Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

RENDAHNYA KONSEP DIRI AKADEMIK SISWA SMP Resmin Manik; Carolina L. Radjah; Triyono Triyono
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 2, No 4: April, 2017
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.151 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v2i4.8764

Abstract

The purpose of this study was to determine causes of low academic self-concept of college students YPPK SMP Santo Mikael so can help overcome the problems of students in the academic field in order to obtain better academic achievement. The subjects were students of class VII and VIII as many as 15 student. This study uses a qualitative approach with the design of phenomenology. The results showed that students' academic self-concept is generally low due to the attitude of school students are not happy, not happy to learn, do not love to read, not proud of learning outcomes, and do not have time to study and do homework at home.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab rendahnya konsep diri akademi siswa SMP YPPK Santo Mikael sehingga dapat membantu mengatasi permasalahan siswa dalam bidang akademiknya agar dapat memperoleh prestasi akademik yang lebih baik. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII dan VIII sebanyak 15 orang. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan rancangan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri akademik siswa pada umumnya rendah tampak pada sikap siswa tidak senang sekolah, tidak senang belajar, tidak senang membaca, tidak bangga dengan hasil belajar, dan tidak memiliki waktu belajar dan mengerjakan PR di rumah.
Rendahnya Konsep Diri Akademik Dan Motivasi Akademik Siswa Smp Di Kabupaten Merauke Manik, Resmin
Jurnal Masalah Pastoral Vol 4 No 2 (2016): JUMPA (Jurnal Masalah Pastoral)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v4i2.28

Abstract

Pendidikan berperan penting dalam menentukan kualitas hidup sesorang. Dengan kata lain, baik tidaknya kualitas hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh seberapa baik ia memperoleh pendidikan. Fakta membuktikan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin besar peluang baginya untuk meraih kesuksesan atau keberhasilan. Sebaliknya, semakin rendah pendidikan seseorang, semakin kecil peluang baginya untuk meraih kesuksesan. Hal ini membuktikan bahwa, pendidikan merupakan kunci penentu keberhasilan hidup seseorang. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang selama ini dilaksanakanpun belum dapat dikatakan maksimal, sebab fakta turut memperlihatkan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia di wilayah Timur khususnya di Provinsi papua belum masih kalah jauh dibandingkan dengan kualitas sumber daya manusia yang ada di wilayah lain di Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia di Provinsi Papua tidak terlepas dari belum maksimalnya penyelenggaraan pendidikan di Provinisi ini. Berdasarkan pengalaman peneliti selama bekerja di Papua khususnya di Kabupaten Merauke ditemukan fenomena yang menunjukan bahwa para siswa kurang bersemangat dalam belajar, belum dapat membaca secara lancar, tidak membawa buku pelajaran, bahkan didapati bahwa ada siswa yang setelah pulang dari sekolah mereka harus mencari uang dengan cara menjaga tempat parkir hingga malam hari, memanjat kelapa dan dan juga memancing ikan. Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya temuan fakta lain yang menunjukan bahwa guru sering menghukum siswa dengan membentak dan memukul siswa, memberikan PR berlebihan terhadap siswa, guru sering terlambat ke sekolah, guru sering tidak membawa bahan ajar ke dalam kelas saat mengajar, dan perpustakaan sekolah sering tutup sehingga tidak dapat dikunjungi siswa. Sederet fakta di atas tentu sangat mempengaruhi kualitas motivasi belajar para siswa. Pemberian hukuman oleh guru akan semakin menenggelamkan motivasi belajar siswa serta semakin membentuk konsep diri akademik negatif dalam diri ssiswa untuk belajar. Terbentuknya konsep diri akademik para siswa telah turut dipengaruhi oleh rendahnya pendidikan orang tua para siswa yang mengakibatkan tidak adanya kepedulian untuk mendorong dan menyemangati putera-putrinya dalam mengenyam pendidikan.
Teknik Cognitive Restructuring Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Dan Forgiveness Manik, Resmin
Jurnal Masalah Pastoral Vol 5 No 2 (2017): JUMPA (Jurnal Masalah Pastoral)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v5i2.49

