Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Potential of Miana Leaf Extract as Expectorant (Profile Place of Growing, Antioxidant, Sputum Contaminants, Antibacterial, MIC, MKC Expectorant) Sesilia Rante Pakadang; Santi Sinala; Alfrida Monica Salasa; St Ratnah; Sisilia Teresia Rosmala Dewi; Maria Hilaria
Majalah Obat Tradisional Vol 25, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mot.52500

Abstract

Research has been conducted on the treatment of phlegm cough with miana leaf extract in vitro (effective dose of miana leaf extract as an expectorant and antibacterial agent causing cough with phlegm). The study aims to compare the antioxidant activity of miana leaves from 3 locations where it grows, determine the types of contaminant bacteria in the sputum of cough sufferers, determine the minimum value of inhibitor concentration (MIC) and MKC of miana leaves against the test bacteria causing cough with phlegm, determine the effective dose of miana leaves that can used as a reference for coughing up phlegm and proving the potential of miana leaves as a sputum thinner. Miana leaf extraction is done by the juicer method. Antioxidant activity testing uses the DPPH method. Determination of test bacteria is done by isolating and identifying contaminant bacteria in the sputum sample of cough with phlegm. Testing the effectiveness of miana leaves against test bacteria is determined by the liquid dilution method. Expectorant activity testing was determined by measuring the viscosity of mucus viscosity of cow intestine treated with miana leaf extract. The results found that antioxidant activity was influenced by the location where miana leaves grew with an antioxidant potential of IC72 0.072 mg/ml - 0.76 mg/ml. Contaminant bacteria from sputum samples of cough patients are Streptococcus pneumonia, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis and Enterobacter agglomerans. MIC values for contaminant bacteria are 0.1% - 0.75% and MKC values are found between 0.25% - 1.75%. miana leaf extract has the potential as a sputum thinner at a concentration of 0.01% - 0.1%. The recommended dose of miana leaf extract as a cough with phlegm is 1.75% w/v.
PEMBIMBINGAN PEMBUATAN “ TEH KOMBHUCA” SEBAGAI SUMBER PENGHASILAN TAMBAHAN MASYARAKAT Sisilia Teresia Rosmala Dewi; Djuniasti Karim; Sainal Edi Kamal
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Pengabdian Kefarmasian
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.008 KB) | DOI: 10.32382/jpk.v1i2.1914

Abstract

Kombucha adalah minuman kesehatan yang sudah dikenal sejak jaman  dahulu di berbagai negara seperti China, Rusia, dan Jerman. Kombucha merupakan hasil fermentasi teh dan gula oleh starter kultur kombucha yang disebut SCOBY. Simbiosis kultur kombucha antara lain Acetobacter yaitu Acetobacter xylinum, dan beberapa jenis khamir yaitu Brettanomyces, Zygosaccharomyces, dan Saccharomyces. Kombucha  memiliki  berbagai  efek kesehatan, antara lain sebagai antibiotik, melancarkan pencernaan, antioksidan, dan antibakteri. Pemanfaatan berbagai jenis daun yang tinggi fenol sebagai bahan baku pembuatan kombucha belum dilakukan sampai saat ini karena kombucha biasanya terbuat dari daun teh dan sebagian masyarakat Indonesia belum mengenal produk kombucha. Pengabdian kepada masyarakat tahun 2020 ini, dengan tema “ TEH KOMBHUCA”, Kami mengambil tema ini karena kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi minuman bersoda, berenergi dan alkohol, pola makan yang tidak sehat, aktivitas fisik yang kurang, dan pencemaran lingkungan. Dengan demikian kami berinisiatif untuk membimbing ibu-ibu Rumah Tangga dalam membuat produk yang mudah yaitu “Teh Kombhuca” Hasilnya setelah melakukan penyuluhan dan praktikum, ibu-ibu Perumahan Graha Matahari Permai ada manfaat yang dapat tercapai yaitu menghasilkan produk inovatif “Teh Kombhuca”  Kata kunci : Teh Kombucha, Masyarakat, Pengabdian 
Pengolahan Temulawak (Curcuma xanthorriza Robx) Menjadi Serbuk Temulawak Instan Sebagai Obat Napsu Makan Pada Anak Sisilia Teresia Rosmala Dewi; Sainal Edi Kamal; Zulfiah Zulfiah; Rina Asrina
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 2, No 2 (2021): JURNAL PENGABDIAN KEFARMASIAN
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.337 KB) | DOI: 10.32382/jpk.v2i2.2308

