Dedi Muhtadi
Unknown Affiliation

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PROSES BERPIKIR PESERTA DIDIK MENURUT EDWARD DE BONO DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIK DITINJAU DARI DOMINASI OTAK Icha Sofia Nurazizah; Dedi Muhtadi; Redi Hermanto
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v4i1.4290

Abstract

Tujuan penelitian adalah menganalisis proses berpikir peserta didik menurut de Bono dalam memecahkan masalah matematik ditinjau dari dominasi otak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek penelitian berasal dari tiga kelompok yaitu peserta didik berdominasi otak kiri, kanan dan seimbang. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik berdominasi otak kiri memiliki proses berpikir vertikal, berdominasi otak kanan memiliki proses berpikir lateral, dan berdominasi otak seimbang memiliki proses berpikir vertikal juga berpikir lateral. Namun terdapat perbedaan berpikir vertikal antara peserta didik berdominasi otak seimbang dengan yang berdominasi otak kiri, yaitu peserta didik berdominasi otak seimbang dalam memahami masalah dan menyusun rencana penyelesaian melalui membaca holistik dengan pendekatan intuitif, sedangkan peserta didik berdominasi otak kiri melalui membaca fonetik, rasional dan detail. Perbedaan juga terdapat antara berpikir lateral peserta didik berdominasi otak seimbang dengan peserta didik berdominasi otak kanan, yaitu peserta didik berdominasi otak seimbang dalam menyelesaikan masalah dengan cara analitis dan menunjukkan respon verbal, sedangkan peserta didik dominasi otak kanan tidak menunjukkan proses penyelesaian yang analitis (sintetis) dan menunjukkan respon non verbal.
BAGAIMANA SISWA MENYELESAIKAN SOAL BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DITINJAU DARI DOMINASI OTAK? Bayu Sukmaangara; Dedi Muhtadi; Sri Tirto Madawistama
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v3i2.3218

Abstract

Guru harus mengembangkan soal berpikir kreatif matematis sesuai dengan dominasi otak siswa untuk mengoptimalkan fungsi kedua belahan otak secara seimbang, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana siswa menyelesaikan soal berpikir kreatif matematis ditinjau dari dominasi otak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Instrumen yang digunakan adalah soal berpikir kreatif matematis, tes dominasi otak, dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian sebagai berikut: siswa dominasi otak kiri menyelesaikan soal berpikir kreatif matematis menggunakan karakteristik dari fungsi belahan otak kiri yaitu berpikir konvergen, analisis, penilaian analitik, berurutan dan teratur, sedangkan penggunaan karakteristik fungsi belahan otak kanan yaitu memori baru proses dan sistem membaca seluruh bahasa; siswa dominasi otak seimbang menggunakan karakteristik fungsi belahan otak kiri yaitu melakukan proses lalu memori, sistem membaca fenotik, respon verbal, berurutan dan teratur, sedangkan penggunaan karakteristik belahan otak kanan adalah berpikir holistik dan berpikir sintesis; dan siswa dominasi otak kanan menggunakan karakteristik dari fungsi belahan otak kanan yaitu sistem membaca seluruh bahasa, memori lalu proses, respon non verbal, berpikir holistik, berpikir sintesis, dan bersifat acak.  
PERSPEKTIF MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI ERA PANDEMI Sandy Ihsan Amarulloh; Nurahmi Mutia Sahida; Leni Apriliani; Dedi Muhtadi
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v4i1.3293

Abstract

Pandemi COVID-19 telah menjadi masalah serius secara global dan berdampak bagi dunia pendidikan. Banyak mahasiswa belum siap dalam menjalani proses pembelajaran matematika di era pandemi saat ini. Oleh sebab itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui perspektif mahasiswa terhadap pembelajaran di era pandemi. Metode penelitian menggunakan Mixed Methods. Data kuantitatif diperoleh dengan melakukan survei melalui google form terhadap 420 mahasiswa dan data kualitatif berasal dari 10 mahasiswa melalui wawancara semi-struktur. Temuan kuantitatif menunjukkan bahwa sebanyak 60% mahasiswa cukup puas dengan pembelajaran yang telah dilakukan dan 40% mahasiswa merasa kurang puas. Temuan kualitatif menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami pembelajaran daring yang kurang efektif disebabkan oleh beberapa factor, yaitu: jaringan yang tidak memadai, kurang efektifnya metode pembelajaran dari beberapa mata kuliah, kurangnya interaksi antara dosen dengan mahasiswa di beberapa mata kuliah, dan tidak semua mahasiswa memiliki fasilitas pembelajaran yang memadai. Selain itu, situasi dan kondisi yang kurang membangkitkan gairah belajar untuk saling memotivasi diantara mahasiswa sehingga cenderung malas dalam belajar, khususnya dalam mengerjakan tugas-tugas mata kuliah. Hasil penelitian menyarankan: (1) Kepada Kementerian Pendidikan Tinggi untuk merancang dan memperkenalkan platform belajar yang dapat diakses secara offline; dan (2) Kepada pemangku kebijakan di Perguruan Tinggi untuk meninjau dan mengadopsi sistem pembelajaran dengan cara blended learning, karena metode tersebut akan memperkuat model pembelajaran yang sudah berjalan saat ini melalui pengembangan teknologi pendidikan, dan juga dapat membantu dosen untuk merancang rencana pembelajaran yang tepat dan dapat meningkatkan pengajaran mereka.
Etnomatematika: Eksplorasi Candi Borobudur Rahmi Nur Fitria Utami; Dedi Muhtadi; Nani Ratnaningsih; Sukirwan Sukirwan; Hasan Hamid
JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika) Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jp3m.v6i1.1438

