Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Yocom, Jonna F.; Punuh, Maureen I.; Malonda, Nancy S. H.
KESMAS Vol 7, No 3 (2018): Volume 7, Nomor 3, Mei 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nutrisi merupakan kebutuhan dasar manusia untuk menjalankan fungsi tubuh. Dari kebutuhan nutrisi dan asupan nutrisi dapat menghasilkan status gizi. Diperluksn asupan gizi yang tepat untuk mendapatkan status gizi yang baik sehingga dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu 9 bulan dalam kandungan ibu sampai dengan bayi berumur 2 tahun. Setelah lahir ASI menjadi makanan terbaik untuk bayi. Usia 24-59 bulan merupakan periode setelah 1000 HPK yang merupakan periode emas pertumbuhan yang dapat mempengaruhi keehatan anak pada usia selanjutnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi sampel yaitu anak usia 24-59 bulan dengan kategori inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling mengundi sampel sehingga didapati 88 sampel. Hasil penelitian, 38,7% stunting, 20,5 gizi kurang dan 6,8 wasting. Berdasarkan hasil uji chi square didapati bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U dengan nilai p= 0,455, serta hubungan riwayat pemberian ASI dengan status gizi berdasarkan indeks TB/U dan BB/U dengan nilai p=0,362 dan p=0,455. Terdapat hubungan anatar riwayat pemberian ASI dengan status gizi berdasarkan indeks BB/TB dengan nilai p=0,004. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U dan TB/U, tetapi terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi berdasarkan indeks BB/TB pada anak usia 24-59 bulan di kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara.Kata Kunci: ASI, Status Gizi, BalitaABSTRACTNutrition is a basic needs to run the function body. From the needs of nutrition and nutritional intake, can result in nutritional status. Proper nutritional intake is needed to get a good nutritional status so that it can achieve optimal growth and development. 1000 first day of life (HPK) is 9 months in the womb of mother up untill 2nd year old baby. After birth, BREAST MILK is the best food for babies. 24-59 months of age is the period after which the 1000 HPK as the golden period of growth that will have an impact for children's health in the future.The purpose of this research is to find out whether there was a connection between breast feeding with nutritional status in children aged 24-59 months in Southeast Minahasa Regency Ratahan Subdistrict. This research is a observational analytic study with cross sectional approach. The sample populations, namely children aged 24-59 months with category inclusion and exclusion. Sampling which is done with simple random sampling sample raffle be found 88 samples. Research results, 38.7% stunting, 20.5% underweight ,and 6.8% wasting. The chi square test results found that there was no connection between the history of breast feeding with nutritional status based on BB/U index with a value of p = 0.455, as well as breast feeding history relationship with nutritional status based on index TB/U and BB/U obtained pvalue = 0,362 and pvalue = 0,455. There is a relationship between history of breast feeding with nutritional status based on the index BB/TB obtained pvalue = 0,004. The conclusions of this research there is no connection between breast feeding with nutritional status based on BB/U index and TB/U, but there is a connection between history of breast feeding with nutritional status based on the index BB/TB of children aged 24-59 months in Southeast Minahasa Regency Ratahan subdistrict.Keywords: Breastfeeding,Nutritional Status, Children
HUBUNGAN ANTARA STATUS IMUNISASI DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA TATELI WERU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA Aguw, Marchia; Malonda, Nancy S. H.; Mayulu, Nelly