Abstract

Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Keluarga Zingiberaceae, umumnya dikenal sebagai temulawak atau kunyit Jawa di Indonesia), yang ditemukan baik di alam liar maupun dibudidayakan di Indonesia, telah digunakan secara tradisional untuk tujuan pengobatan. C. xanthorrhiza juga digunakan sebagai dan jamu cegok untuk menambah napsu makan dan  tonik di Indonesia. Xanthorrhizol (XNT) adalah senyawa seskuiterpenoid tipe bisabolane yang diekstrak dari Curcuma xanthorrhiza Roxb. Memiliki berbagai aktivitas biologis seperti appetite (napsu makan), antikanker, antimikroba, anti-inflamasi, antioksidan, antihiperglikemik, antihipertensi, antiplatelet, nephroprotective, hepatoprotektif, estrogenik dan efek anti-estrogenik. Karena banyak obat sintetik memiliki efek samping toksik dan tidak mampu mendukung peningkatan prevalensi penyakit, ada minat yang signifikan untuk mengembangkan produk alami sebagai terapi baru. XNT merupakan senyawa bioaktif alami yang sangat potensial yang dapat memenuhi kebutuhan penemuan obat baru saat ini. Untuk menghilangkan rasa pahit dari temulawak dirancang suatu produk Temulawak Instan yang digemari anak-anak. Pelatihan pembuatan produk ini ditujukan kepada ibu-ibu kader dan IRT Kelurahan Sambung Jawa Kecamatan Mamajang Kota Makassar. Lokasi ini dipilih dengan alasan anak-anak di daerah tersebut rata-rata mempunyai napsu makan yang sangat rendah dan MOU dengan Jurusan Farmasi Poltekkes Makassar. Diharapkan setelah pengabdian masyarakat ini, ibu-ibu kader dan IRT dapat menambah wawasan dan mempraktekkan pembuatan produk Temulawak Instan. Adapun luarannya berupa modul, video pembuatan produk dan materi.Kata kunci : Temulawak, Temulawak Instan, Napsu Makan Anak
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM X KOTA MAKASSAR Raimundus Chalik; Djuniasti Karim; Sisilia Teresia Rosmala Dewi; Hidayati Hidayati
Media Farmasi XXX Vol 17, No 1 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i1.2018

