Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

IDENTIFIKASI JENIS TUMBUHAN BAWAH PADA TEGAKAN KELAPA SAWIT DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG / Identification of Understoreys at Palm Oil Stands and their Utilization for Beef Cattle Feed Firison, Jhon; Wiryono, Wiryono; Brata, Bieng; Ishak, Andi
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 25, No 2 (2019): Desember, 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v25n2.2019.59-68

Abstract

The presumption that understoreys at palm oil stands are weeds is not entirely true because the understoreys can be potentially used as beef cattle feed. The study aimed to identify the types of understorey at palm oil stands, to determine the dominant species, and to calculate the understorey biomass potential for beef cattle feed. The study was conducted in Kungkai Baru Village, Air Periukan Subdistrict, Seluma Regency, Bengkulu Province from July to September 2018. Data were obtained by using a 1mx1m method. Samples were taken from 2, 7, and 15 years old palm oil stands for 26 plots, then they were identified and dried to obtain dry ingredients. The level of beef cattle preference to understoreys was found out based on the results of the interviews with 5 farmers. The data were analyzed descriptively. The results of the study concluded that (1) there were 53 species of understoreys at the oil palm stands consisting of 46 genera and 29 families; (2) the Poaceae family was the most important understoreys at the oil palm stands; and (3) there were 20 understorey species which were potential for beef cattle feed at the oil palm stands. The understorey biomass decreased along with the increasing age of palm oil stands, which was 8845.1 kg/ha at the stands aged two years, 5445.4 kg/ha at 7 years, and 4317.4 kg/ha at 15 years. The study indicates that understorey species at palm oil stands are potential for beef cattle feed.Keywords: Biomass,  animal preference level, Poaceae family AbstrakAnggapan bahwa jenis tumbuhan bawah sebagai gulma pada kelapa sawit tidaklah sepenuhnya benar karena tumbuhan bawah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi potong. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan bawah pada tegakan kelapa sawit, menentukan dominasi jenis, dan menghitung biomassa tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai pakan ternak sapi potong. Penelitian dilakukan di Desa Kungkai Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu pada bulan Juli sampai dengan September 2018. Pengumpulan data dilakukan metode kuadrat ukuran 1m x 1m. Sampel tumbuhan bawah diambil sebanyak 26 plot pada umur tegakan 2, 7, dan 15 tahun, selanjutnya diidentifikasi dan dikeringkan untuk mendapatkan bahan keringnya. Tingkat kesukaan ternak sapi potong terhadap tumbuhan bawah diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang peternak. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) terdapat 53 jenis tumbuhan bawah pada seluruh tegakan kelapa sawit yang terdiri atas 46 genus dan 29 famili; (2) famili Poaceae merupakan tumbuhan bawah terpenting pada tegakan kelapa sawit; (3) terdapat 20 jenis tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai pakan ternak sapi potong pada tegakan kelapa sawit yang biomassanya semakin menurun dengan bertambahnya umur tegakan, yaitu 8.845,1 kg/ha pada umur tegakan 2 tahun, 5.445,4 kg/ha pada umur tegakan 7 tahun, dan 4.317,4 kg/ha pada umur tegakan 15 tahun.  Hasil penelitian mengindikasikan bahwa tumbuhan bawah pada tegakan kelapa sawit berpotensi sebagai sumber pakan ternak sapi.Kata kunci:Biomassa,  tingkat kesukaan ternak, family Poaceae.
IDENTIFIKASI JENIS TUMBUHAN BAWAH PADA TEGAKAN KELAPA SAWIT DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG / Identification of Understoreys at Palm Oil Stands and their Utilization for Beef Cattle Feed Jhon Firison; Wiryono Wiryono; Bieng Brata; Andi Ishak
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 25, No 2 (2019): Desember, 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v25n2.2019.59-68