Abstract

Kajian konsep forgiveness mengenai psikologi positif menarik minat banyak kalangan yang menginginkan peningkatan kualitas hidup agar dapat berinteraksi dengan semua jenjang usia. Forgiveness sangatlah penting untuk ditanamkan sejanak dini agar individu mampu menjadi pribadi yang sehat dalam berinteraksi dengan lingkungan. Fenomena yang terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat untuk memaafkan secara tulus sangat sulit. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti moral rendah dan budaya gengsi. Oleh sebab itu pada saat mengalami perselisihan, perbedaan pendapat, timbul keinginan untuk balas dendam dan saling melukai sehingga pribadi tersebut dilanda ketakutan dan kecemasan oleh sebab reaksi yang ditunjukkan berupa respon negatif yakni: marah dan melakukan balas dendam terhadap orang yang telah menyakiti dirinya. Reespon negative tersebut hanya menyelesaikan masalah sesaat. Akibanya, akan terjadi keretakan hubungan dengan orang lain sehingga menimbulkan permusuhan. Permasalahan ini harus segera ditangani agar tercipta budaya menghargai dan peneriamaan yang tulus. Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan penerimaan yang tulus merupakan ciri individu yang memiliki kecerdasan emosi. Pribadi yang memiliki forgiveness yang baik adalah individu yang cerdas secara emosi, karena mampu mengatasi gejolak perasaan dan tindakan yang akan dilakukan. Kemampuan mengolah gejolak perasaan dapat meningkatkan kedewasaan berpikir dalam menyikapi suatu permasalahan yang terjadi pada diri seseorang. Kemampuan untuk mengatasi gejolak perasaan dan frustrasi serta kesanggupan memotivasi diri dan mengatur suasana hati merupakan gambaran kecerdasan emosional yang dimiliki oleh individu.
Prosesi Sakramen Maha Kudus: Strategi Merajut Persaudaraan, Menumbuhkan Patriotisme Dan Nasionalisme Di Kabupaten Merauke Gamu, Fransiskus Aknar; Manik, Resmin
Jurnal Masalah Pastoral Vol 11 No 1 (2023): JUMPA (Jurnal Masalah Pastoral)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v11i1.52

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan dampak prosesi Sakramen Mahakudus dalam merajut persaudaraan dan menumbuhkan patriotisme serta nasionalisme di Kabupaten Merauke. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan 13 informan (para tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan kaum mudah). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan rancangan deskriptif yakni peneliti mendeskripsikan hasil temuan melalui bahasa peneliti. Teknik penentuan informan secara snowboling. Teknik analisis data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Kegiatan prosesi Sakramen Maha Kudus merupakan salah satu upaya untuk melestarikan tradisi Gereja di kalangan umat Katolik, menumbuhkan rasa persaudaraan antarumat katolik maupun dengan penganut agama lain, serta dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme. Kekuatan religiositas katolik ini (prosesi sakramen maha kudus) mengakar di hati umat katolik dan mendorong keterlibatan mereka dalam setiap kegiatan menggereja baik tingkat paroki maupun keuskupan, yang pada akhirnya berimbas kepada kehidupan bermasyarakat.
Kecerdasan Adversitas dan Kecerdasan Emosional Sebagai Pilar Karakter Katekis Manik, Resmin
Jurnal Masalah Pastoral Vol 6 No 2 (2018): JUMPA (Jurnal Masalah Pastoral)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v6i2.71

