Daisy Monica Makapedua
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PKM Kelompok Perempuan Pengolah Ikan Cakalang Di Kelurahan Girian Bawah Kecamatan Girian Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara Makapedua, Daisy Monica; Lohoo, Helen Jenny
JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia Vol 2, No 2 (2021): JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/jpai.2.2.2021.32189

Abstract

Pengolahan ikan cakalang asap merupakan produk olahan ikan tradisional khas Sulawesi Utara. Cakalang asap dalam masyarakat setempat disebut “cakalang fufu” merupakan salah satu produk ikan Sulawesi Utara yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sekitar dan wisatawan domestik yang berkunjung ke kota Manado dan Bitung. Permintaan ikan asap terus meningkat, baik dari dalam maupun luar Sulut. Pasar ikan asap kini berkembang pesat. Hal tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan produksi cakalang asap yang berkualitas, bersih, dan dikemas dengan baik. Beberapa permasalahan yang dihadapi kelompok pengolah ikan (rekanan), seperti: kualitas bahan baku, cara pengolahan, penggunaan pewarna, dan pengemasan produk. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pengabdian masyarakat dimaksudkan untuk memberikan pendidikan dan pelatihan yang melibatkan kelompok pengolahan ikan khususnya kelompok perempuan pengolah. Dengan melakukan kegiatan ini, kelompok perempuan pengolah dapat terlibat langsung untuk mengikuti setiap langkah yang telah ditetapkan bersama untuk mengatasi permasalahan guna meningkatkan produksi yang berkualitas, higienis dan sanitasi pangan serta peningkatan produksi dan produksi yang berkelanjutan. memperluas pasar. Kegiatan ini memberikan manfaat bagi kelompok pengolah ikan khususnya kelompok perempuan untuk memperbaiki perekonomian keluarga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta pengembangan hasil perikanan di Sulawesi Utara.
Mutu Mikrobiologi Produk Surimi IkanTuna dan Produk Surimi di Pasar Swalayan Wior, Joshua Ferdinand Abednego; Lohoo, Helen Jenny; Pandey, Engel Victor; Salindeho, Netty; Kaparang, Josefa Tety; Makapedua, Daisy Monica; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29437

Abstract

Surimi is an export product and has a high economic value because it has high quality content, but surimi products can be contaminated. This study aims to determine the moisture content, pH, Total Plate Count, and Salmonella from self-made surimi of tuna fish and surimi from retailed store. The value of self-made surimi is 820 cfu/g as from supermarkets is 120 cfu/g but it meets the Indonesian National Standard, which is max. 50,000 cfu/g. The pH value for self-made surimi is 6.36, and for surimi from retailed store is 7.36. The moisture content of homemade surimi was 75.83% while surimi from retailed store was 70.33%. Furthermore, there is no Salmonella detected of surimi both sample. It can be concluded that both samples can be consumed after proper cooking. Surimi adalah produk ekspor dan memiliki nilai ekonomi tinggi karena memiliki konten berkualitas tinggi, tetapi produk surimi dapat terkontaminasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar air, pH, Angka Lempeng Total, dan Salmonella dari surimi buatan ikan tuna dan surimi yang diambil dari supermarket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ikan surimi Tuna adalah (63,50%). Nilai surimi buatan sendiri adalah 820 cfu/g karena dari supermarket adalah 120 cfu/g tetapi memenuhi Standar Nasional Indonesia, yaitu Max. 50.000 cfu/g. Nilai pH untuk surimi buatan sendiri adalah 6.36, dan untuk surimi yang diambil dari supermarket adalah 7.36. Juga, ini menunjukkan bahwa pH surimi buatan rumah bersifat asam sementara surimi dari supermarket basah. Nilai rata-rata untuk kadar air surimi buatan sendiri adalah 75,83% dengan surimi diambil dari supermarket yaitu 70,33% karena surimi diambil dari supermarket, memiliki kadar air lebih rendah dari surimi buatan sendiri. Produk dapat dikonsumsi dengan aman setelah proses pemasakan yang benar
AKTIVITAS ANTIKANKER SERVIKS RUMPUT LAUT Sargassum sp Tinanggal, Perlina; Sanger, Grace; Pandey, Engel Victor; Makapedua, Daisy Monica
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.2.2021.31690

