Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Perspektif Perawat Tentang Manejemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas Wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta Ferika Indarwati
IJNP (Indonesian Journal of Nursing Practices) Vol 1, No 2 (2015): Muhammadiyah Journal of Nursing
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.79 KB) | DOI: 10.18196/ijnp.v1i2.647

Abstract

Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) is an integrated approach to the treatment of sick children in primary helath care services which include promotive, preventive and curative programs. The role of nurses in providing nursing care must be in accordance with the system of the health care centers. The purpose of this study was to determine Nurses Perspective on Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) in Primary Health Care Centres, Bantul, Yogyakarta. The method used in this research is descriptive qualitative. The sampling was recruited by purposive sampling, 6 respondents was involved in this research. Data analysis was done by thematic analysis. The results of this study found that 5 out of 6 respondents can explain IMCI defi nition, objectives and actions of nurses that had been taken in IMCI. Respondents said that the biggest obstacle in implementing IMCI at health centers is the time, facilities and infrastructures. Sources like fi nancial support and the support of the leadership is very important to support the implementation of IMCI in health centers. Based on this research can be concluded that the implementation of IMCI in PHC requires the commitment of all parties, not only nurses but also doctors, health center leaders and other health workers. Advice can be given to Primary Health Care Centres associated with IMCI is conducting training for nurses, repair facilities and infrastructure so that implementation of IMCI in health centers could have better.Keywords: Nurse, Knowledge Level, IMCI, Health Center
Edukasi Pengenalan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Yanuar Primanda; Ferika Indarwati; Yuni Astuti; Kellyana Irawati; Laili Nur Hidayati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.639 KB) | DOI: 10.18196/ppm.43.906

Abstract

Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis dengan jumlah penderita yang banyak di seluruh dunia yang menimbulkan berbagai komplikasi dan penurunan kualitas hidup. Program pengenalan Diabetes Melitus telah banyak dilakukan, tetapi jumlah penderita Diabetes Melitus terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi mengenai Diabetes Melitus tetap perlu dilakukan dengan melibatkan banyak lapisan masyarakat. Telebih di masa pandemi Covid-19 yang membatasi mobilisasi manusia. Implementasi program edukasi yang biasanya dilaksanakan saat kegiatan tatap muka di masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan seperti posyandu, puskesmas dan rumah sakit menjadi sangat terbatas. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengenalkan tentang Diabetes Melitus di masyarakat melalui media online Zoom sehingga dapat menjangkau peserta di berbagai lokasi. Kegiatan ini merupakan implementasi kerjasama antara Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Majelis Kesehatan Pimpinan Ranting Aisyiyah Tamantirto Selatan, dan Bidang Edukasi Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah Queensland, Australia. Edukasi dilaksanakan dengan metode presentasi power poin dari narasumber dan diikuti dengan diskusi. Kegiatan pengabdian masyarakat diikuti oleh 22 peserta di Yogyakarta, Australia, dan Taiwan. Sebelum edukasi, peserta diberikan kesempatan untuk melakukan pretest untuk mengukur pengetahuan sebelum edukasi. Setelah edukasi, peserta diberikan posttest dan evaluasi kegiatan. Hasil menunjukkan bahwa sebelum dilakukan edukasi, rerata pengetahuan peserta adalah 92 dan setelah dilakukan edukasi, rerata pengetahuan meningkat menjadi 98. Pertanyaan dengan peningkatan rerata skor tertinggi terdapat pada item pertanyaan tentang pengaturan porsi makan pada pasien DM dengan metode piring. Hasil evaluasi proses menunjukkan bahwa 100% peserta sangat setuju bahwa kegiatan dapat meningkatkan pengetahuan dan pembicara menguasai materi yang disampaikan. Sebanyak masing-masing 83.3% menyatakan sangat setuju bahwa kegiatan dilaksanakan secara rutin dan mampu memotivasi untuk menjalankan hidup sehat
Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk Mencapai Kualitas Hidup Yang Optimal Ferika Indarwati; Yuni Astuti; Yanuar Primanda; Kellyana Irawati; Laili Nur Hidayati
Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS Vol 8, No 1 (2022): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jpmi.v8i1.7100