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari indikator program Sustainable Development Goals (SDGs) salah satunya yaitu untuk mengurangi angka kematian balita. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, UNICEF dan WHO merekomendasikan sebaiknya bayi disusui air susu ibu (ASI) selama 6 bulan (ASI eksklusif), dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun. Selain ASI, imunisasi wajib diberikan pada bayi dan anak untuk mencegah sakit, kecacatan dan kematian akibat PD3I. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status imunisasi dan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan di Desa Tateli Weru Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study (studi potong lintang) yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2019. Populasi dan sampel penelitian merupakan seluruh balita yang bertempat tinggal di Desa Tateli Weru berjumlah 72 balita. Hasil penelitian untuk status gizi berdasarkan indeks BB/U yaitu gizi baik 75% dan gizi kurang 25%, berdasarkan indeks TB/U untuk kategori normal 62,5% dan pendek 37,5%, berdasarkan indeks BB/TB untuk kategori normal 54,2%, kurus 45,8%. Status imunisasi, lengkap 80,6% dan tidak lengkap 19,4% dan untuk pemberian ASI eksklusif, yang diberikan ASI eksklusif 26,4% dan yang tidak 73,6%. Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat hubungan antara status imunisasi dengan status gizi (BB/U, TB/U, BB/TB) dan terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi (BB/U, TB/U, BB/TB). Dianjurkan kepada orang tua untuk lebih aktif dalam memantau status gizi anak serta mengikuti kegiatan penyuluhan atau sosialisasi kesehatan anak. Kata Kunci: Status Imunisasi, Asi Eksklusif, Status Gizi ABSTRACTOne of the objectives of the Sustainable Development Goals (SDGs) program indicators is to reduce children under five mortality rate. To reduce morbidity and mortality, UNICEF and WHO give recommend that babies should be giving only breast milk for 6 months (exclusive breastfeeding), and continued breastfeeding for up to 2 years. In addition to breastfeeding, immunization must be given to infants and children to prevent illness, disability and death due to disease that can be prevented by immunization. The purpose of this study was to study the relationship between immunization status and exclusive breastfeeding with nutritional status in children aged 24-59 months in Tateli Weru Village, Mandolang District, Minahasa Regency. This study used a cross sectional study design which was conducted in August to September 2019. The population and sample of the study were all children that stay in the Tateli Weru village which is 72 children. The results of the study for nutritional status based on BB / U index are 75% good nutrition and 25% malnutrition, based on the TB / U index for the normal category is 62,5%, and short 37.5% %, based on the BB / TB index for the normal category is 54,2%, thin 45,8%. Immunization status, complete 80.6% and incomplete 19.4% and for exclusive breastfeeding, those who were given exclusive breastfeeding were 26.4% and non-73.6%. Based on the results of the study, there is no relationship between immunization status and nutritional status (BB / U, TB / U, BB / TB) and there is a relationship between exclusive breastfeeding and nutritional status (BB / U, TB / U, BB / TB). It is recommended for parents to be more active in the nutritional status of children participating in counseling activities or special children's health socialization. Keywords: Immunization Status, Exclusive Breastfeeding, Nutritional Status
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUSOMAEN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Ratu, Veronika N.; Malonda, Nancy S. H.; Punuh, Maureen I.
