Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Rancang Bangun Alat Uji Jominy Dengan Standar ASTM A255 Ari Nurrohman; Tri Mulyanto
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 7 No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/METTEK.2021.v07.i02.p02

Abstract

Tidak semua material mampu dikeraskan, untuk mengetahuinya perlu dilakukan uji hardenability. Salah satu metode pengujian hardenability yaitu jominy test. Uji jominy merupakan sebuah metode untuk mengetahui kemampuan pengerasan logam. Caranya yaitu benda uji dipanaskan pada suhu yang ditentukan, kemudian didinginkan dengan menyemprotkan air pada salah satu ujungnya (bagian bawah). Setelah pengujian dengan alat uji jominy, diukur kekerasannya dengan menggunakan alat uji kekerasan. Mengingat pentingnya proses hardenability dalam industry dan pendidikan maka penelitian ini bertujuan untuk membuat alat uji jominy untuk keperluan praktikum di jurusan teknik mesin yang sesuai dengan standar ASTM A255. Dalam pembuatannya material yang digunakan untuk alat uji jominy adalah stailess steel 304 dengan dimensi total 660 mm x 660 mm x 800 mm. Not all materials can be hardened, to find out it needs to be tested hardenability. One method of hardenability testing is jominy test. Jominy test is a method to determine the ability of metal hardening. The trick is that the test object is heated to a specified temperature, then cooled by spraying water at one end (the bottom). After testing with jominy test equipment, the hardness is measured using a hardness test tool. Considering the importance of the process of hardenability in industry and education, this study aims to make jominy test equipment for practicum purposes in the mechanical engineering department in accordance with ASTM A255 standards. In making the material used for the Jominy test equipment is 304 stainless steel with a total dimension of 660 mm x 660 mm x 800 mm.
PERANCANGAN MESIN PENGGILING JAGUNG TONGKOLAN Tri Mulyanto; Supriyono
Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.869 KB) | DOI: 10.35814/asiimetrik.v1i1.222

Abstract

Salah satu jenis pangan strategis di Indonesia, jagung mempunyai nilai ekonomis karena merupakan sumber karbohidrat. Sebagai bahan pangan pengganti beras, butir jagung terlebih dahulu digiling menjadi butiran lebih kecil. Prosesnya dengan cara jagung tongkolan dipipil terlebih dahulu kemudian digiling secara manual ataupun dengan mesin pemipil lalu digiling dengan mesin giling secara terpisah. Tujuan dari perancangan mesin ini untuk menghasilkan mesin pemipildan penggiling terpadu dengan masukan jagung tongkolan dan keluaran butiran jagung dengan ukuran tertentu. Mesin dioperasikan menggunakan tenaga motor listrik yang dikonversikan ke gerakan untuk mempipil dan menggiling jagung tongkolan kering dan menghasilkan jagung giling 70 kg/jam. Daya motor penggerak: 1 HP dengan putaran: 1450 rpm. Dari hasil perancangan didapat mesin yang berfungsi menjadikan jagung tongkolan menjadi butiran beras jagungyang ukurannya dapat diatur.
PROSES MANUFAKTUR MESIN ROTARI TIPE HIBRIDA UNTUK PENGERING CABAI Tri Mulyanto; Supriyono
Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi Volume 1 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1496.233 KB) | DOI: 10.35814/asiimetrik.v1i2.821

Abstract

Kebutuhan akan suatu mesin tepat guna yang dapat dapat mengolah hasil pertanian sehingga meningkatkan pendapatan para petani. Salah satu komoditasnya adalah cabai yang harganya sangat tinggi saat pasokan kurang dan sangat rendah pada saat panen raya, hal ini karena perhitungan waktu tanam yang tidak tepat. Untuk itu diperlukan suatu mesin yang dapat mengolah kelebihan hasil panen menjadi bubuk cabai dengan mengeringkan terlebih dahulu. Mesin dioperasikan menggunakan sistem pengeringan tipe hibrida dengan memanfaatkan tenaga surya atau listrik sebagai sumber panas. Proses pengeringan dengan cara cabai dimasukkan kedalam tabung lalu dipanaskan dengan temperatur 60 C0, tabung diputar untuk mengaduk cabai dengan agar pengeringan merata. Waktu untuk mengeringkan cabai sekitar 4 jam dengan temperatur stabil. Kapasitas mesin pengering adalah 4 kg untuk sekali proses
PERANCANGAN POROS ULIR UNTUK MESIN EKSTRAKTOR BUAH BELIMBING DEWA Tri Mulyanto; Supriyono Supriyono; Iwan Setyawan
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa Vol 28, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/tr.2023.v28i2.8487

