Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGENDALIAN HAMA TERPADU TANAMAN HIAS DI DESA KAKASKASEN KOTA TOMOHON (JENIS-JENIS HAMA PADA TANAMAN KRISAN DI DESA KAKASKASEN KOTA TOMOHON) Mamahit, Juliet M. E.; Manueke, Jusuf
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman krisan merupakan salah satu tanaman hias yang sudah dikembangkan oleh petani di daerah Kakaskasen Kota Tomohon. Serangga hama menjadi salah satu penghambat dalam upaya meningkatkan produksi tanaman potong bunga krisan. Banyak petani belum memahami jenis-jenis hama yang ada di pertanaman krisan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengidentifikasi jenis-jenis hama yang menyerang tanaman krisan di desa Kakaskasen II Kota Tomohon dan untuk mengamati gejala serangan hama pada tanaman krisan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga spesies utama hama yang menyerang krisan yaitu : Liriomyza spp., Thrips spp. dan Aphis spp. Gejala serangan Liriomyza adanya gejala gorokan larva yaitu : terowongan dalam daun, melingkar-lingkar di dalam epidermis daun. Hama Thrips spp. memperlihatkan gejala pada bunga yang terserang menunjukkan gejala seperti garis-garis yang memanjang yang berwarna coklat keperakanyang merupakan akibat dari alat mulut menusuk mengisap dari hama tersebut yang mengisap pada bunga. Gejala serangan Aphis sp. yaitu tanaman menjadi tumbuh agak kerdil, warna daun berubah menjadi kekuningan, dan tidak normal.Pengendalian hama tersebut di atas dapat dilakukan dengan menggunakan pengendalian hama terpadu antara lain : monitoring keberadaan hama, penggunaan varietas resisten, mengeluarkan tanaman atau bagian tanaman yang terserang, penggunaan perangkap kuning berperekat, memanfaatkan musuh alami dan pengendalian kimia dengan dosis yang sesuai.
PENYEBARAN DAN TINGKAT SERANGAN KUTU PUTIH PEPAYA DI SULAWESI UTARA Anes, Nasution Suharto; Tulung, Max; Mamahit, Juliet M.E.
EUGENIA Vol 18, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/eug.18.1.2012.4143

Abstract

ABSTRACT   Papaya mealybug, Paracoccus marginatus (Hemiptera: Pseudococcidae) in Indonesia was reported attacking papaya in 2008 in Bogor. In North Sulawesi reported attacked papaya in 2009 in Manado. The purpose of research to determine the level of attacks and spreading of  papaya mealybug P. marginatus in North Sulawesi. The study was conducted from December 2010 - September 2011. Dissemination papaya mealybug based on altitude in North Sulawesi, namely: Bitung, North Minahasa, Minahasa, South Minahasa, South Minahasa, Tomohon, and Manado. Papaya plants were attacked by the intensity of the attacks seen low <25%, moderate 25-50% and 50-90% by high. Samples of papaya mealybug brought in the Laboratory Pest and Entomology, Faculty of Agriculture Unsrat Manado to be identified. Results showed papaya mealybug pest infestation has spread over several papaya plantation in North Sulawesi. Papaya mealybug attack papaya covering several areas in the lowlands (<200 m asl) to high area (800 m asl). Spreading pf papaya mealybug attack papaya plantation of Minahasa, Manado, Bitung, Tomohon, North Minahasa and South East Minahasa. Attack rates range of mealbug from low, moderate, and high. Keyword : Spreading, intensity attack, Paracoccus marginatus ABSTRAK   Kutu putih pepaya Paracoccus marginatus (Hemiptera: Pseudococcidae) di Indonesia dilaporkan menyerang pepaya tahun 2008 di Bogor. Di  Sulawesi Utara dilaporkan menyerang pepaya tahun 2009 di Manado. Tujuan penelitian untuk mengetahui penyebaran dan tingkat serangan kutu putih pepaya P. marginatus di Sulawesi Utara. Penelitian dilakukan mulai Desember 2010 - September 2011. Data penyebaran kutu putih pepaya didasarkan pada ketinggian tempat di Sulawesi Utara, yaitu : Bitung, Minahasa Utara, Minahasa, Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan, Tomohon, dan  Manado. Tanaman pepaya yang terserang dilihat intensitas serangan yaitu serangan ringan < 25 %, sedang  25-50 % dan berat 50-90 %. Sampel tanaman yang terserang  kutu putih pepaya dan musuh alami dibawa di laboratorium Hama dan Entomologi, Fakultas Pertanian Unsrat Manado untuk diidentifikasi. Hasil penelitian menunjukkan hama kutu putih pepaya telah tersebar di beberapa perkebunan  pepaya di Sulawesi Utara. Serangan kutu putih pepaya meliputi beberapa daerah di dataran rendah (< 200 m dpl) sampai di daerah tinggi (800 m dpl). Eugenia Volume 18 No. 1  April 2012 Kata Kunci : Penyebaran, intensitas serangan, Paracoccus marginatus
BIOLOGI DAN DEMOGRAFI TUNGAU MERAH Tetranychus spp. (Acari: Tetranychidae) PADA TANAMAN KEDELAI Mamahit, Juliet M.E.
EUGENIA Vol 17, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/eug.17.2.2011.3534