KESMAS Vol 7, No 3 (2018): Volume 7, Nomor 3, Mei 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Status gizi masyarakat akan menjadi baik jika ada perilaku gizi yang baik pula dilakukan pada setiap tahap kehidupan termasuk pada balita. Anak-anak yang memperoleh asupan zat gizi yang cukup akan lebih optimal perkembangan pada tubuhnya. Anak-anak akan lebih cepat mencapai taraf kematangan dibandingkan dengan yang tidak mendapat asupan zat gizi yang baik. Pola asuh merupakan interaksi antara orang tua dan anak yang terdiri dari praktik merawat dan praktik memberikan makanan pada anak. Status juga erat kaitannya dengan praktik pemberian makanan khususnya pada saat balita berumur dua tahun pertama kehidupan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pola asuh dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anak berusia 24-59 bulan di Kecamatan Pusomaen dengan jumlah 100 balita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling. Hasil penelitian berdasarkan uji statistik Fisher’s Exact Test diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara praktik perawatan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U, dengan nilai p=1,000 ,TB/U dengan nilai p= 1,000 dan BB/TB dengan nilai p=1,000. Tidak terdapat hubungan antara praktik pemberian makan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U dengan nilai p=0,461, TB/U dengan nilai p=1,000, BB/TB dengan nilai p=0,620. Kesimpulan tidak terdapat hubungan hubungan antara praktik perawatan dengan status gizi berdasarkan indeks (BB/U,TB/U, BB/TB),). Tidak terdapat hubungan hubungan antara praktek pemberian makan dengan status gizi berdasarkan indeks (BB/U, TB/U, BB/TB).Kata Kunci : Pola Asuh, Status GiziABSTRACTNutritional status of the community will be good if there is good nutrition done at every stage of life including toddlers. Children who consumes adequate intake of nutrients will gain more optimal development in the body. Children will quickly reach the level of maturity than those who do not get a good intake of nutrients. Parenting is the interaction between parents and children consisting of caring practices and the practice of giving food to children. Status also relates to practices with special foods on toddlers in the first two years of life. The purpose of this study is to determine whether there is a relationship between the pattern of care with nutritional status on the working day 24-59 months in the working area Puskesmas Pusomaen South Minahasa Regency. The research design used was observational analytic with cross sectional study design. The population in this study were children aged 24-59 months in Pusomaen District with the number of 100 infants that fulfill inclusion and exclusion criteria. Sample in this research taken with purposive sampling method. Result of research based on Fisher's Exact Test obtained result that there is no relation between practice treatment with nutritional status based on index W/A, with value p = 1,000, H/A with value p = 1,000 and W/H with value p = 1,000. There is no correlation between eating practice with nutritional status based on index of W/A with value p = 0,461, H/A with value p = 1,000, W/H with value p = 0,620. Conclusion is There’s no relationship between work with nutritional status based on index (W/A, H/ A, W/H).Keywords : Parenting Pattern, Nutritional Status
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SDN 1 TOUNELET DAN SD KATOLIK SANTA MONICA KECAMATAN LANGOWAN BARAT Sigala, Marselius; Kawengian, Shirley; Malonda, Nancy S. H.
KESMAS Vol 6, No 2 (2017): Volume 6, Nomor 2, Maret 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rendahnya status gizi anak-anak sekolah akan membawa dampak negatif pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kurang gizi pada masa fase cepat tumbuh otak dapat bersifat irreversible (tidak dapat pulih) dimana kecerdasan anak yang mengalami kurang gizi tidak bisa lagi berkembang secara optimal. Hal ini akan mengakibatkan kemampuan geometrik anak akan rendah dan anak tidak bisa berkonsentrasi secara maksimal.Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa kelas 4 dan 5 SDN 1 Tounelet dan SD Katolik Santa Monica Kecamatan Langowan Barat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 SDN 1 Tounelet SD Katolik St. Monica dengan jumlah total populasi 109 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang berjumlah 70 siswa. Data penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa pengukuran tinggi badan dan berat badan siswa dan data sekunder yang terdiri dari data identitas siswa yang diperoleh dari data registrasi yang ada di sekolah dan data prestasi belajar siswa yang didapat dari nilai rata-rata hasil evaluasi akhir semester genap.Hasil uji Fisher Exact menunjukan tidak ada hubungan antara Status Gizi BB/U dengan prestasi belajar dengan nilai  p = (0,157 ) > α (0,05). Pada Status Gizi TB/U dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan dengan nilai p= (0,052 ) > α (0,05). Status Gizi BB/TB dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan dengan nilai p= (1,00) > α (0.05). Status Gizi IMT/U dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan dengan nilai p= (0,299) >  α (0.05).  