Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Potensi ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz) terhadap ekspresi MMP-8 fibroblas gingiva pada model tikus dengan disfungsi ovarium dan periodontitisPotential of cassava (Manihot esculenta Crantz) leaf extract on the MMP-8 expression of gingival fibroblast in rats model with ovarian dysfunction and periodontitis Zahara Meilawaty; Amandia Dewi Permana Shita; Paramudibta Lungit Kuncaraningtyas; Agustin Wulan Suci Dharmayanti; Zahreni Hamzah
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 32, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v32i2.27466

Abstract

Pendahuluan: Disfungsi ovarium merupakan kondisi yang menimbulkan defisiensi hormon estrogen dan progesteron. Penurunan hormonal ini menyebabkan peningkatan produksi tumor necrosis factor (TNF) yang dapat memicu peningkatan produksi matriks metalloproteinase-8 (MMP-8). Periodontitis yang disebabkan oleh bakteri gram negatif akan memicu makrofag melepaskan TNF-α yang berkontribusi dalam pembentukan MMP-8. MMP-8 ini berperan dalam degradasi kolagen jaringan ikat gingiva. Meningkatnya MMP-8 dapat menyebabkan terjadinya periodontitis. Gejala periodontitis karena disfungsi ovarium dan induksi bakteri ini dapat diperlambat dengan bahan alam, yaitu daun singkong. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz) terhadap ekspresi MMP-8 fibroblas pada model tikus disfungsi ovarium dan periodontitis. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan post-test only control group design. Sampel yang digunakan adalah tikus Sprague-Dawley betina yang dibagi dalam 5 kelompok yaitu (1) kelompok kontrol (K), (2) Kelompok yang diinduksi bakteri Porphyromonas gingivalis dan diberi aquades, (3) Kelompok yang diinduksi bakteri Porphyromonas gingivalis dan diberi ekstrak daun singkong, (4) Kelompok yang diberi perlakuan ovariektomi dan diberi aquades, (5) Kelompok yang dilakukan ovariektomi dan diberi ekstrak daun singkong. Pengambilan jaringan gingiva setelah tahap euthanasia dilakukan untuk pembuatan preparat histopatologi dengan pewarnaan imunohistokimia. Pengamatan dan penghitungan ekspresi MMP-8 dilakukan dengan menggunakan software ImageJ dan Immunoratio. Hasil: Hasil analisis data one-way ANOVA, ekspresi MMP-8 fibroblas gingiva menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun singkong dapat menurunkan ekspresi MMP-8 fibroblas gingiva tikus yang mengalami disfungsi ovarium dan periodontitis diinduksi P. gingivalis. Simpulan: Ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz) dapat menurunkan ekspresi MMP-8 sel fibroblas gingiva pada model tikus disfungsi ovarium dan periodontitis.Kata kunci: Disfungsi ovarium, periodontitis, ekspresi MMP-8, ekstrak daun singkong. ABSTRACTIntroduction: Ovarian dysfunction is a condition that causes estrogen and progesterone deficiency. This hormonal decrease causes an increase in the production of Tumour Necrosis Factor (TNF), which can trigger an increase in the production of matrix metalloproteinase-8 (MMP-8). Periodontitis caused by gram-negative bacteria will trigger macrophages to release TNF-α, which contributes to the formation of MMP-8. MMP-8 plays a role in collagen degradation of the gingival connective tissue. An increase in MMP-8 can cause periodontitis. Periodontitis symptoms due to ovarian dysfunction and bacterial induction can be slowed down by natural ingredients, such as cassava leaf. The purpose of this study was to analyse the potential of cassava leaf extract (Manihot esculenta Crantz) on MMP-8 expression of gingival fibroblast in rats model with ovarian dysfunction and periodontitis. Methods: This study was an experimental laboratory with post-test only control group design. The samples were female Sprague-Dawley rats divided into five groups: (1) control group (K); (2) Porphyromonas gingivalis induced group and given aquadest; (3) Porphyromonas gingivalis induced and given cassava leaf extract; (4) Group with ovariectomy treatment and given aquadest; (5) Group with ovariectomy treatment and given cassava leaf extract. Gingival tissue retrieval after the euthanasia was carried out for the histopathology preparations by immunohistochemical staining. Observation and calculation of MMP-8 expressions were performed using ImageJ and Immunoratio software. Results: The results of the one-way ANOVA analysis of MMP-8 expression of gingival fibroblasts showed a significant difference (p = 0.000); thus cassava leaf extract reduce the MMP-8 expression of gingival fibroblasts of rats with ovarian dysfunction and P. gingivalis induced periodontitis. Conclusion: Cassava (Manihot esculenta Crantz) leaf extract can reduce the MMP-8 expression of gingival fibroblast cells in rats’ model with ovarian dysfunction and periodontitis.Keywords: Ovarian dysfunction, periodontitis, MMP-8 expression, cassava leaf extract.
Potensi ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz.) terhadap profil leukosit darah tepi model tikus disfungsi ovarium dan periodontitisPotential of cassava leaves (Manihot esculenta Crantz.) extract on peripheral blood leukocyte profile in ovary dysfunction and periodontitis rat model Lutfi Meiga Sari; Zahara Meilawaty; Pudji Astuti; Amandia Dewi Permana Shita; Agustin Wulan Suci Dharmayanti; Zahreni Hamzah
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 33, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v33i1.30751