Abstract

Penelitian ini bertujan untuk mengetahui kemampuan calon-calon Katekis dalam mengolah kecerdasan emosional dan kecerdasan adversitas yang ada dalam dirinya. Dengan demikian pengalaman kecewa, marah dan ditolak menjadi peluang menumbuhkan sikap positif dan optimisme untuk membangun kinerja yang lebih berkualitas dan berdaya guna. Pola pengajaran Yesus dan sikap Yesus dalam menghadapi serta mengatasi kesulitan dan penderitaan menjadi cermin bagi para Katekis untuk mengoptimalkan pelayanan dan pewartaannya dalam tugas perutusan. Kemampuan para Katekis mengolah kecerdasan emosional dan kecerdasan adversitas menjadi pilar karakter Katekis yang berkualitas dan bidangnya. Katekis yang kurang terampil dalam mengolah kecerdasan emosional dan kecerdasan adversitasnya dapat menghambat perkembangan pribadi dan memandang tantangan serta kesulitan menjadi beban dan penderitaan sehingga menghambat perkembangan diri dan mutu pelayanan kurang optimal.
Implementasi Pemberian Reward dan Punishment Untuk Meningkatkan Etos Kerja Guru Manik, Resmin
Jurnal Masalah Pastoral Vol 7 No 0-1 (2019): JUMPA (Jurnal Masalah Pastoral)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v7i0-1.81

Abstract

Pemberian reward sangat efektif untuk meningkatkan kinerja seseorang. Selain itu pemberian reward juga dapat menumbuhkan motivasi dan prestasi kenerja. Tujuan dari pemberian reward adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkatkan hasil kinerja yang lebih berkualitas dan perilaku positif dalam melaksanakan pekerjaan yang dipercayakan oleh atasan. Bentuk reward dapat berupa finansial maupun non finansial. Jika reward merupakan reinforcement yang positif, maka punishment sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak maka menjadi alat motivasi. Jadi hukuman yang dilakukan bersifat pedagogis, yaitu untuk memperbaiki dan mendidik ke arah yang lebih baik. Pada dasarnya keduanya sama-sama dibutuhkan dalam memotivasi seseorang termasuk dalam memotivasi guru dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan kinerjanya. Keduanya merupakan upaya manajemen sumber daya manusia dari pimpinan terhadap kinerja dan produktivitas yang telah ditunjukkan oleh bawahannya.
Efektivitas Layanan Bimbingan Konseling Dalam Mereduksi Kecanduan Menonton Film Porno Di Kalangan Remaja Manik, Resmin
Jurnal Masalah Pastoral Vol 8 No 1 (2020): JUMPA (Jurnal Masalah Pastoral)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v8i1.101

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengungkap dan mendeskripsikan secara detail penyebabkan remaja kecanduan menonton film porno secara khusus di kota Merauke serta mengetahui peran konselor melalui layanan konseling untuk mereduksi kecanduan menonton film porno di kalangan remaja. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif, dengan studi kasus untuk mengungkap informasi secara mendalam dan mendetail melalui wawancara dengan informan dan juga informan pendukung agar data yang dipeloreh semakin akurat dan lengkap. Hasil penelitian yang diperoleh adalah 1) Terciptanya fungsi kontroling atau pengawasan orangtua terhadap remaja melalui pembatasan penggunaan alat-alat komunikasi dan pemanggunaan alat komunikasi secara bijak. 2) Efektifnya peran orang tua sebagai model dalam sikap dan perbuatan serta meningkatkan komunikasi interpersonal dalam keluarga. Selain itu orangtua perlu untuk mengenal teman bermain remaja agar dapat diarahkan pada kegiatan yang bersifat positif. 3) Mengefektifkan peran konselor melalui pemberian layanan informasi seks edukasi sedini mungkin secara berkesinambungan sehingga remaja dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang benar terkait dengan dampak kecanduan menonton film porno. 4) Mengefektifkan layanan konseling individual secara intensif dengan remaja yang telah kecanduan menonton film porno agar remaja tersebut dapat dibantu untuk mereduksi kecanduan yang terjadi dalam dirinya. 4) Membangun attachment agar tercipta relasi intim agar remaja memiliki rasa nyaman sehingga remaja lebih terbuka mengungkapkan perasaan, kebutuhan dan juga harapannya.
Dampak Psikologis Mahasiswa STK St. Yakobus Merauke Pada Pembelajaran Daring Mata Kuliah Psikologi Perkembangan di Masa Pandemi Covid-19 Manik, Resmin
Jurnal Masalah Pastoral Vol 9 No 1 (2021): JUMPA (Jurnal Masalah Pastoral)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v9i1.121