Abstract

Kanker merupakan kondisi patologis yang menjadi salah satu utama penyebab kematian didunia. Selama beberapa dekade terakhir, langkah luar biasa telah dibuat untuk mengurangi insiden dan kematian kanker serviks dengan penerapan berbagai strategi pencegahan dan pengobatan. Tujuan penulisan artikel ilmiah untuk menemukan senyawa antikanker baru, yang sangat penting untuk pengobatan kanker dari rumput laut, karena rumput laut adalah salah satu produk laut sumber terbesar metabolit kimia aktif. Penelusuran literature menggunakan kata kunci, Sargassum sp, kanker serviks, HPV, obat antikanker serviks. Metode pengumpulan literature mengunakan elelectronic data base: PubMed, Web of Science, Science Direct, Elsevier, Springer Google and Google Scholar. Hasil yang diperoleh:, mekanisme senyawa antikanker melawan virus, aktifitas sitotoksik  rumput laut melawan sel HeLa dan bebetapa jenis obat antikanker. Dapat disimpulkan bahwa Sargassum sp. mempunyai aktifitas sitotoksik melawan sel HeLa, sehingga dapat dijadikan sumber obat antikanker serviks. Rumput laut Sargassum sp. yang tumbuh melimpah di Indonesia  dapat digunakan didalam pengobatan untuk menurunkan tingkat kasus dan kematian akibat kanker.
Analisa Proksimat pada Sipunculan (Sipunculus nudus) Segar di Perairan Desa Budo, Minahasa Utara: Proximate Analysis of Fresh Sipunculan (Sipunculus nudus) In The Waters of Budo Village North Minahasa Salawati, Abraham Imanuel; Montolalu, Roike Iwan; Mentang, Feny; Makapedua, Daisy Monica; Sanger, Grace; Bara, Robert A
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 12 No.1 (2024)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.12.1.2024.53528

Abstract

Natural resources abound in Indonesia, especially for its marine products. Fish and other fisheries products are valuable and commonly utilized commodities. Sipuncula is an additional valuable resource. The peanut worm, or Sipuncula (Sipunculus nudus), is a controversial biota that looks like a worm but is actually a sea cucumber. This study aims to provide information on sipunculan (Sipunculus nudus) and determine the nutritional content of the food in Budo Village. The plan for this investigation is to search at low tide in the sipunculan. 82% moisture content, 0.74% ash content, 12.8% protein, 1.56% fat, and 2.3% carbohydrate were the findings of this experiment. Keywords: Sipunculan, Fresh, Proximate, Budo Village   Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, terutama untuk hasil lautnya. Hasil perikanan seperti ikan termasuk dalam komoditi penting yang sering dimanfaatkan. Sumber daya lainnya yang dapat dimanfaatkan yaitu Sipuncula. Sipuncula (Sipunculus nudus) atau cacing kacang merupakan biota kontroversi memiliki bentuk seperti cacing dan juga teripang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan gizi dari sipunculan yang ada di Desa Budo serta dapat memberikan informasi terhadap kandungan nutrisi sipunculan (Sipunculus nudus). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sipunculan dicari pada saat air surut. Hasil penelitian yang didapatkan dalam penelitian ini kadar air 82%, kadar abu 0,74%, Protein 12,8%, Lemak 1,56% dan Karbohidrat 2,3%. Kata kunci: Sipunculan, segar, Proksimat, Desa Budo
Efek Penambahan Ekstrak Daun Tagalolo (Ficus Septica Burm. F) terhadap Kadar Histamin dan Total Bakteri Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L) Kaunsui, Marledi; Masinambou, Charles; Saragih, Ella Dertina; Harikedua, Silvana D; Pandey, Engel; Wonggo, Djuhria; Montolalu, Lita; Makapedua, Daisy Monica
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.11.1.2023.54138

Abstract

Histamine is one of the important parameters in determining the quality of fish quality, especially in fishery products that will be exported. This study aims to determine the effect of adding tagalolo leaf water extract on histamine levels and total plate counts in fresh skipjack (Katsuwonus pelamis L). The results showed that tagalolo leaves have the potential to slow down the rate of histamine and bacterial development in fish Keyword: skipjack, histamine, tagalolo leaves, total plate count   Histamin merupakan salah satu parameter penting dalam penentuan kualitas mutu ikan terutama pada produk perikanan yang akan diekspor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan ekstrak air daun tagalolo terhadap kadar histamin dan angka lempeng total pada ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun tagalolo memiliki potensi untuk dapat memperlambat laju perkembangan histamin dan bakteri pada ikan. Kata kunci: ikan, histamine, daun tagalolo, angka lempeng total
The Dangers of Marine Pollution on Consumer Health, Economic Value, and Aesthetic Value in Human Life Wijaya, Haryadi; Dien, Henny Adeleida; Montolalu, Roike Iwan; Makapedua, Daisy Monica
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 2 (2024): ISSUE JULY-DECEMBER 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i2.55871

