Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan

ANALYSIS OF TECHNICAL RISK AT CONSTRUCTION PROJECT BY USING FUZZY LOGIC METHOD (CASE STUD: GRAND SUNGKONO LAGOON) Dwi Praseptiawan Rhosani; Yeny Dhokhikah; Anita Trisiana
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 4 No 1 (2020): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v4i1.9328

Abstract

The High Rise Building Construction projects have a complexity of the work and a complex structural design that cause the large possibility of technical risk. It is crucial to do a technical risk assessment analysis for the classification of technical risk and how to handle it. The purpose of this research was to identify technical risks and risk responses to high category technical risk in the Grand Sungkono Lagoon project, Surabaya. The identifications were done by conducting a validated literature study with a preliminary survey. This research used a fuzzy logic method to assess the process of technical risk and it was assisted with MATLAB 2015a application by distributing the main questionnaire to selected respondents. From the result of the analysis, there were 7 high-level technical risk variables which consist of the effect of weather on the implementation, the difficulty mounting formwork and scaffolding at altitude, the existence of design changes, re-work, unsuitable system planning, poor equipment maintenance and wrong implementation methods. Proyek konstruksi High Rise Building memiliki kompleksitas pekerjaan dan desain struktur yang rumit sehingga kemungkinan terjadinya risiko teknis sangat besar. Analisis penilaian risiko teknis sangat penting dilakukan untuk penggolongan risiko teknis dan cara penanganannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi risiko teknis dan respon risiko terhadap risiko teknis kategori tinggi pada proyek Grand Sungkono Lagoon, Surabaya. Identifikasi dilakukan dengan melakukan studi literatur yang divalidasi dengan survey pendahuluan. Proses penilaian risiko teknis pada penelitian ini menggunakan metode Fuzzy Logic dibantu aplikasi MATLAB 2015a dengan menyebarkan kuisioner utama pada responden terpilih. Hasil analisis di dapat 7 variabel risiko teknis kategori tinggi yaitu pengaruh cuaca pada pelaksanaan, kesulitan pemasangan bekisting dan perancah di ketinggian, adanya perubahan desain, pekerjaan ulang, system yang tidak sesuai perencanaan, pemeliharaan peralatan yang buruk dan metode pelaksanaan yang salah.
DEVELOPMENT OF CLEAN WATER DISTRIBUTION NETWORK SYSTEM IN GENTENG SUB-DISTRICT BANYUWANGI USING EPANET 2.0 PROGRAM Ayu Rahmad Jayanti; Ririn Endah Badriani; Yeny Dhokhikah
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 3 No 2 (2019): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.117 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v3i2.12366

Abstract

The clean water distribution in the Genteng Subdistrict, Banyuwangi Regency is included in the service area of the Zone 1 PDAM tile unit. The 60 liters/second reservoir discharge capacity is obtained from Sumber Umbul Sari in the Glenmore District. The distribution of clean water in Zone 1 is still less than 70% of the area served, as the installed discharge capacity is estimated to be insufficient. In order to achieve the distribution goal, a network system must be developed by adding direct debits and planning a new pipeline. The Epanet 2.0 program simplifies the calculation of pipeline networks by integrating elevation data, network maps, pipeline specification, and load. The analysis of the simulation results was conducted using the Public Works Minister's hydraulic parameter standards 2007. Planning of a distribution network and a cost budget in 2029 were done to estimate the water supply needs and budgets required. The hydraulic simulation results based on the analysis of the pressure of all joints are in accordance with the standard, while the analysis of the velocity in pipe is less standard. The need for water discharge in 2029 is 71.6 liters/second. In Kembiritan Village, the construction of distribution pipes with an additional reservoir unit was planned. The planned pipe dimensions in the development area were 25 mm at 796 meters, 50 mm at 4062 meters, and 75 mm at 1518 meters. The cost of planning a clean water distribution system in 2029 is Rp. 1,431,375,000.00. Distribusi air bersih di Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah pelayanan Zona 1 PDAM unit Genteng. Kapasitas debit reservoir sebesar 60 liter/detik berasal dari sumber umbul sari di Kecamatan Glenmore. Pendistribusian air bersih di wilayah Zona 1 masih kurang dari 70% wilayah yang terlayani, karena diperkirakan kapasitas debit yang terpasang kurang mencukupi. Untuk memenuhi target pemerataan distribusi perlu pengembangan sistem jaringan dengan penambahan debit dan perencanaan jaringan pipa baru. Program Epanet 2.0 memudahkan dalam perhitungan jaringan perpipaan dengan mengintegrasi data elevasi, peta jaringan, spesifikasi pipa dan debit. Analisis hasil simulasi menggunakan standar parameter hidrolis Permen PU 2007. Perencanaan pengembangan jaringan distribusi dan anggaran biaya pada tahun 2029 guna memperkirakan debit kebutuhan air dan anggaran biaya yang dibutuhkan. Hasil simulasi hidrolis berdasarkan analisis tekanan semua junction telah sesuai standar, sedangkan analisis kecepatan masih di bawah standar. Kebutuhan debit air tahun 2029 sebesar 71,6 Liter/detik. Pengembangan pipa distribusi direncanakan di Desa Kembiritan dengan tambahan satu unit reservoir. Dimensi pipa rencana di wilayah pengembangan digunakan diameter 25 mm sepanjang 796 m, diameter 50 mm sepanjang 4062 m dan diameter 75 mm sepanjang 1518 m. Biaya perencanaan sistem distribusi air bersih tahun 2029 sebesar Rp. 1.431.375.000,00.
Analisis Sistem Plambing Air Bersih dan Air Buangan pada Proyek Pembangunan Integrated Laboratory for Engineering Biotechnology David Firman Sudrajat; Yeny Dhokhikah; Ririn Endah Badriani
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.20942

