Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

KONSEP PLURALISME AGAMA DALAM AL-QUR´AN DAN PENAFSIRANNYA Mahfudin, Agus
Religi Jurnal Religi
Publisher : Religi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.627 KB)

Abstract

ABSTRAK Esensi kebenaran sebuah agama sejatinya teletak pada jawabannya atas problem kemanusiaan. Sebab, sesungguhnya agama sejak awal mempunyai misi suci untuk menyelamatkan dan menuntun manusia menuju jalan kehidupan yang baik dan benar. Pluralisme adalah realitas yang betul-betul terjadi di sekitar kehidupan kita sehari-hari. Hal itu nampak pada Pluralisme Agama, Budaya, Pendidikan, Ras dan Suku. Pluralisme berbagai hal itu sebetulnya memang sebuah hal yang alami tanpa melalui rekayasa atau kehendak manusia. Maksudnya, itu adalah kehendak Tuhan sebagai pencipta manusia dan seluruh kehidupan yang ada di muka bumi. Tentunya, dengan tujuan agar perbedaan itu diambil aspek positifnya sebagai jalan pemandu untuk bekerja sama, introspeksi diri, dan tolong menolong. Maka, sejatihnya nilai-nilai Pluralisme terutama Pluralisme Agama itu memiliki akar yang cukup kuat dalam ajaran agama, terutama Islam. Pluralisme adalah bagian intrinsik dari ajaran Islam yang dalam realitas dan sejarahnya menyatu dengan ajaran monoteisme sebagai ajaran pokok dalam Islam. Untuk itu apabila Allah menghendaki niscanya menjadi umat yang tunggal, satu suku, satu bangsa, satu agama, tetapi Allah tidak menghendaki itu. Allah memang sengaja menjadikan kita bermacam-macam untuk menguji berkenaan dengan apa yang dianugerahkan dan mempersilahkan hamba-Nya berlomba-berlomba dalam kebaikan.   ABSTRACT The essence of religious truth genuinely is found in its answer for human problem. For every religion has its own secret mission to save and guide human beings to the good and right way. Pluralism is a reality happens around our daily lives. It appears in terms of religious, cultural, and educational pluralism, race and ethnic. All kinds of pluralism are natural things without any kind of engineering or human desire. It means that it´s God´s wish as the only creator of human beings and all lives in this world. Of course, on the purpose that people can find within all differences the positive sides as guidance for cooperation, introspection, and help for each other. So that, basically the pluralism values have strong roots in religious teaching, especially Islam whose reality and history are closely related to monotheism as a basic teaching in Islam. In this case, if only Allah wished, all people become one ummah, one ethnic, one nation, one religion, however Allah does not wish so. Intentionally, Allah created us in different kinds to examine what He has given and let His servants compete each other in good deeds.   Keyword: Religion Pluralism. Kata Kunci: Pluralisme Agama
Zakat Profesi Prespektif Kiai Pondok Pesantren di Jombang Mahfudin, Agus
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 2, No 1 (2017): APRIL
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.825 KB)

