Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X DI KOTA BANDUNG BERDASARKAN KOMPONEN LITERASI SAINS Mochamad Irsyan Sandi I.; Andhy Setiawan; Heni Rusnayati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) Vol 3 (2014): PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) SNF2014
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.161 KB)

Abstract

Literasi sains merupakan suatu hal yang penting untuk dikuasai setiap individu karena hal ini tidak hanya sebatas pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi berkaitan erat dengan bagaimana seseorang dapat memahami lingkungan hidup dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk meningkatkan penguasaan literasi sains sangat diperlukan, salah satunya melalui peningkatan kualitas pembelajaran sains. Salah satu bagian penting dalam proses pembelajaran sains adalah buku ajar, karena buku ajar merupakan bagian yang sifatnya berhubungan langsung dengan anak didik, serta pada umumnya digunakan sebagai pegangan utama guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pentingnya literasi sains dan buku ajar tersebut melatarbelakangi penelitian ini, khususnya pada pembelajaran fisika. Penelitian ini menyajikan informasi mengenai ruang lingkup kategori literasi sains pada buku ajar fisika SMA Kelas X yang digunakan di Kota Bandung. Kategori literasi sains pada penelitian ini meliputi kategori pengetahuan sains, kategori penyelidikan hakikat sains, kategori sains sebagai cara berpikir, serta kategori interaksi sains, teknologi, dan masyarakat. Sebanyak tiga buku ajar fisika dijadikan sampel pada penelitian ini, dan masing-masing memberikan ruang lingkup kategori literasi sains yang berbeda-beda. Dari keseluruhan buku ajar yang dianalisis, secara umum menyajikan ruang lingkup kategori literasi sains sebagai berikut: 44,5% memuat kategori pengetahuan sains, 17,0% memuat kategori penyelidikan hakikat sains, 29,4% memuat kategori sains sebagai cara berfikir, dan 9,1% memuat kategori interaksi sains, teknologi, dan masyarakat. Data tersebut memberikan gambaran bahwa buku ajar fisika yang beredar umumnya menekankan pada kumpulan pengetahuan sains. Hal ini ditunjukan dengan besarnya persentase untuk kategori pengetahuan sains.
DESAIN DIDAKTIS PADA MATERI OPTIKA GEOMETRI BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR SISWA SMA KELAS XI Karsih Karsih; Agus Fany Chandra Wijaya; Parsaoran Siahaan; Heni Rusnayati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) Vol 8 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) SNF2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.975 KB) | DOI: 10.21009/03.SNF2019.01.PE.15

Abstract

Studi pendahuluan yang dilakukan dengan menggunakan tes pada materi optika geometri teridentifikasi sebanyak 76% siswa mengalami hambatan tentang materi pemantulan cahaya pada cermin yaitu menentukan panjang fokus, jarak benda, jarak bayangan, perbesaran dan menggambar pembentukan bayangan dan sebanyak 99% siswa mengalami hambatan tentang materi pembiasan cahaya pada lensa yaitu menentukan jenis lensa, panjang fokus, kekuatan lensa dan pemecahan masalah dalam pembentukan bayangan. Hambatan belajar siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dan proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian untuk meminimalisir hambatan belajar siswa yaitu Didactical Design Research (DDR). Dalam merancang DDR dilakukan analisis hambatan epistemologi melalui tes dan ontogenik melalui angket. Tahapan penelitian DDR melalui tiga tahap analisis yaitu analisis situasi didaktis, analisis situasi metapedadidaktis dan analisis retrospektif. Desain yang telah dirancang diimplementasikan di kelas XI dalam pembelajaran Fisika. menghasilkan penurunan hambatan pada materi pemantulan cahaya menjadi 7.50% dan pada materi pembiasan cahaya menjadi 28.25%. Berdasarkan hal tersebut desain didaktis dari hasil penelitian ini mampu meminimalisir hambatan epistemologi siswa. Based on the pre-study using test in optics geometric’s topic identified as many as 76% of students have obstacle on reflection of light on mirror which are determining the focal length, the distance of objects, shadows, zoom and draw the formation of shadows with exceptional, and 99% of students have obstacle about content refraction of light on the lens which are determining the type of lens, the focal length of the lens, the strength and problem solving using the concepts of refraction of light. Learning obstacle can affect student’s achievement and learning process. Due to this condition the researcher need to do didactical Design Research (DDR), which aims to reduce the learning obstacle. To get didactic design using DDR with epistemology obstacle’s analysis by TKR and ontogenic obstacle’s analysis by questionnaire. DDR’s step consist of situation didactic analysis, metapedidactic analysis, and restrospective analysis. Designs that have been designed to implement in class XI in physics learning. The Didactic design can reduce the kearning obstacle on the reflectance of light becomes 7:50% and the refractionof light becomes 28.25%. Based on these didactic design of this study is able to reduce the epistemology obstacle
DESAIN DEDAKTIS PADA MATERI HUKUM KEPLER BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS Liza Heryanti; Parsaoran Siahaan; Agus Fany Chandra Wijaya; Heni Rusnayati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) Vol 8 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) SNF2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.947 KB) | DOI: 10.21009/03.SNF2019.01.PE.51

