Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PEMBERDAYAAN PENGRAJIN TEMPE DUSUN CLANGAP MOJOKERTO MENUJU UMKM PANGAN BERDAYASAING MELALUI PEMBUATAN RAK TEMPE DAN PELATIHAN PENYUSUNAN SOP Lusi Mei Cahya Wulandari; Johan Patrick; Ariel Pical; Yoel Fortunatus
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.12702

Abstract

ABSTRAKTempe merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Pembuatan tempe pada umumnya dilakukan oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), termasuk UMKM tempe di dusun Clangap Mojokerto.  Produksi yang dilakukan masih sederhana, kurang higienis dan mempunyai kualitas produk yang tidak konsisten. Rak tempe terbuat dari bambu dan diletakkan di luar ruangan, sedangkan proses produksi tidak konsisten. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kebersihan melalui pembuatan rak tempe dan menjaga kualitas produk dengan pelatihan penyusunan SOP. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan pembuatan rak tempe untuk mitra menjadi lebih tertata, dan lebih terjaga kebersihannya. Pelatihan Penyusunan SOP Produksi Tempe telah menghasilkan   satu dokumen SOP dalam bentuk tabel yang membuat proses produksinya selalu konsisten Kata kunci: rak tempe; SOP; kebersihan; kualitas produk ABSTRACTTempe is a traditional Indonesian food that has high nutritional value. Tempe production is generally carried out by Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs), including tempeh MSMEs in the village of Clangap, Mojokerto. Production is still simple, less hygienic and has inconsistent product quality. The tempe rack is made of bamboo and placed outdoors, while the production process is inconsistent. This activity aims to improve cleanliness through making tempeh racks and maintaining product quality with training in preparing SOPs. The results of community service show that the making of tempeh racks for partners is more orderly and more hygienic. Tempe Production SOP Preparation Training has produced an SOP document in tabular form which keeps the production process consistent Keywords: tray tempe; SOP; hygienitas; product quality
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN MANAJEMEN RANTAI PASOK BAGI PENGRAJIN TAHU DUSUN WONOSARI-KEDIRI Lusi Mei Cahya Wulandari; David Pieter; Fransiscus Borgia
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.12423

Abstract

ABSTRAKHarga kedelai yang tidak stabil dan proses produksi dengan alat sederhana merupakan salah satu hal yang dialami oleh pengrajin tahu dusun Wonosari. Pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan pelatihan dan pendampingan manajemen rantai pasok bagi pengrajin tahu Dusun Wonosari Kediri agar para pengrajin dapat mengelola rantai pasok secara efisien serta mengetahui risiko yang mungkin timbul dalam industri tahu. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui ceramah dan diskusi yang terbagi atas pengenalan rantai pasok, pengelolaan demand dan persediaan, serta manajemen risiko dalam rantai pasok. Pendampingan dilakukan melalui isian kuisioner yang disediakan pada setiap pelatihan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa pengrajin tahu memahami pentingnya mengelola rantai pasok, dapat mengelola permintaan dengan membuat jadwal produksi mingguan serta menentukan persediaan kedelai dengan Min Max. Sedangkan pada manajemen risiko rantai pasok hal yang sering terjadi adalah kualitas tahu tidak baik disebabkan kualitas kedelai yang kurang baik, proses perendaman yang tidak tetap dan tahu yang tidak terjual pada musim penghujan. Kata kunci: tahu; rantai pasok; pelatihan; pendampingan; manajemen risiko. ABSTRACTUnstable soybean prices and the production process with simple tools is one of the things experienced by tofu craftspeople in Wonosari Hamlet. This community service aims to provide supply chain management training and assistance for tofu craftspeople in Wonosari Kediri Hamlet so they can manage the supply chain efficiently and know the risks that may arise in the tofu industry. Implementation of activities is carried out through lectures and discussions which are divided into supply chain introduction, demand and supply management, and risk management in the supply chain. Assistance is carried out through filling out a questionnaire given at each training session. The results of the community service activities show that they know the importance of managing the supply chain, can manage demand by making weekly production schedules and determining soybean supplies with Min Max. Whereas in supply chain risk management, what often happens is poor quality of tofu due to poor quality soybeans, the soaking process is not fixed and tofu is not sold during the rainy season. Keywords: tofu; supply chain; risk management
ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA KEMASAN PRODUK X DI PT GF Milly Maria Sahelangi; Lusi Mei Cahya Wulandari
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 6, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v6i1.1-8