Abstract

ABSTRACT   Red spider mite Tetranychus spp. are pest on several ornament and food plant. The objectives of this research were to study biology and demography Tetranychus spp. on soybean in condition laboratory. A piece of soybean leaf measures 3 cm2 at place above cotton in petridis. Above the leaf were put a pair red spider mite to watch the biology of mite.  The research of demography of red spider mite was done observation in one hundred egg that used to come from age class same (cohort). The observation was done every day until the egg become to adult. The result showed that the mean of fecundity of red spider mite were 54.16 egg. The total life time of female 13.28 day and sex ratio 1:1.5. The intrinsic rate of increase the population were 0.253 individual per day, the discrete daily growth rate were, 1.28 individual/day, the net reproduction rate were 25.515 individual/female/generation. The generation time were 13.567 days. The stable population of Tetranychus spp. in laboratory were 67.2% egg, 24.6 nymph and 8.2% adult. The intrinsic birth and death rate were 0.3 and 0.05 individual/female/day. Key words: Tetranychus spp., Demography, Soybean
INOVASI TEKNIK PENGENDALIAN HAMA YANG RAMAH LINGKUNGAN PADA TANAMAN KRISAN Mamahit, Juliet M. Eva; Manueke, Jusuf; Montong, Vivi B.
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelurahan Kakaskasen II Kecamatan Tomohon Timur. merupakan sentra budidaya krisan di Tohohon khususnya dan Sulawesi pada umumnya. Tujuan kegiatan ini akan dihasilkan petanipetani yang berpotensi untuk menjadi pelopor dalam pemanfaatan potensi sumber daya alami (SDA) untuk pengendalian yang ramah lingkunga terhadap hama pada tanaman krisan. Transfet Iptek seperti pemanfaatan musuh alami yang ada seperti parasitoid, predator dan patogen untuk pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman krisan). Beberapa jenis hama utama tanaman krisan antara lain: kutu daun Aphid sp, tungau Tetranichus sp. Trips sp dan penyakit karat dan busuk akar Phytophtora sp., dan embun jelaga Oidium sp. Upaya perlindungan tanaman terhadap hama tanaman krisan yang ramah lingkungan seperti pemanfaaan sumber daya alam berupa tanaman yang dapat dijadikan bahan insektisida nabati seperti Buah Bitung dan Buah Lanta, sereh, kemangi serta tanaman yang ada di sekitar petani ternyata merupakan inovasi bagi petani dalam pengaturan populasi hama krisan. Teknologi pengendalian hama yang ramah lingkungan sangat diperlukan bagi masyarakat tani, untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida yang berlebihan. Manfaat lainnnya dari penerapan teknologi yang ramah lingkungan yaitu : keragaman hayati tetap lestari, musuh alami bekerja maksimal, biaya produksi dapat ditekan, keamanan dan keselamatan petani terjamin, dan produktifitas krisan meningkat._________________________________________________________________Kata kunci : tanaman krisan, insektisida nabati, parasitoid, predator
SERANGGA-SERANGGA YANG BERASOSIASI PADA PERSEMAIAN PADI SAWAH DI KECAMATAN KOTAMOBAGU TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Tunggali, Irma S.; Mamahit, Juliet M.E.; Dien, Moulwy F.
EUGENIA Vol 19, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/eug.19.1.2013.8376