Abstract

Penelitian ini dilakukan karena besarnya hambatan pada materi hukum Kepler yaitu yang pertama hukum 1 Kepler mengenai bentuk orbit planet sebanyak 76,3% siswa mempunyai hambatan yang tinggi, kedua yaitu hukum 2 kepler mengenai gerak planet sebanyak 82,5% siswa mempunyai hambatan yang tinggi, ketiga yaitu hukum 3 Kepler mengenai hubungan revolusi planet dengan jarak planet ke Matahari sebanyak 92,1 % siswa mempunyai hambatan yang tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan penelitian tentang Didactical Design Research (DDR) atau sebuah desain pembelajaran yang dirancang untuk mengurangi hambatan belajar siswa. Dalam merancang DDR, dilakukan analisis hambatan epistimologis dengan menggunakan TKR (Tes Kemampuan Responden) dan hambatan ontogenik dengan menggunakan angket kesiapan belajar siswa. Desain yang dirancang diimplementasikan di kelas X IPA sebanyak tiga kali implementasi. Dari implementasi ketiga didapatkan hasil analisis TKR yang menunjukan penurunan hambatan belajar yang paling tinggi. Yang pertama pada hukum 1 Kepler menjadi 4,5%, pada hukum 2 kepler menjadi 8,1%, dan pada hukum 3 Kepler menjadi 12,6 %. Hasil tersebut membuktikan bahwa desain didaktis yang digunakan mampu menangani sebagian besar hambatan belajar siswa. This research held because the amount of obstacles in Kepler’s Law subject that is Kepler’s first law about the shape of the planet orbit as many as 76,3% student have high learning obstacles, next is Kepler’s second law about planet motion as many as 82,5% student have high learning obstacles, and last is Kepler’s third law about relationship between the planetary revolution period and planetary distance to the sun as many as 92,1% student have high learning obstacles. To resolve that, this research is about Didactical Design Research (DDR) or a learning design which made for reduce learning obstacle. In making DDR, have epistemology learning obstacles analysis from TKR (Tes Kemampuan Responded/Responden Ability Test) and ontogenic learning obstacles from student learning readiness questionnaire. The design has implemented in the class Ten sains until three times. From the third implemented have an analysis TKR that show the high decline of student learning obstacles. Learning obstacles from Kepler’s first law become 4,5%, fom Kepler’s second law become 8,1%, and from Kepler’s third law become 12,6%. The result prove that the didactical design can handle mostly student learning obstacles.
THE RELATIONSHIP BETWEEN BIMODAL LEARNING STYLES AND STUDENT'S LEARNING OUTCOMES IN WORK AND ENERGY TOPICS Heni Rusnayati; Wilda Oqctaria Neizar Putri
Journal of Teaching and Learning Physics Vol 7, No 2 (2022): Journal of Teaching and Learning Physics (Agustus 2022)
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jotalp.v7i2.18211

