Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

EKSTRAKSI BAKTERI ASAL EKTOMIKORIZA SEBAGAI AGEN ANTAGONIS PENYAKIT TANAMAN FUSARIUM IG. SEPTRIALDY SALEDA MALIN; NUNANG LAMEK MAY; MUTAKIM
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss1.178

Abstract

Unbalanced interaction between plant and biotic or abiotic components is one of the sources to accelerate the presence of disease. The purpose of this study was to obtain a number of bacteria from Scleroderma citrinum extraction which was describing bacteria morphology, and the observed response of the potential bacteria S. citrinum as antagonists against the disease of Fusarium sp. The results obtained 7 species bacteria from S. citrinum ectomycorrhiza which had the ability to inhibition of different Fusarium sp., diseases. In addition, the 7 types of bacteria S. citrinum had different morphology. Bacterial morphology can be described based on their shapes, edges, colors, and surfaces. The result of the antagonistic test of bacterial isolate Scl 7 was suspected and had the potential to inhibit Fusarium sp., pathogen, in which it can be seen from the highest percentage from the percentage of inhibition of 41.11%. From the study, it has been observed that no visible exploitation by bacteria S. citrinum as the antagonist against Fusarium sp. Therefore, bacteria S. citrinum was suspected to contain antibiosis and competition (nutrient competitor) characteristics.
Uji Antagonis Cendawan Patogen Ikutan Benih Pometia pinnata, Pterocarpus indicus, Aquilaria filaria dengan Bakteri Proteus penneri dan Enterobacter hormaechei Nunang L. May; Tommy Wenno; Evelin A. Tanur
AGRICOLA Vol 5 No 2 (2015): AGRICOLA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/ag.v5i2.414

Abstract

The use of microbial antagonists is one alternative to reduce the rate of a population of pathogenic fungi. This study aims to determine the ability of an antagonist of the bacteria Proteus penneri and Enterobacter hormaechei isolated from spores Endomikoriza types Glomus sp. with fungal pathogens. The research object is a pathogenic fungus that comes from the seed Pometia pinnata, Pterocarpus indicus and Aquilaria filaria. Test antagonists using Varese et al (1996) by observing the inhibition of bacterial to fungal pathogens tested. The results showed that the percent inhibition of bacteria against fungi P. penneri follow Pometia pinnata seed of 56.11%, Pterocarpus indicus 28.70% and 30.56% Aquilaria filaria. Testing bacteria E. hormaechei generating percent inhibition of fungus P. pinnata seed followup of 18.56%, P. indicus  46.85% and  A. filaria 32.41%. Inhibition of pathogenic bacteria in the fungus P. penneri ultimate origin of P. pinnata seed and the lowest in P. indicus. Whereas inhibition of pathogenic bacteria E. hormaechei highest on fungal origin P. indicus and lowest seed in P.pinnata.
Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Stump Jati Eksotik Hasil Klon Ade Nova Laura Ayaan; Evelin Anggelina Tanur; Nunang Lamaek May
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol8.Iss1.296

Abstract

Perubahan pemanfaatan lahan tanpa penerapan teknik yang tepat dapat menyebabkan kerusakan tanah, jika terus berlanjut dikhawatirkan akan terjadi kerusakan lahan yang berakibat meluasnya lahan kritis. Jenis tanaman unggulan kehutanan yang dapat dimanfaatkan adalah Jati (Tectona grandis Linn. F). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati pertumbuhan tunggul klon jati muna pada berbagai media tanah dengan penambahan pupuk. Perlakuan yang diberikan pada media tanam yang digunakan adalah: tanah merah, tanah kapur, dan tanah berpasir dengan pupuk kandang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 sampel yang ditempatkan tanpa naungan memiliki persentase kelangsungan hidup sebesar 63% dan 30 sampel yang ditempatkan di bawah naungan memiliki persentase kelangsungan hidup sebesar 80%. Sedangkan penguasaan lahan yang terdiri dari 20 sampel memiliki persentase kelangsungan hidup 100%. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Jati dapat tumbuh dengan baik pada ketiga jenis tanah tersebut. Penggunaan Jati kloning sangat dianjurkan untuk tujuan rehabilitasi lahan.
BAKTERI ASAL FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA YANG BERPOTENSI SEBAGAI AGEN DEKOMPOSER SAMPAH ORGANIK Nunang Lamaek May
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol1.Iss2.34