Abstract

Mesin ekstraktor adalah perangkat pemeras buah. Mesin ekstraktor dengan tipe poros ulir akan dapat menghasilkan jus buah secara kontinyu. Proses pengolahan belimbing dewa membutuhkan mesin ekstraktor. Bagi industri kecil atau rumahan dibutuhkan mesin ekstraktor yang mempunyai kapasitas kecil, higienis dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain poros ulir mesin ekstraktor belimbing dewa dengan kapasitas 50 kg/jam.  Dimana dalam penelitian  ini poros ulir dirancang dengan menggunakan metode analitis  Dari perancangan telah dihasilkan poros ulir sebagai pemeras dengan daya motor listrik 300 Watt yang akan memutar poros ulir 25 rpm, sehingga diperoleh kapasitas 49.92 kg/jam.
ANALISIS KINERJA TERMAL DARI STRAIGHT HEAT PIPE DENGAN SUMBU SCREEN MESH PADA SUDUT KEMIRINGAN YANG BERBEDA Iwan Setyawan; Riski Mekasyah Putra; Ridwan Ridwan; Tri Mulyanto
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa Vol 27, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/tr.2022.v27i3.7561

Abstract

Heat pipe, HP adalah salah satu alat pemindah kalor yang bekerja secara pasif.  Dalam HP, tekanan kapiler dibuat di sumbu yang memompa cairan kondensat kembali ke bagian evaporator. Diantara parameter operasi yang mempengaruhi kinerja termal HP, adalah sudut kemiringan yang memiliki dampak yang cukup besar.  Pada penelitian ini akan menginvestigasi kinerja termal straight heat pipe dengan sudut kemiringan yang berbeda. Pengujian dilakukan pada straight heat pipe dengan panjang 1500 mm menggunakan screen mesh 300 material stainless steel 2 layar. Pengujian dilakukan dengan memvariasikan input beban kalor 10W, 25W, 50W, 100W, 175W, dan 275W    dengan sudut kemiringan 0o (posisi horizontal), sudut kemiringan 45o dan sudut kemiringan 90o (posisi vertikal). Pengambilan data temperatur diambil menggunakan data aquisition Labjack U6 Pro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan beban kalor 10 W ~ 275 W, heat pipe berhasil start-up pada semua sudut kemiringan.  Walaupun berhasil start-up, tetapi untuk beban kalor 10 W pada semua sudut kemiringan, temperature coolant-in berfluktuasi.  Ini mengindikasikan beban kalor 10 W belum cukup  untuk membangkitkan uap dengan tekanan yang memadai untuk mendorong uap ke kondensor.  Nilai tahanan termal, Rth terbesar terjadi pada posisi sudut kemiringan 45o sebesar 0,05, sedangkan sudut kemiringan 90o dan sudut kemiringan 0o mempunyai Rth yang relatife sama, yakni sekitar 0,02.  Namun demikian, heat pipe dengant sudut kemiringan 0o mempunyai temperatur evaporator yang lebih kecil dibandingkan sudut 90o. Jadi, dapat disimpukan bahwa heat pipe memiliki kinerja termal terbaik ketika sudut kemiringan 0o (posisi horizontal). Hasil ini pula menunjukkan bahwa heat pipe yang relatife besar dengan panjang 1500 mm, relatf terpenpengaruh oleh gaya grafitasi.  Dengan pengaruh grafitasi menyebabkan sudut kemiringan  90o (posisi vertikal) mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan sudut kemiringan 45oC.
PERFORMANCE ANALYSIS OF THE THERMOELECTRIC TEC 12706-BASED COOLING SYSTEM IN COOLER BOX DESIGN Abdul Muchlis; Kurnia Yogo Utomo; Supriyono; Tri Mulyanto
International Journal Science and Technology Vol. 2 No. 1 (2023): March: International Journal Science and Technology
Publisher : Asosiasi Dosen Muda Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56127/ijst.v2i1.859