Abstract

Zakat profesi merupakan bentuk zakat yang belum ada contoh konkretnya, sudah pasti hal ini memerlukan hukum baru untuk memutuskannya atau untuk menjawabnya dikalangan umat islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hukum zakat profesi menurut para ahli, dalam hal ini kiai sebagai sosok yang kami pandang sebagai ahli. Oleh karena itu penelitian ini untuk mengetahui pendapat-pendapat para kiai khususnya kiai yang ada di pondok pesantren Jombang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis yang mana lebih condong kepada pengumpulan data dan pendalaman wawancara dengan  narasumber yang kami anggap mumpuni untuk berpendapat tentang Zakat Profesi. Hasil akhir dari peneltian ini adalah hukum dari zakat profesi menurut para kiai di pondok pesantren yang ada di  jombang adalah di wajibkan, bagi seorang yang berprofesi tertentu dengan berpenghasilan lebih dan telah mencapai nisab zakat.
Pernikahan Dini dan Pengaruhnya terhadap Keluarga di Kabupaten Sumenep Jawa Timur Mahfudin, Agus
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 1, No 1 (2016): APRIL
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.216 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali penyebab dan dampak yang dialami mereka yang melaksanakan pernikahan di bawah umur di Desa Dapenda Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah field risearch yang  digunakan  untuk  menghimpun  informasi  melalui  wawancara terhadap  sejumlah  elemen  masyarakat  dam  melalui observasi lapangan. Wilayah ini dipilih karena banyak terjadi  pernikahan di bawah umur. Hal ini telah bertentangan dengan Undang-Undang Perkawinan nomor 1 tahun 1974. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Desa Dapenda melaksanakan pernikahan di bawah umur, karena faktor ekonomi, orang tua, pendidikan, adat, dan kemauan sendiri. Pernikahan di bawah umur menimbulkan dampak negatif bagi pelakunya, seperti pertikaian suami-istri, ketidaksiapan ekonomi, konflik keluarga sampai berujung ke peceraian.
Konsep Kafa’ah dalam Penentuan Calon Suami Istri Perspektif Ulama’ Jombang Mahfudin, Agus; Muntaha, Muhammad
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 1, No 2 (2016): OKTOBER
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam  Islam  perkawinan  merupakan  cara  yang  dipilih  Allah  sebagai jalan bagi manusia untuk beranak-pinak, berkembang-biak dan untuk mempertahankan kelestarian hidupnya, sehingga menciptakan ketenangan lahir batin serta untuk melangsungkan keturunan dalam suasana-suasana yang sakinah, mawaddah dan rah}mah antara suami isteri, demi terwujudnya cita-cita tersebut maka dibutuhkan berbagai persiapan salah satunya adalah memilih calon suami atau istri yang ideal dalam Islam disebut dengan kafa’ah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan bagaimana kafa’ah dizaman yang modern menurut pendapat para ulama’ Jombang, dimana adat kebiasaan dan pola hidup masyarakat yang sangat berbeda dengan zaman para imam mazhab dulu apakah kafa’ah mengalami perubahan ataukah tetap sama. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif,  adapun  metode  yang  digunakan  adalah  pengumpulan  data  melalui tehnik field Research yaitu dengan tehnik Wawancara atau Interview. Hasil penelitian adalah bahwa antara imam Mazhab dengan ulama Jombang sedikit banyak memiliki kesamaan dalam konsep kafa’ah akan tetapi untuk kabupaten Jombang masih  belum  memiliki  kriteria  yang  kongkrit  karena  masyarakatnya yang multi kultural sehingga para ulama Jombang sendiri berbeda-beda dalam menentukan kriteria kafa’ah.
ASAS MONOGAMI DALAM SURAT AN-NISA’ AYAT 3 (STUDI PEMIKIRAN M. QURAISH SHIHAB) Mahfudin, Agus; Wardani, Galuh Retno Setyo
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 3, No 2 (2018): OKTOBER
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.599 KB)

