Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Implementasi Model Pembelajaran Abad 21 dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bagi Guru Bahasa Sunda di Kota Depok Dingding Haerudin; Amanda Puspanditaning Sejati
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 11, No 2 (2020): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v11i2.3348

Abstract

Dilaksanakannya kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Abad 21. Indikator dalam Pembelajaran abad 21 meliputi empat hal, yaitu a) kemampuan belajar dan berinovasi yang mencakup: berpikir kritis, memecahkan masalah, kreatif, inovatif, komunikasi, dan kolaborasi. b) literasi digital yang mencakup literasi informasi, media, dan teknologi. c) kecakapan hidup yang mencakup fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif dan mandiri, interaksi lintas sosial budaya, produktifitas dan akuntabilitas, kepemimpinan dan tanggung jawab, d) karakter moral mencakup: cinta tanah air, nilai-nilai budi pekerti luhur: jujur, adil, empati, penyayang, rasa hormat, kesederhanaan, pengampun, rendah hati, dll. Pengetahuan terhadap perubahan penyusunan rencana pembelajaran belum sepenuhnya dimiliki oleh guru bahasa Sunda di Kota Depok. Oleh sebab itu melalui kegiatan ini, diharapkan guru memiliki pemahaman yang sama akan kaidah-kaidah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Abad 21. Kegiatan ini menggunakan metode ceramah dan workshop, Melalui metode ceramah guru memperoleh pengetahuan tentang (a) menetapkan konsep materi kebahasaan dan kesastraan, (b) menginventaris prinsip-prinsip materi materi kebahasaan dan kesastraan, (c) menelaah fakta yang terkait dengan materi kebahasaan dan kesastraan, dan (d) menentukan prosedur pemahaman dan penyajian materi kebahasaan dan kesastraan. Melalui metode latihan dan workshop guru memperoleh pengalaman menyusun rencana pembelajaran abad 21. Guru memiliki pengalaman mengimplementasikan aspek: a) 4C yaitu berpikir kritis, kreatif, komunikatif, colabotatif; b) PPK yaitu religius, integritas, nasionalisme, gotong royong, kemandirian; c) literasi yaitu informasi, media, teknologi; dan d) HOTs yaitu C4 (analisis), C5 (evaluasi), dan C6 (kreasi). Hasil dari kegiatan ini adalah guru bahasa Sunda Kota Depok meningkat pemahamannya dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Abad 21 bidang studi bahasa Sunda. Luaran kegiatan ini adalah 1) memiliki model RPP Abad 21 bidang studi bahasa Sunda; dan 2) menghasilkan makalah yang siap dipresentasikan pada seminar nasional atau sebuah artikel yang akan dimuat dalam jurnal.
Realisasi Active Learning pada Pembelajaran Bahasa Inggris dalam Konteks Pendidikan Keperawatan Deddy Suryana; Amanda Puspanditaning Sejati; Agus Suherman
Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni Vol 22, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/komposisi.v22i1.110855

Abstract

Distance learning is a challenge in the implementation of health education. The Government of Indonesia recommends the Merdeka Belajar – Kampus Merdeka policy which carries the concept of active learning to be implemented at the college level, including health education. In connection with this, the studies of active learning models in the context of medical education during the COVID-19 period has not been widely reviewed. Therefore, this study aims to explore the implementation of active learning model in English for Professional Nurses subject in a nursing study program in one of the universities in Indonesia. This research employed descriptive research design with qualitative approach. The subject of this study was 1 lecturer. Data and its collection techniques were the learning activities data taken using observations and interviews. The results of this study showed that active learning model can be implemented in asynchronous learning. This research is expected to give overview of active learning in higher education context.
Content Gradation OF Sundanese Textbooks for Junior High School and Senior High School (Review Of Facts, Concepts, Principles, and Procedures in The Field of Sundanese Language Study in 2013 Local Content Curriculum Revised 2017) Dingding Haerudin; Dedi Koswara; Amanda Puspanditaning Sejati
JETL (Journal of Education, Teaching and Learning) Vol 6, No 1 (2021): Volume 6 Number 1 March 2021
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.688 KB) | DOI: 10.26737/jetl.v6i1.1535