Abstract

This study aims to obtain information about the relationship between bimodal learning styles and students' cognitive learning outcomes in work and energy. The bimodal learning style in this research focuses on the visual-auditory and visual-kinesthetic learning styles. The research method used is the correlational method. This research was conducted in one of the schools in Kuningan district, West Java, with a research sample of 65 students. Data were collected through questionnaires and instruments about business and energy materials. The results of the study found that there was no significant relationship between learning styles and learning outcomes. This can be seen from the calculation of the learning style correlation test with learning outcomes obtained p-value> 0.05. The implication of this research is to provide information about student learning style (V-A) and (V-K) profiles and student learning outcomes profiles, and the absence of a relationship between learning styles and student learning outcomes. This research also provides information to students about their learning styles and educators so that they can apply teaching styles and methods that can accommodate students' learning styles so that students can be more active in following the learning process.
Efektivitas Inkuiri Terbimbing Menggunakan CVS (Control Of Variable Strategy) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Pembelajaran Fisika Rima Nurul Fajriyati; Heni Rusnayati; Saeful Karim
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Vol 6, No 1 (2021): WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Februari 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.197 KB) | DOI: 10.17509/wapfi.v6i1.32390

Abstract

Pembelajaran baik merupakan  hal yang sangat penting dalam melatih keterampilan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan CVS (control of variable strategy) terhadap keterampilan proses sains siswa. Metode penelitian yang digunakan yaitu Quasy-experiment dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Sampel pada penelitian ini kelas XI terdiri dari 32 siswa kelas ekperimen dan 28 siswa kelas kontrol di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Instrumen penelitian ini berupa 20 soal pilihan ganda menggunakan instrumen keterampilan proses sains. Analisis penelitian ini menggunakan uji perbedaaan, uji peningkatan n-gain, dan uji effect size. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan CVS efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa berdasarkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen, uji n-gain pada tiap kelas menunjukan kelas eksperimen berada pada kategori sedang sedangkan kelas kontrol berada pada kategori rendah, dan uji effect size berada dalam kategori sedang. Kata Kunci: CVS (Control of Variable Strategy), Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Proses Sains ABSTRACT Good learning is very important in training student skills. The purpose of this study was to determine the effectiveness of guided inquiry learning using CVS (control of variable strategy) on students' science process skills. The research method used is Quasy-experiment with the research design Nonequivalent Control Group Design. The sample in this study class XI consisted of 32 experimental class students and 28 control class students in one of the public high schools in Bandung. The research instrument was 20 multiple choice questions using science process skills instruments. The analysis of this research uses the difference test, the n-gain test, and the effect size test. The results showed that guided inquiry learning using CVS was effective in improving students' science process skills based on a significant difference between the control class and the experimental class, the n-gain test in each class showed that the experimental class was in the medium category while the control class was in the low category. and the effect size test is in the medium category. Kata kunci : CVS (Control of Variable Strategy), Guided Inquiry, Science Process Skills 
Meningkatkan Kompetensi Guru SMA/MA dalam Mendesain Eksperimen Fisika sebagai Upaya Melatihkan Keterampilan Abad 21 Muhamad Gina Nugraha; Andi Suhandi; Heni Rusnayati; hera novia; hana susanti
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Vol 7, No 1 (2022): WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Februari 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.167 KB) | DOI: 10.17509/wapfi.v7i1.43969