Abstract

ABSTRACT   This study aims to determine the types of insects that are associated to the rice nursery at sub district of East Kotamobagu, Bolaang Mongondow Regency. Research using Survey Methods on two sample locations at sub-district of East Kotamobagu, those are Kobo Besar and Kobo Kecil Village. Each location has determined by three specified locations in paddy rice nursery which is used as a sampling point. Sampling was done by using a sweep net by sweeping a double swing in ten times with the interval once a week for one month. The results showed that, there were ten species of insects associated in paddy rice nursery at sub-district of East Kotamobagu. Insects, has  found were the order of Coleoptera, Orthoptera, Diptera, Odonata, Homoptera, and Hymenoptera. The identification of insects found in the areas of rice nurseries were: Nephotettis sp., Nilaparvata sp., Conocephalus sp., Oxya sp., Ophionea sp., Verania sp., Menochilus sp., Atherigona sp., Agriocnemis spp. and Ichneumonidae. From ten species of insects found four types of pests which act as Nephotettis sp., Nilaparvata sp., Oxya sp., and Atherigona spp.; five  types act as a predator, those are: Conocephalus sp., Ophionea sp., Verania sp., Menochilus sp., Agriocnemis spp.; and one type of role as parasitoids, is family Ichneumonidae. Keywords: rice nurseries field, insects ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis serangga yang berasosiasi pada persemaian padi sawah di Kecamatan Kotamobagu Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow.  Penelitian menggunakan metode survey pada dua lokasi sampel di Kecamatan Kotamobagu Timur, yaitu Desa Kobo Besar dan Kobo Kecil. Masing-masing lokasi ditentukan tiga persemaian padi sawah yang digunakan sebagai tempat pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan jaring serangga dengan cara penyapuan sebanyak sepuluh kali ayunan ganda dengan interval waktu seminggu sekali selama 1 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat sepuluh jenis serangga yang berasosiasi pada persemaian padi sawah di Kecamatan Kotamobagu Timur.  Serangga-serangga yang ditemukan adalah ordo Coleoptera, Orthoptera, Diptera, Odonata, Homoptera, dan Hymenoptera. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa serangga-serangga yang ditemukan pada areal persemaian padi adalah Nephotettis sp., Nilaparvata sp., Conocephalus sp., Oxya sp., Ophionea sp., Verania sp., Menochilus sp., Atherigona sp.,  Agriocnemis spp. dan Ichneumonidae. Dari sepuluh jenis serangga yang ditemukan empat jenis berperan sebagai hama yaitu Nephotettis sp., Nilaparvata sp., Oxya sp., dan Atherigona spp.; lima jenis berperan sebagai predator yaitu Conocephalus sp., Ophionea sp., Verania sp., Menochilus sp., Agriocnemis spp. dan 1 jenis berperan sebagai parasitoid yaitu family Ichneumonidae.  Eugenia Volume 19  No. 1  April 2013 Kata kunci : persemaian padi sawah, serangga
Variasi Genetik Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) berdasarkan Gen Cytochrome C Oxidase I Kairupan, Claudius F.; Pelealu, Jantje; Mamahit, Juliet M.E.
Jurnal MIPA Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.8.1.2019.22327