Abstract

The presumption that understoreys at palm oil stands are weeds is not entirely true because the understoreys can be potentially used as beef cattle feed. The study aimed to identify the types of understorey at palm oil stands, to determine the dominant species, and to calculate the understorey biomass potential for beef cattle feed. The study was conducted in Kungkai Baru Village, Air Periukan Subdistrict, Seluma Regency, Bengkulu Province from July to September 2018. Data were obtained by using a 1mx1m method. Samples were taken from 2, 7, and 15 years old palm oil stands for 26 plots, then they were identified and dried to obtain dry ingredients. The level of beef cattle preference to understoreys was found out based on the results of the interviews with 5 farmers. The data were analyzed descriptively. The results of the study concluded that (1) there were 53 species of understoreys at the oil palm stands consisting of 46 genera and 29 families; (2) the Poaceae family was the most important understoreys at the oil palm stands; and (3) there were 20 understorey species which were potential for beef cattle feed at the oil palm stands. The understorey biomass decreased along with the increasing age of palm oil stands, which was 8845.1 kg/ha at the stands aged two years, 5445.4 kg/ha at 7 years, and 4317.4 kg/ha at 15 years. The study indicates that understorey species at palm oil stands are potential for beef cattle feed.Keywords: Biomass,  animal preference level, Poaceae family AbstrakAnggapan bahwa jenis tumbuhan bawah sebagai gulma pada kelapa sawit tidaklah sepenuhnya benar karena tumbuhan bawah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi potong. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan bawah pada tegakan kelapa sawit, menentukan dominasi jenis, dan menghitung biomassa tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai pakan ternak sapi potong. Penelitian dilakukan di Desa Kungkai Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu pada bulan Juli sampai dengan September 2018. Pengumpulan data dilakukan metode kuadrat ukuran 1m x 1m. Sampel tumbuhan bawah diambil sebanyak 26 plot pada umur tegakan 2, 7, dan 15 tahun, selanjutnya diidentifikasi dan dikeringkan untuk mendapatkan bahan keringnya. Tingkat kesukaan ternak sapi potong terhadap tumbuhan bawah diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang peternak. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) terdapat 53 jenis tumbuhan bawah pada seluruh tegakan kelapa sawit yang terdiri atas 46 genus dan 29 famili; (2) famili Poaceae merupakan tumbuhan bawah terpenting pada tegakan kelapa sawit; (3) terdapat 20 jenis tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai pakan ternak sapi potong pada tegakan kelapa sawit yang biomassanya semakin menurun dengan bertambahnya umur tegakan, yaitu 8.845,1 kg/ha pada umur tegakan 2 tahun, 5.445,4 kg/ha pada umur tegakan 7 tahun, dan 4.317,4 kg/ha pada umur tegakan 15 tahun.  Hasil penelitian mengindikasikan bahwa tumbuhan bawah pada tegakan kelapa sawit berpotensi sebagai sumber pakan ternak sapi.Kata kunci:Biomassa,  tingkat kesukaan ternak, family Poaceae.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN PABRIK CPO PT. DJUANDASAWIT LESTARI Elmiyana Sulistyaningrum; Wiryono Wiryono; Gunggung Senoaji
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.9.1.12236

Abstract

PT. Djuandasawit Lestari di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, memiliki kebun seluas 14.662,77 Ha dengan kapasitas 60 ton TBS/jam. PT. Djuandasawit Lestari wajib melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah ditetapkan dalam RKL-RPL dengan maksud agar kegiatan tersebut dapat memenuhi prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: (1) pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada perkebunan kelapa sawit dan pabrik CPO PT. Djuandasawit Lestari, dan (2) persepsi masyarakat terhadap PT. Djuandasawit Lestari. Data dikumpulka melalui survey dan studi literatur dan dianalisis dengan pendekatan analisis secara deskritif dan kuantitatif dengan menggunakan skala likert. Hasilnya menunjukkan bahwa dari aspek ekonomi masyarakat sangat setuju dengan kegiatan PT. Djuandasawit Lestari. Dari aspek lingkungan, masyarakat masih merasakan dampak negatif akibat operasional PT. Djuandasawit Lestari. Dari aspek sosial, persepsi masyarakat setuju bahwa PT. Djuandasawit Lestari melakukan hubungan yang baik dengan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan sosial dan bantuan ke masyarakat.
PENGARUH UMUR DAN GENDER TERHADAP SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT DIKAMPUNG NELAYAN SEJAHTERA KELURAHAN SUMBER JAYA KOTA BENGKULU Wardani Wardani; Wiryono Wiryono; Agus Susatya
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.9.2.13510

Abstract

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain, ini disebutkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh antara umur dengan sikap peduli lingkungan pada masyarakat Kampung Nelayan Sejahtera Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu (2) mengetahui pengaruh Gender dengan sikap peduli lingkungan pada masyarakat Kampung Nelayan Sejahtera Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara random. Hasil penelitian menunjukkan (1) Terdapat pengaruh umur terhadap sikap peduli lingkungan pada masyarakat di Kampung Nelayan Sejahtera Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu. Temuan ini di tunjukkan berdasarkan hasil perhitungan uji T diperoleh nilai T hitung sebesar 2,324 dengan signifikansi 0,024 < siginifikansi ? : 0,05. Artinya H 0 di tolak dan H 1 diterima. (2) Tidak terdapat perbedaan sikap peduli lingkungan antara laki-laki dan perempuan pada masyarakat di Kampung Nelayan Sejahtera Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu
Keragaman Jenis Tumbuhan Bawah Pada Tegakan Kelapa Sawit Dan Potensinya Sebagai Pakan Ternak Sapi Potong (Kasus Di Desa Kungkai Baru Kabupaten Seluma) Jhon Firison; wiryono wiryono; Bieng Brata
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.8.1.9168