Abstract

Kegiatan eksperimen merupakan ciri khas dalam pembelajaran sains (salah satunya Fisika) dimana siswa diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman sebagaimana para ilmuwan menemukan suatu konsep. Melalui kegiatan eksperimen, siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran dan penemuan, sehingga bukan hanya pengetahuan yang akan diperoleh siswa, tetapi juga dilatihkan keterampilan abad 21 yang sangat dibutuhkan siswa. Salah satu penentu pelaksanaan dan keefektifan kegiatan eksperimen dalam pembelajaran Fisika di sekolah adalah pengetahuan dan keterampilan Guru dalam mendesain kegiatan eksperimen, terutama pada massa pandemic dimana pembelajaran umumnya dilakukan secara Daring. Sehingga diperlukan kegiatan pelatihan bagi Guru sebagai upaya melatihkan keterampilan abad 21 siswa melalui kegiatan eksperimen yang tepat. Metode one shot case study dengan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner terbuka dan tes penguasaan konsep berbentuk pilihan ganda digunakan untuk melihat dampak dari kegiatan pelatihan yang diikuti oleh 65 peserta Guru SMA/MA dari berbagai daerah se-Indonesia. Berdasarkan hasil pengolah data diperoleh informasi bahwa semua peserta memberikan respon positif terhadap kegiatan pelatihan dengan pencapaian penguasan konsep mendesain eksperimen berada pada kategori cukup. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, kegiatan pelatihan mendesain eksperimen dapat memberikan pengetahuan dan motivasi bagi guru untuk melaksanakan eksperimen dalam pembelajaran fisika disekolah, sehingga diharapkan dapat melatihkan keterampilan abad 21 siswa. Namun demikian, berdasarkan hasil evaluasi kegiatan ditemukan 2 hal yang menjadi bahan refleksi perbaikan kegiatan, yaitu terdapat sekurangnya 4 peserta yang mengalami gangguan jaringan internet selama kegiatan dan durasi waktu pelatihan yang masih kurang.
Profil Hambatan Belajar Epistemologis Siswa SMA pada Materi Gelombang Bunyi Fajar Pagun Saepudin; Heni Rusnayati
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Vol 4, No 2 (2019): WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.304 KB) | DOI: 10.17509/wapfi.v4i2.20202

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui profil Hambatan Epistemelogis siswa dalam mata pelajaran fisika, khususnya pada materi gelombang bunyi yang dialami oleh siswa SMA di Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Deskriptif Kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah tujuh butir soal uraian yang mencakup konsep-konsep gelombang bunyi yang diberikan kepada siswa di salah satu SMA di Kota Bandung yang telah mempelajari materi gelombang bunyi. Hasil studi ini menunjukan bahwa hambatan yang dialami siswa adalah tidak dapat:  membuktikan rumusan pipa organa (100%), menggunakan konsep efek doppler untuk menyelesaikan permasalahan fisika (95%), menentukan nilai intensitas bunyi (95%), menjelaskan hubungan antara panjang pipa organa dan gelombang bunyi (90%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum siswa masih mengalami hambatan dalam mempelajari materi gelombang bunyi khususnya dalam membuktikan rumusan pipa organa. Sehingga peneliti memerlukan upaya untuk meminimalisir hambatan epistemologis yang dialami oleh siswa, dengan penelitian dengan metode DDR (Didactical Design Research). Kata kunci: Gelombang Bunyi, Hambatan Belajar, Hambatan Epistemologi ABSTRACT The purpose of this study is to find out the profile of the epistemological learning obstacles of students in physics subjects, especially in sound wave material experienced by high school students in the city of Bandung. The research method used is Qualitative Descriptive Research. The instruments used are seven item open-ended question which includes the concepts of sound waves given to students in one of the high schools in Bandung who have studied sound wave material. The results of this study indicate that the obstacle experienced by students are unable to: prove organa pipe formulation (100%), use the concept of doppler effects to solve physical problems (95%), determine the sound intensity value (95%), explain the relationship between organa pipe length and sound waves (90%). Thus it can be concluded that in general students still experience obstacles in learning sound wave material, especially in proving the organa pipe formulation. so that researchers need an effort to minimize the epistemological learning obstacles experienced by students, with research using the DDR method (Didactical Design Research).Keywords: Sound Wave, Learning Obstacle, Epistemological Learning Obstacle
DISAIN DIDAKTIS PADA MATERI TEKANAN HIDROSTATIS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 1 CILILIN Heni Rusnayati; Edah Nur Syamsiah; Chaerul Rochman
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Vol 2, No 2 (2017): WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.497 KB) | DOI: 10.17509/wapfi.v2i2.8278

