Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISA TIDAK LINEAR STRUKTUR BETON: DARI SEISMOLOGI SAMPAI PEMODELAN STRUKTUR Ade Faisal, Ph.D
KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Vol 2 (2013): ANALISA TIDAK LINEAR STRUKTUR BETON: DARI SEISMOLOGI SAMPAI PEMODELAN STRUKTUR
Publisher : KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan analisa tidak linear semakin sering dilakukan di dunia khususnya dalam hal evaluasi struktur bangunan lama. Untuk itu memahami cara untuk melakukan analisa tidak linear secara baik adalah sangat perlu. Apalagi peta zona gempa terbaru di Indonesia telah diberlakukan. Hal ini memaksa kita untuk kembali memastikan apakah gedung yang kita tempati masih aman dari bahaya gempa melalui analisa tidak linear. Tulisan ini mengulas secara ringkas perkembangan dalam analisa tidak linear untuk struktur beton yang dimulai dari getaran akibat gempa dari perspektif seismologi sampai dengan pemodelan struktur secara tidak linear tidak elastis.
KAJIAN KURVA KAPASITAS STRUKTUR BAJA SRPM AKIBAT PENERAPAN DESAIN PLASTIS BERBASIS KINERJA PADA DAERAH KEGEMPAAN TINGGI DI INDONESIA Ade Faisal
KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Vol 9, No 2 (2015): Peer Review - KAJIAN KURVA KAPASITAS STRUKTUR BAJA SRPM AKIBAT PENERAPAN DESAIN
Publisher : KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan zona gempa moderat hingga berat, sehingga perencanaan struktur gedung tahan gempa menjadi sangat penting. Namun prosedur desain kegempaan saat ini masih didasarkan terhadap respon elastis struktur, tanpa secara langsung mempertimbangkan respons inelastis struktur pada tahap awal desain, sehingga mengakibatkan desain awal struktur yang kurang baik dan menyebabkan proses iterasi desain, gaya geser dasar desain tidak realistis, kekuatan lateral tidak merata sepanjang tinggi struktur, serta pola mekanisme leleh tidak menjamin sesuai dengan yang diharapkan. Prosedur desain plastis berbasis kinerja merupakan prosedur desain kegempaan yang secara langsung menyertakan simpangan target dan mekanisme kolom kuat–balok lemah pada tahap awal desain, sehingga tidak dibutuhkan proses iterasi desain. Dalam penelitian ini akan dievaluasi kinerja struktur baja SRPM 3- dan 8-tingkat, yang didesain plastis berbasis kinerja di Pulau Nias dengan variasi rasio simpangan target 0.015, 0.025, dan 0.03, melalui analisis statis nonlinier menggunakan SeismoStruct, dan dengan data gempa Duzce 1999, Kocaeli 1999, dan Hector Mine 1999 yang telah diskalakan terhadap spektrum respons desain Pulau Nias. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa prosedur desain plastis berbasis kinerja dapat diterapkan dengan baik pada daerah kegempaan tinggi (Pulau Nias, Indonesia). Dari kurva kapasitas struktur menunjukkan bahwa gaya geser dasar desain plastis berbasis kinerja lebih realistis dibandingkan gaya geser dasar desain elastis. Hal ini dibuktikan oleh kuat lebih yang sangat besar pada desain elastis
STUDI PARAMETRIK KINERJA DINDING PENGISI BATA MERAH PADA STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT BEBAN GEMPA Ade Faisal, Ph.D
KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Vol 9, No 2 (2015): STUDI PARAMETRIK KINERJA DINDING PENGISI BATA MERAH PADA STRUKTUR BETON BERTULAN
