 24 jam dan 17,56±0,75 mm untuk 4 x 24 jam. Sedangkan pada penghambatan C. albicans untuk 3 x 24 jam sebesar 13,56±0,49 mm dan 14,10±0,17 mm untuk 4 x 24 jam KATA kunci: Efektivitas; Antijamur; Kitosan; Epidermophyton floccosum; Candida albicans.ABSTRACTChitosan and its derivatives have been widely used in various fields, for example in the fields of food, microbiology, agriculture, pharmacy, and so on. Chitosan has antimicrobial properties, because it can inhibit pathogenic bacteria and spoilage microorganisms, including fungi, gram-positive bacteria, and gram-negative bacteria. The purpose of this study was to determine the antifungal effectiveness of mangrove crab shell chitosan (Scylla sp) on the growth of E. floccosum and C. albicans and to determine the most effective concentration. The isolation methods used included deproteination, demineralization, depigmentation, and 3-step deacetylation. The antifungal effectiveness test was carried out by disc diffusion method (Kirby-Bauer test) using disc paper. The results showed that the results of the isolation of chitosan from mud crab shells through several stages were 46.3 g. The antifungal effectiveness of mangrove crab shell chitosan (Scylla sp) on the growth of E. floccosum and C. albicans at incubation periods of 3 x 24 hours and 4 x 24 hours showed that the higher the concentration of chitosan, the greater the zone of inhibition (effectiveness) obtained. The most effective concentration was in the concentration range of 5% w/v (oneway ANOVA, = 0.05), where the inhibition of E. floccosum was 16,23±0,64 mm for 3 x 24 hours and 17,56±0,75 mm for 4 x 24 hours. While the inhibition of C. albicans for 3 x 24 hours was 13,56 ± 0,49 mm and 14,10 ± 0,17 mm for 4 x 24 hours.Keyword: Effectiveness; Antifungal; Chitosan; Epidermophyton floccosum; Candida albicans.
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Batang Tanaman Ungu (Graptophylum pictum (L.) Griff) Kabupaten Takalar Menggunakan Pereaksi DPPH Secara Spektrofotometri Visibel Andi Indrawati; Suherman Baharuddin; Herlina Kahar
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 1 (2022): Januari
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i1.7213

Abstract

ABSTRAKAntioksidan adalah suatu sistem pertahanan dalam tubuh yang berguna untuk menangkal kerusakan sel tubuh yang disebabkan oleh radikal bebas. Berbagai kajian mengenai tanaman Graptophyllum pictum (L.) Griff dalam hal antioksidan, maka dalam penelitian ini akan dikembangkan pengujiannya sebagai antioksidan pada bagian batang dari tanaman Graptophyllum pictum (L.) Griff ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan ada tidaknya aktivitas antioksidan pada ekstrak batang tanaman daun Ungu (Graptophylum pictum (L.) Griff) Kabupaten Takalar dengan menggunakan pereaksi DPPH secara Spektrofotometri Visibel. Ekstrak batang tanaman daun Ungu dibuat dengan seri konsentrasi 50, 75, 100, 125 dan 150 ppm sedangkan vitamin C sebagai pembanding dibuat dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm. Tiap seri konsentrasi ditambahkan DPPH 40 ppm dan diinkubasi selama 30 menit, lalu diukur absorbansinya menggunakan pektrofotometri Visibel pada panjang gelombang 516.30 nm. Nilai IC50 yang diperoleh dari ekstrak batang tanaman daun Ungu sebesar 198,186 ppm sedangkan nilai IC50 vitamin C sebesar 2,819 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak batang tanaman ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff) kabupaten Takalar memiliki aktivitas antioksidan lemah yang berada pada kisaran IC50 antara 151-200 ppm. Kata kunci : Antioksidan; Graptophylum pictum (L.) Griff; DPPH;  Spektrofotometri Visibel; IC50.ABSTRACTAntioxidants are a defense system in the body that is useful to ward off damage to body cells caused by free radicals. Various studies regarding the Graptophyllum pictum (L.) Griff plant in terms of antioxidants, so in this study will be developed as an antioxidant test on the stem of this Graptophyllum pictum (L.) Griff plant. This study aims to determine and determine the presence or absence of antioxidant activity in the stem extract of the purple leaf plant (Graptophylum pictum (L.) Griff) Takalar Regency using DPPH reagent by Visible Spectrophotometry. Purple leaf plant stem extracts were made with concentrations of 50, 75, 100, 125 and 150 ppm while vitamin C as a comparison was made with concentrations of 2, 4, 6, 8, and 10 ppm. Each concentration series was added with 40 ppm DPPH and incubated for 30 minutes, then the absorbance was measured using Visible Spectrophotometry at a wavelength of 516.30 nm. The IC50 value obtained from the stem extract of the Purple leaf plant was 198.186 ppm while the IC50 value for vitamin C was 2.819 ppm. The results showed that the stem extract of the purple plant (Graptophyllum pictum (L.) Griff) Takalar Regency had weak antioxidant activity in the IC50 range of 151-200 ppm.Keywords: Antioxidants; Graptophylum pictum (L.) Griff; DPPH;Visible Spectrophotometry; IC50.
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUNGA JANTAN SUKUN (Artocarpus altis) TERHADAP Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI Muhdar Latif; Suherman - Baharuddin; Dewi Isnaeni; Zulkifli Zulkifli
Media Farmasi XXX Vol 15, No 2 (2019): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.669 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i2.1263