Abstract

Kesehatan reproduksi atau sering dikenal dengan kesehatan seksual masih merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan di kalangan masyarakat umum. Padahal, pengetahuan terkait kesehatan reproduksi ini sangatlah penting, terutama untuk remaja. Remaja yang memiliki pengetahuan cukup terkait kesehatan reproduksi akan mampu menghindari perilaku berisiko, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit-penyakit terkait organ reproduksi. Oleh karena itu, mempersiapkan remaja wanita dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang cukup sangatlah penting untuk optimalisasi kualitas hidup remaja pada masa mendatang. Metode optimalisasi pengetahuan kesehatan reproduksi remaja meliputi screening awal pengetahuan, pembuatan plan of action, dan program edukasi. Kegiatan edukasi dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan pada agregat remaja dan orang tua secara daring yang melibatkan peserta dari dalam dan luar negeri. Sebanyak 20 peserta mengikuti proses edukasi. Pretest dan posttest diikuti oleh masing-masing 20 dan 12 peserta yang berasal dari Indonesia dan Australia. Sebelum edukasi, rata-rata nilai yang diperoleh peserta adalah 87. Setelah edukasi, terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan menjadi 100. Selain meningkatkan pengetahuan peserta, implikasi kegiatan ini adalah meningkatkan motivasi peserta (83.3%) untuk menjaga kesehatan reproduksinya. Peserta juga menyampaikan bahwa edukasi tentang kesehatan reproduksi ini diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda agar dapat mengoptimalkan kualitas hidup mereka pada masa mendatang dan sebaiknya dilakukan secara rutin
PELATIHAN SELF-ASSESSMENT DAN SELF-MANAGEMENT UNTUK PEKERJA MIGRAM INDONEDIA DI TAIWAN Yuni Astuti; Kellyana Irawati; Yanuar Primanda; Ferika Indarwati; Laili Nur Hidayati; Fahni Haris; Athaya Zafira Yuflih; Ingrit Marditantea
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol 4 No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v4i4.4636

Abstract

Tingginya angka pekerja migran (PMI) wanita di Taiwan tanpa dibekali dengan pendidikan yang cukup membuat pekerja migran menjadi kelompok rentan yang mendapatkan perlakuan diskriminatif, minimnya akses pelayanan kesehatan, dan kekerasan atau pelecehan seksual. PMI yang menikah dengan warga lokal Taiwan pun juga sangat kurang mendapat akses informasi kesehatan dan pelayanan kesehatan yang mengakibatkan ibu hamil mengalami distress kehamilan. Kemampuan diri dalam melakukan pemeriksaan mandiri mampu mengidentifikasi kondisi kegawatan sejak dini, sehingga lebih cepat dalam mendapatkan penanganan. Dari masalah tersebut pengabdi memberikan solusi berupa Pendidikan dan pelatihan self-assessment dan self-management kesehatan bagi pekerja migran Indonesia. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan metode online melalui zoom meeting dengan 2 sesi pertemuan. Sesi pertama dilaksanakan pada tanggal 15 januari 2022 dan 9 Februari 2022 menggunakan media webinar. Kegiatan sesi satu terkait topik self-assessment kondisi psikologis, sedangkan pada sesi kedua topik terkait deteksi dini kehamilan resiko tinggi dan manajemen kesehatan bagi ibu hamil. Hasil kegiatan terdapat peningkatan pengetahuan PMI menjadi 94 sedangkan pada kegiatan sesi kedua peningkatan pengetahuan partisipan menjadi 74. Perserta yang hadir pada kegiatan adalah tenaga migran di Taiwan dan Hongkong. Peserta kegiatan menyampaikan senang karena materi yang disampaikan berguna dan bermanfaat bagi pekerja migran di Taiwan, peserta juga berharap agar ada edukasi lagi bagi PMI.
EDUKASI PENGENALAN DAN PENCEGAHAN DIABETES MELITUS Yanuar Primanda; Ferika Indarwati Indarwati; Yuni Astuti; Kellyana Irawati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.43.699