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bakteri asal Spora Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) yang memiliki kemampuan menghasilkan enzim hidrolitik selulase dan protease guna dijadikan sebagai potensi agen dekomposer sampah organik. Metode penelitian menggunakan metode isolasi spora FMA, Isolasi Bakteri dan Pengujian Enzimatik. Hasil penelitian menunujukan bahwa terdapat 6 jenis bakteri mampu menghasilkan enzim selulase dan 5 jenis bakteri menghasilkan enzim protease. 3 jenis bakteri memiliki kemampuan menghasilkan enzim selulase sekaligus protease tertinggi yaitu Bacillus cereus, Bacillus laterosporus dan Bacillus pasteurii. Ke-3 jenis bakteri ini diharapkan dapat dikembangkan sebagai agen dekomposer sampah organik.
INDUKSI EKSPLAN EMBRIO Intsia bijuga SECARA IN VITRO DENGAN MENGGUNAKAN HORMON KINETIN, GA3 DAN IBA Andreas Sinuhaji; Julius D. Nugroho; Nunang L. May
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss1.66

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian kombinasi konsentrasi beberapa zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan embrio Intsia bijuga melalui media tumbuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan perhitungan statistik deskriptif melalui ulangan perlakuan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi waktu dari respon kultur embrio Intsia bijuga terhadap media tumbuhnya. Tingkat persentasi hidup eksplan dengan perlakuan MS 0 dan MS + Kinetin 2 ppm memiliki persentasi hidup eksplan 100%. Namun kontaminasi juga terlihat banyak pada perlakuan media MS + Kinetin 4 ppm + GA3 2 ppm dan media MS + Kinetin 4 ppm + GA3 2ppm + IBA 1 ppm. Adanya kombinasi hormon kinetin dan GA3 akan mendorong pertumbuhan tunas.
EKSPLORASI BAKTERI ASAL JAMUR Ganoderma sp. SEBAGAI POTENSIAL ANTAGONIS PENYAKIT TANAMAN Coriolus versicolor Widyastini Dabamona; Nunang L. May; Descarlo Worabai
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.154

Abstract

Tujuan dari penelitian ini menguji respon bakteri asal jamur Ganoderma sp. terhadap penyakit tanaman Coriolus versicolor secara in vitro. Tahapan dalam penelitian ini dibagi dalam 6 bagian yaitu: 1) pengambilan jamur di lapangan, 2) pembuatan media, 3) isolasi bakteri asal jamur Ganoderma sp., 4) perbanyakkan biakan penyakit tanaman, 5) pemurnian bakteri dan 6) uji antagonis. Uji antagonis menggunakan metode rancangan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Hasil eksplorasi bakteri didapatkan 4 jenis bakteri antagonis. Bakteri antagonis memiliki bentuk morfologi yang berbeda-beda dilihat berdasarkan bentuk koloni, tepian koloni dan warna koloni. Keempat bakteri antagonis asal jamur Ganoderma sp. menunjukkan bahwa mampu menghambat pertumbuhan radial miselium dari jamur patogen Coriolus versicolor. Persentase penghambatan yang ditunjukkan dari keempat bakteri yang diujikan berbeda-beda. Pada pengujian antagonis terhadap pertumbuhan radial miselium jamur patogen Coriolus versicolor, penghambatan paling tinggi sampai terendah ditunjukkan oleh bakteri dengan kode isolat GC4 sebesar 90,00 %, GC1 sebesar 89,44%, GC3 sebesar 66,11% dan GC2 sebesar 53,11%. Persentase penghambatan pertumbuhan miselium jamur patogen Coriolus versicolor pada GC4 memiliki pertumbuhan radial miselium paling rendah yaitu 0,90 cm dibandingkan dengan GC2 dengan persen penghambatan pertumbuhan radial miselium paling tinggi 3,75 cm.
EKSTRAKSI BAKTERI ASAL EKTOMIKORIZA SEBAGAI AGEN ANTAGONIS PENYAKIT TANAMAN FUSARIUM IG. SEPTRIALDY SALEDA MALIN; NUNANG LAMEK MAY; MUTAKIM
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss1.178