Abstract

The most widely used refrigeration machine today is a refrigeration machine that operates with a vapor compression cycle (SKU). To operate a vapor compression machine, refrigerant is needed as a working fluid. The most widely used refrigerants are chlorofluorocarbon (CFC) and hydrochlorofluorocarbon (HCFC) refrigerants. However, their use can damage the ozone layer and has a great potential to increase the effects of global warming. Therefore, a refrigeration system that is environmentally friendly and also has low power is needed, this can be fulfilled by using thermoelectric. This research was conducted to analyze the performance of temperature differences, heat absorbed, cooling capacity and COP in thermoelectric-based cooler boxes, thermoelectric performance with variations in input voltage and with variations in the addition of heatsinks where the method used is experimental by controlling the variable input voltage. From the research results, the calorific value absorbed is proportional to the increase in the applied voltage. Where the greater the voltage applied, the heat absorbed will be higher and the input power that enters the thermoelectric module is directly proportional to the incoming voltage where the greater the voltage. Then the power that goes into the thermoelectric will also be even greater. Whereas the COP value will decrease as the voltage increases and the best thermoelectric performance is with a voltage of 10 V. This can be seen after 60 minutes, the temperature difference value is 6.6 0K, the absorbed calorific value is 19,150 W, and the COP is 0.921. The thermoelectric performance is not only based on the COP value but also based on a review of the electric power consumed and the cooling speed during the 60 minute test. Then for the addition of a copper heatsink the COP value is 0.4832 and the temperature drop in the cooler box is only 3.9 0K, the value is lower than without the additional heatsink due to the gap between the aluminum heatsinks.
PENGARUH PERLAKUAN AWAL TERHADAP DAYA REKAT DAN KEKUATAN LAPISAN PADA PROSES PENGECATAN SERBUK Tri Mulyanto; Supriyono; Satya Parama Arta
Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Inovasi Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1925.939 KB) | DOI: 10.35814/asiimetrik.v2i1.1186

Abstract

Pengecatan serbuk adalah metode pelapisan logam yang merupakan proses akhir dilakukan untuk memperindah atau melindungi logam dari serangan korosi. Proses menggunakan bahan dari resin yang kering untuk mencapai daya rekat dan kekuatan serta ketahan korosi yang maksimal. Sebelum dilakukan pelapisan dilakukan proses pelakuan awal untuk proses pembersihaan permukaan material yang bertujuan untuk meningkatkan gaya adhesi antara serbuk pelapis dengan material logam yang dilapisi. Perlakuan awal memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas pelapisan yang dihasilkan. Peneliti meneliti pengaruh perlakuan awal terhadap daya rekat dan kekuatan lapisan pada proses pengecatan serbuk. Perlakuan awal yang dilakukan adalah amplas grit 150, penembakan pasir dan cairan kimia phosphating. Hasil pengujian adhesion / kelekatan didapatkan 0% terkelupas. Hasil pengujian ketahanan yang terbaik didapatkan dengan perlakuan awal penembakan pasir dan cairan kimia phosphating dengan tidak ada retak pada hasil lapisan. Hasil pengujian daya rekat yang terbaik didapat dengan perlakuan awal phosphating dengan nilai tarik rata-rata 4.3 MPa
Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Stasiun Manggarai dengan Mengintegrasikan Konsep SERVQUAL dan KANO ke dalam QFD Wandha Indah Saputri; Tri Mulyanto
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol. 10 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/intech.v10i1.7551