Kata Kunci : Status Gizi, Prestasi Belajar ABSTRACTThe undernutrition status of school children will have a negative impact on improving the quality of human resources. Undernutrition during the rapid phase of brain growth may be irreversible (can not be recovered) where the intelligence of children who are malnourished can no longer develop optimally. This will result in geometric ability of children will be low and the child can not concentrate to the maximum.To determine whether there is a relationship between nutritional status and student achievement grades 4 and 5 SDN 1 Tounelet dan SD Katolik Santa Monica Kecamatan Langowan Barat.This study is observational analytic study with cross sectional study. The population in this study were students SDN 1 Tounelet and SD Katolik Santa Monica with total population 109 students. The sample in this study is the entire population who meet the inclusion and exclusion criteria numbering 70 students. Data research using primary data and secondary data. The primary data of the measurement of height and weight of students and secondary data consisted of student identity data obtained from registration data that is in school and student achievement data is obtained from the average value of the results of the final evaluation of the semester.The Fisher Exact Test results showed no relationship between nutritional status Weight for Age and academic achievement with a value of p = (0,157)> α (0.05). In the Nutritional Status of Height for Age with student achievement there was no correlation with the value of p = (0.052)> α (0.05). Nutritional Status Weight for Height with student achievement there was no correlation with the value of p = (1.00)> α (0.05). Nutritional Status BMI for Age and student achievement there was no correlation with a value of p = (0.299) > α (0.05).Keywords: Nutritional Status, Study Achievement
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS KOLONGAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Mirip, Eda; Punuh, Maureen I.; Malonda, Nancy S. H.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Status gizi pada bayi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu menyangkut faktor yang ada dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai masalah makan pada anak sedangkan faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga, sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sebagian besar anak kurang gizi berasal dari keluarga miskin, anak–anak yang tumbuh dalam suatu keluarga miskin merupakan kelompok yang paling rawan terhadap gizi kurang. Kemiskinan berdampak pada sumber keuangan sehingga mengurangi kesempatan untuk makan yang sehat. Sosial ekonomi merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh orang yang membawa status tersebut. Diantara 33 provinsi di Indonesia, 19 provinsi memiliki balita gizi kurang di atas angka prevalensi nasional yaitu 19,7% dan Sulawesi utara termasuk dalam 19 provinsi dengan memiliki prevalensi balita gizi kurang 16,5% namun berdasarkan target MDGs tahun 2015 : 15,5% Sulawesi Utara tergolong tidak mencapai sasaran. Laporan penimbangan balita di posyandu di Kabupaten Minahasa Utara diketahui status gizi balita yang gizi baik sebanyak 11364 anak (98,0%), gizi kurang sebanyak 227 anak (19,5 %), gizi buruk sebanyak 3 anak (25,8 %). Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik, dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk melihat hubungan antara status sosial ekonomi dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan. Tidak terdapat hubungan antara status sosial ekonomi dengan status gizi pada bayi usia 6 – 12 bulan.Kata Kunci : Sosial Ekonomi, Status Gizi Bayi ABSTRACTNutritional status in infants is affected by internal and external factors. Internal factors namely concerning factor is inside a child psychologically appears as a problem eating in children whereas external factors concerning the limitations of the family economy, so that the money available is not enough to buy food. The World Health Organization (WHO) States that most of the malnourished children coming from poor families, children who grow up in a poor family is the group most vulnerable to malnutrition. Poverty impact on financial resources so as to reduce the opportunity for healthy eating. The social economy is a position of socially organized and put someone on a certain position in society, granting that position accompanied by a set of rights and obligations that should be played by the person who brings the status such. Among the 33 provinces of Indonesia, 19 provinces have less nutritional toddler above national prevalence i.e. 19.7% and North Sulawesi included in 19 provinces having the prevalence of nutritional toddler less 16.5% but based on the MDGs 2015 year target: 15.5% of North Sulawesi pertained not to reach the target. Report on toddler posyandu weighing in the Regency of Minahasa in North of the known nutritional status a toddler nutrition both as much as 11364 (98.0%), nutrition less as much as 227 children (19.5%), malnutrition is as much as 3 children (25.8%). This research use analytic observational design, with cross sectional approach is to look at the relationship between socio-economic status with the nutritional status of infants aged 6-12 months. There is no relationship between socio-economic status with nutritional status in infants ages 6 – 12 months.Keywords: Socioeconomic, Nutritional Status Of Infants
HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT LAHIR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONDONG Jacobus, Cecilia R; Kapantow, Nova H.; Malonda, Nancy S. H.