Abstract

Matematika merupakan ilmu tentang pola, struktur dan bentuk yang terintegrasi dalam budaya  masyarakat. Konsep-konsep matematika yang diaplikasikan, merujuk pada aktivitas, kebiasaan, ataupun adat kehidupan masyarakat dalam menyelesaikan masalah disebut etnomatematika. Salah satu aplikasi etnomatematika ini terdapat pada Candi Borobudur. Candi Borobudur adalah megastruktur konseptual matematika yang dibangun sejak berabad-abad tahun yang lalu, dimana pada masa itu belum berkembang teknologi modern. Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang ajaran, filosofi, dan konsep matematika yang terdapat dalam Candi Borobudur, serta hubungan dari ketiganya. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif dengan pendekatan historis dan kultural. Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Candi borobudur sebagai produk etnomatematika menyajikan berbagai konsep agama, moral, budaya, dan matematika, (2) Secara keseluruhan, konsep-konsep tersebut memiliki hubungan dan keterkaitan diantara satu sama lain, (3) Konsep-konsep yang disepakati dan diterapkan dalam realita kehidupan, telah membawa matematika sebagai produk budaya yang tertanam sejak zaman dahulu meskipun mereka tidak menyadarinya, dan (4) Candi borobudur merupakan contoh monumen dari orkesta matematika dalam bentuk etnomatematika.Math is the science about the patterns, structures, and shape, integrated into the culture of the life of the community. Mathematical concepts which applicated in the cultural community, refer to activities or customs, habits, life incomplete the problem is called ethnomathematics. One of these ethnomathematics application is present on the Borobudur Temple. Borobudur Temple is a conceptual mathematical megastructure that was built centuries years ago, which at the time was not yet developing modern technology. The purpose of this study is to discuss the form of teaching, philosophy and mathematical patterns of the structure of the building of the temple, as well as the relationship of the third focus of the study. This research method using exploratory with historical and cultural approaches. The conclusions of this research are as follows: (1) Borobudur temple as ethnomatematics product presents various religious, moral, cultural, and mathematical concepts, (2) Overall, these concepts have a relationship and interrelationships with each other, (3) Concepts which are agreed upon and applied in the reality of life, have brought mathematics as a cultural product that has been embedded since ancient times even though they were not aware of it, and (4) Borobudur temple is an example of a monument of a mathematical orchestra in the form of ethnomatatics.
Etnomatematika: Eksplorasi seni ukir Jepara Rahmi Nur Fitria Utami; Redi Hermanto; Dedi Muhtadi; Sukirwan Sukirwan
JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika) Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jp3m.v7i1.2551

Abstract

Matematika adalah ilmu tentang pola, struktur, dan representasi benda yang tumbuh dan berakar pada kehidupan nyata. Pola, struktur, dan bentuk benda-benda tersebut dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan penerapan konsep matematika yang terintegrasi dalam adat budaya yang disebut etnomathematika. Salah satu konsep matematika tersebut terdapat pada ukiran Jepara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif untuk mendeskripsikan filosofi seni pahat Jepara, unsur-unsur matematika dalam seni pahat Jepara, dan keterkaitan antara kedua fokus studi tersebut. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah pengrajin ukiran Jepara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Seni ukir Jepara kaya akan filosofi, meliputi nilai, ajaran, dan kepercayaan yang berkaitan dengan agama, akhlak, dan budaya yang melatarbelakangi ukiran Jepara, (2) unsur matematika terintegrasi dalam pola pikir pengrajin dan diterapkan dalam pembuatan ukiran Jepara, termasuk kegiatan matematika yang berkaitan dengan berhitung, mencari lokasi, mengukur, dan merancang, serta konsep matematika yang berkaitan dengan titik, garis, sudut, gradien, geometri datar, lingkaran, bentuk geometris, kekosongan, dan transformasi geometri refleksi. dan rotasi, (3) filosofi dan unsur matematika secara bersama-sama berperan penting dan mendukung keberadaan seni ukir Jepara menjadi seni yang kaya nilai.
Studi Etnomatematika: Mengungkap Konsep Matematika pada Kerajinan Anyaman Bambu di Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya Dedi Nurjamil; Dedi Muhtadi; Ai Habibah
Didactical Mathematics Vol. 3 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.296 KB) | DOI: 10.31949/dm.v3i1.1444