Abstract

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis dengan jumlah penderita yang banyak di seluruh dunia yang menimbulkan berbagai komplikasi dan penurunan kualitas hidup. Program pengenalan diabetes melitus telah banyak dilakukan, tetapi jumlah penderita diabetes melitus terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi mengenai diabetes melitus tetap perlu dilakukan dengan melibatkan banyak lapisan masyarakat. Telebih di masa pandemic Covid-19 yang membatasi mobilisasi manusia, implementasi program edukasi yang biasanya dilaksanakan saat kegiatan tatap muka di masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan seperti Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit menjadi sangat terbatas. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengenalkan tentang diabetes melitus di masyarakat melalui media online Zoom sehingga dapat menjangkau peserta di berbagai lokasi. Kegiatan ini merupakan implementasi Kerjasama antara Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Majelis Kesehatan Pimpinan Ranting Aisyiyah Tamantirto Selatan, dan Bidang Edukasi Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah Queensland, Australia. Edukasi dilaksanakan dengan metode presentasi power poin dari narasumber dan diikuti dengan diskusi. Kegiatan pengabdian masyarakat diikuti oleh 22 peserta di Yogyakarta, Australia dan Taiwan. Sebelum edukasi, peserta diberikan kesempatan untuk melakukan pre-test untuk mengukur pengetahuan sebelum edukasi. Setelah edukasi, peserta diberikan post-test dan evaluasi kegiatan. Hasil menunjukkan bahwa sebelum dilakukan edukasi, rerata pengetahuan peserta adalah 92 dan setelah dilakukan edukasi, rerata pengetahuan meningkat menjadi 98. Pertanyaan dengan peningkatan rerata skor tertinggi terdapat pada item pertanyaan tentang pengaturan porsi makan pada pasien DM dengan metode piring. Hasil evaluasi proses menunjukkan bahwa 100% peserta sangat setuju bahwa kegiatan dapat meningkatkan pengetahuan dan pembicara menguasai materi yang disampaikan. Sebanyak masing-masing 83.3% menyatakan sangat setuju bahwa kegiatan dilaksanakan secara rutin dan mampu memotivasi untuk menjalankan hidup sehat.
Psychosocial and spiritual training to improve the Indonesian Migrant Workers (IMW) wellbeing in Taiwan Laili Nur Hidayati; Ferika Indarwati; Fahni Haris; Maulana M. Yusuf Efendi
Journal of Community Service and Empowerment Vol. 4 No. 2 (2023): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jcse.v4i2.25369

Abstract

The high number of uneducated Indonesian Female Migrant Workers (FMW) in Taiwan makes migrant workers a vulnerable group to receive discriminatory treatment, to get less access to health services, and to experience sexual violence or harassment. Psychological problems and lack of family support for IMWs are exacerbated by low literacy skills. The aim of this community service training is to improve the IMWs wellbeing. The training was followed by 16 migrant workers. Prior to the training program, the pre-test result showed that the lowest score of the participants was 5 and the highest score was 14. The average score of the participants' pre-test was 9.72. After the training activities were completed, a post-test was conducted to determine if there will be any changes in knowledge. The results of the post-test indicated that the lowest score of participants is 10 and the highest 15. The average post-test score of participants was 13.27. Based on the test results, it can be concluded that there is an increase in the average test score given, with an increase of 3.55. Participants who took part in the training experienced an increase in knowledge related to the topics of the training material provided. Therefore, assessment and training related to language or communication, occupational health, psychosocial health, and job skills training are needed to be improved for the FMW.
Penguatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Dusun Balong, Kalurahan Donokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman Hadwin Al Fatih; Ferika Indarwati; Muhammad Faridzal; Seyka Lavefivusti; Kessi Anggraeni; Fauziah Rachma; Elva Nurul; Fanella Desta; Niken Nawang
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2023): Semnas PPM 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan satu fase yang diterapkan seseorang untuk menciptakan derajat sehat. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat Dusun Balong untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat yang dimulai dari lingkungan keluarga. Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Balong, Kalurahan Donokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman. Penyampaian materi dilakukan secara langsung dalam bentuk presentasi dan poster. Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan. Kegiatan pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan tujuan mengetahui masalah kesehatan yang berhubungan dengan glukosa, tekanan darah, kolesterol, asam urat, dan pemerikasaan gigi-mulut. Sebagian besar masyarakat Dusun Balong yang berusia >40 tahun menderita Penyakit Tidak Menular (PTM) khususnya hipertensi pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki. Pada pemeriksaan GCU, mayoritas masyarakat Dusun Balong memiliki kadar kolesterol yang tinggi, khususnya ibu-ibu. Pada hasil permasalahan gigi dan mulut masyarakat Balong adalah gigi berlubang. Masyarakat dusun balong kurang mengetahui tentang pengetahuan terkait penganganan permasalahan yang diderita.
INTERVENSI VAP BUNDLE PADA NEONATUS DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME YANG TERPASANG VENTILATOR MEKANIK: CASE STUDY Sasadhara, Avinnia; Indarwati, Ferika; Anisah, Layli
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 15 No 2 (2024): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v15i2.2015

