Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISIS KATA NEGASI NICHT DI DALAM KALIMAT DENGAN KATA KONJUNGSI DI DALAM NOVEL DER EINZIG WAHRE IVAN KARYA KATHERINE APPLEGATE Nursyifa Aprianti Sugiman; Amir Amir; Nuki Nurhani
Allemania Vol 11, No 1 (2021): Allemania - Juni 2021
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi, untuk menyampaikan informasi tentang tujuan, kebutuhan, pendapat, atau keinginan. Seringkali dapat terjadi penyangkalan atau penolakan karena perbedaan perspektif, yang kemudian dapat ditunjukkan dengan kata negasi. Dalam komunikasi tertulis maupun lisan dalam bahasa Jerman, terdapat kata-kata negasi seperti nein, nicht, atau kein. Di dalam kalimat dengan kata konjungsi bisa terdapat juga kata negasi. Novel der einzig wahre Ivan adalah novel yang telah dianugerahi penghargaan oleh New York Times sebagai New York Times Best Seller dan Newbery Medal #1. Novel ini ditulis oleh Katherine Applegate atau K.A. Applegate pada tahun 2012 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh Ingrid Ickler pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui letak kata negasi nicht serta pengaruhnya terhadap keseluruhan kalimat dengan kata konjungsi. Sebagai hasil penelitian, beberapa data termasuk ke dalam Satznegation, dan beberapa data lainnya termasuk ke dalam Sondernegation. Di dalam kalimat dengan kata konjungsi atau kata penghubung, kata negasi nicht dapat menyangkal seluruh kalimat, atau hanya satu kalimat, tergantung dari fungsi kata konjungsi yang digunakan sebagai penghubung di dalam kalimat tersebut. Meskipun begitu, terdapat pula beberapa pengaruh lainnya. Misalnya, ada kemungkinan bahwa kata negasi nicht kehilangan makna negatifnya, karena berfungsi sebagai penekanan dalam kalimat, atau karena terdapat kata negasi lain di dalam kalimat, sehingga makna negatif dari kata negasi tidak lagi berlaku. Penelitian ini dimaksudkan agar pembaca memahami kata negasi nicht dan dapat menempatkannya secara tepat dalam kalimat. Selain itu, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
(Book Report) Pädagogische Kompetenz, Identität, und Professionalität Amir Amir
Allemania Vol 1, No 1 (2011): Allemania - Juni 2011
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buku yang terdiri dari 5 (lima) bab dan dikemas dalam276 halaman ini ditulis oleh Monika Rapold berdasarkanhasil kajian teoretik dan empirik dengan ukuran kertas20,8 x 15 x 1,6 cm serta ISBN-10: 3834001341. Buku iniditerbitkan dalam bahasa Jerman oleh penerbit SchneiderVerlag Hohengehren Berlin tahun 2009. Rapold sendirimengajar di Universitas Bamberg dalam bidang AllgemeinePädagogik setelah dia menyelesaikan promosinya tahun2000 di universitas tersebut.