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi serta ketahanan hidup dari bayi dapat dilihat dari berat badan bayi pada saat lahir. Tiga kategori berat lahir bayi adalah <2500gram disebut BBLR, 2500-3999gram disebut normal, dan >4000gram disebut sebagai bayi besar. Menganalisa pertambahan berat badan ibu selama kehamilan terhadap berat lahir bayi di wilayah Kerja Puskesmas Ondong. Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan pendekatan cross-sectional (potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan diri dan melahirkan di Puskesmas Ondong pada bulan Januari 2015 sampai Agustus 2016 yaitu sebanyak 169 subjek. Subjek dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan ini banyak pertimbangan-pertimbangan untuk kepentingan penelitian, pertimbangan yang dimaksud yaitu pertimbangan keterbatasan waktu, keterbatasan tenaga, dan jauhnya lokasi penelitian. Maka besar subjek ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin maka hasil yang didapat dibulatkan menjadi 119 subjek, tetapi karena dibatasi oleh kriteria inklusi dan kriteria eksklusi maka jumlah subjek menjadi 100. Pada uji ini nilai Spearman’s rho r sebesar 0,245 dengan sig. (2-tailed) 0,014 atau lebih kecil dari nilai α= 0,05. Hasil uji dengan nilai ρ value (0,014) kurang dari nilai α (0,05), artinya terdapat hubungan antara pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dengan berat lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Ondong.Kata kunci:Berat Badan Ibu, Berat Lahir BayiABSTRACTThe growth and development of a baby and the survival of the baby can be seen from the baby's body weight at birth. Three categories of infant birth weight are <2500gram called LBW, 2500-3999gram is called normal, and> 4000gram is called a big baby. To analyze maternal weight gain during pregnancy for the baby's birth weight in the Ondong Community Health Center. This type of research is observational analytic with a cross-sectional approach. The population in this study were all pregnant women who examined themselves and gave birth at the Ondong Health Center from January 2015 to August 2016, which were 169 subjects. Subjects in this study using purposive sampling. With this many considerations for the sake of research, the consideration in question is the consideration of time constraints, limited personnel, and the location of the study. Then the subject size was determined by using the Slovin formula so the results obtained were rounded to 119 subjects, but because it was limited by the inclusion criteria and exclusion criteria, the number of subjects became 100. In this test the value of Spearman's rho r is 0.245 with sig. (2-tailed) 0.014 or less than the value of α = 0.05. The test results with a value of ρ value (0.014) is less than the value of α (0.05), meaning that there is a relationship between maternal weight gain during pregnancy and the baby's birth weight in the work area of Ondong Health Center.Keywords: maternal weight gain, baby’s birth weight
HUBUNGAN ANTARA PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KOTA MANADO Manuputty, Michael; Malonda, Nancy S. H.; Mayulu, Nelly
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berat lahir menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan. WHO menetapkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) jika bayi memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Ukuran tubuh bayi saat lahir dapat dipengaruhi oleh ukuran tubuh ibu dibanding ayah. Faktor yang langsung mempengaruhi hasil dari kehamilan yaitu kenaikan berat badan selama hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan lahir bayi di Kota Manado. Desain Penelitian menggunakan rancangan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross secsional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang tinggal di 5 wilayah kerja Puskesmas yang telah ditentukan yaitu, Puskesmas Bahu, Puskesmas Ranotana Weru, Puskesmas Kombos, Puskesmas Tuminting, dan Puskesmas Paniki bawah. Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan total sampling yang didapat saat penelitian berjumlah 207 dan diseleksi menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi sehingga sampel yang digunakan sebanyak 150 sampel. Hasil Penelitian berdasarkan uji spearman diperoleh hasil tidak terdapat hubungan antara pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan lahir bayi, nilai p value yang di peroleh sebesar 0,155 dengan nilai α = 0,05. Hasil uji dengan nilai p value (0,155) lebih besar dari α (0,05). Kesimpulan tidak ada hubungan antara pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan lahir bayi di Kota Manado.Kata Kunci: Pertambahan Berat Badan, Berat Badan Lahir Bayi.ABSTRACTBirth weight described the growth of the fetus during the pregnancy. WHO establishes low birth weight if the baby was born with birth weight less than 2500 grams. The baby's body size at birth can be affected by the size of the mother's body compared to the father. Factors that directly affect the outcome of pregnancy are weight gain during maternal pregnancy. This study aims to determine the relationship between maternal weight gains during pregnancy with birth weight babies in Manado. This study designed with an analytic observational research and cross sectional approach. The population in this study was mothers who has babies 0-12 months and conducted in 5 work areas of public health care center in Manado; they are Tuminting health care center, Paniki Bawah health care center, Ranotana Weru health care center, Kombos health care center, and Bahu health care center. The sample in this study was determined based on the total sampling. During the study there were 207 samples collected and already selected using inclusion and exclusion criteria so that the sample used for this study is 150 samples. Result of the research based on spearman-test obtained results there is no relationship between maternal weight gain during pregnancy with infant birth weight, p-value is 0,155 with value α = 0,05. The test result with p value (0,155) is bigger than α (0,05). The conclusion is there no relationship between maternal weight gain during pregnancy and birth weight of infant in Manado.Keywords: Weight Gain, Baby's Birth Weight.
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK UMUR 13 – 36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Anwa, Tommy; Malonda, Nancy S. H.; Kawatu, Paul A. T.
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita di Indonesia anak-anak di bawah umur 5 tahun yang merupakan salah satu kelompok rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Pemberian ASI pada bayi dapat menstimulasi tumbuh kembang dan emosional dalam berinteraksi dengan sesama, tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor nutrisi, salah satunya yaitu pemberian ASI eksklusif yang diberikan sampai usia 6 bulan, ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi baik di tinjau dari segi fisik maupun psikis. Data riskesdas tahun 2013 menunjukkan cakupan ASI di Indonesia sebesar 42%. Data status gizi balita di Indonesia menurut indikator BB/U adalah 19,6%, indikator TB/U sebesar 37,2%, indikator BB/TB sebesar 5,3%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi anak umur 13-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Wori Kabupaten Minahasa Utara. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, penelitian ini dilakukan selama bulan Januari sampai Maret tahun 2016 pada anak umur 13-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Wori Kabupaten Minahasa Utara. Populasi penelitian ini berjumlah 200 anak, data yang dikumpulkan menggunakan metode wawancara dan pengukuran antropometri (tinggi badan dan berat badan). Analisis data yang digunakan adalah Fisher Exact Test. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu pemberian ASI Eksklusif sebanyak 77,5%. Status gizi indikator BB/U sebanyak 42,5% gizi baik dan 57,5% gizi kurang. Status gizi indikator TB/U sebanyak 71,5% normal dan 28,5% pendek. Status gizi indikator BB/TB sebanyak 56,5% normal dan 43,5% kurus. Kesimpulan yang didapatkan pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi indikator BB/U dengan nilai ρ sebesar 0,000, status gizi indikator TB/U dengan nilai ρ sebesar 0,000, status gizi indikator BB/TB dengan nilai ρ sebesar 0,007, pada anak umur 13-36 bulan diwilayah kerja Puskesmas Wori Kabupaten Minahasa UtaraKata kunci: ASI Eksklusif, Status gizi, anak umur 13-36 bulanABSTRACTDietary malnutrition is one of the major nutritional problems in children in Indonesia under the age of 5 who is one of the nutritional groups that needs special attention. Breastfeeding in infants can stimulate growth and emotionally in interacting with others, growing childbirth is influenced by nutritional factors, one of which is the exclusive breastfeeding given up to 6 months of age, breast milk is the ideal food for a baby in physical examination nor psychic. Data risk 2013 shows that breastfeeding coverage in Indonesia is 42%. Child nutrition status data in Indonesia according to BB / U indicator is 19.6%, TB / U indicators is 37.2%, BB / TB indicator is 5.3%. The purpose of this study was to determine the relationship between Exclusive Breastfeeding and nutrition status of children aged 