Publisher : KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kekakuan, kekuatan dan penempatan (konfigurasi) dinding bata terhadap struktur. Struktur bangunan dimodelkan sebagai portal 2 dimensi dan terdiri dari 5 model yaitu struktur open frame, strukturfully-infilled wall frame, strukturfully-infilled wall frame dengan bukaan 16%, struktur fully-infilled wall frame dengan bukaan 40%, dan struktur open first-story frame. Hasil analisis menunjukkan bahwa kontribusi dinding pengisi yang terbuat dari dinding bata sangat mempengaruhi kekakuan lateral stnkttur. Adanya dinding pengisi yang kaku di sebuah level tingkat dan pada level tingkat lain tidak ada dapat menyebabkan efek tingkat lemah (soft story). Hasil studi juga menunjukkan bahwa faktor bukaan juga sangat mempengaruhi kekuatan dinding pengisi. Dinding dengan bukaan 40% ternyata tidak begitu mempengaruhi kinerja dari struktur utama. Pemasangan dinding pengisi bata ternyata dapat meningkatkan kapasitas dari struktur itu sendiri. Hal ini ditunjukkan oleh model struktur dengan menggunakan dinding pengisi memiliki kapasitas yang lebih besar dengan peningkatan sebesar 12,833% pada zona gempa 4 dan 28,931% pada zona gempa 6. Untuk model struktur dengan bukaan 16% terjadi peningkatan sebesar 3,015% pada zona gempa 4 dan 7,135% pada zona gempa 6. Berbanding terbalik dengan kapasitas, keberadaan dinding bata bisa mengurangi daktilitas struktur, dari studi ini diperoleh pengurangan sebesar 56,344% pada zona gempa 4 dan 71,405% pada zona gempa 6.
PERILAKU SIMPANGAN STRUKTUR TIDAK SIMETRIS HORIZONTAL DENGAN VARIASI EKSENTRISITAS KEKAKUAN DAN FAKTOR MODIFIKASI RESPON AKIBAT GETARAN GEMPA PULSE DAN TANPA PULSE Ade Faisal, Ph.D
KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA PERILAKU SIMPANGAN STRUKTUR TIDAK SIMETRIS HORIZONTAL DENGAN VARIASI EKSENTRISITAS KEKAKUAN DAN FAKT
Publisher : KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Torsi pada bangunan dapat terjadi akibat distribusi massa dan kekakuan yang tidak simetris. Studi parametrik ini dilakukan pada bangunan dengan eksentrisitas kekakuan (er) dan variasi dari respon modifikasi gempa (R) dengan memodelkan struktur 2D dan melihat perilaku simpangan struktur tersebut pada sisi yang kaku dan sisi yang fleksibel. Struktur tersebut akan dianalisisis dalam kondisi elastis dan inelastis dengan metode Riwayat Waktu dan rekaman gempa dengan karakteristik gempa Pulse dan tanpa Pulse. Hasil studi parametrik diperoleh respon simpangan yang signifikan pada sisi fleksibel dibandingkan dengan di sisi kaku. Perpindahan yang tidak seragam ini membuat struktur mengalami puntir/torsi. Efek torsi kondisi inelastis memiliki deformasi yang lebih signifikan dibandingkan deformasi kondisi elastis dengan rasio simpangan mencapai 1 : 2,678. Sementara itu, kenaikan faktor modifikasi respon gempa (R) menunjukkan peningkatan simpangan seiring meningkatnya faktor-R dan semakin besarnya nilai eksentrisitas pusat kekakuan (er). Efek getaran gempa dengan pulse memiliki karakteristik yang dapat menyebabkan perpindahan yang signifikan di sisi fleksibel dibandingkan dengan getaran gempa tanpa Pulse, kenaikan deformasi akibat gempa pulse berkisar 10% sampai dengan 15%.
Peer Review - TORSI AKTUAL PADA SRPM SIMETRIS Ade Faisal
KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 2014: Peer Review - TORSI AKTUAL PADA SRPM SIMETRIS
Publisher : KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini membahas sebuah kebiasaan para perencana dalam pemodelan struktur. Struktur gedung umumnya dimodelkan dalam bentuk sistem rangka pemikul momen (SRPM) terbuka atau portal terbuka dengan lantai dianggap sebagai diafragma dan dinding pasangan bata umumnya dianggap sebagai elemen non struktural. Padahal keberadaan dinding ini menambah kekakuan lateral pada struktur tersebut. Kondisi ini juga menyebabkan terjadinya eksentrisitas antara pusat masa dan pusat kekakuan sehingga menimbulkan torsi pada lantai. Makalah ini bertujuan untuk menelususri lebih dalam seberapa besar torsi pada lantai dapat terjadi dan mempengaruhi respon pada kondisi aktual, baik itu dalam kondisi linear maupun tidak linear.