Abstract

Pernikahan merupakan fitrah bagi setiap manusia, pernikahan yang bertujuan untuk menuju kedamaian dunia akhirat, sakinah, mawadah wa rahmah, pernikahan monogami merupakan bentuk pernikahan yang paling ideal untuk mencapai tujuan pernikahan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode kepustakaan (library researc), yang bertujuan untuk mengetahui makna tersirat dalam Surat An-Nisa ayat 3. Surat An-Nisa’ ayat 3 merupakan dalil yang dianggap sebagai dasar dari hukum poligami, sebuah fenomena sosial keagamaan yang masih diperdebatkan oleh para ulama tentang kebolehanya. Termasuk M. Qurish Shihab salah seorang pakar tafsir kontemporer yang memiliki pandangan berbeda mengenai Surat An-Nisa’ ayat 3, melaui Tafsir Al-Misbah yang merupakan mahakaryanya M. Quraish Shihab menegaskan bahwa ayat tersebut bukan menganjurkan apalagi mewajibkan poligami, sebab poligami ada jauh sebelum Islam hadir di muka bumi, justru sebaliknya, Surat An-Nisa ayat 3 menekankan untuk bermonogami.
DAMPAK KAWIN PAKSA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA Mahfudin, Agus; Musyarrofah, Siti
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pernikahan bukanlah hanya pertemuan lahir batin pria dan wanita, akan tetapi dalam pernikahan juga untuk mendapatkan kebahagiaan, ketenangan dan kekedamaian jiwa. Karena pada dasarnya semua manusia menginginkan pernikahan yang abadi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali penyebab dan dampak yang dialami mereka yang melaksanakan kawin paksa (perjodohan) di bawah umur di Desa Sana-Tengah Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif sebagaimna untuk menghimpun informasi melalui wawancara terhadap sejumlah elemen masyarakat dam melalui observasi lapangan. Wilayah ini dipilih karena banyak terjadi pernikahan di bawah umur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Desa Sana-Tengah melaksanakan kawin paksa di bawah umur, karena faktor orang tua, ekonomi, pendidikan, adat, dan lingkungan. Praktek kawin paksa menimbulkan dampak negatif seperti terjadinya perceraian, konflik keluarga dan terjadinya perselingkuhan.
HAK ASUH ANAK JATUH KEPADA BAPAK PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF Mahfudin, Agus; Fitrotunnisa, Fitrotunnisa
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 4, No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkawinan terkadang menjadi tidak harmonis seperti yang diharapkan dalam rumah tangga, tidak jarang berakhir dengan perceraian. Perceraian dapat menimbulkan beberapa akibat hukum, salah satunya terhadap pengasuhan anak. Orang tua yang bercerai harus tetap memikirkan anak supaya tidak merasa dirugikan. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis kedudukan hak asuh anak yang jatuh kepada bapak. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif menggunakan metode penelitian lapangan, dengan mengkaji dan menelaah dokumen putusan Pengadilan Agama Jombang. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data serta informasi, peneliti cenderung menggunakan metode dokumentasi yaitu menggunakan dokumen salinan putusan Pengadilan Agama Jombang. Dari hasil penelitian, hakim memutuskan anak dalam asuhan bapaknya dengan pertimbangan karena ibu telah meninggalkan tempat tinggal bersama sehingga ia tidak melakukan kewajibannya dalam mengasuh dan mendidik anak serta selama ini anak tinggal dan diasuh oleh bapaknya dan kehidupannya serta pendidikannya terjamin. Sesungguhnya pemeliharaan anak adalah untuk kepentingan anak.
PENITIPAN ORANG TUA OLEH ANAK DI PESANTREN LANSIA PERSPEKTIF ULAMA’ JOMBANG Mahfudin, Agus; Asshofi, Nur Muhammad Nafiturrohman
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 2, No 2 (2017): OKTOBER
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mewujudkan keluarga bahagia, Islam mengaturnya dengan hak dan kewajiban antar anggota. Termasuk di dalamnya kewajiban anak terhadap orang tua. Di Indonesia sekarang, banyak anak yang menitipkan orang tua ke panti jompo maupun pesantren lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penitipan orang tua di pondok pesantren  lansia  di  Jombang  dan  meninjau  dari    hukum  Islam  yang  diambil  dari pendapat para ulama? dengan metode kualitatif. Hasil penelitian ini adalah anak menitipkan  orang  tua  disebabkan  karena  anak  sibuk  dengan  pekerjaan,    karena keinginan  orang  tua  untuk  belajar  agama,  karena  menghindari  terjadinya  perselisihan keluarga. Realitas yang yang dialami oleh orang tua di pesantren lansia adalah orang tua merasa bahagia. Selain karena bisa berkumpul dengan sesama orang tua. Orang tua yang kurang mendapat kebahagiaan ini disebabkan karena orang tua tidak cocok dengan lingkungan pondok, dan keberadaan orang tua bukan atas kemauan sendiri. Dalam hal penitipan orang tua, hukum Islam meninjau kesesuaian tujuan anak dan realitas yang dialami oleh orang tua.
PERAN PENGASUH PONDOK PESANTREN DALAM AKTIFITAS MENGHAFAL ALQURAN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZUL QUR’AN IMAM GHOZALI PETERONGAN JOMBANG Diniyah, Hikmatud; Mahfudin, Agus
Jurnal Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.305 KB)