13-36 months in the working area of Wori Public Health District of Minahasa Utara. Method used in this study is an observational analysis with cross sectional approach, this study was conducted during January to March 2016 in children aged 13-36 months in the working area of Wori Public Health District of Minahasa Utara. The population of this study was 200 toddler, data collected using interview and anthropometric measurements (height and weight). Data analysis used Exact Fisher Exam. Results of this study were exclusive breastfeeding 77.5%. Nutritional status of BB / U indicators is 42.5% good nutrition and 57.5% less nutrition. The nutritional status of TB / U indicators is 71.5% normal and 28.5% short. The nutritional status of BB / TB indicators is 56.5% normal and 43.5% thin. Conclusions found in this study were the correlation between nutritional status of BB / U indicator with ρ value of 0,000, nutritional status of TB / U indicator with ρ value of 0,000, nutritional status of BB / TB indicator with ρ value of 0.007, in children aged 13-36 months in working area of Puskesmas Wori, District of Minahasa Utara.Keywords: Exclusive breastfeeding, nutritional status, children aged 13-36 months
STUDI PERILAKU PADA PENGENDARA OJEK ONLINE TENTANG SAFETY RIDING DI KOTA MANADO Dumanauw, Oldy; Kawatu, Paul A.T; Malonda, Nancy S. H.
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keselamatan berkendara menjadi suatu hal yang sangat penting mengingat sistem transportasi di dunia berkembang semakin pesat termasuk perkembangan sepeda motor dari segi kuantitas.. Satlantas Polresta Manado mencatat dari bulan januari – juni 2018 telah terjadi kecelakaan lalu lintas dengan total 360 dan untuk kecelakaan lalu lintas pada sepeda motor sebanyak 302 di Kota Manado. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai studi perilaku pengendara ojek online di wilayah Kota Manado. Menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Dilaksanakan di Kota Manado pada bulan Oktober-November 2018. Sampel dalam penelitian secara kuota sampling berjumlah 100 yang termasuk dalam kriteria. Variabel yang diteliti adalah pengetahuan safety riding, sikap safety riding dan tindakan safety riding pada pengendara ojek online. Pengambilan data pengetahuan safety riding, sikap safety riding dan tindakan safety riding pada pengendara ojek online menggunakan kuesioner. Penelitian didapatkan pengendara ojek online yang memiliki pengetahuan safety riding yang baik berjumlah 80%, pengendara ojek online yang memiliki sikap positif tentang safety riding berjumlah 80%, dan pengendara ojek online yang memiliki tindakan aman berjumlah 100%. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu pengendara ojek online mempunyai pengetahuan, sikap dan tindakan yang baik. Kata Kunci: Perilaku Safety Riding Pada Pengendara Ojek Online ABSTRACTThe safety drive becomes a thing that is very important considering the transportation system in the world rapidly including motorcycle development in terms of quantity. Satlantas Polresta Manado noted from January – June 2018 has occurred traffic accidents with a total of 360 and for traffic accident on a motorcycle as much as 302 in the town of Manado. Based on this, then the author is interested in conducting research on the study of the behavior of taxi rider online on the territory of the city of Manado. Satlantas Polresta Manado noted from January – June 2018 has occurred traffic accidents with a total of 360 and for traffic accident on a motorcycle as much as 302 in the town of Manado. Using this type of quantitative research with the descriptive approach. Held in the city of Manado in October-November 2018. The sample in this research quota sampling numbered 100 that are included in the criteria. The variables examined was knowledge safety riding, riding safety attitude and action safety riding on a motorcycle taxi riders online. Data retrieval knowledge safety riding, riding safety attitudes and action safety riding on a motorcycle taxi riders using the online questionnaire. Research obtained online taxi riders who have a good knowledge of safety riding amounted to 80%, online taxi riders have a positive attitude about safety riding amounted to 80%, and taxi rider online who have a secure action amounts to 100%. Conclusions in this study i.e. online taxi riders have the knowledge, attitude and good action. Keyword: Behavior Safety Riding On A Motorcycle Taxi Rider Online
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKSMAS PUSOMAEN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Halik, Nabila; Malonda, Nancy S. H.; Kapantow, Nova H.
