Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS TANGGUNG GUGAT TERHADAP PEMERINTAHAN DAERAH YANG TIDAK MELAKSANAKAN PASAL 149 UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN MENGENAI PSIKOTIK GELANDANGAN Anindita Purnama Ningtyas
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, April 2013
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.243 KB)

Abstract

ABSTRAKSecara harfiah penderita psikotik gelandangan merupakan manusia biasayang memiliki hak dan kewajiban, dengan berlandaskan pada Pasal 149 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 yang mencerminkan pada pemberian hak secara konkret kepada psikotik gelandangan dari negara. Namun dalam realita saat ini, tidak semua pemerintah daerah melaksankan pasal tersebut, hal tersebut mengisyaratkan tidak adanya pemenuhan hak dari pemerintah daerah kepada penderita pikotik gelandangan. Sedangkan dari sisi sosiologis, keberadaan psikotik gelandangan dari tahun ketahun semakin meningkat, dengan tidak adanya penanganan dari pemerintah daerah mengenai psikotik gelandangan ini maka selain melanggar peraturan dan tidak memenuhi hak dari penderita psikotik itu namun juga berakibat pada mengganggu ketentraman masyarakat karena psikotik gelandangan diketahui hidupnya nomaden dan berkeliaran di lingkungan masyarakat. Sehingga dibutuhkan suatu upaya hukum sehingga pemerintah daerah melaksanakan penanganan terhadap psikotik gelandangan.Kata Kunci: Tanggung Gugat, Pemerintah Daerah Dan Psikotik Gelandangan.
ANALISIS YURIDIS TERHADAP STATUS HUKUM BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) EKS BADAN KREDIT DESA (BKD) DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA Anindita Purnama Ningtyas
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum MAGISTER ILMU HUKUM DAN KENOTARIATAN, 2015
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   In this research writers discussed one of the problems about the legal status of BPRs BKD after former the rising of the law number 6 year 2014 about village .The purpose of this research to analyze described da legal certainty about the legal status of smallholder credit banks BPR (former village credit agency (BKD) transition system in the aftermath of the law number 6 year 2014 about the implications of the villages and on asset ownership and superintendence of BPRs former BKD. ` The research uses a method of this research is kind of approach used normative and research in this research approach is historical (historical approach) , (statute approach) legislative approach , and conceptual approach) (conceptual approach .The result of this research is legal certainty will BKD BPR former status .And the form of protection against the assets owned by former operational and supervision of BKD BPR away . Key words: the legal status, BKD BPR former, the village Abstrak   Dalam penelitian ini penulis membahas salah satu masalah tentang Status hukum dari BPR Eks BKD Pasca terbitnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan da menganalisis kepastian hukum tentang status hukum  Bank Perkreditan Rakyat  (BPR) Eks Badan Kredit  Desa (BKD) pasca peralihan sistem Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa serta implikasi terhadap kepemilikan aset dan pengawasan dari BPR Eks BKD. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian ini adalah penelitian normatif dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis (historical approach), pendekatan perundang-undangan  (statute approach), dan pendekatan konseptual  (conceptual approach). Hasil dari penelitian ini yaitu kepastian hukum akan status BPR Eks BKD. Dan bentuk perlindungan terhadap aset yang dimiliki oleh BPR Eks BKD serta pengawasan operasional kedepannya. Kata kunci: status hukum, BPR Eks BKD, desa
The Fulfillment of The Clarity Principle Towards the Formulation Arrangement in The Recognition of Statutory Bodies Within the Limited Liability Company Sri Kusuma dewi, Amelia; Anindita Purnama Ningtyas
Jurnal IUS Kajian Hukum dan Keadilan Vol. 11 No. 1: April 2023 : Jurnal IUS Kajian Hukum dan Keadilan
Publisher : Magister of Law, Faculty of Law, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ius.v11i1.1206

Abstract

For a legal entity, legality is the most important element, because it indicates a state of legality or legitimacy so that it is recognized by law and society as a legal subject. Limited Liability Company, requires a special establishment procedure to legalize legal entity status, as stated in Article 109 number 2 Law Number 6 of 2023 concerning Stipulation of Government Regulation in Lieu of Law Number 2 of 2022 concerning Job Creation to become Law which has changed the arrangements regarding the establishment of a Limited Liability Company which was previously regulated in Article 7 of the Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies. After the amendment, the arrangement regarding the acquisition of Limited Liability Company legal status is “after being registered with the Minister and obtaining proof of registration”. The Research Team sees a legal issue, namely whether changing the arrangement meets the principle of clarity of formulation as stipulated in Article 5 letter f of Law Number 12 of 2011 Concerning the Establishment of Legislation. Furthermore, the Research Team also analyzed the proper legal reconstruction in the regulation regarding the acquisition of Limited Liability Company Legal Entity status, so that the principle of clarity of formulation was fulfilled as one of the principles for the Formation of good Legislation. This research is a type of normative juridical research using statutory and conceptual approaches. Based on the analysis of the Research Team, the arrangement regarding the time of acquiring the legal status of a Limited Liability Company does not meet the clarity principle of the formulation. While the proper legal reconstruction is to provide a formulation that uses a choice of words or terms, as well as the clarity of legal language in which understandable so that it minimizes the excessive interpretations in its implementation.
ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENGELOLAAN ASET BADAN KREDIT DESA PASCA BERLAKUNYA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA Ningtyas, Anindita Purnama
Jurnal Panorama Hukum Vol 3 No 1 (2018): Juni
Publisher : Fakultas Hukum Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.541 KB) | DOI: 10.21067/jph.v3i1.2443