Abstract

Pendahuluan: Disfungsi ovarium merupakan keadaan ovarium yang mengalami kegagalan dalam sekresi hormon seks steroid. Penurunan sekresi hormon terutama estrogen dapat memicu peningkatan sitokin proinflamasi seperti IL-1, IL-6 dan TNF-α yang berperan dalam resorpsi tulang dan reaksi inflamasi periodontal. Salah satu drug of choice dari periodontitis adalah metronidazole. Penggunaan metronidazole secara sistemik dapat mengakibatkan efek samping, sehingga diperlukan bahan alternatif yang memiliki efek terapi antiinflamasi. Salah satu tanaman yang memiliki efek antiinflamasi adalah daun Singkong. Tujuan penelitian adalah menganalisis potensi ekstrak daun Singkong sebagai antiinflamasi terhadap profil leukosit darah tepi model tikus disfungsi ovarium dan periodontitis. Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan post-test only control group design. Sampel penelitian sebanyak 18 ekor tikus betina yang dibagi menjadi dua kelompok besar yakni kelompok disfungsi ovarium dan kelompok kecil periodontitis. Pembuatan model tikus disfungsi ovarium dan tikus periodontitis dilakukan selama 28 hari. Setelah masing-masing kelompok dibagi menjadi 3 kelompok yang diberikan perlakuan aquades, metronidazole dan ekstrak daun Singkong selama 7 hari. Setiap tikus diambil darahnya melalui plexus infraorbitalis pada hari ke-1, hari ke-3 dan hari ke-7. Darah yang diambil selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah sel leukosit darah tepi menggunakan kamar hitung dan perhitungan jenis dengan cara visual. Hasil: Hasil uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna jumlah leukosit darah tepi antar hari pada kelompok tikus yang mengalami disfungsi ovarium (p≤0,05). Simpulan: Ekstrak daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) dapat menurunkan profil leukosit perifer model tikus disfungsi ovarium dan periodontitis.Kata kunci: Disfungsi ovarium, periodontitis, profil leukosit perifer, ekstrak daun singkong. ABSTRACTIntroduction: Ovarian dysfunction is when the ovaries fail in the secretion of steroid sex hormones. Decreased secretion of hormones, especially estrogen, can trigger an increase in pro-inflammatory cytokines such as IL-1, IL-6 and TNF-α, which play a role in bone resorption and periodontal inflammatory reactions. One drug of choice for periodontitis is metronidazole. Systemic use of metronidazole can cause side effects, so an alternative material with a therapeutic anti-inflammatory effect is needed. One of the plants that have an anti-inflammatory effect is cassava leaves. The research objective was to analyse the potential of cassava leaf extract as an anti-inflammatory against the peripheral blood leukocyte profile in a mouse model of ovarian dysfunction and periodontitis. Methods: This was an experimental laboratory study with a post-test only control group design. The research sample consisted of 18 female rats divided into two large groups: the ovarian dysfunction group and the small periodontitis group. The making of mouse models of ovarian dysfunction and periodontitis rats was carried out for 28 days. After each group was divided into three groups treated with distilled water, metronidazole and cassava leaf extract for seven days. Blood was drawn from each mouse through the infraorbital plexus on day 1, day three, and 7. The blood that was taken was then performed to calculate the number of peripheral blood leukocytes using the counting room and the calculation of the type by visual means. Results: The results of the LSD test showed that there was a significant difference in the number of peripheral blood leukocytes between days in the group of rats with ovarian dysfunction (p≤0.05). Conclusion: Cassava leaf extract (Manihot esculenta Crantz) can reduce the profile of peripheral leukocytes in a mouse model of ovarian dysfunction and periodontitis.Keywords: Ovarian dysfunction, periodontitis, peripheral leukocytes profile, cassava leaf extract.
Uji antibakteri ekstrak daun singkong (manihot esculenta crantz) terhadap fusobacterium nucleatum dan aggregatibacter actinomycetemcomitans Antibacterial activity test of cassava leaves extract (manihot esculenta crantz) against fusobacterium nucleatum and aggregatibacter actinomycetemcomitans Zahara Meilawaty; Amandia Dewi Permana Shita; Rendra Chriestedy Prasetya; Agustin Wulan Suci Dharmayanti; Rido Tri Andika Firdyansyach; Dhea Ayu Dewanti
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 34, No 3 (2022): Desember 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v34i3.37875

