Koridor Ambon-Seram di Provinsi Maluku merupakan kawasan potensial yang memiliki interaksi relatif tinggi dibanding kawasan lainnya. Meski demikian, kawasan Semenanjung Huamual di bagian barat Pulau Seram masih sulit diakses untuk distribusi barang dan komoditas masyarakat. Sejauh ini hanya mengandalkan moda pelayaran rakyat (kapal kayu dan speedboat) berukuran kecil yang beroperasi pada rute Tahoku (Pulau Seram)-Luhu (Pulau Ambon). Kondisi ini selain rentan terhadap kecelakaan, juga belum mampu melayani arus penumpang dan barang. Akibatnya masyarakat beralih ke rute lain dengan risiko biaya dan waktu perjalanan yang lebih tinggi sehingga membebani secara ekonomi dan menurunkan nilai konektivitas wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan angkutan penyeberangan pada rute Tahoku-Luhu guna meningkatkan konektivitas pada koridor antar-pulau Ambon-Seram di Provinsi Maluku. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linear untuk memproyeksikan potensi dan pertumbuhan muatan berdasarkan data historis. Hasil proyeksi tersebut menjadi dasar perencanaan pola operasional, kebutuhan fasilitas transportasi, dan spesifikasi kapal yang sesuai. Analisis dilakukan dengan cakupan jangka panjang selama 20 tahun, mencakup proyeksi pergerakan penumpang, kendaraan, dan barang. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pertumbuhan muatan per tahun sebesar 5% untuk penumpang, 12% untuk kendaraan roda dua, dan 50% untuk barang. Pada perencanaan jangka panjang (20 tahun rencana), jumlah pergerakan diperkirakan mencapai rata-rata 70 orang per hari, 102 kendaraan roda dua per hari, dan 62 ton barang per hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini, pola operasional yang diusulkan meliputi kecepatan kapal sebesar 9 knot, waktu operasional pelabuhan selama enam jam per hari, dan frekuensi pelayaran sebanyak satu roundtrip per hari. Selain itu, diperlukan fasilitas tambahan berupa satu unit kapal jenis Ro-Ro, dermaga, gedung terminal seluas 135 m², serta area parkir kendaraan seluas 224,84 m².