Abstract

Breadfruit male flower (Artocarpus altilis) contains compounds with the ability to prevent the growth of Streptococcus mutans. This research, therefore, aims to determine the effect of breadfruit male flower in inhibiting Streptococcus mutans using ethanol solvent in concentrations of 1%, 2%, and 3% w/v.  The results showed that the average inhibition zone of male breadfruit extract concentration was 1% w/v, 2% w/v, 3% w/v, and amoxicillin at 14.2 mm, 21.3 mm,  22.8 mm and 38.2 mm, respectively. However, statistical analysis showed that the breadfruit male flower extract at a concentration of 1% w / v, 2% w / v and 3% w / v had a significant effect below amoxicillin (p < 0, 05)Keywords: Breadfruit Male Flower Extract (Artocarpus altis); Streptococcus mutans Bunga Jantan Sukun (Artocarpus altilis) mengandung senyawa yang diduga dapat mencegah pertumbuhan Streptococcus mutans penyebab karies gigi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ekstrak Bunga Jantan Sukun (Artocarpus altilis) dalam menghambat Streptococcus mutans penyebab karies gigi. Sampel penelitian ini adalah bunga jantan sukun yang diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol. Ekstrak bunga jantan sukun masing-masing dibuat dalam konsentrasi 1%,2% dan 3% b/v.  Hasil penelitian menunjukkan rata-rata zona hambat ekstrak bunga jantan sukun konsentrasi 1%b/v sebesar 14,2 mm, 2%b/v sebesar 21,3 mm, konsentrasi  3%b/v  sebesar 22,8 mm dan amoxicillin sebesar 38,2 mm. Hasil analisis statistika menunjukkan ekastrak Bunga Jantan Sukun (Artocarpus altilis) pada konsentrasi 1% b/v, 2% b/v dan 3% b/v memberikan efek signifikan dalam menghambat Streptococcus mutans namun efektivitasnya masih dibawah amoxicillin (p < 0,05)Kata kunci : Ekstrak Bunga Jantan Sukun (Artocarpus altis); Streptococcus mutans
POTENSI KITOSAN KULIT UDANG VANNEMEI (Litopenaeus vannamei) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococccus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium agnes, DAN Escherichia coli DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM KERTAS Suherman Suherman; Muhdar Latif; Sisilia Teresia Rosmala Dewi
Media Farmasi XXX Vol 14, No 1 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.615 KB) | DOI: 10.32382/mf.v14i1.145

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang potensi kitosan kulit udang Vannemei (Litopenaeus vannamei) sebagai antibakteri terhadap Staphylococccus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium agnes, dan Escherichia coli dengan metode difusi cakram kertas dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui  potensi kitosan kulit udang Vannemei (Litopenaeus vannamei)sebagai antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Staphylococccus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium agnes, dan Escherichia coli  dengan menggunakan metode difusi cakram kertas serta menentukan konsentrasi yang paling efektif. Penelitian dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas dan media Muller Hilton Agar. Tetrasiklin 30 bpj sebagai kontrol positif dan Asam Asetat 1% v/v sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan kitosan kulit udang Vannemei (Litopenaeus vannamei) memiliki potensi sebagai antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Staphylococccus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium agnes, dan Escherichia coli. Konsentrasi yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri tersebut yaitu pada konsentrasi kitosan 7% b/v. Berdasarkan Analisis Varians (ANAVA) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar perlakuan 1% b/v, 3% b/v, 5% b/v dan 7% b/v dan kontrol positif (Tetrasiklin) dalam menghambat pertumbuhan bakteri pada taraf P= 0,000 < 0,05
Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus Andi Indrawati; Dewi Isnaeni; Suherman Baharuddin; Nurul Luthfiah
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.9382