Abstract

The main reason for conducting this research is that Sundanese textbooks do not describe the material gradation standards according to the needs and background of students at each level of Education, in addition to not presenting a systematic material structure. In connection with the reason above, the purpose of this study is to examine the gradations and structure of the material contained in the Sundanese textbook for Junior High School/MTs and Senior High School/Vocational/MA students. The method used in this research is the description method. While the data collection technique used in this research is library research techniques. The technique is used to describe data based on gradations and structure of subject presented in Sundanese textbooks based on education levels. The data processed in this study is Sundanese language learning materials including 1) literary forms of poetry: poetry, circumcision, wawacan, satire, pupujian, sawer, and kawih; 2) literary forms of prose: fairy tales, short story, novels, puppet story, and drama; 3) non-literary texts: speeches, writers, letters, reports, debates, interviews, and reports reading. As for, the source of the data is Sundanese textbooks for Junior High School/MTs and Senior High School/Vocational/MA students based on the 2013 Local Content Curriculum Revised 2017. The finding of this study is that the composition of Sundanese textbook material for Junior High School/MTs and Senior High School/Vocational/MA students in accordance with the 2013 Local Content Curriculum Revised 2017, nevertheless, not paying attention to the gradation of the material. Things that unintentionally missing from the authors are 1) gradation of writing indicators from competencies achievement or learning objectives, 2) scope of material presentation and depth of material, and 3) variations of operational verbs on the writing tasks. This research can be used as a consideration in compiling the material presented in the textbook, so that the content presented ca be in accordance with students' needs and background based on their level of education.
Exploring Bad News in a Clinical Setting Amanda Puspanditaning Sejati; Sifa Rini Handayani; Dedah Ningrum; Emi Lindayani
Journal of English Language Studies Vol 8, No 1 (2023): Available Online in March 2023
Publisher : English Department - University of Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jels.v8i1.17884

Abstract

Effective communication in clinical interaction is an important issue because the message must be received appropriately by the patient to increase the patient’s health quality. It could become more complex when the communication occurred in sensitive contexts such as the delivery of bad news related to the patient's health condition. Studies on the genre of delivering bad news by doctors and the linguistic features used that are realized in medical-themed movies have not been widely studied. Therefore, this study aims to describe the generic structure and linguistic features used by doctors to convey bad news in The Resident movie. This study used content analysis as research design and Systemic Functional Linguistics (SFL) as tool of analysis. The data used was the doctors’ speeches when delivering bad news in The Resident Season 5. In addition, this study employed a genre analysis of the Systemic Functional Linguistics point of view to analyze the data. The results showed that the generic structure of telling bad news in a clinical context is *(Preparing Patient)^*<(Explaining Reason)>^*<Telling Bad News>^*<(Reinforcing Patient)>^*<(Explaining Procedure)>^*(Offering Choices). In addition, several linguistic features are used by doctors to convey bad news including the use of present and future tenses, conditional sentences, lexical cohesion markers 'but', sentences, and negative lexical markers 'not'. The findings in this study can be used to develop English for Specific Purposes course material. 
APRESIASI TUBUH DAN KEBIASAAN MAKAN PADA MAHASISWA KEPERAWATAN Dedah Ningrum; Amanda Puspanditaning Sejati; Roro Nur Fauziyah
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2164

