Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Identifikasi Stabilitas Lereng Tanah Longsor Menggunakan Metode Elemen Hingga Alfadhella Ridwan; Muhardi; Muhammad Yusa
JURNAL TEKNIK Vol. 13 No. 2 (2019): Edisi Oktober 2019
Publisher : JURNAL TEKNIK UNILAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/teknik.v13i2.3598

Abstract

Tanah longsor merupakan salah satu bencana yang mempunyai tingkat kerusakan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi stabilitas lereng yang dimodelkan dengan menggunakan Metode Elemen Hingga yaitu program Plaxis V.8.2. Data yang digunakan berupa data dimensi lereng, data properties material, dan data properties perkuatan. Data – data ini kemudian digunakan sebagai data input dalam pemodelan. Pemodelan dilakukan pada kondisi sebelum perkuatan dan kondisi setelah perkuatan. Perkuatan yang diberikan pada lereng berupa perkuatan tiang pancang dan dinding penahan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai faktor keamanan sebelum perkuatan sebesar 1,19 dan nilai faktor keamanan setelah perkuatan sebesar 1,48. Hal ini membuktikan bahwa perkuatan tiang pancang dan dinding penahan tanah dapat meningkatkan nilai faktor keamanan lereng.
Mencari, menemukan, dan memoles model petani ramah gambut Ahmad Muhammad; Nurul Qomar; Sigit Sutikno; Muhammad Yusa; Besri Nasrul; Arifudin Arifudin; Radith Mahatma
Unri Conference Series: Community Engagement Vol 2 (2020): Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/unricsce.2.571-576

Abstract

Friendly peatland utilization is often regarded as ‘difficult’, ‘adding new cost,” and ‘unfavorable’ to the cultivated crops. Such views appear to restrain farmers in general to adopt friendlier methods in utilizing peatlands. In response to the call for improving their practices farmers often demand proven peat-friendly but profittable practices. Therefore, convincing evidences, such as successful farmers with such practices as models, are needed. In one of villages in Siak regency, Riau Province, we encountered a farmer figure that is potentially promoted as a model in this regard. However, after evaluating what he really practiced, we found that some improvements were needed to make his practices truly peat friendlier. Our paper concerns the results of our interactions with this figure in order to improve the: (a) control of groundwater level; (b) prevention of peat decomposition; (c) prevention of peat subsidence; (d) reduction of carbon emission; (e) diversification of the farm’s products; (f) aesthetic value of the farm; and (g) promotion to potential visitors and market the farm’s products.
Penilaian Tingkat Kerusakan Pesisir Pulau Singkep Sebagai Upaya Mitigasi Kerusakan Pantai Erza Ismi Lariza; Manyuk Fauzi; Muhammad Yusa
SAINSTEK Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35583/js.v10i2.159

Abstract

Pulau Singkep merupakan daerah Pulau yang di kelilingi oleh pantai yang menunjukkan pulau singkep termasuk dalam kategori wilayah pesisir pantai. Luas Pulau Singkep 3.615,56 km2 terdiri dari 384,15 km2 daratan dan 3.231,40 km2 lautan . Kawasan pesisir menghadapai berbagai tekanan dan pengembangan dan perubahan. Oleh karena itu pantai selalu mengalami perubahan, diantaranya perubahan lingkungan yang dapat disebabkan akibat aktivitas manusia. Perubahan tersebut berdampak pada perubahan garis pantai. Mengingat kondisi daerah permukiman dan akses transportasi seperti jalan yang ada di pesisir pantai hal ini dianggap cukup penting untuk di lakukan analisa. Salah satu cara yang dapat di lakukan dalam pencegahan timbulnya bencana di kawasan pesisir pantai ialah dengan melakukan penilaian tingkat kerusakan pantai. Salah satu cara yang dapat di lakukan dalam upaya mitigasi bencana di kawasan pesisir pantai ialah dengan melakukan penilaian tingkat kerusakan pantai. Penelitian ini menggunakan Surat Edaran Mentri Pekerjaan Umum No.08/SE/M/2010 tentang Pemberlakuan pedoman penilaian kerusakan pantai dan prioritas penangananya sebagai penilain pembobotan kerusakan pantai di Pulau Singkep. Hasil dari penilaian tingkat kerusakan pantai di Pulau Singkep ialah terdapat 2 buah nilai skala prioritas yaitu B dan D. Kategori prioritas utama terletak di Desa Lanjut, Desa Berindat, Desa Dabo Lama dan Desa Batu Berdaun dengan skala B yang memiliki nilai bobot kerusakan 226- 300.
Analisis Daya Dukung Fondasi Sumuran Dengan Variasi Bentuk Dan Kedalaman Pada Tanah Lunak Epi Mili Yanti; Ferry Fatnanta; Muhammad Yusa
SAINSTEK Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35583/js.v10i2.163