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Prevalensi periodontitis di Indonesia masih terbilang tinggi. Data Riskesdas 2018 menunjukkan persentase kasus periodontitis di Indonesia sebesar 74,1%. Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan periodontal yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik seperti Fusobacterium nucleatum dan Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Perawatan suportif menggunakan antibiotik, seperti metronidazole, diperlukan dalam perawatan periodontitis tetapi penggunaan antibiotik dapat memberikan efek samping sehingga perlu digantikan oleh tanaman herbal yang memiliki efek samping minimal, yaitu daun singkong (Manihot esculenta crantz). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya antibakteri ekstrak daun singkong terhadap Fusobacterium nucleatum dan Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Metode: Jenis penelitian in vitro experimental laboratories dengan rancangan penelitian post test only control group design. Daun singkong yang sudah teridentifikasi di ekstrak dengan metode maserasi. Ekstrak kasar yang didapatkan kemudian dijadikan ke dalam beberapa dosis (6,25; 12,5; 25; 50; 100; dan 200 µg/mL). Kelompok dosis tersebut kemudian diuji menggunakan metode disk diffusion dan dibandingkan dengan kontrol positif yaitu metronidazole dan kontrol negatif yaitu propilen glikol.Data hasil penelitian diuji normalitasnya menggunakan uji Shapiro Wilk dan uji homogenitas menggunakan Levene test. Selanjutnya dilakukan uji Mann Whitney untuk melihat perbedaan antara dua kelompok sampel. Hasil: Terdapat zona jernih pada sekeliling kertas cakram dengan ekstrak daun singkong dosis 200 µg/mL yang menandakan adanya hambatan pertumbuhan dari F. nucleatum dan A. actinomycetemcomitans. Hasil statistik terlihat adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok ekstrak daun singkong dosis 200 µg/mL dan kontrol positif (p=0,009) untuk F. Nucleatum, dan p=0,05 untuk A. actinomycetemcomitans. Simpulan: Ekstrak daun singkong dapat menghambat pertumbuhan dari F. nucleatum dan A. actinomycetemcomitans.Kata kunci: ekstrak daun singkong; fusobacterium nucleatum; aggregatibacter actinomycetemcomitans; antibakteriABSTRACTIntroduction: The prevalence of periodontitis in Indonesia is relatively high. The 2018 RISKESDAS data shows that the percentage of periodontitis cases in Indonesia is 74.1%. Periodontitis is an inflammatory disease of the periodontal tissue caused by specific microorganisms or groups of microorganisms such as Fusobacterium nucleatum and Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Supportive care using antibiotics, such as metronidazole, is required to treat periodontitis. However, antibiotics can have side effects, so they need to be replaced by herbal plants with minimal side effects, namely cassava leaves (Manihot esculenta Crantz). This study aims to analyze the antibacterial effect of cassava leaf extract against Fusobacterium nucleatum and Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Methods: This study was an in vitro laboratory experimental study with a post-test only control group design. The identified cassava leaves were extracted by the maceration method. The crude extract obtained was then made into several doses. The dose group was then tested using the disk diffusion method and compared with the positive control, metronidazole, and the negative control, propylene glycol.The research data were tested for normality using the Shapiro Wilk test and the homogeneity test using the Levene test. Then the Mann Whitney test was carried out to see the difference between the two sample groups Results: The results showed a clear zone around the disc paper with a 200 µg/ml dose of cassava leaf extract, which indicates the growth inhibition of F. nucleatum and A. actinomycetemcomitans. The statistical results showed a significant difference between the 200 µg/ml group and the positive control(p= 0,009 for F. Nucleatum; p=0,05 for A. actinomycetemcomitans). Conclusion: Cassava leaves extract can inhibit the growth of F. nucleatum and A. actinomycetemcomitans.Keywords: cassava leaf extract; fusobacterium nucleatum; aggregatibacter actinomycetemcomitans; antibacterial 
Uji aktivitas antibakteri dan cemaran mikroba daun biduri (Calotropis gigantea l.) sesuai standar mutu bahan baku obat herbal: studi eksperimental laboratoris Setyaningsih, Sari; Astuti, Pudji; Meilawaty, Zahara; Dharmayanti, Agustin Wulan Suci; Ratna Dewanti, I Dewa Ayu; Yunianti, Ervisya Nandya
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 36, No 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v36i3.58528