Abstract

Pengendalian kualitas merupakan hal yang penting dan perlu dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi produk yang cacat. Salah satu industri pangan terkenal yang bergerak di bidang makanan ringan biskuit adalah PT GF. Dalam mempertahankan kualitas produk dengan mengidentifikasi penyebab kecacatan produk X di PT GF, maka dapat digunakan metode Six Sigma dengan pendekatan DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control). Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan kecacatan pada kemasan produk X. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan jenis cacat kemasan produk tertinggi dari 10 jenis cacat adalah gaset melipat yaitu sejumlah 300 pcs dengan persentase 60,61%. Faktor penyebab terjadinya kecacatan produk adalah faktor manusia yaitu adanya perbedaan kompetensi setiap operator saat setting baut gaset di mesin packaging. Faktor material disebabkan oleh kualitas bagian terdalam roll alufo kurang bagus. Faktor mesin disebabkan oleh tumpulnya cutter pada mesin packaging. Faktor metode disebabkan oleh metode pengecekan WIP alufo oleh Quality Control (QC) kurang teliti. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan adalah mengadakan training rutin untuk operator mesin packaging agar lebih memahami work instruction khususnya mengenai tata cara setting pada mesin packaging serta penataan tray di mesin tray loader. Selain itu, perlu dilakukan pengecekan QC secara teliti dan sesuai dengan tahapan yang tertera pada work instruction. Untuk meminimalisir terjadinya kecacatan maupun error pada mesin packaging, maka diperlukan maintenance secara berkala serta setting ulang agar mesin dapat berjalan dengan lancar.ABSTRACT Quality control is important and needs to be done by companies to reduce defective products. One of the well-known food industries engaged in biscuit snacks is PT GF. In maintaining product quality by identifying the causes of product X defects at PT GF, the Six Sigma method can be used with the DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control) approach. This study aims to control defects in the packaging of product X. Based on the results of this study, it was found that the highest type of product packaging defect of the 10 types of defects was folded gaskets, namely 300 pcs with a percentage of 60.61%. Factors causing product defects are factors humans, namely the difference in competence of each operator when setting the gasket bolts on the packaging machine. The material factor is caused by the poor quality of the inner part of the alufo roll. The engine factor is caused by the dullness of the cutter on the packaging machine. The method factor was due to the inaccuracy of the alufo WIP checking method by QC. Proposed improvements that can be made are to conduct routine training for packaging machine operators to better understand work instructions, especially regarding procedures for setting the packaging machine and arranging trays on the tray loader machine. In addition, it is necessary to carry out QC checks carefully and in accordance with the stages stated in the work instructions. To minimize the occurrence of defects and errors on packaging machines, periodic maintenance and resetting are needed so that the machine can run smoothly. Keywords : packaging, defects, six sigma method, DMAIC
ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA KEMASAN PRODUK X DI PT GF Sahelangi, Milly Maria; Wulandari, Lusi Mei Cahya
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol. 6 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v6i1.1-8

Abstract

Pengendalian kualitas merupakan hal yang penting dan perlu dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi produk yang cacat. Salah satu industri pangan terkenal yang bergerak di bidang makanan ringan biskuit adalah PT GF. Dalam mempertahankan kualitas produk dengan mengidentifikasi penyebab kecacatan produk X di PT GF, maka dapat digunakan metode Six Sigma dengan pendekatan DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control). Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan kecacatan pada kemasan produk X. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan jenis cacat kemasan produk tertinggi dari 10 jenis cacat adalah gaset melipat yaitu sejumlah 300 pcs dengan persentase 60,61%. Faktor penyebab terjadinya kecacatan produk adalah faktor manusia yaitu adanya perbedaan kompetensi setiap operator saat setting baut gaset di mesin packaging. Faktor material disebabkan oleh kualitas bagian terdalam roll alufo kurang bagus. Faktor mesin disebabkan oleh tumpulnya cutter pada mesin packaging. Faktor metode disebabkan oleh metode pengecekan WIP alufo oleh Quality Control (QC) kurang teliti. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan adalah mengadakan training rutin untuk operator mesin packaging agar lebih memahami work instruction khususnya mengenai tata cara setting pada mesin packaging serta penataan tray di mesin tray loader. Selain itu, perlu dilakukan pengecekan QC secara teliti dan sesuai dengan tahapan yang tertera pada work instruction. Untuk meminimalisir terjadinya kecacatan maupun error pada mesin packaging, maka diperlukan maintenance secara berkala serta setting ulang agar mesin dapat berjalan dengan lancar.ABSTRACT Quality control is important and needs to be done by companies to reduce defective products. One of the well-known food industries engaged in biscuit snacks is PT GF. In maintaining product quality by identifying the causes of product X defects at PT GF, the Six Sigma method can be used with the DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control) approach. This study aims to control defects in the packaging of product X. Based on the results of this study, it was found that the highest type of product packaging defect of the 10 types of defects was folded gaskets, namely 300 pcs with a percentage of 60.61%. Factors causing product defects are factors humans, namely the difference in competence of each operator when setting the gasket bolts on the packaging machine. The material factor is caused by the poor quality of the inner part of the alufo roll. The engine factor is caused by the dullness of the cutter on the packaging machine. The method factor was due to the inaccuracy of the alufo WIP checking method by QC. Proposed improvements that can be made are to conduct routine training for packaging machine operators to better understand work instructions, especially regarding procedures for setting the packaging machine and arranging trays on the tray loader machine. In addition, it is necessary to carry out QC checks carefully and in accordance with the stages stated in the work instructions. To minimize the occurrence of defects and errors on packaging machines, periodic maintenance and resetting are needed so that the machine can run smoothly. Keywords : packaging, defects, six sigma method, DMAIC
Simulasi Sistem Produksi Robochop Dasar dengan ARENA Purba, Lasman Parulian; Irawati, Desrina Yusi; Wulandari, Lusi Mei Cahya
JOURNAL OF INDUSTRIAL AND MANUFACTURE ENGINEERING Vol. 9 No. 1 (2025): EDISI MEI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jime.v9i1.14535