Estimation of Ductility Demand in RC Buildings Induced by Repeated Earthquakes Ade Faisal, Ph.D
KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Estimation of Ductility Demand in RC Buildings Induced by Repeated Earthquakes
Publisher : KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Current design practice considers the use of single event of earthquake. In fact, seismic hazard is a multi events earthquake or the so-called repeated earthquakes. Consequently, the structural behavior under repeated earthquakes is not clearly understood. Therefore, the present study focused on the estimation of ductility demands in reinforced concrete (RC) buildings affected by repeated near-field earthquake having forward directivity effect (FDE). A comprehensive assessment was conducted using generic frames with 4 types of fundamental period. A model having behavior factor (or force reduction factor) of 1.5, 2, 4, and 6.0, and plastic hinge at member ends with 3 types of plastic rotation capacity was assumed. The buildings were assumed to be situated on a stiff soil in the high seismic zone in Europe. This study shows that, on average, the amplification ratio of roof ductility demand due to repeated earthquakes reached to 1.5 and 1.7 for double and triple events of repeated earthquakes, respectively. The present study has also established the empirical relationships of ductility demands of RC building with the fundamental period, behavior factor, ratio of global post-yield stiffness to elastic stiffness, and ratio of story ductility to global ductility capacities to predict the amplification ratios of ductility demand due to repeated earthquakes.
Peer Review - EVALUASI PERBANDINGAN SIMPANGAN STRUKTUR SRPM AKIBAT PERMODELAN STRUKTUR YANG BERBEDA Ade Faisal
KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Vol 4, No 1 (2018): Peer Review - EVALUASI PERBANDINGAN SIMPANGAN STRUKTUR SRPM AKIBAT PERMODELAN ST
Publisher : KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Struktur bangunan bertingkat rawan terhadap gaya lateral, terutama akibat gaya yang ditimbulkan oleh gempa. Indonesia juga termasuk ke dalam wilayah yang memiliki instensitas terjadi gempa yang tinggi. Dalam menghitung struktur bangunan bertingkat ada 2 cara, yakni dengan sistem rangka pemikul momen (SRPM) dan kombinasi SRPM dengan shear wall. Pada proses perencanaan umumnya dinding geser dimodelkan sebagai element solid pada program komputer. Pemakaian element solid ini akan memakan waktu analisa seiring dengan semakin bertambahnya tinggi bangunan. Dinding geser juga dapat dimodelkan dengan element garis (line). Untuk itu studi ini bertujuan membandingkan hasil yang diperoleh bila dinding geser dimodelkan sebagai element solid dan element garis. Pada studi ini terdapat 3 pemodelan struktur, yaitu 1 model strktur tanpa dinding geser, dan 2 model truktur dengan dinding geser (model dinding geser solid element dan model dinding geser  line element).Semua input beban, tingkat kekakuan dan dimensi struktur adalah sama, yang berbeda hanyalah model shear wall yang digunakan. Gedung ini memiliki tingggi 40 meter (10 lantai), tinggi tiap lantai 4 meter. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh bahwa terjadi perbedaan perioda getar, simpangan, gaya geser dasar dan gaya-gaya dalam karena pemodelan sistem struktur penahan gaya geser yang berbeda-beda.
Peer Review - Assessment of Reinforced Concrete Building with Soil Structure Interaction Effect under Vertical Earthquake Ade Faisal
KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Vol 857 (2018): Peer Review - Assesment of reinforced Concrete Building with Soil Strtucture Interac
Publisher : KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In past investigation, most of studies on seismic analysis for soil structure interaction effect are small and generally design building were considered to be fixed at their support. In actual condition, flexibility of the bases soil medium were generate some deformation in foundation element and will be shows detrimental effects on the system behavior. This can make a beneficial result on the overall structure response if flexible bases were considered during seismic analysis. The present study attempts to compare the behavior of reinforced concrete medium rise building with soil structure interaction effect and fixed bases under vertical earthquake. The eight-storey irregular 2D frame models were subjected to ground motion from 4 stations with peak ground acceleration ratios vertical to horizontal (V/H) between ranges 0.95 to 1.16. During simulation of simplified model, Impedance Function has been applied to calculate the stiffness of such spring. The structural response quantities were considered  displacement histories and axial load variation. The result shows that the consideration of soil structure interaction effect may increase such response behavior.