Abstract

Tanah lunak pada umumnya mempunyai kekuatan geser lebih rendah dari tanah berbutir kasar. Apabila tanah lunak digunakan sebagai pendukung fondasi dan bangunan sangat tidak menguntungkan, karena akan banyak kerugian yang ditimbulkan. Meskipun kerusakan yang diakibatkan tidak bersifat mendadak dan langsung namun kerugian secara materi yang diakibatkan akan cukup besar, oleh karena itu perlu di rencanakan fondasi apa yang sesuai dengan kondisi tanah lunak yang ada di Riau. Fondasi sumuran adalah salah satu alternatif yang layak dicoba digunakan pada tanah lunak. Perilaku daya dukung fondasi sumuran dengan variasi bentuk dan kedalaman fondasi memiliki kesamaan perilaku yaitu pada akhir kurva masih menunjukkan bahwa pada akhir penurunan masih terjadi peningkatan beban. Perbedaan daya dukung ini dikarenakan perbedaan bentuk fondasi, sekalipun dengan panjang dan diameter yang sama fondasi memiliki daya dukung yang berbeda. Adanya perbedaan bentuk pada fondasi sumuran tersebut membuat adanya perbedaan daya dukung antara fondasi bentuk lingkaran dan fondasi bujur sangkar. Untuk ukuran fondasi panjang 30 cm perbedaannya 4,55%, untuk ukuran fondasi panjang 45 cm perbedaanya 13,43%, untuk ukuran fondasi panjang 60 cm perbedaanya 34,41%. Fondasi sumuran bentuk lingkaran dengan panjang 60 cm memiliki daya dukung terbesar yaitu 45,7 N, dan yang terkecil fondasi sumuran bentuk bujur sangkar yaitu 33 N. Panjang fondasi menjadi penyebab kemampuan fondasi sumuran menahan beban lebih besar daripada fondasi yang lebih pendek lainnya. Berdasarkan hitungan secara teoritis dengan metode Cooke dan Whitaker (1966) memiliki hasil lebih besar dari pada hasil pengujian di laboratorium menggunakan metode Terzaghi & Peck (1967) . Hal ini dikarenakan data-data parameter tanah seperti kohesi, sudut geser, dan berat volume dilapangan tidak homogen sedangkan dalam perhitungan teoritis data-data tersebut diasumsikan homogen untuk rentang luas dan kedalaman tertentu. Adapun persentase selisih kapasitas daya dukung fondasi antara lain ,untuk ukuran fondasi lingkaran panjang 30 cm perbedaannya 56,52%, untuk ukuran fondasi panjang 45 cm perbedaanya 64,87%, untuk ukuran fondasi panjang 60 cm perbedaanya 67,16%. untuk ukuran fondasi bujur sangkar panjang 30 cm perbedaannya 68,30%, untuk ukuran fondasi panjang 45 cm perbedaanya 76,44%, untuk ukuran fondasi panjang 60 cm perbedaanya 81,15%.
Efektivitas komunikasi jarak-jauh dalam melanjutkan pendampingan masyarakat: Pengalaman revegetasi gambut di tiga Kabupaten di Provinsi Riau Ahmad Muhammad; Nurul Qomar; Radith Mahatma; Sigit Sutikno; Zuli Laili Isnaini; Muhammad Yusa
Unri Conference Series: Community Engagement Vol 4 (2022): Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/unricsce.4.149-156

Abstract

Community engagement is often abruptly terminated as a project has to be officially ended following the termination of the fiscal year, which often leads to direct contact break off between project executors and their local counterparts. Consequently, a project initiated in the previous year may not persist in the following years. One strategy to cope with this problem is to use long-distance communication via handphone (HP) to continue the engagement of local counterparts. Our paper shares our experience as counterpart of Badan Restorasi Gambut (BRG) in engaging local communities carrying out peatland revegation in Bengkalis, Siak, and Kepulauan Meranti Regency of Riau. Revegetation was implemented as production and planting of natural forest tree seedlings. This paper evaluates the effectiveness of using long-distance communication for continuing our engagement in peatland revegetation. In our communications, technical and non-technical constraints of revegetation as well as the perceptions and expectations of our counterparts were discussed. We concluded, long-distance communication helps maintain “bonding” between project executors and their local counterparts, so that they do not feel left alone after a project has been formally terminated. Nevertheless, long-distance communication that is not accompanied with a real financial support to cover costs, eventually will not be sufficient.
Analisis Tingkat Kerentanan Wilayah Pesisir Di Pulau Mendol T. Riana Maharlika; Muhammad Yusa
SAINSTEK Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35583/js.v11i1.188

