Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Autopoiesis Sistem Sosial dalam Diskursus Penyelesaian Persoalan Bencana Asap di Indonesia Arifudin Arifudin; Hermin Indah Wahyuni; F Trisakti Haryadi
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 17, No 1 (2019)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v17i1.3508

Abstract

Kebakaran lahan gambut, sebagai penyebab bencana asap adalah persoalan yang sangat kompleks. Bahkan, ketika bencana asap di tahun 2015 masih kuat dalam ingatan kolektif masyarakat di Pulau Kalimantan dan Sumatera, kebakaran terjadi lagi di tahun 2018. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana para pihak berkomunikasi dalam menemukan solusi permanen penyelesaian bencana asap. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara melakukan analisis diskursus dari FGD dan wawancara mendalam di Riau dan Kalimantan Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem sosial masyarakat bersifat autopoiesis. Masing-masing pihak terbuka untuk mendengar pandangan pihak lain, namun akan tetap mengacu kepada kepentingannya masing-masing. Hasil penelitian ini menyarakan kepada para pihak untuk tidak memaksakan ego kepentingannya masing-masing dalam penyelesaian kebakaran lahan gambut di Indonesia.
Dinamika Penggunaan, Kebakaran, dan Upaya Restorasi Lahan Gambut: Studi Kasus di Desa Tanjung Leban, Bengkalis Arifudin Arifudin; Almasdi Syahza; Osamu Kozan; Kei Mizuno; Kosuke Mizuno; Zuli Laili Isnaini; Wahyu Iskandar; Sunawiruddin Hadi; Asnawi Asnawi; Ayu Aizatul Natasya; Hasrullah Hasrullah
Unri Conference Series: Agriculture and Food Security Vol 1 (2019): Seminar Nasional Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.101 KB) | DOI: 10.31258/unricsagr.1a6

Abstract

Pemanfaatan lahan gambut dalam kegiatan pertanian, terutama untuk perkebunan menjadi sorotan akhir-akhir ini, akibat terjadinya kebakaran lahan gambut sebagai penyebab bencana asap selama 18 tahun di Indonesia. Tulisan ini bertujuan menguraikan persoalan penggunaan lahan gambut, kejadian kebakaran, dan restorasi lahan gambut dari perspektif sosial ekonomi. Telah dilakukan penelitian dengan pendekatan studi kasus di Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terstruktur dan mendalam, FGD, dan observasi partisipatif dengan cara tinggal bersama masyarakat. Dari data yang dikumpulkan, dapat dikatakan bahwa persoalan lahan untuk pertanian adalah kompleks, terutama persoalan kepemilikan lahan oleh orang luar Desa. Masyarakat pada umumnya latah melakukan budidaya tanaman sawit, namun sayangnya lahan selalu terbakar secara berulang. Kemudian ada upaya kegiatan restorasi gambut, sebagai usaha pemulihan lahan gambut terdegradasi akibat kekeringan dan kebakaran. Akan tetapi kegiatan restorasi tidak mudah dilakukan, dimana masyarakat merasakan bahwa restorasi adalah pilihan yang baik untuk menghindari kebakaran lahan gambut berulang, namun mereka mempertanyakan keuntungan ekonomi langsung dan kendala teknis seperti banjir yang mengganggu tanaman sawit yang dibudidayakan. Dari studi kasus ini tetap menyisakan pertanyaan upaya strategis apa yag dapat dilakukan dalam kegiatan restorasi gambut guna mendukung pengelolaan lahan yang berkelanjutan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PETANI KELAPA SAWIT RAKYAT BERPARTISIPASI DALAM SERTIFIKASI PRODUK DI KABUPATEN KAMPAR Rizka Emilia; Sakti Hutabarat; Arifudin Arifudin
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 11, No 1 (2014): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v11i1.14166

Abstract

Oil  palm  product  certification  consists  of  the  Roundtable  of  Sustainable Palm  Oil  (RSPO)  and  the  Indonesian  Sustainable  Palm  Oil  (ISPO).  RSPO certification is a voluntary certificate that must be met by oil palm mills to sell their products in international market. ISPO is a mandatory certificate that must be comply by grower and miller which operate their bisnis in Indonesia. A number of principles and criteria must be comply by smallholders  to obtain RSPO certificate. The objective of  this study  is to  analyse  farmer  perception  and  factors  that  influence  smallholder participation  in  certification  in  Kampar  Regency.  The  population  of  this  study  are scheme  smallholders  (NES/KKPA)  and  independent  smallholders.  This  study  use Summated  Likert  scale  rating  to  evaluate  farmers’  perception  and  binary  logistic regression  to assess smallholders participation. The results show that certification is very important while it is important for independent smallholders. Education and land size  are  factors  that  influnce  scheme  smallholders  in  participating  in  certification while eduction, land size and job are factors that influence independent smallholders.
Restorasi ekologi lahan gambut berbasis kelompok masyarakat melalui revegetasi di Desa Tanjung Leban Almasdi Syahza; Arifudin Arifudin; Osamu Kozan; Kei Mizuno; Michiko Hosobuchi; Hasrullah Hasrullah; Sunawiruddin Hadi; Asnawi Asnawi
Unri Conference Series: Community Engagement Vol 2 (2020): Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/unricsce.2.1-9