Abstract

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, Kabupaten Sumedang pada kelompok usia di atas 18 tahun terdapat masalah gizi kurus (9,16%) , berat badan lebih (11,41%), dan obesitas (23,61%). Hal ini menunjukkan adanya kebiasaan makan yang kurang sehat di masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi adanya hubungan  antara umur, jenis kelamin dan apresiasi tubuh dengan kebiasaan makan mahasiswa. Metode penelitian survei deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional. Responden diambil secara purposive sampling, sebanyak 78 mahasiswa prodi DIII keperawatan UPI kampus Sumedang. Apresiasi tubuh menggunakan kuesioner Body Appreciation Scale-2. Kebiasaan makan  menggunakan kuesioner  Adolescent Food Habits Checklist. Analisis menggunakan uji Chi-Square. Hampir seluruh mahasiswa adalah perempuan  78,2% dan berumur 19-22 tahun 76,9%. Sebagian besar  memiliki apresiasi tubuh puas 55,1% dan  kebiasaan makan kurang sehat  57,7%.  Terdapat hubungan antara apresiasi  tubuh dengan kebiasaan makan (p = 0,047). Apresiasi tubuh puas mempunyai peluang 2,87 kali untuk memiliki kebiasaan makan sehat. Mahasiswa diharapkan dapat menjaga atau meningkatkan apresiasi tubuh  melalui cara pandang positif dan menjalankan kebiasaan makan  sehat.
APRESIASI TUBUH DAN KEBIASAAN MAKAN PADA MAHASISWA KEPERAWATAN Dedah Ningrum; Amanda Puspanditaning Sejati; Roro Nur Fauziyah
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2164

Abstract

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, Kabupaten Sumedang pada kelompok usia di atas 18 tahun terdapat masalah gizi kurus (9,16%) , berat badan lebih (11,41%), dan obesitas (23,61%). Hal ini menunjukkan adanya kebiasaan makan yang kurang sehat di masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi adanya hubungan  antara umur, jenis kelamin dan apresiasi tubuh dengan kebiasaan makan mahasiswa. Metode penelitian survei deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional. Responden diambil secara purposive sampling, sebanyak 78 mahasiswa prodi DIII keperawatan UPI kampus Sumedang. Apresiasi tubuh menggunakan kuesioner Body Appreciation Scale-2. Kebiasaan makan  menggunakan kuesioner  Adolescent Food Habits Checklist. Analisis menggunakan uji Chi-Square. Hampir seluruh mahasiswa adalah perempuan  78,2% dan berumur 19-22 tahun 76,9%. Sebagian besar  memiliki apresiasi tubuh puas 55,1% dan  kebiasaan makan kurang sehat  57,7%.  Terdapat hubungan antara apresiasi  tubuh dengan kebiasaan makan (p = 0,047). Apresiasi tubuh puas mempunyai peluang 2,87 kali untuk memiliki kebiasaan makan sehat. Mahasiswa diharapkan dapat menjaga atau meningkatkan apresiasi tubuh  melalui cara pandang positif dan menjalankan kebiasaan makan  sehat.
Pembinaan keterampilan berbahasa sunda berbasis pendekatan pasanggiri biantara tematik aparat pemerintah kecamatan Sukasari kota Bandung Dingding Haerudin; Amanda Puspanditaning Sejati; Danan Darajat
Jurnal Pasca Dharma Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpdpm.v2i1.29784

Abstract

Latar belakang dilakukan pengabdian dan pembinaan keterampilan berbicara bahasa Sunda ini yaitu semakin jarang penggunaan bahasa Sunda dalam situasi formal di kalangan aparat pemerintahan. Kegiatan yang bertema Pembinaan Keterampilan Bebahasa Sunda Berbasis Pendekatan Pasanggiri Tematik Aparat Pemerintah Kecamatan Sukasari ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan perasaan bangga memiliki bahasa Sunda sebagai bahasa daerah; 2) meningkatkan kesadaran berbahasa Sunda; dan 3) memiliki keterampilan berbahasa Sunda aparat pemerintah Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam Kegiatan pengabdian ini yaitu metode ceramah, metode latihan dan workshop, serta metode praktik/pasanggiri tematik. Hasil dari kegiatan pengabdian adalah jajaran aparat pemerintah Kecamatan Sukasari memperoleh pengalaman berbicara bahasa Sunda yang benar dan dapat diimplementasikan penggunaannya baik dalam situasi formal maupun nonformal. Di samping itu mereka dapat menyusun naskah pidato (biantara) yang baik dan benar. Kegiatan pengabdian untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Sunda di kalangan aparat pemerintahan semakin penting dilakukan, karena pada umumnya mereka belum memiliki kemampuan berbahasa Sunda yang baik. Juga kegiatan ini penting untuk meningkatkan kesadaran aparat memiliki bahasa Sunda sebagai bahasa identitas daerahnya.
Menumbuhkan geliat literasi digital pada remaja di kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang Amanda Puspanditaning Sejati; Iwa Lukmana; Deddy Suryana; Amir Amir
Jurnal Pasca Dharma Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpdpm.v2i1.30039