Abstract

Daerah Modoinding dan Tomohon di Sulawesi Utara, dikenal sebagai  daerah penghasil sayuran kubis di Indonesia. Sayuran kubis memiliki hama utama yaitu Plutella xylostella. Penyebab serangga ini dapat bertahan hingga saat ini karena adanya sifat resistensi akibat pemberian insektisida yang berlebihan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variasi pada gen cytochrome C oxidase IPlutella xylostella yang diperoleh dari dua lokasi yang berbeda, yaitu Modoinding dan Tomohon. Analisis sekuens menunjukkan adanya perbedaan pasang basa nukleotida dari sampel yang berbeda lokasi. Selain itu, variasi juga ditunjukkan pada sampel yang diperoleh dari basis data GenBank dengan adanya perbedaan 1-14 pasang basa nukleotida dengan spesimen pada penelitian ini. Hubungan kekerabatan gen COI P. xylostella keseluruhan sampel tergolong dalam variasi intraspesies dengan nilai jarak genetik berkisar antara 0-0,022 (0-2,20%).Modoinding and Tomohon areas in North Sulawesi, are known as regions in Indonesia that produce a cabbage. The main pest of cabbage, Plutella xylostella. This insect can survive due to its resistance resulted from prolonged insecticide application. This study aims to analyze genetic variation of COI genes in P. xylostella from Modoinding and Tomohon areas. Sequence analysis showed there were differences in nucleotide base pairs between these locations. In addition, variations were also shown in samples obtained from the GenBank database with differences in 1-14 nucleotide base pairs with specimens in this study. The genetic relationship of P. xylostella COI gene in all samples was classified as intraspecific variation with genetic distance values ranging from 0-0,022 (0-2,20%).D aerah Modoinding dan Tomohon di Sulawesi Utara, dikenal sebagaidaerah penghasil sayuran kubis di Indonesia. Sayuran kubis memilikihama utama yaitu Plutella xylostella. Penyebab serangga ini dapatbertahan hingga saat ini karena adanya sifat resistensi akibat pemberianinsektisida yang berlebihan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisisvariasi pada gen cytochrome C oxidase I Plutella xylostella yang diperolehdari dua lokasi yang berbeda, yaitu Modoinding dan Tomohon. Analisissekuens menunjukkan adanya perbedaan pasang basa nukleotida darisampel yang berbeda lokasi. Selain itu, variasi juga ditunjukkan padasampel yang diperoleh dari basis data GenBank dengan adanyaperbedaan 1-14 pasang basa nukleotida dengan spesimen padapenelitian ini. Hubungan kekerabatan gen COI P. xylostella keseluruhansampel tergolong dalam variasi intraspesies dengan nilai jarak genetikberkisar antara 0-0,022 (0-2,20%).
BIOLOGI KUTU PUTIH Dysmicoccus brevipes COCKERELL (HEMIPTERA : PSEUDOCOCCIDAE) PADA TANAMAN NENAS DAN KENCUR Juliet M. Eva Mamahit; Syafrida Manuwoto; Purnama Hidayat; Sobir Sobir
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 19, No 2 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v19n2.2008.%p