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas ekstrak etanol daun Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Desain penelitian ini secara eksperimental laboratorium dengan pengujian efektivitas menggunakan metode difusi cakram (Tes Kirby-Bauer). Hasil penelitian dari ekstrak etanol daun Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) berupa bobot ekstrak berkisar 30,6 g, rendemen sebanyak 6,12%, berbentuk ekstrak pekat,berwarna coklat kehitaman, berbau khas (tidak menyengat) dan rasa pahit. Skrining fitokimia menunjukkan adanya  kandungan senyawa saponin dan tanin Efektivitas terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus pada masa inkubasi 1 x 24 jam menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diujikan maka semakin besar pula zona hambat yang dihasilkan. Kesimpulan bahwa ekstrak etanol daun Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) memiliki efektivitas dalam menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Efektivitas yang paling baik berada pada konsentrasi 1,5% b/v (oneway ANOVA, α = 0,05), tetapi potensinya masih kurang kuat (belum memdai) dibanding kontrol positif.Kata kunci : Efektivitas; Ekstraksi ; Sesbania grandiflora Pers; Pseudomonas aeruginosa; Staphylococcus aureus.ABSTRACTThis study aims to determine the effectiveness of the ethanol extract of Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) leaves on the growth of Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. The design of this research was a laboratory experiment with effectiveness testing using the disc diffusion method (Kirby-Bauer test). The results of the ethanol extract of Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) leaves are extracts weighing about 30.6 g, yield 6.12%, in the form of concentrated extracts, blackish brown in color, characteristic odor (not stinging) and bitter taste. Phytochemical screening showed the presence of saponins and tannins. The effectiveness on the growth of Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus during the incubation period of 1 x 24 hours showed that the higher the concentration of the tested extract, the larger the inhibition zone produced. In conclusion, the ethanol extract of Turi leaves (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) was effective in inhibiting the growth of Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. The best effectiveness was at a concentration of 1.5% w/v (oneway ANOVA, α = 0.05), but the potency was still less strong (inadequate) than the positive control.Keywords : Effectiveness; Extraction; Sesbania grandiflora Pers; Pseudomonas aeruginosa; Staphylococcus aureus.
Effectiveness of Tamarind Peel (Tamarindus indica L.) Against Staphylococcus aureus Using Different Extraction Methods Andi Indrawati; Suherman Baharuddin; Nindia Reski Ardila A
International Journal of Scientific Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 6 (2023): July, 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/ijsmr.v1i6.4997

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of tamarind rind against the growth of Staphylococcus aureus using different extraction methods. The research method is a laboratory experimental study to test the effectiveness of Tamarind peel (Tamarindus indica L.) against Staphylococcus aureus using different extraction methods, namely the maceration method and the soxhletation method. The results showed that the extract from the rind of Tamarind (Tamarindus indica L.) was effective in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus using either maceration or soxhletation extraction methods. The most effective concentration is at a concentration of 0.8% w/v with a Sig value. 0.000 < 0.05 (Oneway Anova α = 0.05) in the strong category of inhibition (10 – 20 mm)
Formulasi Sediaan Sabun Mandi Transparan Menggunakan Minyak Kelapa Dengan Penambahan Ekstrak Wortel (Daucus carota L) Nuraeni Hartih; Dewi Isnaeni; Suherman B
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 5 No. 2 (2023): Juli : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jufdikes.v5i2.636

Abstract

This stSudy aimed to formulate transparent bath soap using coconut oil with the addition of carrot extract (Daucus carotaL) and evaluate the physical quality of the soap. This type of research was conducted in laboratory experiments with three variations of coconut oil concentrations namely 20%, 30%, and 40%. Carrots were obtained by blending and then filtered to get the extract. Bath soap was made by the saponification method of NaOH base and the addition of glycerin and coconut oil. The soap formulation was tested organoleptically, foam height, moisture content and pH. The test results proved that coconut oil with the addition of carrot extract can be formulated as a preparation of transparent bath soap with physical quality that meets the Indonesian National Standard (INS).
Efektivitas Antibakteri Ekstrak Buah Stroberi (Fragaria vesca L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis Dan Propionibacterium acnes Andi Indrawati; Dewi Isnaeni; Suherman Baharuddin
JUKEJ : Jurnal Kesehatan Jompa Vol 1 No 2 (2022): JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektifitas antibakteri ekstrak buah Stroberi (Fragaria vesca L.) terhadap pertumbuhan Stapylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes dan konsentrasi yang paling efektif. Penelitian ini menggunakan ekstrak buah stroberi dibagi 5 kelompok yaitu kelompok II, III dan IV sebagai kelompok perlakuan dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 6% b/v, kelompok I sebagai kelompok kontrol negatif, kelompok V sebagai kelompok kontrol positif (clindamicyn). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi disk diffusion (Test Kirby dan Bauer) untuk menentukan diameter hambatan terhadap Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes dengan menggunakan paper disk pada Medium Nutrient Agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah Stroberi (Fragaria vesca L.) memiliki efektivitas dalam menghambat pertumbuhan Stphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes dan konsentrasi 6% b/v memiliki efektivitas yang paling baik (oneway ANOVA, α = 0,05) tetapi potensinya masih lebih rendah dibandingkan pemberian Clindamicyn sebagai kontrol positif.