Investigation of story ductility demands of inelastic concrete frames subjected to repeated earthquakes Ade Faisal, Ph.D
KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Vol 44 (2013): Investigation of story ductility demands of inelastic concrete frames subjected to re
Publisher : KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The present study focuses on the influence of repeated earthquakes on the maximum story ductility demands of three-dimensional inelastic concrete frames. A comprehensive assessment is conducted using generic frames with 3-, 6-, 12-, and 18-story structures. Each is assumed to have behaviour factors of 1.5, 2, 4, and 6 referring to Eurocode 8. Stiffness and strength degrading hysteresis rule to represent reinforced concrete structure is considered in the plastic hinge of members. Twenty ground motions are selected, and single, double, and triple events of synthetic repeated earthquakes are considered. Some interesting findings are provided showing that repeated earthquakes significantly increase the story ductility demand of inelastic concrete frames. On average, relative increment of maximum story ductility demand is experienced 1.4 and 1.3 times when double and triple events of repeated earthquakes are induced, respectively. Empirical relationships are also provided to predict these increments where their efficiency is presented examining characteristic 3- and 8-story reinforced concrete buildings.
STUDI P ARAMETRIK KEKAKUAN, DAKTILITAS DAN KINERJA STRUKTUR SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) AKIBAT PENGARUH SETBACK DAN DINDING PASANGAN DATA Ade Faisal, Ph.D
KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Vol 10, No 1 (2016): STUDI P ARAMETRIK KEKAKUAN, DAKTILITAS DAN KINERJA STRUKTUR SISTEM RANGKA PEMIK
Publisher : KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmu pengetahuan dan penerapan tekno/ogi da/am bidang pembangunan konstruksi teknik sipi/ menga/ami perkembangan yang pesat dengan berkembangnya zaman sehingga menuntut kita untuk /ebih kreatif terutama dalam hal perancangan struktur. Di Indonesia, tantangan yang dihadapi dalam kontruksi gedung bertingkat ada/ah adanya resiko akibat gempa. Sa/ah satu metode untuk menganalisis beban gempa adalah analisis pushover.Analisis pushover merupakan prosedur analisis untuk mengetahui peri/aku keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa.Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setback dan dinding bata terhadap struktur ditinjau dari kekokuan, daktilitas dan kinerja berdasarkan hasil kurva kapasitas pushover. Stuktur bangunan dimodelkan sebagai portal 2 dimensi yang terdiri dari 2 model yaitu SRPM terbuka dan SRPM berdinding, dan di setiap model terdiri dari 4 buah gedung yaitu rang/co penuh, setback/, setback.2, dan setback 3. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjuklcan bahwa kontribusi dinding pengisi yang terbuat dari dinding bata mempengaruhi lcekakuan lateral struktur, serta dengan dilcuranginya setback pada struktw bangunan mengakibatkan ni/ai kekakuan semakin lcecil sehingga nilai daktilitas semalcin besar. Nilai kekalcuan e/astis, kekalcuan dinding parca e/astis don kekakuan pasca elastis yang terbesor ado podo model SRPM berdinding dan yang memiliki ni/ai terkecil ada pada model SRPM terbuka. Ni/ai daktilitas pada model SRP M terbulca terbesar 18.22 di struktur setback3 pada zona gempa 4.Pada model SRPM berdinding nilai terbesamya 15.58 di struktur setbaclc3 pada zona gempa 4.Secara keseluruhan model SRPM terbuka stn.:kturnya masih berada dalam kondisi baik atau aman saat terjadi gempa sedang yaitu zona gempa 4.