Abstract

Pendahuluan. Daun biduri (Calotropis gigantea) digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional khususnya mengobati sakit gigi. Ekstrak daun biduri diketahui memiliki kandungan senyawa flavonoid, triterpene glycosides, abrin, dan alkaloids. Salah satu syarat untuk menjadikan tanaman obat sebagai sediaan farmasi diperlukan standarisasi cemaran mikroba dan uji antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis aktivitas antibakteri dan cemaran mikroba daun biduri. Metode: Uji cemaran mikroba menggunakan metode angka lempeng total bakteri dan kapang. Sedangkan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan konsentrasi ekstrak daun biduri 15%, 20%, 25% dan 30% terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis. Data  untuk uji aktivitas antibakteri dianalisis menggunakan Anova One Way sedangkan untuk uji cemaran mikroba menggunakan metode deskriptif kuantitatif dibandingkan dengan standar cemaran mikroba berdasarkan Peraturan Kepala Bidang Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hasil: Uji antibakteri terhadap S. mutans menunjukkan hasil zona hambat kategori sedang, dengan rata-rata diameter zona hambat dari kontrol negatif (0 mm), konsentrasi 15% (8,94 mm), 20% (9,05 mm), 25% (9,65 mm), 30% (9,79 mm), dan kontrol positif (22,43 mm). Sedangkan pada P. gingivalis tidak ada zona hambat. Hasil uji statistik didapatkan nilai signifikansi p=0,00 (p<0,05). Hasil uji cemaran mikroba menunjukkan hasil perhitungan jumlah bakteri 13.300 cfu/gram dan tidak ditemukan pertumbuhan kapang. Simpulan: Ekstrak daun biduri memiliki daya hambat terhadap Streptococcus mutans, tetapi tidak memiliki daya hambat terhadap Porphyromonas gingivalis. Cemaran ekstrak daun biduri masih memenuhi syarat batas cemaran sesuai standar bahan baku obat herbal.Antibacterial Activity Test and Microbial Contamination of Biduri Leaves (Calotropis gigantea L.) according to Quality Standards for Herbal Medicine: Experimental Laboratory StudiIntroduction. Biduri leaves (Calotropis gigantea) are used by the community as traditional medicine, especially to treat toothache. Biduri leaf extract is known to contain flavonoid, triterpene glycosides, abrin, and alkaloids. One of the requirements for making medicinal plants as pharmaceutical preparations requires standardization of microbial contamination and antibacterial test. Objective: to analyze the antibacterial activity and microbial contamination of biduri leaves. Method: The microbial contamination test uses the total bacterial and fungal plate count method. While the antibacterial activity test uses the disc diffusion method on 15%, 20%, 25% and 30% biduri leaf extract against Streptococcus mutans and Porphyromonas gingivalis. Data for antibacterial activity test were analyzed using Anova One Way while for microbial contamination test using quantitative descriptive method and compared with microbial contamination in accordance with Regulation of Head of Drug and Food Supervisory Division (BPOM). Results: Antibacterial test against S. mutans showed moderate inhibition zone result, with average diameter of inhibition zone from negative control (0 mm), concentration 15% (8,94 mm), 20% (9,05 mm), 25% (9,65 mm), 30% (9,79 mm), and positive control (22,43 mm). Meanwhile, in P. gingivalis there is no inhibition zone. Statistical test result obtained significance value p=0.00 (p<0.05). Microbial contamination test result showed bacterial count result 13,300 cfu/gram and no mold growth was found. Conclusion: Biduri leaf extract has inhibition against S. mutans, but has no inhibition against P. gingivalis. The contamination of Biduri leaf extract still meets the contamination limit according to the standard of herbal medicinal raw materials.
Uji efektivitas antibakteri daun Biduri (Calotropis gigantea) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans: studi eksperimental laboratoris Widodo, Alaya Dwi Salvahira; Setyaningsih, Sari; Astuti, Pudji; Meilawaty, Zahara; Suci Dharmayanti, Agustin Wulan
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 36, No 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v36i3.56148