Abstract

Tumbuhan bawah adalah salah satu lapisan pada kawasan hutan yang terletak di bawah kanopi pohon yang terdiri atas tumbuhan berkayu, semak, tanaman merambat, dan herba Penelitian berjudul “Identifikasi Jenis Tumbuhan Bawah pada Tegakan Kelapa Sawit dan Potensinya sebagai Pakan Ternak Sapi Potong” telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2018 di Desa Kungkai Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma. Tujuan penelitian yaitu: (1) mengidentifikasi keragaman jenis tumbuhan bawah pada tegakan kelapa sawit umur 2, 7, dan 15 tahun, (2) menghitung dominasi jenis tumbuhan bawah, dan (3) menentukan daya tampung ternak sapi potong pada berbagai umur tegakan kelapa sawit. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1) sampling tumbuhan bawah dengan kuadran ukuran 1 x 1 meter pada 26 plot pengamatan yang dilengkapi dengan dokumentasi foto, (2) identifikasi jenis tumbuhan bawah menggunakan buku panduan identifikasi dan situs internet, (3) penghitungan biomassa berdasarkan hasil analisis laboratorium, dan (4) menentukan tingkat kesukaan ternak sapi potong (palatabilitas) terhadap tumbuhan bawah berdasarkan hasil wawancara dengan 4 orang peternak. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) ditemukan 53 jenis tumbuhan bawah pada seluruh tegakan kelapa sawit yang terdiri atas 46 genus dan 29 famili; (2) famili Poaceae merupakan tumbuhan bawah penting pada seluruh umur tegakan kelapa sawit; (3) daya tampung tumbuhan bawah pada tegakan kelapa sawit berumur 2, 7, dan 15 tahun semakin menurun dengan bertambahnya umur tegakan, berturut-turut 2,01, 1,37, dan 0,76 ST/hektar/tahun.Kata kunci : tumbuhan bawah, kelapa sawit, daya tampung, sapi potong
EVALUASI TERHADAP JALUR HIJAU JALAN KOTA LUBUKLINGGAU KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR II PROVINSI SUMATERA SELATAN Ardea Gattein; Wiryono Wiryono; Guswarni Anwar
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 10 No. 1 (2021)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.10.1.17861

Abstract

Bentuk hutan kota yang cukup efektif dalam mengurangi emisi karbon adalah jalur hijau di sekitar jalan lalu lintas dalam kota. Kota Lubuklinggau memiliki posisi geostrategis dengan menjadi kota perlintasan jalur lalu lintas tengah Sumatera. Lubuklinggau Timur II merupakan sebuah kecamatan sebagai pusat di kota Lubuklinggau yang memiliki area perbelanjaan. Banyaknya pembangunan untuk perdagangan maupun perhotelan, mengakibatkan jalur hijau di pusat kota semakin berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan dan mengevaluasi jalan yang memiliki jalur hijau, mengidentifikasi dan mengevaluasi jenis pohon, mengevaluasi kesehatan pohon serta menghitung dugaan cadangan karbon pada jalur hijau di jalan Pusat Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Oktober 2019 pada jalur hijau di jalan Pusat Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan, khususnya Kecamatan Lubuklinggau Timur II. Pengambilan data ini dilakukan pada semua jalan yang memiliki jalur hijau di lokasi penelitian. Pengamatan tanaman dilakukan pada tanaman yang termasuk pohon dengan tinggi minimal 1 m dan metode pengamatan pohon dilakukan dengan metode sensus pohon. Pendugaan cadangan biomassa dilakukan dengan menggunakan metode Non Destructive, menggunakan rumus allometrik dari beberapa peneliti sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan jumlah jalan yang memiliki jalur hijau jalan di Pusat Kota Lubuklinggau Kecamatan Lubuklinggau Timur II adalah 15 jalan atau 34,1% dari 44 jalan. Jumlah jenis pohon yang ditemukan adalah 28 jenis yang tergolong dalam 18 Famili dengan total tanaman sebanyak 482 pohon. Sebanyak 89,3% jenis tanaman tergolong jenis eksotis. Sebagian besar pohon tergolong sehat. Total biomassa adalah 3.337,87 Ton dan cadangan karbon tersimpan sebesar 1.668,93 Ton.
STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA ALAM AIR TERJUN CURUQ PSUK DESA PENEMBANG KECAMATAN MERIGI KELINDANG KABUPATEN BENGKULU TENGAH Desi Arisandi; Agus Susatya; Wiryono Wiryono
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.9.1.12238