ANALISIS KATA SIFAT DARI PARTIZIPIEN DALAM ROMAN „SOWIESO UND ÜBERHAUPT“ KARYA CHRISTINE NÖSTLINGER Novilia Putri Dwi Ikhwaningdyah; Putrasulung Baginda; Amir Amir
Allemania Vol 11, No 2 (2021): Allemania - Desember 2021
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam sebuah karya sastra tertulis terdapat beberapa aspek yang dapat membantu seorang penulis menyampaikan pesan yang ingin disampaikannya atau menggambarkan situasi yang ingin dijelaskannya. Salah satu dari aspek tersebut adalah kata sifat (Adjektiv). Yang dijadikan fokus pada penelitian ini bukan hanya kata sifat biasa, melainkan kata sifat yang terbentuk dari Partizipien. Karena novel dari Christine Nöstlinger dengan judul „Sowieso und Überhaupt“ mengandung banyak sekali kata sifat dari Partizipien, data yang akan digunakan dalam penelitian ini diambil dari novel tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bentuk dari kata sifat dari Partizipien, apakah kata sifat tersebut berinfleksi/terdeklinasi atau tidak, lalu (2) untuk mengetahui fungsi dari kata sifat-kata sifat tersebut. Hal ini kemudian dapat membantu memahami arti dari kata sifat yang terbuat dari Partizipien dan mempermudah memahami karya sastra tertulis. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Data yang sudah dikumpulkan akan dilihat bentuknya (flektiert atau nicht) dan diklasifikasikan ke dalam dua bagian tersebut. Pada klasifikasi ini dapat diketahui bahwa (1) beberapa kata sifat yang terbentuk dari Partizipien dalam novel „Sowieso und Überhaupt“ berinfleksi dan beberapa dapat digunakan tanpa infleksi; sebagaimana kata sifat seperti biasanya. Setelah itu, fungsi kata sifat dianalisis berdasarkan tempatnya di dalam kalimat. Analisis ini dibantu dengan klasifikasi sebelumnya, dimana beberapa kata sifat berinfleksi dan beberapa tidak. Hasil dari analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa (2) kata sifat dari Partizipien dalam novel „Sowieso und Überhaupt“ yang berinfleksi pasti akan memiliki fungsi attributif, sedangkan kata sifat yang tidak berinfleksi dapat memiliki kemungkinan dua fungsi. Jika kata sifat tersebut berdiri di tengah-tengah kalimat, ia akan memiliki fungsi aplikatif dan jika ia terhubung dengan sebuah kata kerja Kopula dan mendeterminasi sebuah subjek atau objek, maka ia akan memiliki fungsi predikatif sebagai kata sifat predikat. Berdasarkan hasil analisis, disarankan: (1) mengetahui fungsi kata sifat dari Partizipien agar dapat memahami makna kata sifat tersebut, dan (2) mengadakan penelitian lanjutan mengenai macam-macam kata kerja yang dideterminasi oleh kata sifat dengan fungsi aplikatif.
ANALISIS LATIHAN MEMBACA TINGKAT A2 PADA SITUS WWW.DEUTSCHLERNERBLOG.DE Siti Rahma; Ending Khoerudin; Amir Amir
Allemania Vol 11, No 2 (2021): Allemania - Desember 2021
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pemelajaran bahasa asing terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai. Salah satunya adalah keterampilan membaca. Untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca, pemelajar dapat menggunakan sumber belajar. Terdapat berbagai jenis sumber belajar, contohnya adalah situs web. Situs web ini sangat cocok bagi pemelajar, karena pemelajar dapat menggunakannya dengan mudah dan secara gratis. Banyak situs pemelajaran dimana pemelajar dapat mempelajari bahasa Jerman secara gratis, seperti situs www.deutschlernerblog.de. Penelitian ini berfokus pada latihan membaca tingkat A2. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) Jenis-jenis latihan membaca tingkat A2 yang disajikan pada situs www.deutschlernerblog.de, 2) Langkah-langkah mengerjakan latihan membaca tingkat A2, 3) Kesesuaian latihan membaca tingkat A2 dalam situs www.deutschlernerblog.de dengan Kriterienkatalog für Internet-Lernmaterial Deutsch als Fremdsprache. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Teori yang digunakan untuk menganalisis jenis latihan membaca pada situs ini yaitu teori Grotjahn. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: 1) Latihan membaca tingkat A2 pada situs www.deutschlernerblog.de menawarkan dua jenis latihan membaca, yaitu halboffene Aufgaben dan geschlossene Aufgaben. Bentuk latihan halboffene Aufgaben yang terdapat pada situs ini yaitu Lückentext dan bentuk latihan geschlossene Aufgaben yaitu multiple choice, richtig oder falsch dan Zuordnungsaufgaben, 2) Langkah-langkah mengerjakan latihan membaca tingkat A2 pada situs ini memiliki langkah-langkah yang berbeda pada setiap bentuk latihannya, tetapi multiple choice dan richtig oder falsch memiliki tahapan yang sama. Setiap bentuk latihan memiliki tahapan awal yang sama yaitu membaca penjelasan singkat terkait teks yang akan dibaca, 3) Latihan membaca tingkat A2 pada situs www.deutschlernerblog.de memenuhi enam kriteria dalam Kriterienkatalog für Internet-Lernmaterial Deutsch als Fremdsprache. Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan, disarankan agar pemelajar menggunakan situs ini sebagai sumber belajar untuk meningkatkan keterampilan membaca dengan menggunakan latihan membaca dan juga disarankan agar pengajar mencari satu jenis latihannya yang tidak disediakan pada situs ini, yaitu offene Aufgaben.