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui konsep matematika yang terkandung dalam aktivitas masyarakat pada proses pembuatan anyaman bambu. (2) Filosofi yang terkandung pada anyaman bambu di Kampung Saungjaya Kecamatan Cigalontang Kelurahan Sirnaraja Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data dalam penelitian ini diambil dari beberapa pengrajin anyaman atau orang yang dianggap ahli dibidang menganyam. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat konsep barisan aritmatika, konsep perkalian, penjumlahan dan diagonal persegi pada aktivitas pembuatan anyaman nyiru, hihid, aseupan, boboko dan bilik. Dan juga terdapat filosofi yakni pada bulatan anyaman nyiru, aseupan, dan boboko, yaitu tekad kudu buleud (hidup harus mempunyai tekad yang kuat), pada anyaman boboko dan hihid, yaitu hirup uramg kudu masagi (pengkuh agamana, luhung elmuna, jembar budayana jeung rancage gawena) dapat diartikan bahwa sebagai manusia harus taat dalam beribadah, menguasai ilmu pengetahuan, memiliki jati diri yang teguh memegang budaya dan kreatif dalam bekerja.
PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK DITINJAU DARI CHRONOTYPE DAN GENDER Ai Wida Saputri; Dedi Muhtadi; Diar Veni Rahayu
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v4i2.4851

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menganalisis proses penalaran matematis peserta didik ditinjau dari Chronotype dan Gender. Penelitian menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan eksploratif. Subjek penelitian diambil secara purposif sebanyak empat orang peserta didik Kelas X Desain Komunikasi Visual 2 SMK Negeri 3 Kota Tasikmalaya berdasarkan proses penalaran matematik, chronotype, dan gender. Data dikumpulkan menggunakan angket tipe chronotype, personal attributes questionnaire, tes penalaran matematik, dan wawancara tidak terstruktur. Teknik analisis data meliputi tahap-tahap reduksi data, display data, serta interpretasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menyimpulkan: 1) Peserta didik laki-laki tipe morningness (MM) dapat melakukan sebagian tahap menilai situasi permasalahan, dapat memilih dan menerapkan strategi penyelesaian masalah, serta dapat menyusun simpulan, tetapi tidak mampu menyelesaikan masalah  dengan cara berbeda; 2) Peserta didik laki-laki tipe eveningness (EM) dapat melakukan tahap-tahap menilai situasi permasalahan dan memilih strategi penyelesaian masalah, dapat melakukan sebagian tahap-tahap menerapkan strategi penyelesaian masalah dan menyusun kesimpulan, tetapi tidak mampu menyelesaikan masalah dengan cara berbeda; 3) Peserta didik perempuan tipe morningness (MF) dapat melakukan semua tahap menilai situasi permasalahan, memilih strategi penyelesaian, menerapkan strategi penyelesaian masalah dengan dua cara berbeda, serta menyusun simpulan; dan 4) Peserta didik perempuan tipe eveningness (EF) tidak dapat melakukan penilaian situasi permasalahan, tetapi dapat memilih dan menerapkan strategi penyelesaian masalah, serta menyusun simpulan, akan tetapi tidak mampu menyelesaikan masalah dengan cara berbeda.
KESULITAN PESERTA DIDIK DAN FAKTOR-FAKTOR PADA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN Naufal Luqman; Dedi Muhtadi; Sukirwan Sukirwan
Wilangan: Jurnal Inovasi dan Riset Pendidikan Matematika Vol 5, No 3 (2024): September 2024
Publisher : FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56704/jirpm.v5i3.27436