Abstract

Pesisir Pulau Mendol merupakan wilayah yang dinamis karena langsung berhadapan dengan selat malaka. Kondisi dinamis tersebut dapat mempengaruhi kerentanan pesisir. Kerentanan Pulau Mendol terhadap perubahan kenaikan muka air laut disebabkan karena beberapa faktor fisik di laut dan di darat. Upaya mencegah dampak yang ditimbulkan akibat bencana di kawasan pesisir dapat dilakukan dengan melakukan analisis kerentanan wilayah pesisir. Analisis penentuan kerentanan wilayah pesisir dapat dilakukan dengan penilaian terhadap kondisi fisik daerah pesisir. Penilaian tingkat kerentanan pesisir pada penelitian ini menggunakan metode CVI (Coastal Vulnerability Index). CVI adalah metode ranking relatif berbasis skala indeks dari parameter fisik seperti: perubahan garis pantai, lebar sabuk hijau, penggunaan lahan, panjang kerusakan dan lebar pantai, jarak pasang surut, kenaikan muka air laut, dan tinggi gelombang. Hasil yang diperoleh dari metode CVI menunjukkan bahwa tingkat kerentanan Pulau Mendol tergolong pada kategori kerentanan sedang. Daerah yang berada pada kategori ini berada di Segmen 1 dengan nilai CVI yang berada di kisaran 25-50. Sedangkan pada Segmen 2, Segmen 3, Segmen 4 memiliki nilai CVI 0-25. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Segmen 2, Segmen 3, Segmen 4 memiliki tingkat kerentanan pada kategori rentan. Sedangkan pada Segmen 5 memiliki nilai CVI 50-75. Kenaikan muka air laut tertinggi yaitu di Segmen 3, Segmen 4, Segmen 5 sebesar 0,19 m dan kenaikan muka air laut terendah yaitu di Segmen 2 sebesar 0,17 m. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Segmen 3, Segmen 4, Segmen 5 memiliki tingkat kerentanan pada kategori yang tinggi. Perolehan nilai CVI tersebut menunjukkan bahwa hampir keseluruhan wilayah Pulau Mendol memiliki nilai CVI yang berbeda-beda sehingga berada pada tingkat kerentanan kategori rentan terhadap perubahan kenaikan muka air laut di wilayah pesisir.
ANALYSIS OF PEAK EARTHQUAKE ACCELERATION (PGA) VALUE IN THE DUMAI DURI KANDIS ROAD AREA KM 68 + 975 USING PSEUDOSTATIC ANALYSIS Tiara Mahardika; Muhammad Yusa; Syawal Satibi
Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil Vol 12 No 3 (2023): Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil
Publisher : LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jpensil.v12i3.36548

Abstract

This study aims to analyze the acceleration value of peak earthquakes with pseudostatic in Riau Province using exploratory research. Earthquakes are one of the natural disasters that often occur in Indonesia. In addition to its high intensity, the impact caused often causes a lot of losses. As one of a high potentialy seismic activity province, Riau is vulnerable to earthquake disasters, the road sections are traversed by heavily loaded vehicles such as on Jalan Dumai Duri Kandis KM 68 + 975 which borders several areas at high risk of earthquakes, so an analysis of the acceleration value of peak earthquakes is needed. The results were found that the earthquake plan that can be used on the Dumai Duri Kandis KM 68 + 975 road section for analysis is PGA = 0.25-0.3g and PGA = 0.25g is taken, the average N-SPT value obtained is 10, based on the average N-SPT value obtained the site classification for its location in the form of soft soil, based on the site classification obtained, the amplification factor for the PGA Soft Land site class = 0.2, Ss = 0.5 is 1.7 while for the Soft Land site class PGA = 0.3, Ss = 0.75 is 1.2. After interpolating obtained FPGA value = 1.45 (for PGA = 0.25), the peak acceleration value of the earthquake on Dumai Kandis Road was 0.1088 g which was needed to analyze slope stability using soil parameter data sourced from laboratory to obtain more accurate safety factor.