Abstract

Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilatarbelakangi oleh dua hal yaitu perlunya penguasaan literasi digital dan minimnya kemampuan remaja dalam memilah informasi digital. Oleh karena itu, program PkM bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada remaja mengenai kemampuan literasi digital. Metode yang digunakan ialah pelatihan dan pendampingan. Khalayak sasaran yang dilibatkan ialah remaja yang merupakan siswa sekolah menengah di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Beberapa hasil yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan program PkM ini ialah khalayak sasaran dapat memahami hal-hal berupa pentingnya penguasaan kemampuan literasi digital, ciri-ciri situs kredibel, cara mengidentifikasi hoaks, dan cara aman bermedia sosial. Secara tidak langsung, kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan literasi digital khalayak sasaran dapat dikatakan meningkat.
Peningkatan Pengetahuan Status Gizi pada Remaja Putri dalam Mencegah Kejadian Anemia di SMPN 1 Conggeang: Increase Knowledge of Nutrition Status on Women Adolesence to Prevent Anemia Cases at SMPN 1 Conggeang Emi Lindayani; Dedah Ningrum; Diding Kelana Setiadi; Reni Nuryani; Amanda Puspanditaning Sejati; Nunung Siti Sukaesih
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 5 (2023): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v8i5.4880

Abstract

The cases of anemia in adolescent women in Indonesia are still relatively high. There was an increase in the prevalence of anemia from 2013 to 2018 among the 15-24 year age group, from 18.4% to 32% or 14.7 million people. Anemia or low Hb levels caused by a lack of nutrients is characterized by a disturbance in hemoglobin synthesis due to a lack of nutrients that play a role in the formation of hemoglobin either due to lack of iron consumption or impaired absorption. The data on the children's health report from the Sumedang Health Office shows that adolescent women in Conggeang Junior High School are the second largest out of 29 sub-districts in the Sumedang area who are at risk of anemia, which is 58 people. The purpose of this community service is to increase the knowledge and understanding of students of Conggeang 1 Junior High School about anemia so that it can prevent anemia and, ultimately, the growth and development of children. The method used is to provide health education about anemia, iron-containing nutrition, and about blood-added tablets. The result of this community service is an increase in knowledge of the pre-test scores of participants in the implementation of health education by 48%, while the post-test scores of as much as 90.28%.
Gambaran Dampak Waktu Layar Terhadap Tidur Pada Remaja: Tinjauan Pelingkupan Haninan Salma Dianah; Nunung Siti Sukaesih; Amanda Puspanditaning Sejati
Jurnal Keperawatan Florence Nightingale Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52774/jkfn.v7i1.166

Abstract

Screen time is time spent watching television, using a laptop or computer, watching videos, playing games and using devices. In Indonesia, 62.5% of teenagers use social media for more than eight hours per day. Sleep is a basic human need or the main need in Abraham Maslow's hierarchical theory. The aim of this research is to determine the impact of screen time activities on teenagers. The method used was a systematic literature review. Articles were searched using the PubMed, Cochrane and Google Scholar databases. Articles were selected using the PRISMA flow diagram and the quality of the articles was analyzed using JBI (Joint Base Integrated). With eligibility criteria, namely 70% "Yes" score from all questions. Researchers use the boolean operators "AND" and "OR" in searching articles. As a result of the selection, there were 19 articles studied. The article was published in 2017-2023 with research locations in Saudi Arabia, China, India, Indonesia, Japan, Lebanon, Nepal, Pakistan, Taiwan and Turkey. All articles studied used a cross-sectional study design. The conclusion of this study is that screen time activities can have an impact on poor sleep quality, sleep disturbances, longer sleep latency and shorter sleep duration. Additionally, screen time can impact anxiety. stres, depression, overweight and low self-esteem.