PENGETAHUAN TENTANG PENERJEMAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENERJEMAHAN BAHASA JERMAN KE DALAM BAHASA INDONESIA (Sebuah Kajian Konseptual-Teoretik) Amir Amir
Allemania Vol 1, No 2 (2012): Allemania - Januari 2012
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

untuk menerjemahkan sebuah teks bahasa sumber (TBSu) akan menghasilkanterjemahan yang isi dan pesannya mendekati teks bahasa sasaran (TBSa) sertaTBSa tersebut dapat dipahami pembaca sebagai pengguna terjemahan bila (1)paham mengenai hakikat penerjemahan itu sendiri; (2) cermat menentukan jenispenerjemahan yang akan digunakannya; (3) kedwibahasaan yang dimilikinyasepadan; dan (4) trampil memilih, memilah dan menentukan padanan kata,kalimat, paragraf dan teks dalam bahasa sasaran
KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN BAHASA JERMAN SEBAGAI BAHASA SUMBER KE DALAM BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA TARGET (Sebuah Kajian Konseptual-Teroretik) Amir Amir
Allemania Vol 2, No 1 (2012): Allemania - Juni 2012
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan menerjemahkan acapkali dipandang sebagai kemampuanmengalihkan kata-kata dari satu bahasa tertertu ke bahasa tertentu lainnya atausebagai suatu kekampuan mekanikal. Pemahan tersebut keliru, sebab kemampuanmenerjemahkan pada hakikatnya adalah kemahiran mengkomunikasikan pesanatau gagasan yang terdapat dalam teks bahasa sumber (TBSu) ke dalam teksbahasa sasaran (TBSa) dengan menggunakan pengetahuan kebahasaan, budaya,dan keahlian dalam bidang tertentu.
PENGGUNAAN INSTASTORY DALAM PEMBELAJARAN KONJUGASI VERBA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Fanny Puteri Cahyani; Lucky Herliawan Yanuar Amalputra; Amir Amir
Allemania Vol 11, No 2 (2021): Allemania - Desember 2021
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Verba dalam tata bahasa Jerman memiliki perbedaan dengan verba dalam tata bahasa Indonesia yakni adanya proses perubahan bentuk dari bentuk dasar atau infinit ke dalam bentuk finit atau bentuk verba yang dikonjugasikan. Salah satu bentuk perubahannya adalah verba tidak beraturan dimana perubahan tersebut berubah setelah bertemu dengan subjek dan kasus dalam kalimat. Oleh karena itu dengan aturan yang berbeda ini dan berdarkan pengalaman penulis, peserta didik kesulitan dalam mengkonjugasikan verba bahasa Jerman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) hasil belajar peserta didik dalam mengkonjugasikan verba bahasa Jerman sebelum menggunakan Instastory; 2) hasil belajar peserta didik dalam mengkonjugasikan verba sesudah menggunakan fitur Instastory; 3) efektivitas penggunaan fitur cerita aplikasi Instagram dalam pembelajaran konjugasi verba bahasa Jerman. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pra-eksperimen tipe One Group Pretest-Posttest dengan teknik pengumpulan data berupa tes sebanyak dua kali (pretest dan posttest) terhadap 25 sampel yang diambil dari kelas XII IBB SMA Negeri 15 Bandung. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 49,72 dengan kategori sedang dan diperoleh nilai rata-rata posttest sebesar 79,6 dengan kategori sangat tinggi. Hasil temuan memperoleh selisih nilai rata-rata pretest dan posttest (thitung) sebesar 10,454 menggunakan uji t berpasangan (two paired samples test) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Ini menunjukkan bahwa thitung ttabel (10,454 1,711) dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan fitur Instastory dalam pembelajaran konjugasi verba efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan dapat dijadikan alternatif pembelajaran.