Abstract

Background: VAP occurs due to nosocomial infection in patients who have been intubated with a mechanical ventilator using an ETT with a duration of use ≥ 48 hours. This nosocomial pneumonia can be prevented by implementing VAP bundle interventions aimed at reducing the risk of VAP in patients. Purpose: To assess the effect of VAP bundle interventions in a neonatal patient with respiratory distress syndrome who is intubated with a mechanical ventilator. Methods: The method used in this research is a case study implementing the 5 elements of VAP bundle intervention carried out for 5 days in a neonatal patient intubated with a mechanical ventilator in the PICU-NICU room of the Regional Public Hospital of Temanggung Regency. Results: The results of this case study showed that after implementing the VAP bundle interventions for 5 days in a row, most of the clinical criteria of VAP were not found in the neonatal patient, such as HR, RR, SpO2, and temperature were stable on average and secretion production during suction was white with liquid consistency. Conclusion: The implementation of VAP bundle interventions can prevent the occurrence of VAP in neonatal patient with respiratory distress syndrome who is intubated with a mechanical ventilator.
Pencegahan dan Penanganan Kecelakaan pada Anak di Padukuhan Temuwuh Kidul Romdzati, Romdzati; Indarwati, Ferika; Fitriani, Dewi Caesaria; Nurkhayati, Siti; Meylawati, Fiona
Abdimas Galuh Vol 6, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v6i2.15509

Abstract

Risiko kecelakaan dapat terjadi pada semua usia terutama anak-anak. Bentuk kecelakaan yang sering terjadi antara lain kecelakaan lalu lintas, terjatuh, terbakar, hampir tenggelam, dan lain sebagainya. Pengetahuan yang memadai mengenai hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dalam upaya pencegahan. Temuwuh Kidul merupakan salah satu padukuhan di Kabupaten Sleman yang terletak di daerah pegunungan serta berbatasan langsung dengan Kabupaten Bantul. Kader kesehatan tempat tersebut memerlukan pendidikan kesehatan dan keterampilan dalam hal pencegahan dan penanganan kecelakaan pada anak. Oleh karena itu, tim pengabdian masyarakat UMY mengadakan kegiatan penyuluhan untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan dan keterampilan mengenai pencegahan dan penanganan kecelakaan pada anak.  Kegiatan tersebut diikuti oleh 16 kader. Pada akhir kegiatan, rata-rata tingkat pengetahuan meningkat dari 66 menjadi 81,25. Melalui pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa penyuluhan dan pelatihan merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan tentang pencegahan dan penanganan kecelakaan pada anak.
Manajemen Nutrisi pada Bayi BBLSR dengan Pemberian Fortifikasi ASI, Susu formula, dan ASI Nafisa, Sayyida; Indarwati, Ferika; Anisah, Layli
An Idea Health Journal Vol 5 No 02 (2025)
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ihj.v5i02.486

Abstract

A very low birth weight infant (VLBW) with a birth weight of <1500 grams has extremely low nutrient reserves, such as calcium, phosphate, iron, zinc, and vitamins, with little to no subcutaneous fat and glycogen stores. The management of VLBW infants focuses on providing nutrition through fortification, formula milk, or breast milk if lactation is sufficient. This study aims to examine the impact of weight management in VLBW infants through the administration of fortification, formula milk, and breast milk.This research employs a case study method by administering fortified breast milk, formula milk, and breast milk over ten days to a VLBW infant treated in the PICU-NICU of Temanggung Regional Hospital. The results show that after receiving fortified breast milk, the infant’s weight increased by 70 grams. When given formula milk, there was no weight gain, while breast milk administration resulted in a weight gain of 75 grams. These findings indicate that breast milk provides the most significant weight gain without causing weight loss, although the increase occurs gradually.It is recommended that parents of VLBW infants optimize weight gain by providing exclusive breastfeeding, either directly or indirectly, if the infant has difficulty nursing.