Abstract

Ecological restoration of peatlands is an effort to restore damaged peatland ecosystems caused by human activities, whether intentional or not. Tanjung Leban Village is one of the villages with a large area of degraded peatlands and always experiences peat fires. The ecological restoration of peatlands in Tanjung Leban Village is an activity of the JICA Partnership Program (JPP), a collaboration between JICA, Kyoto University, and Riau University. The method of community empowerment is through village facilitators who are allocated in the village. The series of implementation processes began with socialization which was then continued with the emerging of the groups, seedling, land clearing, and planting. In particular, the implementation of revegetation activities focuses on community participants who are members of the Peat Care Community Group (MPG). This activity is carried out on community land, with an area of 28.4 Ha and 23,450 trees. These trees are divided into 2 categories, namely natural wood and fruit trees. Community empowerment activities change the community’s behaviour of peatland management in term of preventing peatland fires.
Pemberdayaan masyarakat dalam membangun ketahanan pangan keluarga sebagai materi video edukasi di masa pandemi Covid-19 Arifudin Arifudin; Khairul Anwar; Nita Rimayanti; Angga Pramana; Yogi Riyantama; M Sahal; Ahmad Haitami
Unri Conference Series: Community Engagement Vol 2 (2020): Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/unricsce.2.58-65

Abstract

Household’s Food security during the Covid 19 pandemic, through the use of yards, can be conducted by the community independently such as hydroponic. However, people's understanding of hydroponic, especially in Pekanbaru, is still limited. Therefore, training for the community is needed as a community empowerment. These activities can be expanded through interesting educational videos. This community empowerment activity aims to increase community knowledge and skills regarding hydroponic technology during the pandemic, and is expected to become a post-pandemic household-scale economic enterprise. This community service activity is carried out by means of training and mentoring, as well as making a video to be widely disseminated through social media. The results of the community service activities show an increase in community knowledge and skills of hydroponic. After the training, the community independently has been aplicating hydroponic technology and biulding hydroponic group. This process is documented as educational video which is useful for the wider community in Pekanbaru City.
Mencari, menemukan, dan memoles model petani ramah gambut Ahmad Muhammad; Nurul Qomar; Sigit Sutikno; Muhammad Yusa; Besri Nasrul; Arifudin Arifudin; Radith Mahatma
Unri Conference Series: Community Engagement Vol 2 (2020): Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/unricsce.2.571-576

Abstract

Friendly peatland utilization is often regarded as ‘difficult’, ‘adding new cost,” and ‘unfavorable’ to the cultivated crops. Such views appear to restrain farmers in general to adopt friendlier methods in utilizing peatlands. In response to the call for improving their practices farmers often demand proven peat-friendly but profittable practices. Therefore, convincing evidences, such as successful farmers with such practices as models, are needed. In one of villages in Siak regency, Riau Province, we encountered a farmer figure that is potentially promoted as a model in this regard. However, after evaluating what he really practiced, we found that some improvements were needed to make his practices truly peat friendlier. Our paper concerns the results of our interactions with this figure in order to improve the: (a) control of groundwater level; (b) prevention of peat decomposition; (c) prevention of peat subsidence; (d) reduction of carbon emission; (e) diversification of the farm’s products; (f) aesthetic value of the farm; and (g) promotion to potential visitors and market the farm’s products.
IMPLEMENTASI UU SP3K PADA KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KOTA PEKANBARU ARIFUDIN ARIFUDIN; ERI SAYAMAR; SUSY EDWINA; WAHYUNI RIZKI
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 9, No 2 (2013): FEBRUARY
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v9i2.48823

Abstract

This study aims to probe the implementation of agricultural extension in Pekanbaru City according to articles 13, 14, and 15 Act Number 16 year 2006 upon the Extension System of Agriculture Fisheries and Forestry (Act SP3K). The research method was executed through the survey where the purposive sampling as the data collection system, which semistructured interviews with the 30 respondents was conducted, with the detail 15 people from the Counseling Executing Agency of Pekanbaru and 15 extensionists from the three Technical Units of Agricultural Extension Agency (UPTB PP) District of Pekanbaru.
Melestarikan Tradisi Manggelek Sebagai Tradisi Budaya Desa Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Provinsi Riau Arifudin; Fanny Septya; Yuli Yendi; Octia Madeyanti Dermawan
JOURNAL OF COMMUNITY SERVICES PUBLIC AFFAIRS Vol. 1 No. 4 (2021): JCSPA
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (920.517 KB) | DOI: 10.46730/jcspa.v1i4.13

