Energi dan keberlanjutan menjadi prioritas utama dalam pengembangan infrastruktur pengisian kendaraan listrik, terutama untuk mengurangi emisi karbon dan menghemat biaya operasional. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah solusi energi terbarukan yang potensial, meskipun masih menghadapi tantangan seperti fluktuasi efisiensi akibat perubahan cuaca dan tingginya biaya investasi awal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi dan kinerja Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKL) berbasis PLTS. Pengukuran dilakukan pada tegangan, arus, dan daya listrik yang dihasilkan oleh panel surya, yang diteruskan ke sistem Maximum Power Point Tracking (MPPT) untuk mengisi baterai kendaraan listrik. Analisis ekonomi dilakukan dengan menggunakan metode Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi rata-rata MPPT sebesar 61,47%, dengan fluktuasi yang disebabkan oleh variasi intensitas sinar matahari. Meskipun demikian, sistem PLTS mampu menghasilkan daya yang cukup untuk mengisi baterai kendaraan listrik, meskipun kinerjanya sedikit menurun saat cuaca mendung. Penggunaan PLTS juga memberikan penghematan biaya operasional tahunan sebesar Rp 87.357,21 dibandingkan penggunaan listrik konvensional dari PLN. Namun, dari segi kelayakan ekonomi, perhitungan PBP menunjukkan waktu pengembalian investasi selama 20 tahun. Selain itu, NPV yang dihitung sebesar -Rp 4.118.596,8 dan IRR -0,47% mengindikasikan bahwa proyek ini belum layak secara finansial dalam jangka waktu 20 tahun. Meskipun demikian, PLTS tetap menawarkan manfaat lingkungan yang besar, dan optimalisasi sistem serta pengembangan teknologi baterai yang lebih efisien diperlukan untuk meningkatkan performa dan kelayakan ekonomi jangka panjang proyek ini.