Abstract

Dalam membuat produk terkadang diperlukan suatu perangkat lunak (tools) untuk menjelaskan proses yang terjadi, menganalisis proses dalam pembuatan produk dan bahkan mengusulkan suatu perbaikan dimana perlu. Simulasi komputer merupakan salah satu perangkat lunak (tools) yang lazim dipakai. ARENA merupakan salah satu piranti lunak (tools) yang dapat dipakai untuk menjalankan simulasi sistem produksi. Dalam penelitian ini, simulasi digunakan untuk menggambarkan sistem produksi Robochop Dasar. Dengan menggunakan simulasi ARENA, proses produksi Robochop Dasar dapat dianalisis dengan lebih mudah dan jelas, membantu dalam pemahaman durasi dan tahapan pembuatan produk tersebut. Hasil dari simulasi ini memberikan wawasan yang berguna, seperti identifikasi area yang memerlukan perbaikan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya produksi. Selain itu, simulasi juga memungkinkan perbandingan antara hasil eksperimen dan hasil simulasi, yang dapat memberikan informasi tentang sejauh mana keduanya berbeda. Dengan demikian, penggunaan simulasi komputer dapat membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, serta mendukung upaya perbaikan berkelanjutan dalam sistem produksi Robochop Dasar.
Analisis Tata Letak Ruang Produksi Menggunakan Metode Activity Relationship Chart Jehanus, Maria Oktaviani; Wulandari, Lusi Mei Cahya
Jurnal Teknik Industri Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri, UNISSULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jurti.2.1.191-196

Abstract

UMKM Tahu N adalah ukm yang dimana proses produksi tahu sehat yang berasal dari bahan penggumpal nigarin atau sari air laut tanpa menggunakan cuka. Dalam produksinya, UMKM Tahu N masih memiliki permasalahan dalam proses produksinya, seperti tata letak ruangnya sehingga mengakibatkan produksi menjadi lambat dan memakan waktu yang cukup lama. UMKM Tahu N memiliki layout mesin yang membuat para pekerja memakan waktu lama dalam pembuatan tahu, serta layout yang masih tidak teratur. Analisis tata letak ruang produksi adalah suatu kegiatan untuk mengatur dan merencanakan tata letak ruang produksi agar efisien dan efektif. Analisis tersebut dilakukan untuk mempertimbangkan segala aspek seperti aliran bahan, aliran informasi, keamanan dan kenyamanan kerja, serta membantu dalam penghematan biaya produksi. Metode ARC akan membantu dalam memetakan alur produksi, seperti proses pengolahan kedelai, proses pembuatan tahu, proses pengemasan, serta proses pengiriman. Langkah tersebut dapat diukur dengan parameter seperti kualitas, biaya, maupun waktu. Hasil dapat terlihat bahwa tata letak produksi Tahu N menjadi lebih efektif mulai dari pemrosesan pada bagian fasilitas produksi yang jaraknya jauh seperti: penggilingan (B) ke perebusan (C), perebusan (C) ke pengayakan (D). Setelah dilakukan tata letak usulan dalam perubahan jarak lebuh menjadi signifikan, pengurangan jarak 35%, dan pada usulan tata letak yang baru lebih tertata dan sesuai aliran proses yang sesuai.
PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGRAJIN TEMPE DUSUN LATSARI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS Wulandari, Lusi Mei Cahya; Patrick, Johan; Yoseph, Deograsias; Sumewang, Filippo
Abdi Panca Marga Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Abdi Panca Marga Edisi November 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Panca Marga Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51747/abdipancamarga.v4i2.1743