Abstract

Dalam menghafal al Qur?an sangat dibutuhkan kesungguhan dan keseriusan bagi yang ingin menghafalnya,hal tersebut sangat sulit dicapai tanpa adanya seseorang yang membimbingnya. Dalam hal ini  Peran pengasuh sangat penting bagi para santri yang mengemban ilmu di pondok pesantren, terlebih pada pondok pesantren yang khusus menagani masalah hafalan al qur?an karena mereka membutuhkan bimbingan yang ekstra dalam menghafal, seperti halnya Peran Pengasuh Pondok Pesantren Dalam Aktifitas Menghafal Al-Qur?an di Pondok Pesantren Tahfizul Qur?an Imam Ghozali Peterongan Jombang, berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pengasuh, aktifitas menghafal, kendala dalam aktifitas menghafal. Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi, wawancara serta tehnik analisis data secara kualitataif. Hasil penelitian menunujukkan bahwa peran pengasuh di Pondok Pesantren Imam Ghozali Rejoso sangat aktif, teliti dan  tegas dalam membentuk hafalan santri yang berkualitas.Sehingga para santri dapat memaksimalkan kegiatan menghafal al Qur?an dengan baik.
IJTIHAD KONTEMPORER YUSUF AL-QARADAWI DALAM PENGEMBANGAN HUKUM ISLAM Mahfudin, Agus
Religi: Jurnal Studi Islam Vol 5, No 1 (2014): April
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (UNIPDU) Jombang Jawa Timur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.014 KB)

Abstract

Ijtihad itu dibutuhkan di setiap zaman, maka pada zaman kita sekarang ini lebih butuh lagi kepada ijtihad bila dibandingkan dengan zaman-zaman sebelumnya, karena adanya perubahan yang terjadi dalam kehidupan dan perkembangan sosial yang amat pesat. Oleh sebab itu, adalah suatu kebutuhan mendesak pada masa sekarang ini untuk selalu membuka kembali pintu ijtihad. Seperti kaidah fikih "Perubahan Hukum Tergantung Perubahan Waktu Atau Perubahan Fatwa Tergantung Pada Perubahan Zaman". Kaidah tersebut menjadi semacam petunjuk yang memungkinkan orang untuk mengatakan bahwa hukum Islam itu tidak kaku, elastis dan akan selalu sesuai dengan perkembangan zaman. Kaidah ini juga merupakan bukti dari kesadaran para juris Islam klasik, bahwa kebenaran sebuah hukum tidak semata-mata diukur sejauh mana bisa berkorespondesi dengan teks-teks suci, tapi juga harus berkorespondesi dengan realitas yang terus berubah. Untuk itulah Yusuf al-Qaradawi ingin mengembangkan ijtihad kontemporer untuk menunjang pengembangan hukum islam yang bisa menghasilkan sebuah ketetapan hukum yang berpihak kepada kemaslahatan umat.Every moment, Ijtihad is necessary. Especially in this modern era, the people need ijtihad more than previous era. The need due to the fast changing of life and social development. Therefore,  it is necessary to use ijtihad. As stated in rules of fiqh, law amendment depends on the fatwa, developing of time and era. This rules is a guideline which is used to develop the law, and will lead the people to think that Islamic rules is used for every age. It is also such evidence that Classical Islamic scholar was aware of law amendment based on the era, not merely holy text. Hence, Yusuf al-Qardawi  wanted to develop contemporary ijtihad to support the development of Islamic law. Then, it will be used to produce law establishment which siding with the people need.