Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengoptimalan UMKM Jengkol Saus Lalaan Di Desa Pingaran Ulu, Kalimantan Selatan Rohmanna, Novianti Adi; Millati, Tanwirul; Agustina, Lya; Susi, Susi; Hakim, Hisyam Musthafa Al; Majid, Zuliyan Agus Nur Muchlis; Akbar, Arief RM; Saufi, Ahmad; Khusna, Lailil; Khairina, Mahfuzhah; Aristya, Muhammad Nabil Raihan; Azizah, Nur; Sari, Nur Sinta
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2369

Abstract

Kalimantan Selatan merupakan wilayah pengolah jengkol atau dikenal dengan jaring, salah satu produk olahan jengkol yang terkenal adalah jengkol saus lalaan. UMKM Jaring Acil Ina merupakan salah satu UMKM yang menjual produk Jengkol saus lalaan. Akan tetapi dalam penjualan dan produksinya, UMKM Jaring Acil ina memiliki beberapa kendala diantaranya daya simpan yang relatif singkat. Secara garis besar, metode pengabdian ditentukan dalam penyelesaian permasalahan berdasarkan dengan apa yang dibutuhkan mitra. Proses penyelesaian masalah dilakukan dengan pemberian teknologi, sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan kemudian dilakukan evaluasi pelaksanaan program keberlanjutan. Hasil dari evaluasi digunakan untuk menentukan tindak lanjut agar program yang sudah diberikan dapat terus berlanjut bahkan dapat diadopsi oleh kelompok tani lain. Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa pengawetan jengkol yang paling efektif untuk memperpanjang masa simpan jengkol adalah dengan metode vakum pada proses pengemasan. Selain itu, proses penyimpanan dalam vacuum dan freezer dapat meningkatkan daya simpan produk (1 bulan) dibandingkan tanpa vacuum (3 hari). Selain masa simpan yang lebih lama, sifat organoleptic dari produk juga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan metode vacuum dan metode penyimpanan lain. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa produk jengkol saus lalaan dengan cita rasa uniknya, dapat memiliki nilai jual yang tinggi jika di kemas dengan tepat. Pengoptimalam kemasan tidak hanya dapat meningkatkan daya tarik visual, melainkan juga dapat memperpanjang masa simpan dan menjaga kulitas produknya. Hal ini menandakan adanya peluang besar UMKM untuk mengembangkan produk jengkol saus tahi lala menjadi oleh-oleh khas Kalimantan Selatan atau produk unggulan dengan kualitas yang baik. Optimization of MSMEs Jengkol Lalaan Sauce in Pingaran Ulu Village, South Kalimantan  Abstract South Kalimantan is a Jengkol processing area or known as netting, one of the famous Jengkol processed products is Jengkol saus lalaan. MSMEs Neting Acil Ina is one of the MSMEs that sells Jengkol saus lalaan products. However, in sales and production, Neting Acil ina MSMEs have several obstacles, including a relatively short shelf life. Broadly speaking, the method of service is determined in solving problems based on what the partners need. The problem-solving process is carried out by providing technology, socialization, training, and mentoring and then evaluating the implementation of sustainability programs. The results of the evaluation are used to determine follow-up so that the program that has been given can continue and can even be adopted by other farmer groups. Based on the observation results, the most effective preservation of Jengkol to extend the shelf life of Jengkol is by the vacuum method in the packaging processor. In addition, the vacuum and freezer storage have more shelf life of the product (1 month) than no-vacuum (3 days). In addition to a longer shelf life, the organoleptic properties of the product can also last longer compared to vacuum and other storage methods. Based on the results of the activities that have been carried out, it can be concluded that Jengkol saus lalaan products with their unique taste, can have a high selling value if packaged properly. Packaging optimizers can not only improve visual appeal, but also extend shelf life and maintain product quality. This indicates a great opportunity for MSMEs to develop Jengkol saus lalaan sauce products into souvenirs typical of South Kalimantan or superior products with good quality.
KOMPOSISI KIMIA DAN MUTU TANAK BEBERAPA BERAS VARIETAS LOKAL KALIMANTAN SELATAN Millati, Tanwirul; Susi, Susi
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 50, No 1 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v50i1.17047