Abstract

When this article is written, University of Jember is conducting a development project for Integrated Laboratory Engineering Biotechnology. In building construction, good plumbing system planning is needed. For this reason, a study was carried out by comparing DED of the plumbing system with the results of calculations according to SNI 2015 based on the number of occupants. The building requires a water discharge of 550 L/minute or 792 m3/day (based on SNI 8153-2015) and 620 L/minute or 893 m3/day (based on DED Figure), while the wastewater discharge is 212 m3/day. The diameter of the clean water used ranges from 2-2.5 inches or 50-60 mm. The underground tank volume is 106 m3 and the roof tank is 40 m3. According to DED Figure, the underground tank volume is 120 m3 and the roof tank is 45 m3. The diameter of the wastewater pipe based on the minimum plumbing tool (SNI 8153-2015) ranges from 80-100 mm and the diameter of the vent pipe ranges from 80-100 mm. The calculation based on the DED Figure shows that the diameter of the exhaust pipe ranges from 100-125 mm, while the diameter of the vent pipe ranges from 80-125 mm. ABSTRAK Saat artikel ini dibuat, Universitas Jember sedang melakukan proyek pembangunan Integrated Laboratory Engineering Biotechnology yang terdiri atas 6 lantai. Dalam suatu pembangunan gedung dibutuhkan suatu perencanaan sistem plambing yang baik. Untuk itu dilakukan penelitian dengan membandingkan DED sistem plambing dengan hasil perhitungan sesuai SNI 2015. Penelitian ini dilakukan sebagai bahan perbandingan dan masukan pada proyek pembangunan gedung. Gedung Laboratory Engineering Biotechnology membutuhkan debit air sebesar sebesar 550 L/menit atau 792 m3/hari (berdasarkan SNI 8153-2015), dan 620 L/menit atau 893 m3/hari (berdasarkan Gambar DED), sedangkan debit air buangan sebesar 212 m3/hari (sesuai SNI 8153-2015) dan 238 m3/hari (sesuai Gambar DED). Diameter air bersih yang terpakai berkisar antara 2-2,5 inci atau 50-60 mm. Didapatkan volume tangki bawah tanah sebesar 106 m3 dan tangki atap sebesar 40 m3. Menurut Gambar DED didapatkan volume tangki bawah tanah sebesar 120 m3 dan tangki atap sebesar 45 m3. Diameter pipa air buangan berdasarkan minimum alat plambing (SNI 8153-2015) berkisar antara 80-100 mm dan diameter pipa ven berkisar antara 80-100 mm. Adapun berdasarkan Gambar DED didapatkan diameter pipa air buangan berkisar antara 100-125 mm, sedangkan diameter pipa ven berkisar antara 80-125 mm.
Analisis Sistem Plambing Air Bersih dan Air Buangan pada Proyek Pembangunan Integrated Laboratory for Engineering Biotechnology David Firman Sudrajat; Yeny Dhokhikah; Ririn Endah Badriani
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

When this article is written, University of Jember is conducting a development project for Integrated Laboratory Engineering Biotechnology. In building construction, good plumbing system planning is needed. For this reason, a study was carried out by comparing DED of the plumbing system with the results of calculations according to SNI 2015 based on the number of occupants. The building requires a water discharge of 550 L/minute or 792 m3/day (based on SNI 8153-2015) and 620 L/minute or 893 m3/day (based on DED Figure), while the wastewater discharge is 212 m3/day. The diameter of the clean water used ranges from 2-2.5 inches or 50-60 mm. The underground tank volume is 106 m3 and the roof tank is 40 m3. According to DED Figure, the underground tank volume is 120 m3 and the roof tank is 45 m3. The diameter of the wastewater pipe based on the minimum plumbing tool (SNI 8153-2015) ranges from 80-100 mm and the diameter of the vent pipe ranges from 80-100 mm. The calculation based on the DED Figure shows that the diameter of the exhaust pipe ranges from 100-125 mm, while the diameter of the vent pipe ranges from 80-125 mm. ABSTRAK Saat artikel ini dibuat, Universitas Jember sedang melakukan proyek pembangunan Integrated Laboratory Engineering Biotechnology yang terdiri atas 6 lantai. Dalam suatu pembangunan gedung dibutuhkan suatu perencanaan sistem plambing yang baik. Untuk itu dilakukan penelitian dengan membandingkan DED sistem plambing dengan hasil perhitungan sesuai SNI 2015. Penelitian ini dilakukan sebagai bahan perbandingan dan masukan pada proyek pembangunan gedung. Gedung Laboratory Engineering Biotechnology membutuhkan debit air sebesar sebesar 550 L/menit atau 792 m3/hari (berdasarkan SNI 8153-2015), dan 620 L/menit atau 893 m3/hari (berdasarkan Gambar DED), sedangkan debit air buangan sebesar 212 m3/hari (sesuai SNI 8153-2015) dan 238 m3/hari (sesuai Gambar DED). Diameter air bersih yang terpakai berkisar antara 2-2,5 inci atau 50-60 mm. Didapatkan volume tangki bawah tanah sebesar 106 m3 dan tangki atap sebesar 40 m3. Menurut Gambar DED didapatkan volume tangki bawah tanah sebesar 120 m3 dan tangki atap sebesar 45 m3. Diameter pipa air buangan berdasarkan minimum alat plambing (SNI 8153-2015) berkisar antara 80-100 mm dan diameter pipa ven berkisar antara 80-100 mm. Adapun berdasarkan Gambar DED didapatkan diameter pipa air buangan berkisar antara 100-125 mm, sedangkan diameter pipa ven berkisar antara 80-125 mm.