Abstract

Kutu putih Dysmicoccus brevipes me-rupakan hama utama pada perkebunan nenas, memiliki kisaran inang yang luas (lebih dari 100 spesies tanaman). Penelitian bertujuan untuk mengetahui beberapa parameter biologi kutu putih pada tanaman nenas (Ananas comosus L. Merr.) dan kencur (Kaempferia galanga L.). Penelitian dilaksanakan sejak Mei sampai dengan Juli 2007 di laboratorium dan lapangan. Penelitian menggunakan dua jenis tanaman inang yaitu nenas dan kencur pada kondisi laboratorium. Sampel kutu putih di-ambil dari lapang dan diidentifikasi. Crawler (nimfa instar-1) dipelihara sampai menjadi imago masing-masing pada daun nenas dan rimpang kencur yang diletakkan dalam petridis. Hasil penelitian menunjukkan kutu putih dapat hidup dan berkembang pada tanaman nenas dan kencur. Nimfa mengalami tiga kali ganti kulit sebelum menjadi imago. Total lama per-kembangan nimfa sekitar 32,10± 0,33 hari pada nenas dan menunjukkan perbedaan nyata pada kencur (35,55±0,43 hari). Lama perkembangan nimfa instar-1 sekitar 11,45±0,29 hari pada nenas dan sekitar 12,95± 0,33 hari pada kencur. Lama perkembangan nimfa instar 2 sekitar 9,85±0,29 hari pada nenas dan sekitar 11,05± 0,34 hari pada kencur. Sedangkan lama per-kembangan nimfa instar 3 sekitar 10,80±0,31 hari pada nenas dan 11,55±0,20 hari pada kencur. Lama hidup imago sekitar 20,40±0,74 hari pada nenas dan 20,20±0,57 hari pada ken-cur. Hasil analisis menunjukkkan masa pra-oviposisisi dan lamanya imago meletakkan anaknya sangat dipengaruhi secara nyata oleh tanaman inang.  
BIOLOGI KUTU PUTIH Dysmicoccus brevipes COCKERELL (HEMIPTERA : PSEUDOCOCCIDAE) PADA TANAMAN NENAS DAN KENCUR Juliet M. Eva Mamahit; Syafrida Manuwoto; Purnama Hidayat; Sobir Sobir
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 19, No 2 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v19n2.2008.%p

Abstract

Kutu putih Dysmicoccus brevipes me-rupakan hama utama pada perkebunan nenas, memiliki kisaran inang yang luas (lebih dari 100 spesies tanaman). Penelitian bertujuan untuk mengetahui beberapa parameter biologi kutu putih pada tanaman nenas (Ananas comosus L. Merr.) dan kencur (Kaempferia galanga L.). Penelitian dilaksanakan sejak Mei sampai dengan Juli 2007 di laboratorium dan lapangan. Penelitian menggunakan dua jenis tanaman inang yaitu nenas dan kencur pada kondisi laboratorium. Sampel kutu putih di-ambil dari lapang dan diidentifikasi. Crawler (nimfa instar-1) dipelihara sampai menjadi imago masing-masing pada daun nenas dan rimpang kencur yang diletakkan dalam petridis. Hasil penelitian menunjukkan kutu putih dapat hidup dan berkembang pada tanaman nenas dan kencur. Nimfa mengalami tiga kali ganti kulit sebelum menjadi imago. Total lama per-kembangan nimfa sekitar 32,10± 0,33 hari pada nenas dan menunjukkan perbedaan nyata pada kencur (35,55±0,43 hari). Lama perkembangan nimfa instar-1 sekitar 11,45±0,29 hari pada nenas dan sekitar 12,95± 0,33 hari pada kencur. Lama perkembangan nimfa instar 2 sekitar 9,85±0,29 hari pada nenas dan sekitar 11,05± 0,34 hari pada kencur. Sedangkan lama per-kembangan nimfa instar 3 sekitar 10,80±0,31 hari pada nenas dan 11,55±0,20 hari pada kencur. Lama hidup imago sekitar 20,40±0,74 hari pada nenas dan 20,20±0,57 hari pada ken-cur. Hasil analisis menunjukkkan masa pra-oviposisisi dan lamanya imago meletakkan anaknya sangat dipengaruhi secara nyata oleh tanaman inang.  
Hama Infasif Ulat Grayak Spodoptera frugiperda (J.E. Smith) pada Tanaman Jagung di Kabupaten Minahasa Juliet M. Eva Mamahit; Jusuf Manueke; Sandra E. Pakasi
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2020: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-8 “Komoditas Sumber Pangan untuk Meningkatkan K
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mamahit JME, Manueke J, Pakasi SE.  2020.  Infasive pests fall army worm spodoptera frugiperda  (J.E. Smith) on maize in minahasa district. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-8 Tahun 2020, Palembang  20 Oktober 2020. pp. xx.  Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).The  fall army worm  Spodoptera frugiperda (J.E. Smith) (Lepidoptera: Noctuidae) is an invasive pest attacking maize plants in various regions in Indonesia. This pest is a very damaging pest of maize that originates from America and entered Indonesia on  2019  in the Sumatra region. The fall army worm  attack was reported in 13 provinces in Indonesia, including North Sulawesi. This study aims to observe the presence of fall army worm  in several maize plantations in  the maize production centers area, namely in Minahasa Regency, North Sulawesi Province, and to determine the intencity and damage of attack caused by S. frugiperda  on maize  plants. This study used a survey method with purposive sampling, to determine the location of maize plantations that were attacked by S. frugiperda. Furthermore, in the field, the symptoms of attack were observed and the incidence of attacks was calculated based on the presence or absence of attack symptoms, and calculated the level intensity of S. frugiperda pest attack. The results showed that S. frugiperda has distributed  in several maize plantations in Minahasa Regency, namely: in Langowan Utara, Langowan Timur, Langowan Barat, Langowan Selatan, Tompaso, Kakas and Remboken, with the intensity of attacks level  from low until severe. The attack percentage of  S. frugiperda from  30% to 70%.
Inovasi Bomb Fizzies Antifeedant Dari Ekstrak Daun Pangi (Pangium edule Reinw.) Untuk Pengendalian Hama Kubis Plutella xylostella L. Monika Sitohang; Juliet M. Eva Mamahit; Sandra E. Pakasi
Jurnal Agroekoteknologi Terapan Vol. 3 No. 2 (2022): EDISI JULI-DESEMBER 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/jat.v3i2.38061