Abstract

As a backbone of the traditional economy before the nation of Indonesia's independence is the economic system Lumbung Desa and Village Bank, the growth of the economic system that is since the Dutch Indies heritage. With the development of the era, Village Lumbung and Village Bank merged into one that is in the form of Village Credit Agency (BKD) which is under supervision by OJK. This can reflect that the existence of BKD which is Lumbung Desa and Bank Desa still needed by society, especially society in Rural. But the practice is internal BKD problems, one of them is the problem of assets, assets BKD is one important element in the implementation of Savings and Loans operations as well as wealth. Assets or goods are economic potentials owned by BKD. Economic potential means financial and economic benefits that can be obtained in the future, which can support the role and function of BKD as a provider of public services to the public. Asset problems in addition to melting into one with the Village, many found in some areas that assets owned by BKD has changed hands to individuals. This is because, BKD paradigm belongs to the Village and Village Assets are the assets of the Village. The disbursement of these assets is complicated by the emergence Law No. 6 of 2014 on Villages and Regulations of the Minister of Home Affairs No. 1 of 2016 on Village Asset Management.
Efektifitas Kewenangan Pemerintah terhadap Pembaharuan Tugas Notaris dalam Hak Kekayaan Intelektual Raditya Feda Rifandhana; Zaneta Larissa Athalia; Lailatun Nur Kumala Sari; Bambang Angkoso Wahyono; Retno Sariwati; Indro Budiono; Marissa Sasha Amelia; Oktaviani Muliati; Anindita Purnama Ningtyas
Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora
Publisher : Lembaga Pusat Studi Sosial dan Humaniora [LPS2H]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.14550811

Abstract

Profesi merupakan suatu bidang yang bekerja dalam praktik-praktik hukum, sehingga praktik hukum biasanya berhubungan dengan efektifitasnya menjalankan profesi tersebut, profesi itu dikenal dengan profesi hukum, profesi hukum tidak terlepas dengan mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai pelaksana tugas dari fungsi pemerintahan dalam hal ini menjalankan fungsi dari Kementerian baik Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, bahkan Kementerian Agraria dan Tata Ruang, profesi hukum yang dikenal dengan Notaris masih berhubungan dengan Pemerintahan dalam hal ini adalah Menteri-Menteri, sehingga Praktik-praktik yang sering dilakukan adalah pembuatan akta-akta otentik yang bertujuan untuk melengkapi keinginan Masyarakat berkaitan kepemilikan suatu obyek. Kepemilikan suatu obyek diartikan, bahwa subyek mengajukan permohonan untuk membuat akta-akta kepada notaris yang merupakan kepanjangan tangan (Amanah) dari Pemerintah. Pada Penelitian ini, peneliti mencoba suatu gagasan baru terkait pembaharuan tugas notaris berkaitan dengan subyek mengajukan permohonan Hak Kekayaan Intelektual, yang merupakan pihak pelindung dari Hak Kekayaan Intelektual bagi Masyarakat. Metode Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Yuridis Normatif, dengan menganalisis Teori-Teori Hukum beserta Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan relevan, untuk membantu menyelesaikan tulisan ini
Suara Perempuan, Narasi Ketangguhan: Studi Sosio Legal atas Penanganan KDRT di Kelurahan Losari Singosari Anindita Purnama Ningtyas; Hanugrah Titi Habsari S.; Mohamad Rif’an; Luna Dezeana Ticoalu
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tetap menjadi persoalan serius di Indonesia, khususnya di wilayah dengan struktur sosial patriarkal dan akses terbatas terhadap layanan perlindungan korban. Kelurahan Losari, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, menunjukkan dinamika sosial-budaya yang berpotensi memperkuat praktik KDRT terhadap perempuan. Penelitian ini bertujuan menyoroti pengalaman perempuan sebagai suara ketangguhan sekaligus menganalisis penanganan KDRT dari perspektif sosiolegal. Metode yang digunakan adalah Participatory Action Research (PAR), meliputi observasi awal, forum grup diskusi (FGD), survei masyarakat, dan sosialisasi hukum terkait UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan memahami KDRT, namun cenderung mengidentikkan dengan kekerasan fisik, sementara bentuk kekerasan psikologis, seksual, atau ekonomi kurang dikenali. Melalui pendekatan partisipatif, perempuan bersama perangkat kelurahan berhasil merumuskan strategi intervensi, antara lain Penandatanganan pakta anti KDRT, pembentukankelompok perempuan, modul edukasi hukum keluarga, dan program pemberdayaan ekonomi. Penelitian ini menegaskan pentingnya intervensi yang sensitif terhadap konteks sosial-budaya lokal serta perlunya kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah kelurahan dalam menekan praktik KDRT, sekaligus memperkuat narasi ketangguhan perempuan sebagai agen perubahan.AbstractDomestic violence (DV) remains a serious issue in Indonesia, particularly in areas with patriarchal social structures and limited access to victim protection services. Losari Village, Singosari Subdistrict, Malang Regency, exhibits socio-cultural dynamics that may reinforce DV practices against women. This study aims to highlight women’s experiences as voices of resilience while analyzing the handling of DV from a sociolegal perspective. The research employed Participatory Action Research (PAR), including initial observations, focus group discussions (FGDs), community surveys, and legal socialization regarding Law No. 23 of 2004 on the Elimination of Domestic Violence. Findings indicate that women are aware of DV, but tend to equate it only with physical violence, while psychological, sexual, and economic forms of abuse are less recognized. Through a participatory approach, women together with local authorities developed intervention strategies, including signing of the anti-domestic violence pact, the establishment of women’s groups, family law education modules, and economic empowerment programs. This study emphasizes the importance of interventions sensitive to local socio-cultural contexts and the need for collaboration among academics, communities, and local governments to reduce DV, while strengthening women’s resilience narratives as agents of change.