Abstract

In facing tough competition, tempe small and medium enterprises (SMEs) need to pay attention to the arrangement of their production facilities. A well-organized and tidy production facility helps improve production process efficiency. This has an impact on the quality of tempe, ensuring it meets the established standards. Desa Mlirip in Jetis sub-district, Mojokerto, has seven Tempe Home Industries (IRT) with the largest production located in Dusun Latsari, owned by Mr. Riono, with a minimum daily production of 600 kg. The issue faced by the partners is that the soybean washing process is done manually, which leads to employee fatigue and a lack of hygiene. The goal of this Community Partnership Program is to increase the productivity of tempe producers through the creation of a soybean washing machine, resulting in a faster production process and better product quality. The steps taken include designing a 100kg capacity washing machine, manufacturing the machine, conducting trials, and implementing the machine on the production floor. The results of implementing the soybean washing machine have led to a 27.70% cost savings and have lightened the workload for operators at the tempe business in Dusun Latsari. Keywords: Tempeh, Soybean Washing Machine; Productivity
PELATIHAN CARA PENGOLAHAN PANGAN YANG BAIK (CPPB) BAGI PENGRAJIN TEMPE DESA MLIRIP MENUJU KEAMANAN PANGAN Wulandari, Lusi Mei Cahya; Widari, Nyoman Sri; Sumewang, Filippo
Abdi Panca Marga Vol 5 No 1 (2024): Jurnal Abdi Panca Marga Edisi Mei 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Panca Marga Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51747/abdipancamarga.v5i1.1759

Abstract

Good Manufacturing Practises or Cara Pengolahan Pangan yang Baik (CPPB) are a prerequisite for producing safe, suitable, and high-quality processed food products. Despite being a flagship food in Mlirip Village, Mojokerto, tempe is still processed traditionally and does not meet the CPPB criteria. Community engagement aims to map and raise awareness about CPPB among tempe artisans in Mlirip Village. Mapping involves observing and interviewing seven tempe artisans, focusing on final product aspects, packaging, labeling, product information, documentation, and record-keeping. The mapping results revealed a 40% discrepancy in the final product and a 100% discrepancy in labeling and product information. Consequently, a CPPB socialization program conducted by Rumah Tempe Indonesia was based on these findings. The socialization efforts aimed to emphasize the importance of consistent quality in tempe products and the necessity of providing accurate labels and product information for the produced tempe. References Alvina, A., & Hamdani, D. H. (2019). Proses Pembuatan Tempe Tradisional. Jurnal Ilmiah Pangan Halal, 1(1), 9-11. Emilda, E., Wulandari, T., & Lazuarni, S. (2022). Pendampingan UMKM Penjual Jamu Dalam Meningkatkan Penjualan Melalui Kemasan, Merek, dan Label. Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal, 5(1), 53–60. https://doi.org/10.33330/jurdimas.v5i1.1249 Franklyn Purba, D., Nuraida, L., & Sutrisno Koswara, dan. (n.d.). Effectiveness Assessment of Food Quality and Safety Inspection Program for Household Food Industry (HFI) in Cianjur District. Jurnal Standardisasi 16(2), 103-112 Hanidah, I.-I., Mulyono, A. T., Andoyo, R., Mardawati, E., & Huda, S. (2018). Penerapan Good Manufacturing Practices Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Produk Olahan Pesisir Eretan-Indramayu AGRICORE: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian 3 (1), 359-426. Wulandari, LMC., Patrick, J., Pical, A., & Fortunatus, Y. (2023). Pemberdayaan Pengrajin Tempe Dusun Clangap Mojokerto Menuju UMKM Pangan Berdayasaing Melalui Pembuatan Rak Tempe Dan Pelatihan Penyusunan SOP. Selaparang 7(1), 579-582. Putri, A. A., Rohmah, M., Emmawati, A., Andriyani, Y., & Rahmadi, A. (2023). Penerapan CPPB-IRT dan sistem jaminan produk halal sebagai upaya peningkatan mutu dan kehalalan produk UMKM. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS), 6(2), 373–391. https://doi.org/10.33474/jipemas.v6i2.19633
Analisis Persediaan Bahan Baku Penolong Menggunakan Metode ABC pada PGT Rejowinangun Trenggalek Limbong, Albert Christian; Wulandari, Lusi Mei Cahya
Jurnal Teknik Industri Terintegrasi (JUTIN) Vol. 6 No. 4 (2023): Oktober
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jutin.v6i4.21601

Abstract

The research at PGT Rejowinangun Trenggalek aims to enhance efficiency and effectiveness using the ABC method formula. The research results reveal three categories of raw material components. Category A involves 2 items with a total cost of IDR 133,810,000, contributing approximately 79 percent of the total inventory funds. Category B includes 1 item, constituting around 7 percent of the total items, with an absorption cost of IDR 12,600,000. Category C comprises 3 items, accounting for about 13 percent of the total items. The ABC analysis provides an overview of cost distribution and raw material turnover, serving as a basis for efficient order planning.