Abstract

Analysis Of Factors That Affect The Incidence Of Drug Interactions In Hypertensive Patients At A Regional General Hospitals In Makassar CityDrug interactions are directly related to factors such as polypharmacy. Meanwhile, patients with hypertension are at high risk for potential drug interactions due to the large number and types of drugs consumed. Therefore, this research aims to determine the potential for drug interactions in hypertensive patients at one of the Makassar City General Hospitals. It also analyzed the factors with the most significant effect on the potential for drug interactions. Furthermore, this is a descriptive-analytic research with a cross-sectional approach. The sample were determined using a consecutive sampling technique and the research was conducted between March-June 2020. In addition, the potential drug interactions were identified using Micromedex 2.0 software and Handbook of Drug Interaction Fact. Analysis of the factors with the most influence on potential for drug interactions was performed using multiple logistic regression statistical tests. The results showed that the number of drugs prescribed had a significant influence on the potential for drug interactions with p = 0.023, OR = 11.676 (9% CI 1.401-97.322). Based on the results, the number of drugs prescribed is the most influential factor in the potential for drug interactions.Keywords  : drug interactions, hypertension, influencing factors, Regional General Hospital  Interaksi obat secara langsung berhubungan dengan faktor seperti polifarmasi. Pasien dengan hipertensi beresiko tinggi terhadap potensi kejadian interaksi obat-obat disebabkan karena banyaknya jumlah dan jenis obat yang mereka terima. Tujuan dari penelitian adalah untuk menentukan potensi interaksi obat pada pasien hipertensi di  RSU X Kota Makassar dan menganalisis faktor yang paling berpengaruh terhadap potensi interaksi obat. Penelitian merupakan deskriptik analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Penentuan sampel menggunaan teknik consequtive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di RSU X Kota Makassar selama periode Maret-Juni 2020. Identifikasi potensi interaksi obat dilakukan dengan menggunakan Micromedex 2,0 software dan Handbook of Drug Interaction Fact. Analisis faktor yang paling berpengaruh terhadap potensi interaksi obat dilakukan dengan uji statistik regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menemukan faktor jumlah obat yang diresepkan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap potensi interaksi obat dengan p=0,023,OR=11,676 (IK 9%1,401-97,322). Hasil penelitian menyimpulkan jumlah obat yang diresepkan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap potensi interaksi obat.Kata kunci : interaksi obat, hipertensi, faktor yang berpengaruh
FORMULASI PATCH ANTIPIRETIK YANG MENGANDUNG EKSTRAK COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata) Santi Sinala; Ismail Ibrahim; Sisilia Teresia Rosmala Dewi
Media Farmasi XXX Vol 17, No 1 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i1.1972

Abstract

Antipyretic Patch Formulation Containing Extract (Kalanchoe Pinnata)Fever in children requires special treatments coupled with practical use of drugs. Therefore, this research aims to formulate antipyretic patch preparations containing Kalanchoe pinnata plant extracts. The plant was first extracted using the maceration method, meanwhile, the patch formulation was made with 3 different concentrations of Na CMC base. Thereafter, the extract was then added to the base patch. The three formulas were tested for the characteristics, namely organoleptic, weight uniformity, thickness, percentage of water loss, pH, and folding resistance. The results showed that the three formulas have the same organoleptic color, namely green, F1 is not homogeneous, while F2 and F3 are homogeneous. Moreover, the three formulas met the weight uniformity requirements, while in the thickness test, F3 is thicker compared to F2 and F1. F3 has a water content greater than F2 and F1, meanwhile, the three formulas have a pH of 6 and folding resistance > 300 times. Based on the results, Formula 2 (F2) has better physical stability compared to F1 and F3.Keywords: Kalanchoe pinnata, patch, antipyreticDemam pada anak membutuhkan penanganan khusus  dimana penggunaan obat harus lebih praktis. Penelitian ini akan memformulasi sediaan patch bberbahadan dasar tanaman cocor bebek. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan patch antipretik yang mengandung ekstrak tanaman cocor bebek. Tanaman cocor bebek terlebih dahulu diekstraksi menggunakan metode maserasi untuk menghasilkan ekstrak. Formulasi patch dibuat dengan 3 konsentrasi basis Na CMC yang berbeda. Ekstrak kemudian ditambahkan ke dalam basis patch. Ketiga formula diuji karakteristiknya meliputi uji organoleptis, keseragaman bobot, uji ketebalan, persentase kehilangan air, uji pH dan uji daya tahan lipat. Hasil pengujian diperoleh dimana ketiga formula memiliki organoleptis warna yang sama yaitu hijau, F1 tidak homogen, sedangkan F2 dan F3 homogen. Pada uji keseragaman bobot, ketiga formula memenuhi syarat keseragaman bobot. Pada uji ketebalan, F3 lebih tebal dibandingkan dari F2 dan F1. F3 memiliki kadar air yang lebih besar dibandingkan dengan F2 dan F1. Pada uji pH, ketiga formula memiliki pH 6 dan memiliki kemampuan bertahan meski telah dilipat >300 kali. Formula 2 (F2) memiliki kestabilan fisik yang lebih baik disbanding dari F1 dan F3.Kata Kunci : Cocor bebek, patch, antipiretik
PENENTUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SECARA IN VITRO DARI EKSTRAK ETANOL PROPOLIS DENGAN METODE DPPH (1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) santi sinala; Sisilia Teresia Rosmala Dewi
Media Farmasi XXX Vol 15, No 1 (2019): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.058 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i1.820