PENERAPAN METODE REGENBOGENWÖRTER DALAM PEMBELAJARAN NOMINA BAHASA JERMAN Mustika Indah Sari; Amir Amir; Dani Hendra
Allemania Vol 11, No 2 (2021): Allemania - Desember 2021
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kosakata yang harus dikuasai oleh siswa dalam mempelajari bahasa Jerman adalah nomina. Nomina dalam bahasa Jerman memiliki karakteristik yang cukup mudah untuk dikenali yaitu pada awal kata selalu ditulis dengan huruf kapital dan semua nomina pasti memiliki artikel. Akan tetapi, berdasarkan dari pengalaman penulis ketika melaksanakan praktik Pengenalan Lapangan Satuan Pendidikan (PLSP) di sekolah, siswa mengalami kesulitan dalam penguasaan nomina. Metode Regenbogenwörter merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam meningkatkan penguasaan nomina bahasa Jerman siswa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) Pembelajaran nomina bahasa Jerman siswa sebelum penerapan metode Regenbogenwörter. 2) Pembelajaran nomina bahasa Jerman siswa setelah penerapan metode Regenbogenwörter. 3) Efektivitas metode Regenbogenwörter untuk meningkatkan pembelajaran nomina bahasa Jerman siswa. Dalam penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperiment atau Eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2020/2021, adapun sampel yang mewakili populasi adalah siswa kelas XI IBB sebanyak 25 orang. Disebabkan karena adanya penyebaran wabah Corona Virus Disease (COVID-19) maka perlakuan menggunakan aplikasi WhatsApp Group dan Zoom Meeting yang disebut sebagai pembelajaran dalam jaringan. Adapun hasil analisis data menunjukan bahwa nilai rata-rata tes awal siswa adalah 53,40, termasuk katagori “kurang baik” sedangkan nilai rata-rata tes akhir siswa adalah 81,20, termasuk katagori “baik”. Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara hasil tes awal (pretest) dan hasil tes akhir (posttest). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Regenbogenwörter efektif untuk meningkatkan pembelajaran nomina bahasa Jerman. Maka, metode Regenbogenwörter dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran nomina bahasa Jerman.
REPRODUKSI PESAN DALAM PENERJEMAHAN (Sebuah Kajian Konseptual-Teoretik) Amir Amir
Allemania Vol 3, No 1 (2013): Allemania - Juni 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Istilah reproduksi berasal dari kata bahasa Inggris to reproduce yangsecara denotatif berarti ‚mengungkapkan atau menghasilkan kembali’,sedangkan salah satu arti dari kata ‚pesan’ adalah ‚perintah, nasihat,permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepadaorang’1. Kaitannya dengan TBSu dalam proses penerjemahan ke dalamTBSa, maka kata tersebut bermakna gagasan atau ide yang terkandungdalam TBSu. Gagasan itu disampaikan dalam bahasa sasaran. Oleh karenaitu, reproduksi pesan meliputi (1) memahami TBSu; dan (2) mengungkapkembali pesan yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasasasaran.
Menumbuhkan geliat literasi digital pada remaja di kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang Amanda Puspanditaning Sejati; Iwa Lukmana; Deddy Suryana; Amir Amir
Jurnal Pasca Dharma Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpdpm.v2i1.30039

Abstract

Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilatarbelakangi oleh dua hal yaitu perlunya penguasaan literasi digital dan minimnya kemampuan remaja dalam memilah informasi digital. Oleh karena itu, program PkM bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada remaja mengenai kemampuan literasi digital. Metode yang digunakan ialah pelatihan dan pendampingan. Khalayak sasaran yang dilibatkan ialah remaja yang merupakan siswa sekolah menengah di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Beberapa hasil yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan program PkM ini ialah khalayak sasaran dapat memahami hal-hal berupa pentingnya penguasaan kemampuan literasi digital, ciri-ciri situs kredibel, cara mengidentifikasi hoaks, dan cara aman bermedia sosial. Secara tidak langsung, kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan literasi digital khalayak sasaran dapat dikatakan meningkat.