KESMAS Vol 7, No 3 (2018): Volume 7, Nomor 3, Mei 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaannya. Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan/panjang badan (TB/PB). Faktor ekonomi yang memengaruhi status gizi di awali dari tingkat pendidikan yang berpengaruh terhadap jenis pekerjaan. Kemudian jenis pekerjaan akan berpengaruh pada pendapatan. Pendapatan yang rendah merupakan kendala bagi keluarga untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi, baik segi kualitas maupun kuantitasnya bagi seluruh anggota keluarga. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat Hubungan Antara Faktor Sosial Ekonomi Keluarga (Pendidikan, Pekerjaan dan Pendapatan) dengan Status Gizi pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 24-59 bulan dengan jumlah 424 balita. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling dengan penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin sehingga jumlah sampel yang diambil adalah 100 sampel. Berdasarkan hasil uji statistik Fisher?s Exact Test diperoleh pendidikan ayah (TB/U p = 1,000 , BB/U p = 0,294, BB/TB p = 0,065), pendidikan ibu (TB/U p = 0.141, BB/U p = 0,230, BB/TB p = 0,646), pekerjaan ibu (TB/U p = 0,181, BB/U p = 0,266, BB/TB p = 0,307), serta pendapatan keluarga (TB/U p = 1,000, BB/U p = 0,409, BB/TB p = 1,000). Kesimpulan tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dengan status gizi balita berdasarkan indeks (TB/U, BB/U, BB/TB).Kata Kunci: Sosial Ekonomi Keluarga, Status GiziABSTRACTNutritional status is the state of the body which is the end result of the balance between the nutrients that enter the body and its use. Toddler nutrition status is measured by age, body weight (BW) and height/body length (BH/BL). Economic factors that affect nutritional status start from the level of education affecting the type of work. Then the type of work will affect the income. Low income is an obstacle for families to meet the nutritional needs, both in terms of quality and quantity for all family members. The general objective of this study is to find out whether there is a relationship between family socioeconomic factors (education, employment and income) with nutritional status in children aged 24-59 months in the working area of Pusomaen Pusomaen of Southeast Minahasa Regency. The research design used was observational analytic with cross sectional study design. The population in this study were children aged 24-59 months with the number of 424 children under five. Sampling was done by Purposive Sampling by determining the number of samples using Slovin formula so that the number of samples taken was 100 samples. Based on the results of Fisher's Exact Test statistic obtained by father education (H/A p = 1,000, W/A p = 0,294, W/H p = 0,065), mother education (H/A p = 0,141, W/A p = 0,230, W/H p = 0.646), maternal work (H/A p = 0.181, W/A p = 0.266, W/H p = 0.307), and family income (H/A p = 1,000, W/A p = 0.409, W/H p = 1,000). Conclusion there is no relation between father's job, mother's job, father's education, mother education, with nutritional status of children under the index (H/A, W/A, W/H).Keywords: Socioeconomic Family, Nutritional Status