Abstract

Penyakit degeneratif seperti kanker, penuaian dini dan jantung dapat disebabkan oleh adanya radikal bebas. Radikal bebas memiliki satu rantai yang tidak memiliki pasangan electron sehingga sangat reaktif untuk mencari pasangan electron pada sel yang normal. Ikatan ini dapat menganggu sinyal sel sehingga terjadilah kerusakan sel pada sel normal. Radikal bebas dapat ditangkal dengan adanya bahan antioksidan. Melihat kandungan polifenol dan flavonoid pada propolis pada penelitian sebelumnya, maka ditelitilah aktivitas antioksidan dari propolis ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besarnya aktivitas ekstrak etanol propolis berdasarkan dari nilai IC50 (Inhibition Consentrasi) menggunakan metode DPPH. Ekstrak etanol propolis dibuat dalam konsentrasi 400 µg/ml, 800 µg/ml, 1200 µg/ml, 1400 µg/ml, 1600 µg/ml, 1800 µg/ml dan 2000 µg/ml sedangkan vitamin C dibuat dalam konsentrasi 10 µg/ml, 20 µg/ml, 30 µg/ml, 40 µg/ml, dan 50 µg/ml. Masing-masing seri ditambahkan DPPH 40 µg/ml dan diinkubasi selama 30 menit. Sampel diukur pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516 nm. Nilai IC50 yang diperoleh adalah 1216.66 µg/ml dan nilai IC50 Vitamin C adalah 13.7658 µg/ml. Dari hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol propolis termasuk dalam kategori tidak aktif dibandingkan dengan vitamin C. Kata Kunci : Antioksidan, IC50 , Ekstrak Etanol Propolis, DPPH, Vitamin C
Identifikasi Kandungan Daun Nggorang (Salvia occindentalis Sw) Menggunakan Spektrofotometer GC-MS Sisilia Teresia Rosmala Dewi; Djuniasti Karim; Damaris Damaris
Media Farmasi XXX Vol 16, No 2 (2020): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v16i2.1806