Abstract

Kuok adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kampar, Riau, Indonesia yang memiliki luas wilayah 6.000 Ha. Desa Kuok merupakan Desa Wisata dimana memiliki destinasi keindahan alamnya yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Tidak hanya memiliki objek wisata, Desa Kuok juga memiliki tradisi budaya yang khas yang patut untuk dilestarikan kepada generasi – generasi muda, seperti tradisi manggelek tobu yang memiliki nilai nilai budaya bagi masyarakat. Pewarisan nilai – nilai budaya ini harus terus diturunkan bagi generasi selanjutnya agar tradisi budaya tidak hilang ditengah zaman yang terus berkembang. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk melestarikan tradisi manggelek tobu yang menghasilkan produk nisan khas Desa Kuok sehingga dapat dikenal oleh masyarakat luas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu melalui obsevasi dan wawancara. Pembuatan nisan berbahan dasar tebu ini dilakukan dengan cara yang khas yaitu yang dikenal dengan manggelek tobu. Pembuatan nisan dimulai dengan sortasi tebu, penggilingan atau gelek tebu dan proses pemasakan yang memakan waktu 12 jam hingga menjadi produk nisan
DIVERSIFIKASI PRODUK BAHAN BAKU LOKAL PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) DI DESA PULAU GADANG KABUPATEN KAMPAR Yelly Zamaya; Misdawita Misdawita; Taryono Taryono; Arifudin Arifudin
COMMENT: Journal of Community Empowerment Vol 2, No 2 (2022): December
Publisher : COMMENT: Journal of Community Empowerment

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33365/comment.v2i2.193

Abstract

Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar memiliki Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang bernama Tabayang Kreatif, dimana merupakan salah satu usaha kelompok usaha kerajinan yang memproduksi dan memasarkan berbagai produk kerajinan dan souvenir dengan memanfaatkan bahan lokal yaitu tempurung kelapa. Berkembangnya destinasi wisata di Kabupaten Kampar menjadi pasar bagi produk-produk berbahan baku lokal. Tingkat permintaan terhadap produk hasil kerajinan dan souvenir dari tempurung kelapa saat ini cukup tinggi, namun KUB Tabayang Kreatif memiliki keterbatasan keahlian sumber daya manusia untuk mengembangkan variasi dan desain dari produk yang dihasilkan. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan diversifikasi produk berbahan baku lokal yang dihasilkan oleh anggota KUB Tabayang Kreatif dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan. Setelah dilakukannya pelatihan diversifikasi produk, KUB Tabayang Kreatif sudah mampu memproduksi berbagai produk kerajinan dari tempurung kelapa dan bambu. Dengan semakin berkembangnya produk yang dihasilkan maka diharapkan akan meningkatnya pendapatan para anggota dan bertambahnya minat penduduk sekitar memanfaatkan bahan baku lokal yang ada untuk menambah penghasilan rumah tangga.
Pengaruh penggunaan smartphone oleh petani kelapa sawit swadaya dalam meningkatkan literasi media di Desa Pasir Emas Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi Patika Riki Darmayanti; Roza Yulida; Arifudin
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 11 No. 2 (2022): e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Publisher : Konsentrasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Manusia, Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jels.v11i2.20310

Abstract

This study was aimed to analyze the factors that influence the use of smartphone and analyze the effect of the use of smartphone on increased media literacy by oil palm farmers. The study was conducted on smartphone user oil palm farmers who are members of farmer groups on Pasir Emas Village. This study used a survey method with quantitative descriptive data analysis, which was distributed to 110 respondents with proportional random sampling. The questionnaire was arranged using the Technology Acceptance Model (TAM) theory with a complete construct, while the data processing method used in this study was the Structural Equation Model (SEM). The results showed that the internal characteristics which consisted of age, education level, cosmopolitan and duration of use of smartphones, then external characteristics, namely family support had a significant influence on technology acceptance. These characteristics of farmers were one of the factors that influence the use of smartphones, observed from the duration of farmers using smartphones, the majority of farmers used smartphones 6-7 hours/day. The duration of using smartphone showed user satisfaction and the time spent mingling with technology. The real condition variable of use has a significant influence on the level of media literacy, henceforth, the more often/longer you use the smartphone, the more media literacy of oil palm farmers will be increased. The smartphone features used by farmers to find information were the whatsapp and facebook applications, they share information about oil palm farming.