Abstract

Cabbage is a horticultural crop that has the potential to be developed in increasing national economic growth. One of the main pests of cabbage is Plutella xylostella. Plutella xylostella attacks cause up to 90% damage. Pangi (Pangium edule) is one of the plants that can be used as a vegetable pesticide in controlling P. xylostella pests.Pangium edule is a plant that can use as an alternative for P. xylostella pest control because it contains secondary metabolites which function as an antifeedant. The uniqueness of the antifeedant action which can inhibit the eating process of target organisms is very prospective in an ecological approach to agriculture. The purpose of this paper is to explore the potential of pangi as an innovative antifeedant bomb fizzies antifeedant for P. xylostella pest control in cabbage. The method that is used is the virtual method through the collection of literature studies then evaluated and made a summary. Bomb Fizzies Antifeedant is an idea inspired by natural camphor and then added with the pangi leaf extract as an antifeedant.Keywords: Cabbage, Plutella xylostella, Pangium edule, Bomb Fizzies AntifeedantAbstractKubis merupakan tanaman hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional. Salah satu hama utama kubis adalah hama Plutella xylostella. Serangan Plutella xylostella menyebabkan kerusakan hingga 90%. Pangi (Pangium edule) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati dalam mengendalikan hama P. xylostella.Pangium edule merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian hama P.xylostella karena mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid yang berfungsi sebagai antifeedant. Mekanisme kerja dari senyawa antifeedant adalah menghambat proses makan organisme target.Hal tersbut sangat pendekatan ekologi pada bidang pertanian. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk menggali potensi pangi sebagai inovasi bomb fizzies antifeedant untuk pengendalian hama P. xylostella pada tanaman kubis. Metode yang digunakan yaitu dengan virtual method melalui pengumpulan studi pustaka kemudian dievaluasi dan dibuat ringkasan . Bomb Fizzies Antifeedant merupakan ide yang terinspirasi dari kapur barus alami yang kemudian ditambahkan dengan penambahan ekstrak daun pangi sebagai antifeedant.Kata kunci: Kubis, Plutella xylostella, Pangium edule, Bomb Fizzies Antifeedant