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kesulitan peserta didik serta faktor-faktor penyebabnya dalam memahami materi keliling dan luas lingkaran. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian 30 peserta didik kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama di Kota Tasikmalaya. Teknik pengumpulan data meliputi tes diagnostik dan wawancara mendalam, dengan instrumen penelitian berupa tes tertulis dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep dasar lingkaran, menerapkan rumus-rumus lingkaran, dan melakukan perhitungan yang melibatkan pi (π). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, faktor utama penyebab kesulitan tersebut adalah metode pengajaran yang kurang efektif, minimnya penggunaan alat bantu visual dan manipulatif, serta kurangnya pembelajaran kontekstual dan latihan aplikatif. Diskusi penelitian menyoroti pentingnya pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif dan kontekstual. Penggunaan alat bantu visual dan manipulatif, seperti perangkat lunak interaktif, terbukti dapat membantu siswa memvisualisasikan dan memahami konsep-konsep keliling dan luas lingkaran dengan lebih baik. Implikasi dari penelitian ini menekankan pentingnya penggunaan metode pengajaran berbasis masalah dan kolaboratif, serta alat bantu visual dan manipulatif, untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep keliling dan luas lingkaran.
Triangle and quadrilateral learning design through GeoGebra assisted discovery learning Dinda Nur Salsabila; Dedi Muhtadi; Eko Yulianto
Beta: Jurnal Tadris Matematika Vol. 17 No. 1 (2024): Beta May
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/betajtm.v17i1.586

Abstract

[English]: This research aims to design and implement a triangle and quadrilateral learning design using the discovery learning model supported by GeoGebra, as well as evaluating students' learning outcomes. The research method employed design research consisting of three stages: preliminary design, design experiment, and retrospective analysis. Data collection in this study involved the use of observation techniques to observe relevant aspects during the learning process. In addition, the learning process was recorded to gather data on student activities during the design experiment phase. Interviews were used to delve deeper into information regarding potential issues found. This research was conducted in the secondary school SMP Negeri 2 Cisaga, involving two classes, namely the pilot experiment class and the teaching experiment class. The research results indicated that incorporating tile and gypsum profile contexts into teaching the concepts of perimeter and area of triangles and quadrilaterals significantly contributes to help students developing a fundamental understanding of the related concepts and formulas. Furthermore, the utilization of learning trajectory within the context of tiles and gypsum profiles through the discovery learning model with the assistance of GeoGebra positively influences students' comprehension of the perimeter and area of triangles and quadrilaterals. [Bahasa]: Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menerapkan desain pembelajaran segitiga dan segi empat menggunakan model pembelajaran penemuan yang didukung oleh GeoGebra, serta mengevaluasi hasil belajar siswa. Metode yang digunakan adalah penelitian desain (design research) yang terdiri dari tiga tahap: desain awal, eksperimen desain, dan analisis retrospektif. Pengumpulan data dalam penelitian ini melibatkan penggunaan teknik observasi untuk mengamati aspek-aspek relevan selama proses pembelajaran. Selain itu, proses pembelajaran direkam untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa selama fase eksperimen desain. Wawancara digunakan untuk menggali lebih dalam informasi mengenai potensi masalah yang ditemukan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Cisaga, melibatkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen pilot dan kelas eksperimen pengajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggabungan konteks ubin dan profil gypsum dalam pengajaran konsep keliling dan luas segitiga serta segi empat secara signifikan berkontribusi dalam membantu siswa mengembangkan pemahaman dasar mengenai konsep dan rumus terkait. Selanjutnya, pemanfaatan jalur pembelajaran dalam konteks ubin dan profil gypsum melalui model pembelajaran penemuan dengan bantuan GeoGebra secara positif mempengaruhi pemahaman siswa terhadap keliling dan luas segitiga dan segi empat.
ANALISIS KESULITAN PESERTA DIDIK DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN KERUCUT DAN TABUNG Hapsari, Zihan Marcela; Dedi Muhtadi; Sukirwan
Uninus Journal of Mathematics Education and Science (UJMES) Vol. 9 No. 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas Islam Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30999/ujmes.v9i2.3203

Abstract

The purpose of this study is to analyze students' difficulties in solving the surface area problem of cones and tubes and the factors that cause them. The research subjects consisted of 32 seventh grade learners in a public junior high school in Tasikmalaya City. The research instruments included tests to identify learners' difficulties and in-depth interviews with some learners to gain further insight into the factors causing difficulties. The results showed that most of the students had difficulties in understanding the basic concepts of three-dimensional geometry, especially in applying the formula for the area of cones and pipes. Common difficulties found included an inability to recognize the elements of cones and tubes, difficulty substituting values in the formula, and obstacles in basic algebra that affect the final calculation results. Further analysis revealed that factors contributing to these difficulties included a lack of visualization skills and spatial understanding. Discussion of the results highlighted the importance of a more interactive and contextualized approach to learning, including the use of visual aids and manipulatives to help students visualize three-dimensional shapes and better understand the concept of surface area. The implications of this study include improving the curriculum and teaching strategies for mathematics at the junior secondary level, with a focus on developing learners' visualization skills and spatial understanding.