Abstract

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMAN I cililin kelas XI Kabupaten Bandung Barat melalui wawancara ditemukan hambatan belajar pada materi Hukum Fluida Statis. Beberapa kesulitan yang terjadi pada peserta didik diantaranya motivasi belajar peserta didik yang kurang, kemampuan menggunakan persamaan Fisika dalam menyelesaikan masalah dan kemampuan menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hambatan peserta didik, serta menentukan desain didaktis yang akan digunakan untuk meminimalisir hambatan belajar peserta didik pada materi fluida statis.Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Cililin, sample penelitian sebanyak 146 ditentukan dengan metode random sampling. Desainyang dikembangkan adalah Desain Didactical Research(DDR) dengan metode kualitatif deskriptif yang terdiri dari analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran, analisis metapedadidaktis dan analisis restrospektif. DDR ini di implementasikan ke tiga kelas yang berbeda dan kecenderungan memiliki karakteristik yang sama. Hasil penelitian dengan menggunakan DDR menunjukan hambatan pada penguasaan konsep tekanan, mengformulasikan persamaan tekanan hidrostatis, merngkonversi suatu besaran ke besaran yang lain dan menerapankan konsep tekanan hidrostatik dalam kehidupan sehari hari dapat di minimalisir.Kata Kunci: Desain Didaktis, Hambatan Belajar, Hukum Fluida Statis
Profil Miskonsepsi Siswa berdasarkan Hasil Tes Diagnostik Four Tier Test pada Materi Fluida Statis Shofyan Sholahuddin; Heni Rusnayati; Iyon Suyana
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Vol 4, No 2 (2019): WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.925 KB) | DOI: 10.17509/wapfi.v4i2.20201

Abstract

Miskonsepsi sering terjadi dalam pembelajaran fisika di SMA, salah satunya terjadi pada materi fluida statis. Miskonsepsi jika dibiarkan berlarut-larut tentunya akan menimbulkan masalah bagi siswa dalam memahami materi pada pembelajaran berikutnya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa terkait konsep fisika di materi fluida statis. Untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi, peneliti menggunakan tes diagnostik four tier test. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang dilakukan pada 31 siswa SMA di Kota Bandung. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data miskonsepsi yang terjadi di dalam konsep tekanan pada fluida yaitu: 41,94% terjadi pada tekanan hidrostatis dan 41,94% terjadi pada tekanan pada fluida dalam sistem tertutup. Adapun pada konsep gaya apung yaitu: 38,71% terjadi pada keterkaitan volume benda tercelup terhadap gaya apung dan 32,26% terjadi pada keterkaitan massa jenis fluida terhadap gaya apung. Hasil penelitian ini dijadikan pertimbangan untuk mengembangkan pembelajaran dengan penerapan bahan ajar Conceptual Change Text (CCT).      Kata Kunci:  Fluida Statis; Four tier test; Miskonsepsi ABSTRACT Misconceptions often occur in learning physics in senior high school, one of which occurs in static fluid. The ignored misconception will cause problems for students when understanding the material in the next learning. This research was conducted to determine the profile of students' misconceptions regarding the concept of physics in static fluid. To find the occured misconception, researcher used the diagnostic test four tier test. This research employed quantitative descriptive method which was conducted on 31 students of senior high school in Bandung. From the results of the research that had been executed, the obtained data on misconceptions that occur in the concept of pressure on the fluid, namely: 41.94% occurs in hydrostatic pressure and 41.94% occurs in the pressure on the fluid in an isolation system. As for concept of buoyancy, namely: 38.71% occurs in the relationship of the volume of immersed objects to buoyancy force and 32.26% occurs in the relation of fluid density to buoyancy force. The results of this study were taken into consideration to develop learning with the application of Conceptual Change Text (CCT) teaching materials. Keywords:  Static Fluid; Four Tier Test; Misconception
PROFIL HAMBATAN BALAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR KELAS XI SMA BERBASIS ANALISIS TES KEMAMPUAN RESPONDEN Restina Septiani; Heni Rusnayati; Parsaoran Siahaan; A.F.C. Wijaya
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Vol 3, No 1 (2018): WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.898 KB) | DOI: 10.17509/wapfi.v3i1.10935