Abstract

Pariwisata merupakan sektor yang sangat potensial untuk menunjang pengembangan suatu kawasan, baik di lingkungan perkotaan maupun perdesaan. Pariwisata juga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Pariwisata berkelanjutan mencakup 3 aspek utama yang terdiri dari aspek lingkungan, aspek ekonomi, aspek sosial budaya. Wisata alam air terjun Curuq Psuk mempunyai potensi untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan wisata alam Curuq Psuk di Desa Penembang, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah. Data dikumpulkan melalui observasi dn wawancara terhadap 100 orang responden yang terdiri dari institusi pemerintah daerah, masyarakat dan pengunjung objek wisata. Data dianalisis menggunakan SWOT analysis. Berdasarkan analisis diperoleh kesimpulan bahwa bahwa lima urutan teratas dari program untuk pengembangan wisata alam air terjun Curuq Psuk adalah : (1) Pengembangan objek wisata; (2) Pengembangan infrastruktur transportasi; (3) Pengembangan bantuan modal usaha; (4) Pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan wisata; dan (5) Pengembangan usaha lainnya yang ramah lingkungan.
Evaluasi Tutupan Lahan Dan Efektivitas Pengelolaan Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kaba Provinsi Bengkulu Silvia Alparisi; Wiryono Wiryono; Enggar Aprianto
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.8.2.9205

Abstract

Survey yang konperensif mengenai Evaluasi Tutupan Lahan dan Efektifitas Pengelolaan di kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kaba pada dasarnya belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui kondisi Tutupan Lahan dan Efektivitas Pengelolaan. Penelitian dilakukan dengan Metode METT, ArcGis, dan Groundcheck di lapangan. Hasil Penelitian dengan menggunakan METT menunjukkan bahwa kawasan TWA Bukit Kaba memiliki nilai Efektivitas tinggi dengan perolehan persentase rata-rata 80% dari hasil penilaian efektivitas pengelolaan secara keseluruhan dinyatakan Sangat Efektif. Namun hasil evalusi tutupan lahan dan Groundcheck di lapangan menunjukkan keadaan yang sebaliknya dari hasil METT yang di peroleh, dengan kata lain hasil evaluasi dan pengamatan dilapangan TWA Bukit kaba menunjukkan bahwa pengelolaan yang dilakukan belum efektif secara keseluruhan.Kata Kunci : taman wisata alam, bukit kaba, tutupan lahan, efektivitas pengelolaan
KERAGAMAN DAN KOMPOSISI JENIS SAYUR DI PASAR TRADISIONAL DAN SUPERMARKET DI YOGYAKARTA Steffanie Nurliana; Wiryono Wiryono
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 10 No. 1 (2021)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.10.1.17286

Abstract

Sayur merupakan sumberdaya hayati yang penting bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Dengan keragaman hayati yang tinggi, Indonesia diharapkan memiliki keragaman jenis tanaman sayur asli yang tinggi pula. Penelitian  bertujuan untuk menghitung keragaman jenis dan komposisi jenis tanaman sayur segar yang terdapat di enam pasar tradisional dan tiga supermarket di Provinsi Yogyakarta.  Data dikumpulkan dengan mencatat jenis sayur yang ada di enam pasar tersebut, kemudian diolah untuk menghitung jumlah jenisnya, menghitung indeks kemiripan jenis antara keenam pasar, dan membandingkan jumlah jenis asli dan introduksi. Dari ke enam pasar dan tiga supermarket diperoleh jenis sayur sebanyak 57, yang terdiri dari 13 suku. Jenis tanaman introduksi berjumlah 38 sedangkan jenis tanaman asli hanya 19. Indeks kemiripan jenis antar pasar maupun supermarket berkisar dari 0,42 sampai dengan 0,9. 
Respons mahasiswa terhadap buku panduan dan kegiatan pelatihan “teknik monitoring kura-kura cyclemys oldhamii” Annisa Puji Astuti; Aceng Ruyani; Wiryono Wiryono
PendIPA Journal of Science Education Vol 1, No 1 (2017): october
Publisher : University of Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.894 KB) | DOI: 10.33369/pendipa.1.1.49-54

Abstract

This study aimed to know the students’s response to the guidebooks and training activities entitled "Monitoring Technique of the Cyclemys oldhamii Tortoise " in the ex situ conservation area Taman Pintar University of Bengkulu. The results showed that students responded positively to the guidebooks and training activities. Forestry students was very interested in the field practices related to the technique and monitoring activities of the C.oldhamii tortoise, while MIPA students was interested  in knowledge of the habitat, morphology, and its conservation. Forestry students showed the biggest  response to conserve  C.oldhamii and other tortoises, meanwhile MIPA students was more interested to do the next  observations and research about C.oldhamii and other tortoises for thesis research. Forestry and MIPA students could explain the benefits and plans after the training activities "Technique Monitoring of the Cyclemys oldhamii Tortoise" well.