Abstract

Moda transportasi KRL Commuter Line menjadi salah satu transportasi publik yang jumlah penumpangnya mengalami kenaikan secara signifikan selama periode Januari – Maret 2023, sehingga terjadi penumpukan penumpang dan berdesakan di peron stasiun Manggarai saat jam sibuk. Salah satu penyebabnya adanya pembangunan stasiun Manggarai yang akan dijadikan sebagai stasiun sentral, sehingga membuat PT KCI harus menata ulang rute perjalanan kereta dan menjadikan banyaknya pengguna yang melakukan pindah peron di stasiun Manggarai. Kualitas pelayanan pada stasiun perlu dievaluasi dan diperbaiki jika masih belum memenuhi harapan, agar memberikan rasa nyaman dan aman pada pengguna. Penelitian dimulai dengan penyebaran kuesioner Servqual dan Kano kepada 100 responden sesuai kriteria, kemudian diintegrasikan dan dianalisis menggunakan metode Gap 5 dan Kano dengan bantuan SPSS 23.0. Hasil integrasi metode tersebut kemudian diterapkan kedalam metode QFD (Quality Function Deployment). Pengolahan kedua metode tersebut menunjukkan dari 31 atribut pertanya­an yang diajukan kepada pengguna, terdapat 14 atribut yang dijadikan Customer Require­ment untuk selanjutnya dirancang perbaikan kualitas pelayanannya menggunakan HOQ (House of Quality). Technical Requirements yang dijadikan sebagai prioritas perbaikan adalah membuka eskalator/ tangga yang ditutup dengan nilai technical response 15%, sosialisasi SOP 13%, standarisasi waktu pelayanan 13%, dan standarisasi waktu pela­ya­nan 10%. Penelitian menunjukkan informasi faktor-faktor yang menjadi pengaruh kualitas pelayanan di stasiun Manggarai dan dapat dijadikan sebagai benchmarking kualitas pelayanan dengan stasiun lainnya, karena dengan peningkatan kualitas pelayanan dapat membangun reputasi yang baik dan citra yang positif bagi penumpang.
KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR (STUDI KASUS: PERBANDINGAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU ALAM DAN SOSIAL) Bera Liwun, Stephanus Benedictus; Mulyanto, Tri; Avian, Noor Kurnia; Chrisnatalia, Maria
Arjwa: Jurnal Psikologi Vol 3, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/arjwa.2024.v3i3.11648

Abstract

Sleep is one of the basic human needs and plays a role in physical and mental health and quality of life. Lack of sleep tends to cause decreased concentration, fatigue, and decreased productivity, and students tend to have poor sleep quality due to stress from lectures and writing a thesis. The purpose of this study was to examine the differences in sleep quality of students when writing a thesis which were reviewed based on the scientific field they had. This study used a quantitative method by using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) in Indonesian as a measurement sleep quality. The respondents in this study were 200 students obtained through purposive sampling techniques. The results showed that there was no difference in the sleep quality of final year students in the natural and social sciences. The level of stress felt by final year students in both scientific fields due to the pressure of the final thesis assignment seemed to be the reason why there was no difference in the quality of sleep they had.
PERENCANAAN PRODUKSI TAHU SEMEDANG PADA UMKM X Liwun, Stephanus; Mulyanto, Tri; Larasati, Nabila
Jurnal Teknik dan Science Vol. 3 No. 2 (2024): Juni : Jurnal Teknik dan Science
Publisher : Asosiasi Dosen Muda Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56127/jts.v3i2.1461

Abstract

MSME X is a micro, small and medium enterprise that produces Sumedang tofu distributed to several cities in Jabodetabek. The amount of tofu produced is to consumer demand. This study aims to provide alternative solutions related to production planning and propose production costs that are appropriate for each production. The method used in this research is aggregate planning chase and hybrid. The results of this study indicate that the production cost using the chase strategy method is Rp. 1,677,361,893.00. Meanwhile, the hybrid strategy method with the model I is the condition of raw material costs of Rp. 12,338.00 is Rp. 1,688,271,831.00. The hybrid strategy method with model II is raw material cost condition; IDR 13,000.00 is IDR 1,755,442,617.00. This study concludes that the method that produces the lowest cost is the chase strategy.