Abstract

 ABSTRAK Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini adalah rendahnya kemampuan  siswa dalam memahami konsep pada materi suhu dan kalor. Hal ini dapat dilihat dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui angket dan tes di salah satu SMAN di Kota Garut. Hasil studi pendahuluan menunjukan bahwa siswa tidak dapat mengejarkan tes pada materi suhu dan kalor. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui profil hambatan epistimologis siswa pada materi suhu dan kalor kelas XI SMA berbasis analisis Tes Kemampuan Responden. Hambatan belajar epistimologis yaitu hambatan yang terjadi karena ketidaksesuaian materi ajar dengan tingkat pengetahuan siswa atau siswa hanya memahami konten tertentu sehingga siswa  mengalami keterbatasan pola pikir dalam konsep ilmu pengetahuan. Metode yang digunakan adalah anilisis deskriptif melalui Tes Kemampuan Responden berupa tiga soal uraian yang mencangkup konsep Suhu dan Kalor yang diberikan kepada siswa di salah satu SMAN di Kota Garut. Dari hasil analisis Tes Kemampuan Responden, teridentifikasi beberapa hal yang menjadi hambatan belajar epistimologis siswa yaitu sebagai berikut: Pertama, siswa tidak dapat menjelaskan konsep suhu dan menyebutkan satuan suhu dengan tepat. Kedua, siswa  tidak dapat menjelaskan konsep kesetimbangan termal yang ditunjukan pada termometer. Ketiga, siswa tidak dapat menentukan nilai besaran yang dinyatakan dalam soal mengenai konversi termometer. Keempat, siswa tidak dapat menjelaskan prinsip Asas Black pada kasus pencampuran air panas dan air dingin. Kelima, siswa tidak dapat menentukan nilai kalor jenis suatu bahan  yang dinyatakan dalam soal pada prinsip Asas Black. Keenam, siswa tidak dapat menjelaskan konsep konduksi, konveksi dan radiasi pada serta penerapannya dalam kehidupan. Dapat disimpulkan bahwa masih terdapat hambatan belajar epistimologis pada materi Suhu dan Kalor, sehingga harus ada upaya untuk memperkecil hambatan belajarnya.   Kata Kunci:  Hambatan Belajar; Suhu dan Kalor; Tes Kemampuan Responden ABSTRACT The background problem of this study is the low ability of students to understand the concept on temperature and heat materials. This is shown the results of preliminary studies conducted by questionnaires and test in one of senior high school in Garut. The result of  preliminary show that students can not pursue tests on temperature and heat matter. The study aims to find out the student epistemological learning obstacle profile on temperature material of eleventh grade of senior high school based on analysis respondent’s ability test. The obstacles of epistemological learning are obstacles that happen because of the mismatch of teaching materials with the level of knowledge of students or students understand certain content, as a result the students have experienced of limitation mindset in the concept of knowledge. The method used is descriptive analysis through respondent ability test consists three of essay questions which describes the concept of temperature and heat that is given to students in one of senior high school in Garut. From the results of responder apability test, identified some things that become obstacles to epistimological leraning students are as follows: First, students can’t explain the concept of temperature and the exact unit temperature. Second, students can’t explain the concept of thermal equilibrium shown in the thermometer. Third, students can’t determine the value of the amount stated in the matter of thermometer conversion. Fourth, students can’t explain the principle of Black Principle in the case of hot and cold water mixing. Fifth, students can’t determine the heat type of a kind of material expressed in the matter on the principle of Black Principle. Sixth, students can’t explain the concepts of conduction, convection and radiation on and its application in life In conclusion, there is a lot of epistemological learning obstacle on temperature and heat material therefore there should be effort to minimize learning obstacles. Keywords: Learning Obstacles; Temperature and Heat; Respondent Ability Test