Abstract

Pendahuluan: Karies merupakan penyakit jaringan keras pada gigi yang disebabkan oleh asam hasil bakteri plak yang menumpuk pada permukaan gigi. Salah satu bakteri plak adalah Streptococcus mutans. Penggunaan obat kumur Chlorhexidine gluconate 0,2% terbukti mampu menghambat S.mutans. Namun penggunaan Chlorhexidine gluconate 0,2% dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping. Oleh karena itu, diperlukan bahan alami seperti tanaman biduri yang memiliki efek antibakteri untuk menghindari efek samping tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis ekstrak daun biduri (Calotropis gigantea) dapat menghambat pertumbuhan S.mutans. Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini menggunakan 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok perlakuan ekstrak daun biduri dengan konsentrasi 15%, 20%, 25%, 30%, K(-) akuades, dan K(+)Chlorhexidine gluconate 0,2%. Kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dipaparkan S.mutans untuk melihat efek antibakterinya dan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dan hitung koloni bakteri (total plate count). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan, masing-masing konsentrasi menunjukkan hasil laju penghambatan sebesar 0 pada kelompok K(-), 45,78% pada kelompok 15%, 34,93% pada kelompok 20%, 76,5% pada kelompok 25%, 64,45% pada kelompok 30%, dan 89,45% pada kelompok K(+). Hasil  hitung koloni bakteri penghambatan bakteri terbesar yaitu pada konsentrasi 25%. Hasil yang diperoleh dilakukan analisis data. Data sebelum dan sesudah inkubasi dilakukan uji Paired T Test dan menunjukkan perbedaan yang signifikan. Analisis data laju penghambatan dilakukan dengan uji Kruskal Wallis dilanjutkan uji Mann Whitney Ekstrak daun biduri konsentrasi 15% dibandingkan dengan konsentrasi 20% dan 30% dibandingkan dengan 25% memiliki nilai p>0,05 sehingga tidak memiliki perbedaan yang bermakna. Simpulan: Daun biduri efektif menghambat pertumbuhan S.mutans.Antibacterial effectiveness test of biduri leaf (Calotropis gigantea) against Streptococcus mutans: experimental laboratory studyIntroduction: Caries is a disease that affects the hard tissue of the teeth, caused by acid deposits produced by plaque bacteria that accumulate on the tooth surface. One of the plaque bacteria is Streptococcus mutans. Chlorhexidine gluconate 0.2% mouthwash has been shown to inhibit S. mutans. However, prolonged use of Chlorhexidine gluconate 0.2% mouthwash can cause side effects. To avoid these side effects, natural ingredients like biduri plant that have antibacterial effects are needed. This research aims to analyze the inhibitory effects of biduri (Calotropis gigantea) leaf extract on the growth of S. mutans. Methods: This research is experimental laboratory study. Six treatment groups were used, four groups treated with biduri leaf extract at concentrations of 15%, 20%, 25%, 30%; the K(-) using distilled water,; and K(+) using Chlorhexidine gluconate 0.2%. The treatment and control group were exposed to S. mutans to evaluate its antibacterial effect and assessed using the UV-Vis spectrophotometric and total plate count method. Results: In the research conducted, each concentration showed varying inhibition rates. The inhibition rates observed were as follows: 0% for the K(-), 45,78% for the 15% group, 34,93% for the 20% group, 76,5% for the 25% group, 64,45% for the 30% group, and 89,45% for the K(+). In bacterial colony count, the greatest bacterial inhibition was observed at concentration of 25%. Statistical analysis was performed on the obtained data. A Paired T-Test demonstrated a significant difference between the data before and after incubation. Further analysis using the Kruskal Wallis and Mann Whitney tests revealed no significant difference in inhibition rates between 15% and 25% concentrations, or between 25% and 30%. Conclusion: Biduri leaf extract effectively inhibits the growth of S. mutans. 
Ekstrak daun biduri (Calotropis gigantea) sebagai anti inflamasi dalam menurunkan jumlah neutrofil pada model tikus inflamasi: studi eksperimental Permata, Dea; Meilawaty, Zahara; Astuti, Pudji; Dharmayanti, Agustin Wulan Suci; Setyaningsih, Sari; Prasetya, Rendra Chriestedy
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 37, No 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v37i2.61210