Abstract

Unbalanced interaction between plant and biotic or abiotic components is one of the sources to accelerate the presence of disease. The purpose of this study was to obtain a number of bacteria from Scleroderma citrinum extraction which was describing bacteria morphology, and the observed response of the potential bacteria S. citrinum as antagonists against the disease of Fusarium sp. The results obtained 7 species bacteria from S. citrinum ectomycorrhiza which had the ability to inhibition of different Fusarium sp., diseases. In addition, the 7 types of bacteria S. citrinum had different morphology. Bacterial morphology can be described based on their shapes, edges, colors, and surfaces. The result of the antagonistic test of bacterial isolate Scl 7 was suspected and had the potential to inhibit Fusarium sp., pathogen, in which it can be seen from the highest percentage from the percentage of inhibition of 41.11%. From the study, it has been observed that no visible exploitation by bacteria S. citrinum as the antagonist against Fusarium sp. Therefore, bacteria S. citrinum was suspected to contain antibiosis and competition (nutrient competitor) characteristics.
PERTUMBUHAN TANAMAN JATI CEPU DAN MUNA PADA AREAL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (KPHL) DI KAMPUNG DERNAFI KABUPATEN BIAK NUMFOR PENIAS ITLAY; NUNANG LAMEK MAY; MARIANA H. PEDAY
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss2.208

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tumbuh tanaman Jati (Tectona grandis Linn. f.) yang berasal dari Muna dan Cepu di areal Kesatuan Pemangkuan Hutan Lindung Biak Numfor. Berdasarkan hasi penelitian di temukan bahwah pertumbuhan tanaman Jati asal Muna memiliki persentase lebih besar (77,33%) dari dari Jati Cepu (64,53%). Rata-rata pertumbuhan diameter dan tinggi Jati asal Cepu dan Muna diketahui Jati Cepu memiliki rata-rata diameter lebih besar (5.11 cm) dari Jati Cepu (4.89 cm). Rata-rata tinggi jati Muna memiliki rata-rata tinggi lebih besar (5,35cm) dari Jati Cepu (4,88 cm).
Endomikoriza Non Trapping Pada Tegakan Pometia pinnata, Pometia coriaceae dan Pometia acuminata Di Arboretum Anggori Manokwari Nunang Lamaek May
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss2.256

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan Endomikoriza non trapping pada tegakan Pometia pinnata, Pometia coriaceae dan Pometia acuminata. Metode penelitian menggunakan metode sieving dari Gardeman dan Nicholsan dan pengamatan kolonisasi akar. Hasil penelitian menunjukan bahwa Endomikoriza yang ditemukan pada tegakan Pometia pinnata adalah genus Glomus dan Acaulospora; tegakan Pometia coriaceae dijumpai genus Acaulospora dan Glomus; dan tegakan Pometia acuminata dijumpai genus Glomus. Persen kolonisasi perakaran tertinggi pada tegakan Pometia coriaceae yaitu 27,6% dan terendah pada tegakan Pometia acuminata yaitu 1,7%.
Bacteria Associated with Arbuscula Mycorrhizal Spores Gigaspora margarita and Their Potential for Stimulating Root Mycorrhizal Colonization and Neem (Melia azedarach Linn) Seedling Growth SRI WILARSO BUDI; YENNI BAKHTIAR; NUNANG LAMAEK MAY
Microbiology Indonesia Vol. 6 No. 4 (2012): December 2012
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.598 KB) | DOI: 10.5454/mi.6.4.6

Abstract

Four isolates (BGi1, BGi2, BGi3, and BGi4) bacteria were isolated from surface sterilized arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) spores of Gigaspora margarita (Gm). Based on 16S rDNA analyses and phylogenetic tree, it was revealed that isolates BGi1, BGi3 and BGi4 belong to genus Bacillus, whereas BGi2 was very close  to Bacillus megaterium EG 24. Enzymatic activity test showed that all four isolates had cellulase and protease activities; while one isolate (Bacillus sp. BGi4) also has pectinase activity in addition to the celulase  and protease activities. Dual inoculation of Melia azedarch Linn roots by B. megaterium BGi2  and AMF spores G. margarita enhanced mycorrhizal root colonization by 58.3 %. Combination of Bacillus sp. BGi1 and G. margarita increased  height, diameter, shoot biomass, and root biomass of  M. azedarch by  353, 4.8, 4546, and 2810%, respectively,  in comparison to the uninoculated control plant.