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui komposisi kimia dan mutu tanak beberapa beras varietas lokal Kalimatan Selatan. Dalam penelitian ini digunakan  7 varietas, yaitu Gedai, Klopo, Pandak Kambang, Pandak Putih,  Siam Rukut, Siam  Mayang dan  Siam Saba. Pengamatan yang dilakukan  meliputi kadar air,  pati, amilosa, lipida bebas, lipida  terikat, protein, penyerapan air, volume pengembangan, kadar pati terlarut dan tingkat kelekatan nasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi kimia dan mutu tanak beras dipengaruhi oleh varietas kecuali untuk kadar air dan kadar pati. Beras varietas lokal Kalimantan Selatan termasuk dalam beras beramilosa tinggi, dengan kadar amilosa > 25%. Mutu tanak beras dipengaruhi oleh  kadar amilosa dan lipida terikat.  Semakin  rendah kadar  amilosa dan lipida terikat beras,  penyerapan air dan volume pengembangan menjadi lebih besar dan nasi yang dihasilkan menjadi seperti pasta dan lembek  karena banyaknya pati terlarut dalam air pemasak dan  nasi menjadi lebih lengket.
KOMPOSISI KIMIA DAN MUTU TANAK BEBERAPA BERAS VARIETAS LOKAL KALIMANTAN SELATAN Millati, Tanwirul; Susi, Susi
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 50, No 1 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v50i1.17047

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui komposisi kimia dan mutu tanak beberapa beras varietas lokal Kalimatan Selatan. Dalam penelitian ini digunakan  7 varietas, yaitu Gedai, Klopo, Pandak Kambang, Pandak Putih,  Siam Rukut, Siam  Mayang dan  Siam Saba. Pengamatan yang dilakukan  meliputi kadar air,  pati, amilosa, lipida bebas, lipida  terikat, protein, penyerapan air, volume pengembangan, kadar pati terlarut dan tingkat kelekatan nasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi kimia dan mutu tanak beras dipengaruhi oleh varietas kecuali untuk kadar air dan kadar pati. Beras varietas lokal Kalimantan Selatan termasuk dalam beras beramilosa tinggi, dengan kadar amilosa > 25%. Mutu tanak beras dipengaruhi oleh  kadar amilosa dan lipida terikat.  Semakin  rendah kadar  amilosa dan lipida terikat beras,  penyerapan air dan volume pengembangan menjadi lebih besar dan nasi yang dihasilkan menjadi seperti pasta dan lembek  karena banyaknya pati terlarut dalam air pemasak dan  nasi menjadi lebih lengket.
Korelasi antara kadar amilosa dan mutu tanak pada beberapa varietas beras Millati, Tanwirul; Hustiany, Rini; Susi, Susi; Rahmi, Alia; Palupi, Dyah Retno; Finola, Marsya Ayu
AGROINTEK Vol 19, No 4 (2025)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v19i4.27911

Abstract

Starch is the main component of rice, consisting of amylose and amylopectin molecules. Amylose plays an important role in determining the quality of cooked rice, such as expansion volume, water uptake, and dissolved solids during the cooking process. Various rice varieties have varying amylose levels, categorized as high, medium, and low. High-amylose rice tends to have greater expansion volume, higher water absorption, and lower dissolved solids. The aim of this study was to determine the correlation between amylose content and expansion volume, water uptake, and dissolved solids. This research used six rice varieties, consisting of four local varieties, namely  Siam Unus, Siam Mayang, Siam Cantik, and Gunung Wangi, and two superior varieties, namely IR 64 and Ciherang.The results showed that amylose content of rice ranged from 17.9% to 33.53% (low to high amylose levels). The local varieties had high amylose content, specifically Siam Unus, Siam Mayang, Siam Cantik, and Gunung Wangi, while the superior variety IR 64 had medium amylose content, and Ciherang had low amylose content. High-amylose rice exhibited greater expansion volume and water upteke, along with lower dissolved solids, while rice with low to medium amylose content showed smaller expansion volume and water uptake but higher dissolved solids.
THE GROWTH AND DEVELOPMENT OF Spodoptera pectinicornis (Lepidoptera: Noctuidae) PROVIDED WITH ENHANCED NUTRITION FROM Pistia stratiotes FEEDING VIA FERTILIZATION Aphrodyanti, Lyswiana; Soedijo, Samharinto; Millati, Tanwirul; Aidawati, Noor
Agric Vol. 36 No. 1 (2024)
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/agric.2024.v36.i1.p67-78

Abstract

A monophage herbivorous insect called S. pectinicornis can be utilized to biologically control the weed Pistia stratiotes. Insect mass reproduction followed by release into the target weed area is one technique that can be used. The quality of the feed must be taken into consideration during maintenance in order to increase the fitness of S. pectinicornis insects and enable them to function at their best. The fertilization procedure can improve the nutritional value of P. stratiotes as a feed source. The experiment involved applying NPK fertilizer to P. stratiotes at 6 different levels: 0 g (control); 5 g; 10 g; 15 g; 20 g; and 25 g. The findings demonstrated that when NPK fertilizer was applied to Pistia stratiotes, S. pectiniconis larvae, pupae, and imago had a better chance of surviving than controls. S. pectinicornis showed improved insect growth and development since its lifespan was shorter than controls at every developmental stage. The ideal NPK fertilizer dose for maintaining Pistia stratiotes as feed during S. pectinicornis propagation is 15g/20 L of water.