Abstract

Nggorang or west indian sage (Salvia occidentalis Sw.) leaf from Tenda Village, Langke Rembong Subdistrict, Manggarai Regency, NTT Province. It is empirically used as an anticancer for breasts, coughs, and nosebleeds, but the leaf compounds needs to be studied. This research aims to identify the content contained in the leaf of west indian sage (Salvia occidentalis Sw) using GC-MS spectrophotometer. The leaves were extracted using the maceration method with methanol extractor, and the contents were analyzed using GC-MS with CP-Sil 5CB as the stationary phase. The results showed that the west indian sage (Salvia occidentalis Sw.) leaf contains: 3, 7, 11, 15-Tetramethyl-2-hexadecen-1-o1 [C2OH400], n-Hexadecanoid acid [C16H32O2], 7-Isopropyl-1, 1, 4a-trimethyl-1, 2, 3, 4. 4a ,9, 10a-, octahydrophenantrene [C20H300], Phytol [C20H40O], Podocarp-7-en-3β-o1,13β-methyl-13-vinyl [C20H32O], 1-Phenantrene methanol, 1, 2, 3, 4, 4a, 9, 10, 10a-octahydro-1, 4a-dimethyl-7- (1-methyl) -[1S(1α,4aα,10aβ)] [C20H30O], Heptriacotanol [C37H76O] (Alkohol), 9-(2’, 2’-Dimethy propanoilhydrazono)-3,6-dichloro-2, 7- bis-[2-(diethylamino)-ethoxy] fluorine[C30H42C12N4O3], 1- Phenanthrene carboxylic acid, 7-ethenyl-1, 2, 3, 4, 4a, 4b, 5, 6, 7, 9, 10, 10a-dodecahydro 4a, 7 dimethyl [1R(1α, 4aβ, 4bα, 7β, 10aα)][C19H28O2], 1, 2-Dihydro-11-oxo-prednisolone 11-dehydroxy-9-thiocynato [C22H27NO5S], therefore, it was concluded that west indian sage (Salvia occidentalis Sw.) leaves contain compounds such as Terpenoida, Palmitic Acid, Steroids, Chlorophyll, Vitamin A, Beta Carotene, Alcohol, Phenolic Acid, Testosterone, Prednisolone.Keywords : Chemical Ingredients, West indian sage (Salvia occidentalis Sw) leaf, GC-MSDaun Nggorang (Salvia occidentalis Sw.) yang berasal dari Desa Tenda Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai Provinsi NTT. Secara empiris digunakan sebagai antikanker payudara, batuk, dan mimisan namun kandungan senyawa di dalam daun ini masih perlu diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan yang terdapat pada Daun Nggorang (Salvia occidentalis Sw) secara spektrofotometer GC-MS. Daun Nggorang (Salvia occidentalis Sw.) diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan cairan penyari metanol, lalu dianalisis kandungannya menggunakan GC-MS dengan fase diam CP-Sil 5CB. Hasil penelitian menunjukan Daun Nggorang (Salvia occidentalis Sw.) mengandung : 3, 7, 11, 15-Tetramethyl-2-hexadecen-1-o1 [C2OH400], n-Hexadecanoid acid [C16H32O2], 7-Isopropyl-1, 1, 4a-trimethyl-1, 2, 3, 4. 4a ,9, 10a-, octahydrophenantrene [C20H300], Phytol [C20H40O], Podocarp-7-en-3β-o1,13β-methyl-13-vinyl [C20H32O], 1-Phenantrene methanol, 1, 2, 3, 4, 4a, 9, 10, 10a-octahydro-1, 4a-dimethyl-7- (1-methyl) -[1S(1α,4aα,10aβ)] [C20H30O], Heptriacotanol [C37H76O] (Alkohol), 9-(2’, 2’-Dimethy propanoilhydrazono)-3,6-dichloro-2, 7- bis-[2-(diethylamino)-ethoxy] fluorine[C30H42C12N4O3], 1- Phenanthrene carboxylic acid, 7-ethenyl-1, 2, 3, 4, 4a, 4b, 5, 6, 7, 9, 10, 10a-dodecahydro 4a, 7 dimethyl [1R(1α, 4aβ, 4bα, 7β, 10aα)][C19H28O2], 1, 2-Dihydro-11-oxo-prednisolone 11-dehydroxy-9-thiocynato [C22H27NO5S], sehingga dapat disimpulkan Tanaman Daun Nggorang (Salvia occidentalis Sw.) mengandung senyawa Terpenoida, Asam Palmitat, Steroid, Klorofil, Vitamin A, Beta Karoten, Alkohol, Asam Fenolik, Testosteron, Prednisolon.Kata Kunci : Kandungan Kimia, Daun Nggorang (Salvia occidentalis Sw), GC-MS.
POTENSI KITOSAN KULIT UDANG VANNEMEI (Litopenaeus vannamei) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococccus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium agnes, DAN Escherichia coli DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM KERTAS Suherman Suherman; Muhdar Latif; Sisilia Teresia Rosmala Dewi
Media Farmasi XXX Vol 14, No 1 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.615 KB) | DOI: 10.32382/mf.v14i1.145