Abstract

Water pollution happening in the sea results in changes to the composition or structure of the water affected by human activities and natural processes. This leads to water having qualities and functions that do not align with their intended uses and can disrupt human life, marine biota, and marine ecosystems. Pollution in the marine ecosystem undoubtedly affects marine products in various aspects of life. This article used a literature review method to gather the necessary data for explaining the discussed topic. This article aims to explain the harmful impacts of marine pollution on consumer health, economic value, and the aesthetic value of the marine ecosystem. Based on the results of literature studies conducted through secondary data analysis from published journals in the last 10 years (2015-2024), it was found that marine pollution contaminated with bacteria or pathogens due to chemical substances can disrupt human health, causing symptoms such as vomiting, diarrhea, stomach pain, collapse, and even death. The economic aspect also experienced its impacts, such as the decrease in fishermen's catch and the disruption of the beauty of the marine ecosystem due to changes in water composition, leading to the sea appearing cloudy and odorous, and being filled with waste. Keywords: Dangers of Marine Pollution, Consumer Health, Economy, Aesthetics
Study of the Potential and Development of a Mangrove Ecosystem Based on Ecotourism in Pinasungkulan Village, Minahasa Regency Bonde, Alis Febri; Boneka, Farnis B. Boneka; Schaduw, Joshian N. W.; Makapedua, Daisy Monica; Rumengan, Antonius Petrus; Manoppo, Victoria E. N.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 2 (2024): ISSUE JULY-DECEMBER 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i2.57782

Abstract

This research aims to describe the ecological, socio-economic, institutional, and infrastructural conditions. Primary data collection was carried out through direct observation in the field, measuring the potential of mangrove forests, observing biota, and conducting direct interviews with local communities and relevant stakeholders. Secondary data collection was conducted by gathering documents from previous studies/research, legislation, and other supporting data. Four types of mangroves were found: Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, and Avicennia marina. The highest species density was Rhizophora apiculata with 6.56 individuals/m², the highest species frequency was 1 for Rhizophora apiculata, the highest species coverage value was Sonneratia alba at 34.02, and the highest Importance Value Index (IVI) was Rhizophora apiculata at point 3 with a value of 226.98. The mangrove diversity index (H') was 2.66, indicating a moderate category and the highest evenness index was at point 2, with a value of 0.92. The Mangrove Tourism Suitability Index (IKW) value was 2.36, indicating a Suitable category. The mangrove area in Pinasungkulan Village can accommodate a 350 square meter mangrove tracking area. The Area Carrying Capacity (DDK) is 56 people per day, with an operational time of 8 working hours per day. The study on community perceptions regarding the benefits of the mangrove ecosystem and its potential to be developed as an ecotourism destination is very positive, and it is expected that this can improve the community's welfare in Pinasungkulan Village. Keywords: ecotourism, mangroves, carrying capacity, suitability, Pinasungkulan Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kondisi ekologi, sosial ekonomi, kelembagaan dan infrastruktur. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung (observasi) di lapangan, melalui pengukuran potensi hutan mangrove, pengamatan biota dan wawancara langsung dengan masyarakat lokal dan pihak terkait. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen hasil studi/penelitian, peraturan perundang-undangan dan data pendukung lainnya. Terdapat 4 jenis mangrove yang ditemukan yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba dan Avicennia marina. Nilai kerapatan jenis tertinggi adalah Rhizophora apiculata yaitu 6,56 individu/m², frekuensi jenis tertinggi adalah 1 pada jenis Rhizophora apiculata, nilai penutupan jenis tertinggi Sonneratia alba yaitu 34,02, Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi jenis Rhizophora apiculata di titik 3 dengan nilai 226,98, indeks keanekaragaman mangrove H’= 2,66 dengan kategori sedang, indeks kemerataan tertinggi pada titik 2 yaitu 0,92. Nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) mangrove 2,36, menunjukkan kategori Sesuai. Kawasan mangrove Desa Pinasungkulan dapat dibangun tracking mangrove seluas 350 meter². Daya Dukung Kawasan (DDK) adalah 56 orang/hari dengan waktu operasional 8 jam kerja per hari. Kajian persepsi masyarakat tentang manfaat ekosistem mangrove dan potensinya untuk dikembangkan sebagai tujuan ekowisata sangat baik sehingga diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Pinasungkulan. Kata kunci: ekowisata, mangrove, daya dukung, kesesuaian, pinasungkulan