Abstract

Pendahuluan: Inflamasi adalah respons imun terhadap rangsangan berbahaya yang bertujuan untuk menghilangkan kerusakan dan memulai penyembuhan. Proses inflamasi dimulai dengan pelepasan neutrofil yang mengatur dan memperkuat respon inflamasi namun. Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (NSAID), seperti aspirin, sering digunakan sebagai anti inflamasi tetapi memiliki efek samping. Ekstrak daun biduri (Calotropis gigantea)  yang kaya akan flavonoid, tanin, dan saponin, yang memiliki sifat anti-inflamasi dan penyembuhan luka dengan efek samping yang lebih sedikit dapat digunakan sebagai obat alami alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kemampuan ekstrak daun biduri (Calotropis gigantea) dalam menurunkan jumlah neutrofil pada inflamasi akut dan subakut pada model tikus inflamasi. Metode: Penelitian ini adalah studi eksperimental in vivo menggunakan desain serial group design. Daun biduri diekstrak menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Dosis ekstrak daun biduri yang digunakan adalah 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, dan 300 mg/kg BB. Tikus wistar diinjeksi dengan karagenan 2% pada punggungnya secara subkutan sebagai model inflamasi. Sampel darah diambil pada interval tertentu untuk membuat hapusan darah, selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah neutrofil. Analisis menggunakan Two-way Anova yang dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil: Ekstrak daun Calotropis gigantea pada dosis 100 mg/Kg BB, 200 mg/Kg BB, dan 300 mg/Kg BB terbukti dapat mengurangi jumlah neutrofil, terutama pada hari ke-3, dengan dosis 300 mg/Kg BB memberikan hasil terbaik (P=0,001). Simpulan: Pemberian ekstrak daun biduri (Calotropis gigantea) dosis 300 mg/Kg BB memberikan hasil terbaik dalam menurunkan jumlah sel neutrofil pada inflamasi akut dan subakut pada model tikus inflamasi.Calotropis gigantea leaf extract as an anti-inflammatory agent in reducing neutrophil count in an inflammatory rat model: an experimental studyIntroduction: Inflammation is an immune response to harmful stimuli that serves to eliminate tissue damage and initiate healing. The inflammatory process begins with the release of neutrophils, which regulate and amplify the inflammatory response. Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), such as aspirin, are commonly used to treat inflammation but may cause side effects. Biduri leaf (Calotropis gigantea)extract which is rich in flavonoids, tannins, and saponins, possesses anti-inflammatory and wound-healing properties with fewer side effects, making it a potential natural alternative medicine. This study aims to evaluate the effectiveness of biduri leaf extract (Calotropis gigantea) in reducing the number of neutrophils during acute and subacute inflammation in an experimental rat model. Methods: This study is an in vivo experimental study using a serial group design. Biduri leaves were extracted using the maceration method with 70% ethanol as the solvent. The biduri leaf extract was administered at doses of 100 mg/kg BW, 200 mg/kg BW, and 300 mg/kg BW. Wistar rats were injected subcutaneously with 2% carrageenan on the dorsal region to induce inflammation. Blood samples were collected at predetermined intervals to prepare blood smears, followed by neutrophil counting. Data were analyzed using two-way ANOVA followed by the LSD post-hoc test. Results: Calotropis gigantea leaf extract at doses of 100 mg/Kg BW, 200 mg/Kg BW, and 300 mg/Kg BW significantly reduced neutrophil counts, particularly on day 3, with the 300 mg/Kg BW dose showing the most pronounced effect (p=0.001). Conclusion: Administration of biduri leaf (Calotropis gigantea) extract at a dose of 300 mg/Kg BW demonstrated the highest effectiveness in reducing neutrophil count during acute and subacute inflammation in an inflammation rat model.