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang potensi kitosan kulit udang Vannemei (Litopenaeus vannamei) sebagai antibakteri terhadap Staphylococccus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium agnes, dan Escherichia coli dengan metode difusi cakram kertas dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui  potensi kitosan kulit udang Vannemei (Litopenaeus vannamei)sebagai antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Staphylococccus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium agnes, dan Escherichia coli  dengan menggunakan metode difusi cakram kertas serta menentukan konsentrasi yang paling efektif. Penelitian dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas dan media Muller Hilton Agar. Tetrasiklin 30 bpj sebagai kontrol positif dan Asam Asetat 1% v/v sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan kitosan kulit udang Vannemei (Litopenaeus vannamei) memiliki potensi sebagai antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Staphylococccus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium agnes, dan Escherichia coli. Konsentrasi yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri tersebut yaitu pada konsentrasi kitosan 7% b/v. Berdasarkan Analisis Varians (ANAVA) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar perlakuan 1% b/v, 3% b/v, 5% b/v dan 7% b/v dan kontrol positif (Tetrasiklin) dalam menghambat pertumbuhan bakteri pada taraf P= 0,000 < 0,05
POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JARAK PAGAR (Jatropha Curcas L.) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DENGAN METODE DILUSI CAIR TERMODIFIKASI DAN DIFUSI AGAR Sesilia Rante Pakadang; Sisilia Teresia Rosmala Dewi; Tahir Ahmad; Iip Prihartini; Fausiah Razak
Media Farmasi XXX Vol 17, No 1 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i1.1968

Abstract

Antibacterial Potential Of Leaf Extract (Jatropha curcas l.) Against Staphylococcus aureus by Modified Liquid Dilution And Agar Diffusion Methods.Jatropha curcas L. plant is widely known in Indonesian traditional medicine. The leaves and sap are often used as anti-infective drugs for sore mouth and throat. Therefore, this research aims to identify secondary metabolites contained in Jatropha leaf extract based on phytochemical screening, to determine the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Killing Concentration (MKC) values based on the modified liquid dilution method. In addition, it also aims to determine the growth inhibition zone of Staphylococcus aureus based on the agar diffusion method. The concentration (% w / v) tested in the liquid dilution method was 0.05, 0.1, 0.25, 0.5, 0.75, 1, 1.25, 1.5, 1.75, 2 and 2.25. Furthermore, amoxicillin 30 ppm was used as positive control and 1% Na CMC as as negative control. The concentrations (% w / v) tested in the agar diffusion method were 1,1.25, 1.5, 1.75, 2 and 2.25. The phytochemical screening results of the ethanol extract showed that it contain alkaloids, flavonoids, saponins, tannins and polyphenols. The liquid dilution results showed MIC and MKC concentration of 1.25 and 1.5% w / v respectively. Moreover, the inhibition zone diameter (concentration% / mm of inhibitory power) obtained were 1 / 10.66, 1.25 / 11, 1.5 / 11, 33, 1.75 / 12, 33, 2/13 and 2.25 / 14. Based on the results, the statistically optimal concentration is determined at a concentration of 1.75% w / v.Keywords    : Jatropha leaves, Staphylococcus aureus, MIC, MKC, inhibition zoneTanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) telah dikenal dalam pengobatan tradisional Indonesia. Daun dan getah jarak pagar sering digunakan sebagai obat antiinfeksi seperti radang mulut dan tenggorokan.  Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalm ekstrak daun jarak pagar berdasarkan skrining fitokimia, menentukan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) & Minimum Killing Concentration (MKC) berdasarkan metode dilusi cair termodifikasi dan menentukan zona hambat pertumbuhan Staphylococcus aureus berdasarkan metode difusi aga Konsentrasi (% b/v) yang diuji pada metode dilusi cair adalah 0,05; 0,1; 0,25;  0,5; 0,75; 1; 1,25; 1,5; 1,75; 2 dan 2,25. Kontrol positif digunakan Amoxicilin 30 ppm dan kontrol negatif yang digunakan adalah Na CMC 1%. Konsentrasi (% b/v) yang diuji pada metode   difusi   agar  adalah   1; 1,25;   1,5;   1,75;   2   dan   2,25.  Hasil skrining fitokimia Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar  mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tannin dan polifenol. Hasil pengujian dilusi cair dipeeroleh MIC dari pada konsentrasi 1,25%b/v dan nilai MKC pada konsentrasi 1,5%b/v. Hasil diameter zona hambat  (konsentrasi %/ mm daya hambat) yaitu 1/10,66; 1,25/11; 1,5/11,33; 1,75/12,33;  2/13 dan 2,25/ 14. Konsentrasi optimal berdasarkan statistika ditentukan pada konsentrasi 1,75%b/v.Kata kunci : Daun Jarak Pagar, Staphylococcus aureus, MIC, MKC, Zona hambat
Kesiapan Masyarakat Untuk Vaksinasi Covid-19 (Online Survey) Sesilia Rante Pakadang; Sisilia Teresia Rosmaladewi
Media Farmasi XXX Vol 17, No 2 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i2.2252