Abstract

Pademi Covid-19 mendorong dosen untuk lebih kreatif menyajikan pembelajaran dalam proses perkuliahan secara daring yang sebelumnya menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran daring menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid 19. Tujuan dari kajian ini untuk mengetahui sejauhmana dampak pembelajaran daring pada mahasiswa Sekolah Tinggi Katolik Santo Yakobus Merauke pada mata kuliah Psikologi Perkembangan. Data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa (1) sebagian besar mahasiswa tidak memiliki smartphone dan laptop, (2) mahasiswa kesulitan untuk membeli paket data, (3) konektivitas internet (wifi) yang disediakan kampus sering trouble atau putus nyambung dan (4) curah hujan yang tinggi dan angin kencang mengakibatkan konektivitas jaringan internet terputus. Sebagai upaya untuk membantu proses pembelajaran daring pada mahasiswa Sekolah Tinggi Katolik Santo Yakobus Merauke dengan (1) menyediakan ruang laboratorium computer yang terkoneksi dengan jaringan internet, (2) menyediakan ruang laboratorium audiovisual yang representatif dan terkoneksi jaringan internet, (3) menambah bandwit dan (4) memfokuskan titik-titik akses konektivitas internet yang cepat dan lancar seperti di kantin dan pelataran kampus.
Woman Leadership in Toba Batak Society a Critical Study on Patriarchy Naibaho, Megawati; Manik, Resmin; Sipahutar, Antonius P; Sihite, Bartolomeus; Marbun, Martina Rosmaulina
Journal of Asian Orientation in Theology Vol 6, No 02 (2024): Journal Asian Orientation in Theology
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/jaot.v6i02.8762

Abstract

This research is an attempt to highlight the important aspect that leads to the inequality and marginalization of women in Toba Batak society, including their exclusion from leadership roles. The women experience this marginalization rationalized by the patriarchal system which is persistent and enduring even to this day. The role of the patriarchy system has resulted gender-inequality system that subordinate women in Toba Batak society. The Toba Batak patriarchal system is implemented in all aspects of life such as myths, rituals, organizations, leadership, and kinship systems. The cultural beliefs and rituals have created an attitude among the Toba Batak to view men as first class and women as second class. The research used qualitative research method particularly through ethnography. The researchers belong to the Toba Batak community attempt to be neutral and professionally on observing the life practices of the Toba Batak community. This research uses Pierre Bourdieu's theory of practice, especially doxa to analyze critically the Toba Batak, regarding leadership roles. Furthermore, this research includes the critique of patriarchy by Elisabeth Schüssler Fiorenza and Mary John Mananzan who have engaged with Bourdieu on how to approach the struggle against patriarchy. This research aims to reach the root causes of discrimination on leadership especially the women exclusion. Finally, the researchers offer pastoral invitation the importance equality between men and women as the image of God through family formation.
Digital Transformation of Balian Tradition Among The Dayak Siang Community: A Phenomenological Analysis with an Artificial Intelligence Approach Manik, Resmin; Jimmy, Andreas; Andriyanto, Yustinus Dwi
International Journal of Artificial Intelligence Research Vol 8, No 1.1 (2024)
Publisher : STMIK Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29099/ijair.v8i1.1.1290

Abstract

The Balian tradition represents a significant local wisdom within the Dayak Siang community in Puruk Cahu, Central Kalimantan. This tradition embodies deep-rooted spiritual and social values that have been integral to the local community's life. However, the existence of the Balian tradition is currently threatened by the increasingly rapid flow of modernity. This research aims to explore the potential utilization of Artificial Intelligence (AI) technology as a strategy for preserving the Balian tradition through digital transformation. Using qualitative methods and a phenomenological approach, data were collected through in-depth interviews and participatory observation. Informants in this study included Damang (Traditional Leaders), community leaders, church figures, academics, and young people concerned with preserving local culture. The results show that the Balian tradition contains rich philosophical values reflecting inter-subjective relationships, compassion, and strong mutual cooperation within the Dayak Siang community. This practice is also believed to connect humans, nature, and the spirit world. AI technology has the potential to document, analyze, educate, and disseminate information about local cultural heritage efficiently and affordably, thereby contributing to maintaining the existence of the Balian tradition amid modernization.