Kontrak opsi saham (KOS) di pasar modal membutuhkan metode prediksi dan perhitungan yang akurat, terutama bagi saham yang menunjukkan fluktuasi tinggi. Salah satu model yang sering digunakan untuk memperkirakan harga opsi saham pada data yang tidak stabil adalah Model Volatilitas Stokastik Heston. Model ini merupakan perkembangan dari model Black-Scholes, dengan mengombinasikan dua jenis Gerak Brown, yaitu Gerak Brown Geometrik dan Model Cox-Ingersoll-Ross. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung harga opsi saham Tesla, Inc. (TSLA) menggunakan berbagai tingkat volatilitas, meliputi tiga bulan, empat bulan, enam bulan, dan satu tahun sebelum transaksi terakhir. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi volatilitas, semakin besar nilai opsi yang dihasilkan. Setelah dilakukan analisis lebih lanjut, volatilitas pada periode satu tahun sebelum transaksi terakhir memberikan hasil yang paling besar dan paling mendekati harga opsi aktual di pasar. Oleh karena itu, volatilitas satu tahun ini dipilih untuk menentukan harga teoritis dari berbagai strike price. Berdasarkan hasil tersebut, kontrak opsi dengan strike price 15 USD, 25 USD, dan 80 USD dianggap layak untuk dibeli, sedangkan kontrak dengan strike price 30 USD dan 40 USD perlu ditinjau ulang sebelum diputuskan untuk dibeli.