Abstract

Covid-19 is a respiratory infection disease caused by the corona virus (SARS CoV-2) which has caused a worldwide pandemic. Various efforts have been made to stop the COVID-19 pandemic, such as carrying out health protocols to research to find drugs and vaccines. The Covid-19 vaccine is the hope of the world including Indonesia to stop this pandemic by establishing herd immunity, but a group of people still doubt the Covid-19 vaccine and refuse to vaccinate. The purpose of this study was to determine the readiness of the community to vaccinate against COVID-19 in Indonesia. The research method is an online survey by collecting respondent data using a google form which is distributed through WhatsApp social media. The survey involved 210 respondents from various regions in Indonesia with varying educational and occupational characteristics The results of the study found that the level of knowledge of respondents about Covid-19 was 84.76% (high category). Respondents' level of confidence in the covid vaccine was 19 93.33%, but respondents who were willing to be vaccinated were 49.53%, doubtful 31.90% and refused 18.57%. However, 68.1% of respondents are willing to recommend the Covid-19 vaccination. Respondents' expectations for the success of the vaccine to overcome Covid-19 were 83.81%. In total, the readiness of the community represented by respondents was 76.19% ready and 23.81% hesitant to participate in the Covid-19 vaccination. Effective communication is urgently needed to educate people who are still hesitant to participate in the COVID-19 vaccination.Keywords: vaccination, Covid-19, community readiness Covid-19 adalah penyakit infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus corona (SARS CoV-2) yang mengakibatkan pandemic di seluruh dunia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghentikan pandemic Covid-19 seperti melakukan protocol kesehatan hingga penelitian untuk menemukan obat dan vaksin. Vaksin Covid-19 merupakan harapan dunia termasuk Indonesia untuk menghentikan pandemi ini dengan membentuk herd immunity, namun sekelompok orang masih meragukan vaksin Covid-19 dan menolah untuk vaksinasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesiapan masyarakat melakukan vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Metode penelitian adalah survey online dengan mengumpulkan data responden menggunakan google form yang disebarkan melalui media sosial WhatsApp. Survey melibatkan 210 responden  yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan karakteristik pendidikan dan pekerjaan yang bervariasi. Hasil penelitian menemukan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap Covid-19 adalah 84,76% (kategori tinggi). Tingkat kepercayaan responden terhadap vaksin covid adalah 19 93,33% namun responden yang bersedia divaksin 49,53%,  ragu-ragu 31,90% dan menolak 18,57%. Sejumlah  68,1% responden bersedia merekomendasikan vaksinasi Covid-19. Harapan responden terhadap keberhasilan vaksin mengatasi Covid-19 adalah 83,81%. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kesiapan masyarakat yang diwakili oleh responden adalah 76,19% siap dan 23,81% ragu-ragu mengikuti vaksinasi Covid-19. Komunikasi yang efektif sangat dibutuhkan untuk mengedukasi masyarakat yang masih ragu mengikuti vaksinasi Covid-19.Kata kunci: vaksinasi, Covid-19, kesiapan masyarakat